Anda di halaman 1dari 13

TEAM BASED PROJECT EKONOMI PEMBANGUNAN

“ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENGARUH PANDEMI COVID-19

DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, S.U.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. Putu Dhrityaning Patgata (1907511087)


2. Gabriel Patricio Ambalinggi (1907511094)
3. Syaharani Lutfia Hidayat (1907511104)
4. Ida Bagus Gede Wisnu Ari Susetya (1907511105)
5. Maximilano Mario Lujian Nurak (1907511260)

PROGRAM STUDI EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas team based project mata kuliah yang berjudul “Analisis Tingkat
Pengangguran dan Pengaruh Pandemi Covid-19 Di Provinsi Nusa Tenggara Timur” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk
mengetahui bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Penduduk Usia Kerja (PUK) Menurut Jenis Kegiatan Utama....................2
2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)...............................................4
2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)........................................................5
2.4. Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi NTT...............................................................................................5

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi
sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang
tidak selalu mudah dipahami. Apabila pengangguran tersebut tidak segera diatasi maka
dapat menimbulkan kerawanan sosial dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan (BPS,
2007)
Permasalahan pengangguran di Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak jauh beda
dengan di pemerintah pusat. Peningkatan tingkat pengangguran beberapa bulan terakhir
ini bisa dikaitkan dengan fenomena pandemi Covid-19 yang mulai menyerang Indonesia
pada Maret 2020, membuat banyak masyarakat yang sulit untuk mencari pekerjaan atau
yang disebut dengan pengangguran. Selain itu juga masalah bagaimana tingkat penduduk
usia kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan tingkat pengangguran terbuka di
provinsi NTT pada tahun 2020 ini.
Maka dari itu, dengan tulisan ini kami harap dapat memberikan sedikit penjelasan
tentang analisis tingkat pengangguran dan pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan seperti di atas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana analisis penduduk usia kerja Provinsi NTT tahun 2020?
1.2.2 Bagaimana tingkat partisipasi angkatan kerja Provinsi NTT tahun 2020?
1.2.3 Bagaimana pengangguran terbuka Provinsi NTT tahun 2020?
1.2.4 Bagaimana pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi NTT?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan
analisis yang singkat tentang pengaruh pandemi Covid-19 dan analisis tingkat
pengangguran di provinsi NTT, terkhususnya terkait tingkat penduduk usia kerja, tingkat
partisipasi angkatan kerja, dan tingkat pengangguran terbuka di provinsi NTT pada tahun
2020 ini.

3
4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penduduk Usia Kerja (PUK) Menurut Jenis Kegiatan Utama


Kegiatan utama PUK terbagi atas Angkatan Kerja (AK) yang aktif secara
ekonomi baik bekerja maupun pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja (BAK) yang
tidak aktif secara ekonomi baik sedang sekolah atau sibuk dengan pekerjaan rumah
tangga atau alasan lainnya.
2.1.1. Angkatan Kerja
Angkatan kerja pada dasarnya menunjuk pada kelompok penduduk yang
berada pada pasar kerja, yaitu penduduk yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi
produktif. Dalam hal ini terdiri dari mereka yang bekerja yang sudah terserap
dalam pasar kerja dan yang siap terjun ke dalam pasar kerja meskipun belum
terserap atau disebut penganggur.

Tabel Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Daerah di NTT, 2018-2020

AK tahun 2020 sebanyak 2,85 juta orang dengan pertumbuhan rata-rata AK


2,59 persen per tahun. AK laki-laki mempunyai proporsi keterlibatan di pasar kerja
yang lebih besar dibanding perempuan. AK laki-laki sebesar 1,58 juta orang atau
55,51 persen sedangkan perempuan 1,27 juta orang atau 44,49 persen. Namun
pertumbuhan AK laki-laki lebih rendah yaitu 1,39 persen dibanding perempuan
sebesar 4,16 persen. Kondisi ini sama seperti tahun sebelumnya dimana
pertumbuhan AK perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya pergeseran makna tugas perempuan yang tadinya hanyalah
mengurus rumah tangga, namun sekarang bisa mencari pekerjaan.

5
AK lebih banyak ada di perdesaan, yaitu 2,20 juta orang atau 77,21 persen,
sedangkan di perkotaan terdapat 0,65 juta orang atau 22,79 persen. (AK yang
tinggal di perdesaan lebih dari 3 kali AK yang tinggal di perkotaan) Namun
demikian, AK di perkotaan tumbuh 6,24 persen jauh lebih tinggi dibanding di
perdesaan sebesar 1,59 persen per tahun.

2.1.2. Bukan Angkatan Kerja


Bukan Angkatan Kerja (BAK) adalah penduduk usia kerja yang pada
periode referensi tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena
sedang sekolah, mengurus rumah tangga atau karena alasan lainnya (pensiun,
penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan lain).

Tabel Bukan Angkatan Kerja (BAK) Menurut Jenis Kelamin dan Daerah di NTT,
2018-2020

BAK tahun 2020 sebesar 1,05 juta orang. Rata-rata pertumbuhan BAK
sebesar - 0,60 persen per tahun. Tidak seperti AK laki-laki yang lebih banyak
daripada perempuan, BAK perempuan 2 kali lebih banyak dibanding laki-laki.
BAK laki-laki sebesar 0,33 juta orang atau 31,69 persen dan perempuan sebesar
0,72 juta orang atau 68,31 persen. Di perkotaan, BAK berkurang sebesar 0,58
persen per tahun, sedangkan di perdesaan berkurang sebesar 0,54 persen per tahun.
Proporsi BAK yang tinggal di perdesaan lebih besar dibanding dengan di
perkotaan. Untuk daerah perdesaan terdapat 0,71 juta orang atau 68,04 persen, 2
kali dibanding BAK di perkotaan sebesar 31,96 persen.

6
2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan jumlah penduduk
yang bersedia secara aktif melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah. TPAK
diperoleh dengan cara membandingkan antara jumlah Angkatan Kerja (AK) dan
Penduduk Usia Kerja (PUK). Angkatan kerja terdiri atas mereka yang terserap dalam
pasar kerja atau bekerja dan yang tidak atau belum terserap disebut penganggur.
TPAK NTT tahun 2020 sebesar 71,73 persen, dengan kata lain dari 100 orang
PUK, sekitar 72 orang termasuk AK atau dari 10 orang PUK terdapat 7 orang AK.
TPAK Laki- laki tahun 2020 sebesar 82,64 persen sedangkan TPAK perempuan lebih
rendah yaitu 63,91 persen. Secara umum, selama tahun 2018-2020 masih terlihat
kesenjangan antara TPAK laki-laki dan perempuan dimana TPAK laki-laki lebih tinggi
1,3 kali dibanding perempuan.

Tabel 2.5 Indikator TPAK di NTT, 2018-2020

Menurut daerah tempat tinggal, TPAK tahun 2020 di perdesaan 75,52 persen
sedangkan di perkotaan 65,97 persen. Secara umum tahun 2018-2020, TPAK di
perdesaan lebih tinggi 1,2 kali dibanding di perkotaan. Hal ini dimungkinkan karena
penduduk di kota cenderung banyak yang menunda untuk terjun ke pasar kerja karena
bersekolah, sementara di perdesaan orang cenderung langsung terjun ke pasar kerja
karena dorongan masalah ekonomi di perdesaan.

7
2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah rasio antara jumlah penganggur
terbuka terhadap angkatan kerja, memberikan indikasi tentang besarnya tingkat
pengangguran dari suatu angkatan kerja. Dilihat dari jenis kelamin, TPT perempuan
lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa kesempatan kerja untuk
perempuan cenderung lebih terbatas.
TPT NTT tahun 2020 sebesar 4,28 persen yang berarti dari 100 orang angkatan
kerja terdapat sekitar 4 orang yang menganggur. Rata-rata TPT selama periode 2018-
2020 sebesar 3,43 persen, dengan TPT di perkotaan lebih tinggi 2,6 kali dibanding di
perdesaan.

Tabel Indikator TPT di NTT, 2018-2020

2.4. Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Provinsi NTT


Pandemi virus corona (covid-19) menyebabkan tingkat pengangguran di banyak
negara di dunia mengalami lonjakan. Sebab, kegiatan ekonomi banyak yang mandeg
akibat dilakukan pembatasan sosial untuk menekan persebaran virus. Pada perusahaan
Berbagai efisiensi yang dilakukan perusahaan, khususnya dalam hal tenaga kerja,
menyebabkan peningkatan angka pengangguran di NTT.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik NTT pada awal tahun 2020 Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi NTT adalah sebesar 4,28 persen. Jumlah itu
mengalami kenaikan dari 2,8 persen pada Februari 2020, situasi sebelum ditetapkannya
Covid-19 menjadi pandemi. Jika dilihat lebih rinci lagi, terdapat 373,22 ribu orang yang
terdampak Covid-19 atau sekitar 9,56 persen dari total penduduk yang berusia 15 tahun
ke atas. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (13,76 ribu orang), Bukan Angkatan

8
Kerja (BAK) berhenti kerja karena Covid-19 (4,98 ribu orang), sementara tidak bekerja
karena Covid-19 (16,50 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan
jam kerja karena Covid-19 (337,98 orang).

Ketenagakerjaan pun menjadi catatan penting supaya tidak berpotensi menjadi


hal buruk di masa depan. Pelaku usaha di sini sebagai salah satu dari peran penting
dalam perekonomian juga seharusnya perlu memiliki sikap dan pandangan ke depan,
memang kondisi pandemi belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Kembali
pulihnya operasional perusahaan seperti pada masa sebelum covid-19 belum dapat
dipastikan, apalagi terjadi disrupsi pada kondisi ketenagakerjaan. Setiap lembaga dan
pemerintah memiliki peran yang penting dalam mengambil kebijakan dalam mendukung
terbentuknya iklim yang kondusif dan meningkatkan optimisme usaha. Jika melihat dari
hasil survei ini, sebanyak 51,26 persen pelaku usaha mikro dan kecil menyatakan perlu
bantuan modal usaha. Kemudian, 47,06 persen dari pelaku usaha menengah dan besar
menyatakan relaksasi pembayaran pinjaman menjadi hal yang paling mereka perlukan.

9
Pada Situasi saat ini, Bantuan maupun stimulus pun sudah banyak digelontorkan
oleh pemerintah baik yang sifatnya secara langsung maupun pihak terkait. Namun, sifat
tidak puas dan ingin selalu berbuat lebih mestinya menjadi pegangan. Sinergi antara
pemerintah dan lembaga dalam pengambilan, penerapan dan pengawasan setiap
kebijakan sangat diperlukan, khususnya dalam menjaga perputaran ekonomi dalam dunia
usaha. Jangan sampai semakin banyak usaha yang kolaps, pengangguran semakin
meningkat, maupun gagal bayar pada lembaga keuangan yang mana kondisi ini akan
berdampak buruk terhadap keberlangsungan ekonomi. Apalagi mengingat rencana di
masa depan menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu unggulan di provinsi NTT.
Dengan penurunan kinerja ekonomi yang juga terjadi secara global ini dapat
menjadi peluang bagi NTT untuk melakukan pembenahan dan mengejar ketertinggalan.
Selain menunggu proses vaksinasi secara massal dan melakukan perubahan
perekonomian secara fundamental dengan melakukan transformasi, menjalankan strategi
yang tepat untuk pulih dan kesiapsiagaan di masa depan pada kondisi krisis sejenis pada
seluruh pelaku usaha, pemerintah, dan juga masyarakat menjadi kunci untuk memperkuat
ekonomi daerah.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data Sakernas 2020 Provinsi NTT tentang pengangguran dan dampak
pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Provinsi NTT, dapat disimpulkan:

a. PUK tahun 2020 sebanyak 3,90 juta orang. Rata-rata pertumbuhan PUK per tahun
selama 2018-2020 sebesar 1,59 persen, dengan persentase pertumbuhan tertinggi di
perkotaan yaitu 3,75 persen per tahun.
b. AK tahun 2020 sebanyak 2,85 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan AK sebesar
2,59 persen per tahun, di perkotaan tumbuh sebesar 6,24 persen sedangkan di
perdesaan tumbuh sebesar 1,59 persen per tahun
c. TPAK pada Agustus 2020 sebesar 71,73 persen atau dengan kata lain dari 100 orang
PUK, terdapat 72 orang AK atau dari 10 orang PUK terdapat 7 orang AK. Secara
umum, selama tahun 2018-2020 masih terlihat kesenjangan antara TPAK laki-laki
dan perempuan dimana TPAK laki-laki lebih tinggi 1,3 kali dibanding perempuan.
Begitu pun TPAK di perdesaan lebih tinggi 1,2 kali dibanding perkotaan.
d. TPT pada Agustus 2020 sebesar 4,28 persen yang berarti dari 100 orang angkatan
kerja terdapat sekitar 4 orang yang menganggur. Rata-rata TPT selama periode
2018-2020 sebesar 3,43 persen. TPT di perkotaan hampir 3 kali lebih tinggi
dibanding di perdesaan sedangkan TPT laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
e. Pemerintah dan lembaga perlu mengambil langkah yang konkret dalam mengatasi
masalah pandemi Covid-19, karena hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian
di NTT, khususnya bagi masyarakat yang berprofesi di bidang pariwisata

11
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi


Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2021. Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka
2021.
https://ntt.bps.go.id/publication/2021/02/26/28a3d01a29a82489c3f95190/provinsi-
nusa-tenggara-timur-dalam-angka-2021.html (Diakses tanggal 22 Maret 2021)

Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2021. Profil Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2020.
https://ntt.bps.go.id/publication/2021/02/22/225a5f318b1c63278fa1c473/profil-
ketenagakerjaan-dan-pengangguran-provinsi-nusa-tenggara-timur-2020.html
(Diakses tanggal 22 Maret 2021)

Fauzia, Mutia. 2020. Akibat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta.
https://money.kompas.com/read/2020/07/28/144900726/akibat-covid-19-jumlah-
pengangguran-ri-bertambah-3-7-juta. (Diakses tanggal 22 Maret 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai