Anda di halaman 1dari 8

PEREKONOMIAN DAN BISNIS AS OUR DEFENSES: SWOT ANALYSIS FOR 2022 AND 2023

Untuk Memenuhi UAS Ekonomi dan Bisnis

DOSEN: AKIE RUSAKTIVA R

Nama : Arthurito Samuel Simanjuntak

NIM : 225020300111003

Kelas : Prinsip Ekonomi Bisnis (CA)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan YME dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Resume Analisa SWOT Perekonomian Indonesia Saat Ini. Pembuatan Resume ini disusun
dengan tujuan untuk menyelesaikan UAS pada program Strata-1 di Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan Resume ini masih terdapat banyak kesalahan
dan saya juga tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas
ketidaksempurnaan dari Resume yang penulis buat. Dan selaku penulis sangat mengharapkan
sekali adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas
selanjutnya.

Nantinya dengan penulisan Resume ini, penulis berharap mendapatkan nilai yang
terbaik dengan hasil yang penulis buat dan juga Resume Analisa SWOT ini bisa berguna bagi
yang melihat untuk bisa mempertimbangkan Analisa SWOT tentang perekonomian Indonesia
saat ini

Malang, 10 Desember 2022


Kembali pada awal semua ini terjadi yaitu pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019
dan mulai menjadi masalah global pada awal tahun 2020 dan tetap menjadi persoalan pada
masa sekarang. Tentunya banyak sekali yang kita lalui untuk bertahan di masa yang sulit itu,
terkhusus di bidang ekonomi yang dampaknya sangat tampak dan sangat mengguncang
dunia. Ekonomi global mengalami penurunan besar-besaran, pasar global yang tidak stabil,
inflasi yang tinggi pada negara-negara yang tidak dapat bertahan dan juga banyak negara yang
harus mengalami kerugian yang sangat besar karena pandemi ini.

Sektor-sektor perekonomian banyak yang terhenti dan menyebabkan pengangguran


yang cukup besar karena tidak dapat memenuhi hasil yang sewajarnya. Sektor-sektor seperti
pariwisata, hiburan dan produksi terhambat dikarenakan pandemi yang muncul. Pasar
mengalami penurunan, kebijakan pemerintah yang kian gencar untuk menumbuhkan
perekonomian kian gencar untuk menstabilkan pasar, kebijakan fiscal sengaja dilakukan oleh
pemerintah guna merespon shock economy yang terjadi di masa pandemic.

Sektor perdagangan negara dan dunia juga terkena imbas dari pandemic Covid-19 ini.
produksi akan mengalami penurunan dan harga barang meningkat sehingga menyebabkan
inflasi. Bahan baku yang ada di Indonesia biasanya dipasok dari berbagai negara, namun
adanya pandemi menyebabkan kendala produksi karena karantina untuk meminimalisir
covid-19. Dalam hal ini, menyebabkan suatu ketimpangan antara permintaan dan penawaran.

Bukan hanya dari pemerintah, rakyat sendiri terkena dampak yang sangat besar
dengan adanya pandemic Covid-19. Harga kebutuhan rumah tangga yang melunjak diatas
harga normal, sedangkan banyak dari mereka yang harus bertahan hidup tanpa adanya
pekerjaan karena PHK. Konsumsi rumah tangga yang berkurang berpengaruh pada arus
ekonomi negara. Belum lagi mereka harus menyesuaikan keadaan dengan kebutuhan
tambahan karena adanya Covid-19 seperti masker, obat-obatan dan juga berbagai macam
perlindungan agar terhindar dari wabah ini.

Perekonomian mengalami krisis ekonomi global akibat pandemi covid-19 yang


menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap USA menurun karena banyaknya aksi jual dari
investor asing. Pasar saham juga mengalami penurunan drastis yang berpengaruh cukup
besar terhadap perekonomian dalam negeri. Dampak ketika nilai tukar rupiah melemah yaitu
harga produk semakin mahal sehingga menyebabkan inflasi, merugikan perusahaan yang
memiliki utang dalam bentuk dollar karena beban yang dibayarkan semakin besar dan
meningkat, adanya krisis ekonomi global ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, serta berpengaruh terhadap kebijakan keuangan dimana akan memicu banyaknya
konsumsi masyarakat. Terjadi kemungkinan bahwa nilai tukar rupiah akan melemah terhadap
nilai tukar dollar.

Terlepas dari segala permasalahan yang kita alami di awal masa pandemi, dunia tetap
berjalan dan perekonomian tetap berjalan. Walaupun pandemi belum berakhir tapi sekarang
dunia sudah mulai bisa melangkah lebih baik dengan segala kekurangan yang ada. Tentunya
dengan mempertimbangkan Analisa SWOT, perekonomian dunia bisa lebih dikerucutkan dan
dapat ditemukan titik permasalahan dan nantinya bisa ditemukan cara mengatasi atau
memperbaikinya. Lalu apa saja yang bisa dianalisa dari perekonomian Indonesia saat ini?
Analisa SWOT yang saya berikan tentang kasus perekonomian negara kita sekarang adalah:

1. Strength (Kekuatan)

Dikarenakan sudah mulai stabilnya perekonomian dunia, sudah banyak muncul


kekuatan-kekuatan baru ekonomi yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan
keuntungan bagi negara kita. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%, dan akan terus meningkat menjadi
4,7-5,5% pada 2024 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja
ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK) diprakirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan
2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023,
seiring dengan tetap terkendalinya inflasi harga impor (imported inflation) dengan nilai tukar
Rupiah yang stabil dan respons kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive, dan
forward looking. Dengan stabilnya perekonomian Indonesia ini, perusahaan-perusahaan di
Indonesia bisa menggunakan kesempatan ini untuk memperluas jangkauannya dengan
membentuk Kerjasama dengan negara-negara lain. Kestabilan ekonomi Indonesia yang diakui
dunia bisa dapat menjadi landasan negara-negara lain untuk mau bekerja sama dengan
Indonesia dengan dalih memperbaiki perekonomian mereka juga.

G20 yang dipimpin oleh Jokowi sebagai presidennya menjadi awal perkembangan
perekonomian yang maju di Indonesia. Pemerintah yang melancarkan segala kebijakan mulai
dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Produsen-produsen dari Indonesia dibantu
dengan adanya G20, produksi Indonesia tampak membaik. Mengutip Panduan Modul G20,
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyebut gelaran G20 akan menciptakan
kontribusi hingga USD 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada PDB Indonesia. Selain itu,
peningkatan konsumsi domestik diperkirakan meningkat hingga Rp1,7 triliun. Sementara dari
sektor pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, menyebut gelaran
G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara antara 1,8
juta hingga 3,6 juta per tahun. Dari sisi lapangan kerja, penyelenggaraan G20 diprediksi
menyerap 600 ribu hingga 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus sektor kuliner,
fesyen, dan kerajinan. Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan
menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang di area penyelenggaraan. Presidensi G20 juga
diperkirakan mampu mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80
persen investor global berasal dari negaranegara G20. G20 tentunya memegang peranan
besar bagi perekonomian Indonesia, walaupun masa kepemimpinan Indonesia di G20 sudah
berakhir tetapi manfaat jangka panjang yang dihasilkan sangatlah baik bagi pemulihan
ekonomi lewat kebijakan fiskal.

2. Weakness (Kelemahan)

Tentunya dengan segala kekuatan yang dimiliki perekonomian Indonesia di masa


sekarang tidak luput dengan kelemahan-kelemahan yang suatu saat bila tidak diperbaiki dan
dibiarkan saja bisa berdampak buruk pada kelangsungan ekonomi negara kita. Selain negara,
masyarakat juga adalah pihak yang terkena dampak paling besar dalam masalah pandemi ini,
terutama masyarakat yang bekerja pada usaha kecil dan menengah. Hal ini terjadi karena
adanya kebijakan pencegahan pandemi Covid-19 dari pemerintah yang akhirnya membuat
interaksi antar masyarakat menjadi terganggu, dan bahkan ada beberapa dari mereka yang
harus mengalami PHK karena tempat kerjanya tidak punya pilihan lain. Banyaknya gedung
perkantoran, pusat perbelanjaan, dan gedung lain yang ditutup juga membuat tingkat
konsumsi masyarakat Indonesia menjadi turun drastis, padahal biasanya tingginya bisa
mencapai 59%.

Masalah investasi juga menjadi masalah ekonomi yang penting bagi Indonesia,
ketidakpastian ekonomi membuat orang-orang ragu untuk melakukan dan menjalankan
suatu investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BPKM juga mengakui bahwa
pandemi ini merupakan ancaman serius yang cepat atau lambat bisa mempengaruhi stabilitas
ekonomi Indonesia. Adanya pembatasan atau lockdown membuat beberapa aktivitas
perdagangan mengalami kerugian, terutama pada kegiatan ekspor dan impor barang-barang
produksi yang berkaitan langsung dengan negara China.

Kinerja dari ekspor Indonesia juga melemah karena adanya pandemic ini, erbukti dari
banyaknya penurunan harga komoditas seperti minyak dan batubara. Penurunan ini
berpengaruh besar terhadap basis perekonomian Indonesia yang memang berorientasi pada
ekspor, dan bahkan impor juga mengalami penurunan akibat pandemi.

3. Opportunities (Peluang)

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan


pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,9% pada 2021 dan 5,4% pada 2022. Dana
Moneter Internasional (IMF) memprediksi 4,3% dan 5,8%, sementara Bank Pembangunan
Asia (ADB) sebesar 4,5% dan 5%. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi tersebut belum
cukup untuk mencapai target 10 tahun mendatang. Menurut McKinsey, Indonesia harus
menggenjot produktivitas dan persaingannya sehingga pertumbuhan ekonomi ada di kisaran
7% per tahun. Ada sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan, terutama dalam membangun
ketahanan ekonomi dan meningkatkan inovasi industri.

Adopsi teknologi industri 4.0 juga penting bagi sektor manufaktur. “Di Indonesia,
teknologi ini memiliki potensi untuk mendorong produktivitas hingga 40-70%, menambah 20
juta lapangan kerja pada 2030, dan menambah US$ 120 miliar pada perekonomian setiap
tahun,” tulis McKinsey. Namun, baru 21% perusahaan di sektor manufaktur yang
mengimplementasikan industri 4.0 dalam proses produksinya. Persentase tersebut lebih
rendah dari sejumlah negara Asia, seperti Korea Selatan (30%), Jepang (40%), Singapura
(50%), dan Tiongkok (56%).

Pandemi Covid-19 yang telah mengguncang dunia dan juga Indonesia beberapa tahun
belakang berdampak buruk kepada perekonomian, tetapi pemerintah menggunakan dampak
ini menjadi batu loncatan untuk membuat kebijakan-kebijakan fiskal yang akan membuat
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Bahkan, bukan tidak mungkin Indonesia
menjadi salah satu negara ekonomi besar nantinya.
4. Threat (Ancaman)

Setelah mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, dan peluang perekonomian


Indonesia. Kita juga harus ancaman-ancaman yang akan datang bila kita tidak sigap
menghadapi perubahan yang akan dilakukan. Ancaman dari pertumbuhan ekonomi yang
sangat menonjol di negara berkembang seperti Indonesia adalah pemulihan ekonomi global
yang tidak merata, pememaran terhadap stabilitas sistem keuangan, akselerasi ekonomi dan
keuangan digital yang semakin cepat, kebutuhan inklusi ekonomi dan keuangan yang semakin
nyata serta dorongan untuk implementasi ekonomi dan keuangan hijau. Tentunya tidak bisa
diimplementasikan secara langsung ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan itu pastinya
diperlukan koordinasi dan effort dari pemerintah untuk benar-benar melakukan
pertumbuhan ekonomi yang sehat untuk menghindari terjadinya ancaman-ancaman ini.

Setelah kita menyelesaikan Analisa SWOT tentang perekonomian Indonesia pada


masa sekarang, diperlukan rencana ataupun strategi yang tepat untuk dapat merealisasikan
Analisa SWOT ini dengan tepat dan untuk meningkatkan pertumbuhan negara kita.

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut andil dalam perubahan perekonomian


yang drastic ini agar tidak tertinggal oleh negara-negara lain. Dibutuhkan peran masyarakat
untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga berperan
andil dalam perubahan perekonomian Indonesia ini, seluruh kegiatan konsumsi dan produksi
yang dihasilkan nantinya agar berdampak kepada negara sesuai dengan porsinya masing-
masing. Perlunya kita mengikuti arahan pemerintah juga agar membantu Indonesia lebih
maju lagi nantinya.

2. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diatur oleh pemerintah dengan cara mengurangi
atau menambah anggaran belanja negara yang bertujuan untuk memperbaiki perekonomian
suatu negara ke arah yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, kebijakan fiskal ini berperan dalam
menurunkan tingkat inflasi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan sekaligus bisa
meningkatkan stabilitas perekonomian negara. Meskipun berbagai strategi yang dilakukan
pemerintah belum 100% bisa memulihkan keadaan ekonomi, tapi niat baik pemerintah ini
setidaknya bisa membantu menahan laju penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Menangani
kasus pandemi ini tidak semudah yang dibayangkan, bukan hanya masyarakat biasa tapi
orang-orang yang duduk di pemerintahan juga sebenarnya sama takutnya dengan
masyarakat, tapi mereka harus tetap berusaha bekerja untuk membantu menyeimbangkan
keadaan ekonomi Indonesia di masa yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai