Anda di halaman 1dari 7

a.

Ada persamaan dan perbedaan peran dan praktik usaha kecil dan mikro dalam krisis
yang terjadi 1998 dan 2020 ini, khususnya di bidang kuliner. Coba saudara jelaskan persamaan
dan perbedaan tersebut !

Indonesia mengalami krisis pada 1998 dan 2020 dalam bentuk, skala, penyebab dan
situasi yang berbeda. Namun, kedua krisis itu memiliki dampak yang hampir sama. Pada 1998,
krisis yang terjadi adalah krisis moneter yang diikuti dengan krisis ekonomi dan politik.
Sementara itu pada 2020, krisis yang terjadi adalah krisis kesehatan yang berdampak terhadap
ekonomi. Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia membawa akibat yang cukup
parah bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari bangkrutnya perusahaan - perusahaan
besar yang selama ini menguasai asset dan perekonomian nasional. Sektor usaha kecil menengah
ternyata mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga mampu bertahan dari badai krisis ekonomi
dan moneter. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam
krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sector swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan
unit usaha lainnya. UKM (Usaha Kecil Menengah selain sebagai salah satu alternatif lapangan
kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis
moneter di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
Negara Indonesia.

Krisis ekonomi tahun 2020 bukan merupakan krisis pertama yang melanda tanah air
tercinta. Jika dilihat dari sejarah krisis ekonomi di Indonesia, 1998 menjadi salah satu krisis
ekonomi besar dan sangat menyurutkan perekonomian negara. Bedanya, 22 tahun lalu, usaha
kecil menengah atau UKM dianggap sebagai penyelamat krisis ekonomi. Pada tahun 1998, UKM
2

menjadi penyangga ekonomi nasional seperti menyerap tenaga kerja dan menggerakan
perekonomian. UKM justru menjadi penyelamat ekonomi dan sosial karena dengan banyaknya
industri berjatuhan, ekspor UKM justru naik sekitar 350 persen. Keuntungannya, peningkatan
ekspor barang UKM ini sejalan dengan tingginya kurs dolar Amerika serikat pada saat itu.
Sedangkan saat ini, perekonomian lesu tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global.
Permintaan akan barang-barang UKM pun semakin turun. Menurut Ekonom Senior Institute for
Development of Economic and Finance (INDEF), sektor UKM tetap tidak bisa menahan krisis
yang disebabkan Covid-19. Hal ini dikarenakan sangat berbeda bentuk krisisnya. Krisis saat ini
tertahan dengan adanya pembatasan gerak para bisnis UKM. Efek krisis ekonomi dan keuangan
sebelumnya juga lebih terlokalisir di sektor-sektor tertentu. Kali ini, UKM justru menjadi sektor
yang paling rentan terhadap krisis ekonomi karena Covid-19. Dengan adanya Covid-19 di
ratusan negara, siapapun tidak dapat menghindar dari dampaknya. Hal lain yang menyebabkan
penurunan UKM di tahun 2020 dapat dilihat dari sisi pasokan bahan baku yang terbatas. Lalu
merembet ke sektor keuangan. Pada tahun 1998, UKM tidak terafiliasi dengan sektor keuangan.
Sedangkan saat ini, terdapat peningkatan pada angka kredit macet (Non Performing Loan/NPL).
Sejauh ini, kerugian yang diderita keseluruhan UKM rata-rata sudah sekitar 80 persen. Bidang
yang paling terdampak yakni bisnis retail, kerajinan tangan, jasa transportasi online, hingga
kuliner. Sulitnya penyerapan produk UKM di masyarakat juga menjadi faktor yang cukup kuat.
Akan tetapi, meskipun kondisi UKM tahun 2020 tidak dapat disandarkan pada tahun 1998, UKM
tetap memiliki banyak peluang. UKM dapat mensubstitusi produk impor seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, bahan baku industri setengah jadi atau material. Terlebih, barang-barang impor
jelas benar-benar terganggu, seharusnya UKM dapat masuk ke dalam lingkup tersebut.UKM
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang melonjak tinggi, seperti sayur, buah, ikan,
vitamin, alat kesehatan dan produk-produk lainnya. Saat ini terdapat berbagai stimulus dan
program UKM dari pemerintah untuk memastikan kelangsungan UKM di Indonesia. Program
seperti restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, restrukturisasi kredit yang
khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM maupun memasukkan sektor mikro yang
jumlahnya cukup besar dan paling rentan terdampak Covid-19 dalam klaster penerima kartu
prakerja untuk pekerja harian. Kemudian bantuan langsung tunai, relaksasi pajak, dan pembelian
produk UMKM oleh BUMN. Selain bantuan dari pemerintah, UKM juga harus berjuang
memaksimalkan segala kemampuan agar dapat bertahan. Pertama, perbaiki kualitas produk dan
3

layanan agar masyarakat lebih mudah menyerap produk UKM. Lalu, maksimalkan teknologi
seperti software akuntansi dan keuangan agar kesehatan keuangan bisnis terus terjaga secara
realtime. Selain itu, penggunaan software dengan pengelolaan stok barang juga meningkatkan
jalannya bisnis termasuk pelayanan ke konsumen. Ketiga, UKM dapat mengembangkan strategi
pemasaran dan penjualan agar daya tahu masyarakat semakin luas. Coba untuk menerapkan
keduanya secara digital. Jurnal sebagai software akuntansi online, ikut mendukung dan
berkomitmen membantu menjawab tantangan untuk menjaga produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi di tengah tuntutan untuk mengurangi mobilitas ke tempat kerja dan keramaian umum
lewat program #UKMtahankrisis.

Pada masa krisis seperti sekarang ini, mengingatkan kembali akan krisis ekonomi pada
tahun 1998. Pada saat itu krisis terjadi dengan sulitnya mendapatkan bahan baku dan juga harga
bahan baku yang melambung tinggi. Pada saat itu geliat UKM bidang kuliner mendapat masalah
dalam menjalani usahanya, terutama pada sulitnya mendapatkan bahan baku karena pasar masih
tutup dikarenakan kondisi keamanan yang belum stabil. Meskipun sulit namun bahan baku masih
dapat diperoleh dengan susah payah.

Pada saat ini ketersediaan barang dikatakan cukup mudah untuk didapat, tetapi dengan
adanya pandemic Covid 19 dan juga diberlakukannya PSBB di berbagai daerah membuat
sedikitnya pengusaha UMKM bidang kuliner harus memutar otak agar dapat bertahan dalam
situasi pandemic seperti saat ini. Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada pada setiap ponsel
canggih, para usaha UMKM berlomba mendaftarkan usahanya agar bisa menjalin kerjasama
dengan ojek online. Hal itu dilakukan agar usaha mereka tetap berjalan di masa pandemic ini
walaupun hasil keuntungan yang diperoleh tidak sebanyak saat belum terjadi pandemic.

b. Pada masa krisis dan resesi ekonomi 1998 Indonesia hanya mengalami sekitar 15 bulan
dan kemudian ekonomi kita mengalami recovery. Menurut Saudara bagaimana dengan resesi
ekonomi yang terjadi 2020 ini? Akankah kita segera keluar dari resesi atau malah berlanjut ke
depresi ? Jelaskan pendapat Saudara dengan argumen yang jelas !

Krisis yang saat ini sedang terjadi merupakan suatu akumulasi yang diawali dengan
semakin beratnya beban fiskal dan tidak berhasilnya mencapai target dari pertumbuhan investasi
4

dan ekonomi, dengan begitu membuat defisit terus saja berlangsung sejak tahun 2014. Hal ini
pun berdampak terhadap beban hutang yang semakin besar, baik itu hutang pemerintah hingga
hutang BUMN. Bahkan hal lainnya yang memicu krisis ini ketika terjadinya defisit transaksi
berjalan dan defisit perdagangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2020 ini telah
terjadinya 3 (tiga) defisit secara bersamaan, dari mulai defisit fiskal, defisit perdagangan
hingga defisit transaksi berjalan. Hal ini pun akan berpengaruh dengan nilai tukar rupiah hingga
harga saham yang ada di pasar modal. Dan krisis “dasar” tersebut juga diperparah dengan
terjadinya pandemi Covid-19 yang juga melanda dunia saat ini. Dapat dikatakan bahwa virus
Covid-19 ini tidak hanya mengancam nyawa manusia hampir di seluruh belahan dunia saja,
namun juga menjadi penyebab berhentinya berbagai aktivitas ekonomi yang ada di berbagai
belahan dunia, begitu pula di Indonesia.

Saat ini memang belum dapat dibahas secara rinci seberapa dalam dampak krisis resesi
ekonomi yang terjadi 2020 ini, karena masih sedang berlangsung. Perbedaan nyata dari krisis
yang terjadi pada tahun 1998, 2008, hingga 2020 ini secara umum adalah krisis tahun 1998
adalah kombinasi antara krisis ekonomi, lalu krisis politik hingga krisis kepercayaan. Krisis 2008
merupakan murni dari krisis ekonomi. Sedangkan krisis 2020 merupakan kombinasi dari
krisis ekonomi, krisis ekonomi dunia, krisis dalam mengatasi musibah kemanusiaan, serta
mengarah kepada krisis kepercayaan. Resesi ekonomi yang terjadi 2020 bisa diatasi maupun
dilalui dengan baik atau masih bisakah masyarakat tetap produktif di masa pandemic, hal ini
sangat tergantung dengan banyak hal, seperti :

1) Seberapa lama pandemi Covid-19 ini bisa diselesaikan dengan baik di berbagai
negara;

2) Seberapa efektif kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi


Covid-19; dan

3) Seberapa lama serta seberapa luas jumlah korban yang terkena Covid-19 di
Indonesia dan sebagainya.

Yang pasti dibutuhkan tindakan yang tepat, cepat dan tentunya efektif agar krisis
ekonomi yang terjadi bisa segera pulih serta tentunya aktivitas ekonomi bisa kembali berjalan
dengan lancar. Selain itu pada resesi ekonomi yang terjadi 2020 dialami oleh lebih dari 200
5

negara yang ada di seluruh belahan dunia, sehingga kemungkinan muncul atau adanya bantuan
dari negara-negara lain sebagaimana pada krisis-krisis sebelumnya pun kecil atau sedikit karena
semua sama-sama mengalami krisis yang sama, sehingga pemulihan pastinya akan
membutuhkan kemampuan dari internal negara sendiri yang tentunya menilik pada tiga hal yang
telah dijelaskan di atas.

c. Pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi tentu saja berpengaruh pada ketahanan nasional.
Tahun 1998 bahkan krisis ekonomi yang menyebabkan resesi ekonomi tersebut berlanjut
menjadi krisis politik dan membuat rezim Pemerintahan Orde Baru jatuh. Apakah resesi
ekonomi sekarang bisa berlanjut pada krisis politik dan jatuhnya pemerintahan seperti 1998 ?
Jelaskan jawaban Saudara !

Dalam masa pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini, Pemerintah dihadapkan pada masa-
masa sulit yang membutuhkan pertimbangan yang matang dan pengambilan keputusan yang
tepat untuk kepentingan segenap rakyat Indonesia di semua sector kehidupan. Dampak yang
sangat signifikan telah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kondisi ekonomi mengalami
penurunan drastis akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dalam
mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Berkaitan dengan hal tersebut,
Pemerintah dihadapkan dengan pilihan yang sulit dengan semakin kompleks dan meningkatnya
kebutuhan mendesak yang membutuhkan dukungan anggaran, namun di lain sisi negara
memiliki kemampuan keuangan yang terbatas.

Langkah yang dilakukan adalah dengan menentukan prioritas dalam penggunaan


keuangan negara. Menurut kami yang menjadi prioritas utama adalah dengan mengutamakan
anggaran negara pada sector kesehatan tanpa mengesampingkan sector lainnya. Kesehatan harus
diletakkan pada prioritas utama mengingat krisis yang dihadapi Indonesia saat ini adalah krisis
kesehatan yang membutuhkan dukungan anggaran yang tidak dapat ditunda. Prioritas anggaran
negara digunakan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta ketersediaan
obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Karena jika krisis kesehatan tidak dapat segera teratasi
dengan baik, maka akan menimbulkan dampak pada terganggunya seluruh aktifitas masyarakat.
Masyarakat tidak dapat menjalankan roda perekonomian sehingga akan mempengaruhi stabilitas
6

ekonomi secara hierarkis dari perorangan sampai pada tingkat nasional sampai dengan tingkat
resesi ekonomi. Terganggunya stabilitas ekonomi tentunya akan memunculkan adanya krisis
ekonomi. Untuk menghindarinya maka penggunaan anggaran pada bidang ekonomi menjadi
prioritas setelah bidang kesehatan, hal ini dilakukan dengan sasaran anggaran negara untuk
menjamin terpenuhinya kecukupan pangan dan menggerakkan kembali perekonomian yang
melambat.

Ketika terjadi krisis ekonomi maka akan muncul berbagai kebijakan baru sebagai upaya
untuk mengatasi, salah satunya adalah efisiensi penggunaan anggaran. Tentunya dalam
penentuan kebijakan akan menggunakan langkah-langkah politik yang mungkin juga menuai
kontroversi dan menimbulkan pro dan kontra. Hal tersebut tentunya meningkatkan eskalasi
politik yang ada dan memicu turunnya stabilitas politik yang berujung pada krisis politik yang
sangat tidak diharapkan. Krisis politik sebisa mungkin dihindari untuk terjadi karena akan
menimbulkan ancaman bagi keamanan. Ketika stabilitas keamanan terganggu maka Keamanan
Nasional juga secara otomatis terganggu dan disinilah puncak krisis akan terjadi dan tidak
diharapkan oleh semua pihak. Indonesia harus belajar pada pengalaman tahun 1998, bagaimana
upaya Pemerintah sebisa mungkin dapat mengatasi resesi ekonomi ini agar dtidak berkelanjutan
sehingga berujung pada krisis politik yang sangat beresiko atas kredibilitas Pemerintahan Negara
Indonesia.

d. Dalam konteks dukungan luar negeri untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut, pada
tahun 1998 kita banyak mendapat dukungan luar negeri, termasuk dari dana moneter
internasional. Menurut Saudara, apakah krisis sekarang ini kita juga bisa berharap
mendapatkan dukungan dari negara-negara sahabat untuk mengatasi perekonomian ini?
Jelaskan pendapat Saudara !

Saat krisis ini meskipun pandemic Covid 19 merupakan bencana bersama, namun masih
ada harapan untuk Indonesia dalam memperoleh dukungan dari negara lain. Pemerintah
Indonesia mendapatkan pinjaman sebesar 1,5 miliar dolar Australia atau sekitar Rp15,47 triliun
(kurs Rp10.319 per AUD). Pinjaman ini diberikan untuk program respons aktif dan penanganan
covid-19 yang dipimpin oleh Bank Pembangunan Asia (ADB). Menteri Keuangan Sri Mulyani
7

Indrawati menyebut kerja sama ini menjadi bukti hubungan kuat antara Indonesia dengan
Australia. Apalagi Indonesia tidak bisa sendirian dalam menghadapi pandemi covid-19, sehingga
membutuhkan dukungan dari pihak lainnya. Bantuan ini memberikan ruang untuk pengelolaan
fiskal yang lebih luas bagi tidak hanya untuk penanganan covid-19 saja. Namun juga dampak
yang ditimbulkan dari sisi sosial, ekonomi, maupun keuangan. Bendahara Australia Josh
Frydenberg mengatakan pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendukung pembiayaan
anggaran Indonesia tahun ini yang difokuskan pada pengelolaan krisis covid-19, termasuk
program pemulihan ekonomi. Pemulihan Indonesia dan kemakmuran yang berkelanjutan sangat
penting untuk stabilitas dan keamanan kawasan kita. Pinjaman ini dibangun di atas hubungan
ekonomi kami yang sangat dihargai dan catatan kerja sama bilateral yang kuat. Australia dan
Indonesia adalah tetangga, sahabat, dan mitra strategis komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai