Anda di halaman 1dari 11

MASALAH KEPENDUDUKAN FAKTOR PENYEBAB PENGANGGURAN

DAN STRATEGI PENANGANAN PERMASALAHAN PENGANGGURAN DI


KABUPATEN LEBAK

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DALAM PLS

Dosen Pengampu:

Irliana Faiqotul Himmah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Meita Abdiyan Maharani 210210201064

Muhammad Ahsin Lana 210210201066

Nurul Hasanah 210210201067

Arsya Dwi gustami 210210201082

Anang Budi Setiawan 210210201089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Masalah Kependudukan Faktor Penyebab Pengangguran dan Strategi
Penanganan Permasalahan Pengangguran di Kebupaten Lebak” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Kependudukan dalam


PLS. Makalah ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai
upaya inovasi untuk memperbanyak ilmu pengetahuan.

Berbagai upaya dilakukan dalam penyusunan makalah ini. Akan tetapi penlis
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan sangat bermanfaat bagi penyusunan makalah ini. Harapan
penulis semoga makalah ini akan banyak memberikan manfaat bagi pembaca.

Jember, 07 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

2.1 Permasalahan yang terjadi pada masyarakat Lebak .............................................3


2.2 Penyebab permasalahan masyarakat Lebak .........................................................3
2.3 Solusi untuk permasalahan masyarakat Lebak ....................................................6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................7

3.2 Saran .....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum pembangunan dimaknai sebagai usaha mewujudkan
kemajuan hidup berbangsa. Maka pembangunan sebagai bentuk kemajuan berarti
menyangkut masalah proses panjang dengan segala kompleksitasnya, sejalan
dengan dinamika masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Istilah
secara tradisional diartikan sebagai kapasitas darisebuah perekonomian nasional,
yang kondisi awalnya hurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup
lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaiakan pendapatan nasional
(Haryanto, 2023).
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan nasional adalah
salah satu upaya untuk mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur. Sejalan
dengan tujuan tersebut berbagai kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada
pembangunan derah khususnya daerah yang relatif tertinggal. Pembangunan
daerah dilakukan secara terpadu dan berkeseimbangan sesuai prioritas dan
kebutuhan masing-masing daerah dengan akar dan sasaran pembangunan nasional
yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang dan jangka pendek
(Didu, S & Fauzi, F; 2016). Dengan itu, salah satu jalan utama dalam keberhasilan
pembangunan nasional adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin.
Efektivitas dalam penurunan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan
pemilihan strategi atau instrumen pembangunan.
Supriatna (1997:90) dalam jurnal Kemiskinan dan Konsep Teorinya
(Kadji, 2012) menyatakan bahwa kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas
yang terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Suatu penduduk
dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas

1
kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya, yang
menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan bisa disebabkan oleh
terbatasnya sumber daya manusia yang ada, baik lewat jalur pendidikan formal
maupun nonformal yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi terhadap
rendahnya pendidikan informal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Permasalahan apa yang terjadi pada masyarakat kabupaten Lebak?
2. Apa Penyebab dari Permasalahan Masyarakat Kabupaten Lebak?
3. Bagaimana Solusi untuk Permasalahan Masyarakat Lebak?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat Lebak
2. Penyebab permasalahan masyarakat Lebak
3. Solusi untuk permasalahan masyarakat Lebak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.4 Permasalahan yang terjadi pada masyarakat Lebak


Kemiskinan merupakan suatu hal yang bersifat global yang dihadapi setiap
negara, tidak ada satupun negara di dunia yang bebas dari kemiskinan. Pada
September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,34
orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per
rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.324.274,00/rumah tangga
miskin/bulan (BPS,2023).
Tingkat kemiskinan di Banten pada periode tahun 2020 hingga tahun 2021
mengalami penaikan dari 5,92% menjadi sebesar 6,66% dan pada tahun 2022
mengalami penurunan menjadi 6,16% (BPS,2023).
Permasalahan strategis di pemerintahan Kabupaten Lebak tidak jauh
berbeda dengan di pemerintahan pusat (problem nasional). yakni masih tingginya
angka kemiskinan. Oleh karena itu, kemiskinan menjadi tanggung jawab bersama,
terutama pemerintah sebagai penyangga proses perbaikan kehidupan masyarakat
dalam sebuah pemerintahan, untuk segera mencari jalan keluar dengan
merumuskan langkahlangkah yang sistematis dan strategis sebagai upaya
pengentasan kemiskinan.
Tingkat kemiskinan di kabupaten Lebak Persentase penduduk miskin pada
September 2022 sebesar 9,57 persen, meningkat 0,03 persen poin terhadap Maret
2022 dan menurun 0,14 persen poin terhadap September 2021. Jumlah penduduk
miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang, meningkat 0,20 juta orang
terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang terhadap September 2021.
2.5 Penyebab permasalahan masyarakat Lebak
Pengangguran menjadi salah satu isu penting dalam pembangunan suau
negara, baik di negara berkembang ataupun negara maju. Masalah pengangguran
di negara berkembang seperti Indonesia, sekarang ini sudah sangat besar karena

3
menyangkut jutaan jiwa dan sangat kompleks pengaruhnya terhadap kinerja
pembangunan.
Menurut Sudono Sukirno (1994) pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran adalah keadaan
dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan (Sugianto, S., & Yul,
Y. T. P. :2020).
Pada desa Bojongcae terdapat penduduk yang berusia kerjra sejumlah 1.121
orang, namun penduduk yang terdaftar sebagai pekerja hanya berjumlah 591 orang,
sehingga masih terdapat pengangguran sebanyak 530 orang pada desa ini. Adapun
profesi atau pekerjaan penduduk desa Bojongcae adalah: petani, buruh tani,
nelayan, buruh nelayan, PNS, home industri, berdagang dan jasa-jasa lainnya. Desa
Bojongcae merupakan desa yang tergolong dengan tingkat pengangguran yang
tinggi, jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia ternyata tidak memadai atau tidak
sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ada, serta terdapat beberapa faktor lainnya
yang dapat menyebabkan tingginya angka pengangguran pada desa ini (BPS
Cibadak, 2018 dikutip dalam jurnal Sugianto, S., & Yul, Y. T. P. :2020).
Faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran:
1. Pendidikan
a) Pada desa Bojongcae rata-rata tingkat pendidikan minimalnya tingkat
pendidikan SMP, minimnya tingkat pendidikan terakhir pada warga
membuat warga menjadi kesulitan untuk mencari lapangan pekerjaan
karena kemampuan dan pengetahuan yang minim.
b) Kualitas pendidikan yang ada tercermin dari banyaknya sekolah atau
tempat pendidikan dan sarana prasarana yang tersedia. Karena jumlah
sekolah yang terdapat didesa ini tidak lah banyak, sehingga warga
kesulitan untuk mengakses pendidikan, selain itu jarak yang tersedia
terlalu jauh dari beberapa rumah warga, sehingga warga menjadi malas
untuk menempuh pendidikan, selain itu fasilitas yanng terdapat di

4
sekolah-sekolah pada desa ini juga sangat sederhana sehingga kurang
membngkitkan semangat belajar siswa.
c) Jenis pendidikan yang terdapat pada desa ini adalah pendidikan formal,
seperti Sekolah Dasar hanya terdapat 2 sekolah pada desa ini.
d) Jarak antar tempat tinggal dan sekolah menjadi permasalahan bagi
warga untuk mengakses pendidikan, selain itu tidak tersedianya
transportasi umum pada desa ini.
2. Keterampilan
Kurangnya keterampilan yang dilimiki warga bojongcae sehingga susah
dalam memanfaatkan SDA yang tersedia.
3. Upah
a) Besarnya upah yang didpat jika para warga bekerja sebagai petani atau
buruh tani hanya 300-500 ribu perbulannya, namun jika ada musim
panen maka upah bisa diberikan lebih.
b) Tidak semua petani atau buruh tani mendapat upah rutin perbulannya,
karena ada beberapa juragan tanah/pemodal yang memberikan per
3bulan ataupun per 6 bulan sekali.
c) Permasalahan upaha menjadikan warga ingin mencari pekerjaan diluar
desa, namun dikarenakan keterbatasan pengetahuan sehingga membuat
merekapun sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
4. Informasi
a) Kurangnya informasi untuk mencari pekerjaan sesuai kemampuan yang
dimiliki warga, atau keterampilan yang warga miliki, sehingga warga
cenderung untuk tetap tinggal di desa mengikuti jejak orang tua yang
berprofesi sebagai petani, buruh tani, pedagang ataupun pembantu
rumah tangga.
b) Akses informasi yang minim, sehingga menyebabkan angka
pengangguran desa ini meningkat.
2.3 Solusi untuk permasalahan masyarakat Lebak

5
Dari beberapa fakto penyebab besarnya angka penganngguran di desa
Bojongcae, sesuai dengan salah satu sasaran PLS solusi yang dapat dilakukan:
1. Mempermudah akses pendidikan sehingga dengan mempermudah akses
pendidikan warga desa Bojongcae mudah dalam mendapatkan pendidikan
seperti pendidikan nonformal berupa Kejar Paket A, B dan C. Dengan
kesetaraan tersebut warga Bojongcae dapat mudah mendapatkan pekerjaan
dimana pada masa ini banyak pekerjaan yang melampirkan izajah atau
pendidikn akhir yang ditempuh.
2. Memberikan motivasi kepada masyarakat melalui sosialisasi pentingnya
pendidikan.
3. Memberikan suatu pelatihan yang dapat diperoleh melalui program
pemberdayaan yang berbasis life skill education atau biasa disebut dengan
pendidikan kecakapan hidup. Kurangnya pendidikan kecakapan hidup
dapat menyebabkan mereka sulit dalam mendapatkan pekerjaan dana
menciptakan sebuah usaha. . Program pendidikan kecakapan hidup atau
lifeskill adalah pendidikan yang nanti akan dapat menyediakan
pengetahuan dan keterampilan praktis dan diterapkan sesuai dengan
kebutuhan bisnis, kebutuhan pasar, peluang bisnis, dan potensi ekonomi
atau industri yang ada di masyarakat. Pendidikan life skill dapat
diselenggarakan melalui salah satunya dengan pendidikan pelatihan dan
keterampilan. Aktivitas atau kegiatan pelatihan pada dasarnya dirancang
untuk mengubah perilaku masyarakat atau warga belajar setelah pelatihan.
Perubahan perilaku adalah hasil dari peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan sikap (Wahyuning tyas, 2013, KURSUS, K.
P. P. P., & SRIKANDI, M. D. L. M. J+ PLUS: Jurnal Mahasiswa Pendidikan
Luar Sekolah.).
BAB III
PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Supriatna (1997:90) dalam jurnal Kemiskinan dan Konsep Teorinya (Kadji,
2012) menyatakan bahwa kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas yang
terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Pada desa Bojongcae
terdapat penduduk yang berusia kerjra sejumlah 1.121 orang, namun penduduk
yang terdaftar sebagai pekerja hanya berjumlah 591 orang, sehingga masih
terdapat pengangguran sebanyak 530 orang pada desa ini. Adapun faktor dari
pengangguran tersebut: Pendidikan, Keterampilan, Upah, Informasi.
Dari beberapa fakto penyebab besarnya angka penganngguran di desa
Bojongcae, sesuai dengan salah satu sasaran PLS solusi yang dapat dilakukan:
memudahkan akses pendidikan, memberi motivasi warga, memberikan suatu
pelatihan.
3.2 Saran
Pemerintah harus menanbah sarana dan prasana dalam bidang pendidikan dan
mempermudah akses pendidikan agar mudah terjangkau oleh masyarakat,
memberi motivasi kepada masyarakat bahwa pendidikan sangat penting untuk
kelangsungan hidup, dan perlu adanya pendampingan untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat di desa tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2023. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten (Persen) 2020-2022.
https://banten.bps.go.id/indicator/23/78/1/persentase-penduduk-miskin-
menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-banten-.html. Bps.go.id[Diakses pada 07 Mei
2023].
Badan Pusat Statistik. 2023. Persentase Penduduk Miskin September 20222 Naik
Menjadi 9,57 Persen.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/01/16/2015/persentase-penduduk-
miskin-september-2022-naik-menjadi-9-57-persen.html. Bps.go.id[ Diakses pada
07 Mei 2023].
Didu, S., & Fauzi, F. (2016). Pengaruh jumlah penduduk, pendidikan dan pertumbuhan
ekonomi terhadap kemiskinan di Kabupaten Lebak. Jurnal Ekonomi-Qu,
6(1).
Haryanto, A. T. (2023). Teori pembangunan. Unisri Press.
Kadji, Y. (2012). Kemiskinan dan Konsep teoritisnya. Guru Besar Kebijakan Publik
Fakultas Ekonmi Dan Bisnis UNG, 1-7.
KURSUS, K. P. P. P., & SRIKANDI, M. D. L. M. J+ PLUS: Jurnal Mahasiswa
Pendidikan Luar Sekolah.
Sugianto, S., & Yul, Y. T. P. (2020). Faktor Penyebab Pengangguran Dan Strategi
Penangananpermasalahan Pengangguran Pada Desa Bojongcae, Cibadak
Lebak Provinsi Banten. IKRAITH-EKONOMIKA, 3(2), 54-63.
II, B. (1977). A. Pendidikan.

iii

Anda mungkin juga menyukai