Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN KOMPOSISI PENDUDUK DAN

PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI BALI

Critical Riview Jurnal

Abstrac
Pulau Bali sebagai destinasi wisata Indonesia yang paling terkenal di mancanegara
membuat pemerintah daerahnya terus melakukan pembangunan. Pembangunan ini tentunya
merubah komposisi penduduk yang dilihat berdasarkan umur, status pekerjaan, lapangan usaha,
jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Maka dari itu reviewer ingin mengetahui sejauh mana
perubahan komposisi tersebut dilihat dari kacamata factor yang telah disebutkan tadi.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di setiap Negara, penduduk menjadi suatu bagian yang terpenting dalam penentuan
keberhasilan pembangunan yang dapat berperan sebagai objek sekaligus subjek dari
pembangunan. Oleh karena itu penduduk merupakan sasaran dari pembangunan dan juga sebagai
pelaku dalam pembangunan itu sendiri. Penduduk memiliki peranan penting sekaligus
merupakan modal besar pembangunan apabila sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan
serta diberdayakan secara optimal. Melalui adanya penyediaan informasi mengenai gambaran
kondisi kependudukan, tentunya akan dapat mempermudah dalam proses perencanaan
pembangunan (BPS, 2007). Kependudukan merupakan hal yang penting dalam proses
pembangunan dalam segi sosial maupun ekonomi, karena memberikan kesan dan gambaran
bagaimana kondisi dari daerah tersebut. Sensitifitas yang tinggi dari kependudukan terhadap
berbagai perubahan di lingkungan sekitar dapat memberikan gambaran bagaimana arah
pembangunan terhadap suatu daerah.
Provinsi Bali merupakan destinasi internasional bagi wisatawan baik nasional maupun
internasional. Dalam beberapa decade jumlah peduduk di Pulau Dewata ini mengalami
2

peningkatan yang signifikan. Secara demografi jumlah penduduk Bali berdasarkan hasil Sensus
Penduduk 2010 yaitu sebanyak 3.890.757 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan sensus sebelumnya yaitu sebanyak 3.378.092 jiwa, yang berarti bahwa
kurang lebih sekitar 512.665 jiwa meningkat dalam kurun waktu 10 tahun (BPS, 2010).
Kenaikan jumlah penduduk ini akan memberikan dampak secara nyata bagi masyarakat
khususnya bagi pembangunan ekonomi di Pulau Bali. Komposisi penduduk yang dapat berjalan
dengan seimbang maka akan semakin mudah untuk mengarahkan bagaimana seharusnya bentuk
kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah. Bali merupakan kawasan pariwisata dengan
potensi yang besar dalam mengembangkan pembangunan daerahnya. Pertambahan jumlah
penduduk dalam segala usia serta jenis kelamin akan sangat mempengaruhi bagaimana arah
pertumbuhan baik dari segi ekonomi, SDM, sosial bahkan budaya, oleh karena itu dibutuhkan
perhatian khusus akan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kependudukan.
Pemahaman mengenai hubungan antara perubahan komposisi penduduk dengan
pembangunan di Provinsi Bali dalam perspektif teoritis maupun empiris merupakan suatu hal
yang cukup penting untuk dipahami. Pemahaman tidak hanya berkutat pada bagaimana
perubahan komposisi yang dilihat berdasarkan umur, status pekerjaan, lapangan usaha, jenis
kelamin dan jenis pekerjaan dalam mendorong pembangunan daerah khususnya di Provinsi Bali,
melainkan juga pada dampak yang ditimbulkan atau implikasi yang terjadi serta solusi dalam
penyelesaian masalah yang muncul dengan harapan dapat ditentukan arah kebijakan
pembangunan yang tepat untuk diterapkan sesuai kodisi penduduk atau masyarakatnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka disusunlah critical review ini, dengan harapan penyusun mampu
mengkritisi dan mengambil lesson learned terhadap studi kasus yang dituangkan oleh penulis
dalam bentuk jurnal.

1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan critical review ini adalah sebagai berikut :
3

a. Mengetahui salah satu studi kasus terkait hubungan yang terjadi akibat dari
adanya perubahan komposisi penduduk khususnya bagi pembangunan terhadap suatu
daerah.
b. Memahami detail masalah perubahan komposisi penduduk khususnya bagi
pembangunan terhadap suatu daerah dan mampu melakukan kajian secara kritis terhadap
jurnal terpilih.
c. Membandingkan antara penanganan terhadap perubahan komposisi penduduk
khususnya bagi pembangunan di Provinsi Bali dengan penanganan sejenis yang
berkembang di Indonesia.

1.3 Metodologi
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang mengaitkan hubungan perubahan
komposisi penduduk yang dilihat berdasarkan umur, status pekerjaan, lapangan usaha, jenis
kelamin dan jenis pekerjaan terhadap pembangunan daerah khususnya di Provinsi Bali.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Bali.

1.4 Hasil Temuan


a. Variabel Umur dan Jenis Kelamin.
Umur digunakan untuk mengukur kondisi fisik termasuk produktivitas bekerja
seseorang. Semakin tua maka kondisi fisiknya akan mulai menurun. Umumnya
seseorang yang berada pada umur produktif akan mampu memperoleh pendapatan yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan seseorang yang termasuk umur non produktif.
Struktur umur akan mempengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh penduduk
yang bersangkutan (Setiawina & Putri, 2013).
Umur dan jenis kelamin mendorong pembangunan di Provinsi Bali dilihat melalui
perubahan komposisi penduduk dimana sebelumnya angka balita meningkat menjadi
bergeser pada usia produktif yaitu kisaran umur 35 s.d. 39 tahun. Hal ini tentunya akan
menunjukkan pentingnya perhatian pemerintah bagi golongan usia ini agar memperluas
lapangan serta kesempatan kerja, karena pada akhirnya ini akan mendukung kondisi
perekonomian Bali untuk lebih maju.
4

b. Variabel Jenis Pekerjaan dan Jabatan.


Jenis pekerjaan/jabatan merupakan macam pekerjaan yang diberikan kepada
seseorang atau ditugaskan kepada seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya (BPS,
2010), merupakan salah satu indikator yang penting dalam menentukan arah
pembangunan melalui tenaga terampil yang dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat.
Penduduk Bali yang bekerja dominan pada jenis pekerjaan tenaga usaha
pertanian, tenaga produksi dan pekerja kasar jumlahnya mencapai 55,5 % yang berada
dalam jenis pekerjaan tidak terampil. Sedangkan tenaga professional, kepemimpinan dan
tata usaha hanya 16,5 % dan sisanya pekerja setengah terampil 26,5 %.
c. Variabel Jumlah Pekerja menurut Status Pekerjaan.
Indikator ini dapat melihat komposisi pekerja berdasarkan status pekerjaannya
sehingga dapat ditentukan kebijakan ketenagakerjaan yang sesuai. Penduduk Bali yang
bekerja lebih banyak terserap ke sektor informal mencapai 53,1 % dan sektor formal
menyerap tenaga kerja sebanyak 46,9 %.
d. Variabel Lapangan Usaha.
Pengkalkulasian menurut lapangan pekerjaan akan mempermudah dalam
memberikan fokus kebijakan ketenagakerjaan pemerintah. Provinsi Bali dengan proporsi
penduduk yang bekerja terbanyak terdapat di sektor pariwisata dan perdagangan, maka
pemerintah dapat lebih menitikberatkan pembangunan ketenagakerjaan pada sector ini
yang memegang angka sebanyak 27,6 %. Selanjutnya sektor pertanian tetap memegang
peranan penting, khususnya bagi pembangunan daerah sebesar 25,2 %.
Perubahan lapangan usaha yang sebelumnya pada sektor pertanian kini bergeser
ke sektor pariwisata yang tentunya membuat arah kebijakan pemerintah Provinsi Bali
difokuskan dalam bidang Pariwisata.

1.5 Kesimpulan dari artikel


Umur, jenis kelamin dan lapangan usaha mendorong pembangunan daerah di Provinsi
Bali. Perubahan tersebut menyatakan bahwa arah pembangunan yang dapat diambil bagi
kebijakan yang akan diterapkan menyesuaikan dengan kondisi penduduk atau masyarakatnya.
Sedangkan untuk jenis pekerjaan dan status pekerjaan tidak mengalami perubahan yang berarti,
5

karena dalam beberapa kurun waktu golongan ini masih tetap menjadi bagian dari masyarakat
Bali.

BAB II CRITICAL RIVIEW

2.1 Kelebihan
Jurnal ini menampilkan data yang saling berhubungan antara satu sama lain, yaitu data
yang masuk dalam factor-faktor perubahan komposisi penduduk dan pembangunan daerah di
Provinsi Bali. Semua tabel data disajikan secara sistematis sehingga pembaca jurnal ini dapat
memahami latar belakang perubahan yang terjadi pada komponen penduduk di Pulau Bali.
Diantaranya diawal disertakan data tabel jumlah penduduk berdasarkan lapangan usaha pada
tahun 2017 dan tabel data jumlah pekerja.
Kemudian dalam pembahasan disajikan pula beberapa variable penunjang perubahan
komponen dalam kependudukan, diantaranya variable umur dan jenis kelamin, variable pekerja
berdasarkan status pekerjaan, variable lapangan usaha.
Manfaat hasil temuan dari jurnal ini, antara lain :
a. Dari segi variabel umur dan jenis kelamin, mendorong pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah Provinsi Bali jika dilihat pada perubahan
komposisi penduduk, dimana sebelumnya jumlah balita mengalami peningkatan
kemudian bergeser pada peningkatan usia produktif yang berada pada kisaran umur 35
s.d. 39 tahun. Hal ini tentunya akan menunjukkan pentingnya perhatian pemerintah bagi
golongan usia tersebut, dengan cara memperluas lapangan serta kesempatan kerja.
Dengan harapan nantinya akan dapat mendukung kondisi perekonomian Provinsi Bali
untuk lebih maju.
b. Dari segi variabel lapangan usaha, mendorong pembangunan daerah Provinsi
Bali, melalui perubahan lapangan usaha yang sebelumnya berada pada sektor pertanian
dan kini bergeser ke sektor pariwisata. Tentunya hal ini akan membuat arah kebijakan
pembangunan yang difokuskan dalam bidang Pariwisata.
c. Dari segi variable jenis pekerjaan, mendorong pembangunan daerah Provinsi Bali.
Perubahan jenis pekerjaan yang sebelumnya berada pada jenis pekerja usaha pertanian,
kehutanan, peternakan dan perikanan, berganti ke jenis pekerja tenaga produksi, operator
6

alat-alat, angkutan dan pekerja kasar. Perubahan jenis pekerja ini tidak memberikan
dampak yang menonjol, karena pada intinya tenaga pekerja ini tergolong pekerja tidak
terampil. Jenis pekerja pada kelompok ini diasumsikan memiliki produktivitas paling
rendah.
Dari teknik penulisan, jurnal ini menampilkan teknik penulisan yang menggunakan
kerangka berfikir dan juga nantinya akan menyambung pada metrode penelitian yang digunakan.
Karena jurnal ini menggunakan metode analisis data sehingga data disajikan secara lengkap.

2.2 Kekurangan
Kekurangan dari jurnal ini terdapat pada bagian isi dari jurnal yang belum mengulas
terutama tentang faktor pekerjaan di setiap Kabupaten/Kota melainkan masih secara umum di
tingkat Provinsi Bali. Hal ini jika dihadapkan dengan kondisi demografi Pulau Bali dengan
persebaran penduduk dan potensi wilayah yang tidak merata serta berbeda antara satu
Kabupaten/Kota dengan yang lainnya sehingga tidak dapat dipukul rata dalam arah kebijakan
pembangunan. Dalam pengembangan sector pariwisata misalnya, tidak semua Kabupaten/Kota
di Provinsi Bali dapat dikembangkan, hanya daerah yang memiliki potensi wisata seperti
Badung, Gianyar, Klungkung dan sebagian kecil Tabanan saja yang dapat dikembangkan.
Sedangkan Kabupaten/Kota lainnya seperti Buleleng, Jembrana, Karangasem, Bangli dan
Denpasar potensi wisatanya kecil atau sedikit. Seharusnya penulis juga memberikan gambaran
pada tingkat Kabupaten/Kota meskipun yang dititikberatkan adalah pada tingkat Provinsi,
sehingga pembaca tetap memiliki gambaran yang konkrit dan tidak berpandangan bahwa dalam
satu Provinsi seluruh Kabupaten/Kota dapat diterapkan arah kebijakan pembangunan yang sama
melainkan sesuai dengan komposisi penduduk yang ada.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penulisan jurnal telah tercapai, yaitu
mendeskripsikan hubungan antara perubahan komposisi penduduk dan pembangunan daerah di
Provinsi Bali. Penulisan judul telah sesuai dan mampu menggambarkan isi jurnal secara
7

keseluruhan. Ditinjau dari gaya bahasanya, jurnal ilmiah tersebut disampaikan dengan gaya
penulisan Bahasa Indonesia yang baku dan mudah dipahami.

3.2 Saran
Untuk memperjelas dan memperlugas hubungan antara perubahan komposisi penduduk
dan pembangunan daerah di Provinsi Bali, akan lebih baik jika data yang disajikan tidak hanya
data di tingkat Provinsi Bali saja melainkan disertakan data di setiap Kabupaten/Kota yang ada di
Bali.

Anda mungkin juga menyukai