Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas team based project mata kuliah yang berjudul “Analisis Tingkat
Pengangguran dan Pengaruh Pandemi Covid-19 Di Provinsi Nusa Tenggara Timur” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk
mengetahui bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Penduduk Usia Kerja (PUK) Menurut Jenis Kegiatan Utama....................2
2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)...............................................4
2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)........................................................5
2.4. Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi NTT...............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Daerah di NTT, 2018-2020
5
AK lebih banyak ada di perdesaan, yaitu 2,20 juta orang atau 77,21 persen,
sedangkan di perkotaan terdapat 0,65 juta orang atau 22,79 persen. (AK yang
tinggal di perdesaan lebih dari 3 kali AK yang tinggal di perkotaan) Namun
demikian, AK di perkotaan tumbuh 6,24 persen jauh lebih tinggi dibanding di
perdesaan sebesar 1,59 persen per tahun.
Tabel Bukan Angkatan Kerja (BAK) Menurut Jenis Kelamin dan Daerah di NTT,
2018-2020
BAK tahun 2020 sebesar 1,05 juta orang. Rata-rata pertumbuhan BAK
sebesar - 0,60 persen per tahun. Tidak seperti AK laki-laki yang lebih banyak
daripada perempuan, BAK perempuan 2 kali lebih banyak dibanding laki-laki.
BAK laki-laki sebesar 0,33 juta orang atau 31,69 persen dan perempuan sebesar
0,72 juta orang atau 68,31 persen. Di perkotaan, BAK berkurang sebesar 0,58
persen per tahun, sedangkan di perdesaan berkurang sebesar 0,54 persen per tahun.
Proporsi BAK yang tinggal di perdesaan lebih besar dibanding dengan di
perkotaan. Untuk daerah perdesaan terdapat 0,71 juta orang atau 68,04 persen, 2
kali dibanding BAK di perkotaan sebesar 31,96 persen.
6
2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan jumlah penduduk
yang bersedia secara aktif melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah. TPAK
diperoleh dengan cara membandingkan antara jumlah Angkatan Kerja (AK) dan
Penduduk Usia Kerja (PUK). Angkatan kerja terdiri atas mereka yang terserap dalam
pasar kerja atau bekerja dan yang tidak atau belum terserap disebut penganggur.
TPAK NTT tahun 2020 sebesar 71,73 persen, dengan kata lain dari 100 orang
PUK, sekitar 72 orang termasuk AK atau dari 10 orang PUK terdapat 7 orang AK.
TPAK Laki- laki tahun 2020 sebesar 82,64 persen sedangkan TPAK perempuan lebih
rendah yaitu 63,91 persen. Secara umum, selama tahun 2018-2020 masih terlihat
kesenjangan antara TPAK laki-laki dan perempuan dimana TPAK laki-laki lebih tinggi
1,3 kali dibanding perempuan.
Menurut daerah tempat tinggal, TPAK tahun 2020 di perdesaan 75,52 persen
sedangkan di perkotaan 65,97 persen. Secara umum tahun 2018-2020, TPAK di
perdesaan lebih tinggi 1,2 kali dibanding di perkotaan. Hal ini dimungkinkan karena
penduduk di kota cenderung banyak yang menunda untuk terjun ke pasar kerja karena
bersekolah, sementara di perdesaan orang cenderung langsung terjun ke pasar kerja
karena dorongan masalah ekonomi di perdesaan.
7
2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah rasio antara jumlah penganggur
terbuka terhadap angkatan kerja, memberikan indikasi tentang besarnya tingkat
pengangguran dari suatu angkatan kerja. Dilihat dari jenis kelamin, TPT perempuan
lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa kesempatan kerja untuk
perempuan cenderung lebih terbatas.
TPT NTT tahun 2020 sebesar 4,28 persen yang berarti dari 100 orang angkatan
kerja terdapat sekitar 4 orang yang menganggur. Rata-rata TPT selama periode 2018-
2020 sebesar 3,43 persen, dengan TPT di perkotaan lebih tinggi 2,6 kali dibanding di
perdesaan.
8
Kerja (BAK) berhenti kerja karena Covid-19 (4,98 ribu orang), sementara tidak bekerja
karena Covid-19 (16,50 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan
jam kerja karena Covid-19 (337,98 orang).
9
Pada Situasi saat ini, Bantuan maupun stimulus pun sudah banyak digelontorkan
oleh pemerintah baik yang sifatnya secara langsung maupun pihak terkait. Namun, sifat
tidak puas dan ingin selalu berbuat lebih mestinya menjadi pegangan. Sinergi antara
pemerintah dan lembaga dalam pengambilan, penerapan dan pengawasan setiap
kebijakan sangat diperlukan, khususnya dalam menjaga perputaran ekonomi dalam dunia
usaha. Jangan sampai semakin banyak usaha yang kolaps, pengangguran semakin
meningkat, maupun gagal bayar pada lembaga keuangan yang mana kondisi ini akan
berdampak buruk terhadap keberlangsungan ekonomi. Apalagi mengingat rencana di
masa depan menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu unggulan di provinsi NTT.
Dengan penurunan kinerja ekonomi yang juga terjadi secara global ini dapat
menjadi peluang bagi NTT untuk melakukan pembenahan dan mengejar ketertinggalan.
Selain menunggu proses vaksinasi secara massal dan melakukan perubahan
perekonomian secara fundamental dengan melakukan transformasi, menjalankan strategi
yang tepat untuk pulih dan kesiapsiagaan di masa depan pada kondisi krisis sejenis pada
seluruh pelaku usaha, pemerintah, dan juga masyarakat menjadi kunci untuk memperkuat
ekonomi daerah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data Sakernas 2020 Provinsi NTT tentang pengangguran dan dampak
pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Provinsi NTT, dapat disimpulkan:
a. PUK tahun 2020 sebanyak 3,90 juta orang. Rata-rata pertumbuhan PUK per tahun
selama 2018-2020 sebesar 1,59 persen, dengan persentase pertumbuhan tertinggi di
perkotaan yaitu 3,75 persen per tahun.
b. AK tahun 2020 sebanyak 2,85 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan AK sebesar
2,59 persen per tahun, di perkotaan tumbuh sebesar 6,24 persen sedangkan di
perdesaan tumbuh sebesar 1,59 persen per tahun
c. TPAK pada Agustus 2020 sebesar 71,73 persen atau dengan kata lain dari 100 orang
PUK, terdapat 72 orang AK atau dari 10 orang PUK terdapat 7 orang AK. Secara
umum, selama tahun 2018-2020 masih terlihat kesenjangan antara TPAK laki-laki
dan perempuan dimana TPAK laki-laki lebih tinggi 1,3 kali dibanding perempuan.
Begitu pun TPAK di perdesaan lebih tinggi 1,2 kali dibanding perkotaan.
d. TPT pada Agustus 2020 sebesar 4,28 persen yang berarti dari 100 orang angkatan
kerja terdapat sekitar 4 orang yang menganggur. Rata-rata TPT selama periode
2018-2020 sebesar 3,43 persen. TPT di perkotaan hampir 3 kali lebih tinggi
dibanding di perdesaan sedangkan TPT laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
e. Pemerintah dan lembaga perlu mengambil langkah yang konkret dalam mengatasi
masalah pandemi Covid-19, karena hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian
di NTT, khususnya bagi masyarakat yang berprofesi di bidang pariwisata
11
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2021. Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka
2021.
https://ntt.bps.go.id/publication/2021/02/26/28a3d01a29a82489c3f95190/provinsi-
nusa-tenggara-timur-dalam-angka-2021.html (Diakses tanggal 22 Maret 2021)
Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2021. Profil Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2020.
https://ntt.bps.go.id/publication/2021/02/22/225a5f318b1c63278fa1c473/profil-
ketenagakerjaan-dan-pengangguran-provinsi-nusa-tenggara-timur-2020.html
(Diakses tanggal 22 Maret 2021)
Fauzia, Mutia. 2020. Akibat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta.
https://money.kompas.com/read/2020/07/28/144900726/akibat-covid-19-jumlah-
pengangguran-ri-bertambah-3-7-juta. (Diakses tanggal 22 Maret 2021)
12