Anda di halaman 1dari 18

Proposal peneli

(Kemiskinan)

Di susun oleh
Kelompok

Ketua : Vidrin

Anggota : Doni

Naila lovelia

Rivan

Syawal

SMA Negeri 10 BOMBANA


Toburi 2023
KATA PENGANTARAN

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang tidak hanya menyangkut masalah


pendapatan. Masalah lain, seperti kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dada, lokasi,
kondisi geografis, gender, dan kondisi lingkungan merupakan dimensi dimensi kemiskinan yang juga
memengaruhi kondisi seseorang atau rumah tangga dalam status kemiskinan. Dalam rangka
meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, pemerintah Desa pusuea telah
menerbitkan keputusan Desa pusuea nomor 054-05/205/2017 tentang tim koordinasi
penanggulangan kemiskinan (TKPK), sekretariat TKPK, kelompok kerja (Pokja) TKPK, dan kelompok
program (pokgram) TKPK.

Berdasarkan keputusan kepala Desa pusuea nomor 054-05/205/2017 tersebut diatas, Tim
koordinasi penanggulangan kemiskinan (TKPK) kota salatiga telah dilaksanakan kegiatan koordinasi
dalam rangka percepatan program penanggulangan kemiskinan yang hasilnya dapat di
manifestasikan dalam penyusunan laporan kinerja Tim koordinasi penaggulangan kemiskinan Desa
pusuea Tahun 2018.

Laporan ini memberikan informasi mengenai kondisi umum kemiskinan di Desa pusuea
termasuk di dalamnya adalah perkembangan tingkat kemiskinan di Desa pusuea, kebijakan
penanggulangan kemiskinan, program penanggulangan kemiskinan dan pelaksanaan koordinasi
penanggulangan kemiskinan. di samping itu, dalam laporan ini juga memuat permasalahan yang
muncul berkaitan dengan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dan rekomendasi
dalam rangka penyelesaian permasalahan yang ada.

Dengan tersusun nya laporan ini dihadapkan dengan bermanfaat bagi seluruh pemangku per
kepentingan dan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan dan program program yang dapat
menjamin percepatan penanggulangan kemiskinan di Desa pusuea.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Permasalahan ................................................................................ 3
C. Tujuan dan manfaat ....................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASA ......................................................................................... 5
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................. 6
A. Kesimpula ....................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ............ 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di desa pusuea. kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak
negara berkembang yang mencakup lebih dari satu miliar penduduk dunia. kemiskinan merupakan
permasalahan yang diakibatkan oleh kondisi nasional saat negara dan situasi global. globalisasi
ekonomi dan bertambahnya ketergantungan antara negara tidak hanya merupakan tantangan dan
kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi serta pembangunan suatu negara, tapi juga mengandung
resiko dan ketidakpastian masa depan perekonomian dunia. menurutku kunarjo dalam Badrul Munir
(2002:10), suatu negara dikatakan miskin biasanya ditandai dengan tingkat pendapatan perkapita
rendah, mudah mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi (lebih dari 2 persen per
tahun), sebagai besar lembaga kerja bergerak di sektor pertanian dan terbelenggu dalam lingkaran
setan kemiskinan.

Kemiskinan juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah negara
indonesia, dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan
tersebut. kondisi kemiskinan indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi yang menunjang
indonesia pada tahun 1998, jumlah penduduk miskin di indonesia bertambah pesat, padahal
sebelumnya jumlah penduduk miskin terus berkurang. secara absolut dan presentase penduduk
miskin meningkat sangat tajam dari 22,5 juta orang atau 11,34% pada tahun 1996 menjadi 49005
juta jiwa atau 20,30% pada tahun 1908. pada saat krisis terjadi penambahan penduduk miskin
(banyak penduduk menjadi miskin mendadak) sebanyak 27 juta jiwa atau 120%, suatu jumlah yang
luar biasa besar. jumlah penduduk miskin ini secara absolut hampir mendekati jumlah penduduk
miskin pada tahun 1976 yang berjumlah 54,2 juta jiwa. meskipun krisis ekonomi telah berlalu,
melamun pada tahun 2003 jumlahnya tetap naik, yaitu 37,3 juta jiwa atau 17,42% jumlah penduduk
indonesia (Mahri, 2006).

Pemerintah sendiri selalu macan akan upaya penanggulangan kemiskinan dari tahun ke
tahun. namun jumlah penduduk miskin indonesia tidak juga mengalami penurunan yang signifikan,
walaupun data di BPS menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah produk miskin, secara
kualitatif belum menempatkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya semakin
memprihatinkan tiap tahunnya (Wongdesmiwati, 2009).

Usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sangat serius, bahkan


merupakan salah satu program prioritas termasuk lagi pemerintahan provinsi jawa tengah. upaya
penanggulangan kemiskinan di jawa tengah dilaksanakan melalui 5 pilar yang disebut “grand
straregy”.pertama, perluasan kesempatan kerja, ditunjukkan untuk menciptakan kondisi dan
lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang mem mungkin masyarakat miskin dapat memperoleh
kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.
Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik,
ekonomi, dan budaya masyarakat serta memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam
pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan. perlindungan dan
pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas, dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan
perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan untuk memberikan
perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentang dan masyarakat miskin baik laki-laki maupun
perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif, krisis ekonomi, dan
konflik sosial. Kelima, kemitraan resional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang
hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan
keempat strategi di atas (Bappeda,2007).

Proses pembangunan memerlukan pendapatan nasional yang tinggi dan pertumbuhan


ekonomi yang cepat. di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang
tetap adalah pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk
mengentaskan kemiskinan, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan. walaupun begitu
pertumbuhan ekonomi yang bagus menjadi tidak akan berarti bagi penurunan masyarakat miskin
jika tidak diiringi dengan adanya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
(Wongdesmiwati,2009).

Inflasi merupakan indikator yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. inflasi akan
menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat dan kegiatan perekonomian
secara keseluruhan. salah satu akibat penting dari inflasi adalah cenderung menurunkan tara
kemakmuran segolongan besar masyarakat. sebagian besar para pelaku kegiatan ekonomi terdiri
dari para pekerja yang berjanji tetap inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upaya para
pekerja. oleh lagi tutup ariel para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini
berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan
(Sukirno,2002).

Faktor lain yang juga mempengaruhi kemiskinan adalah pengangguran. salah satu faktor
penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan nya.
pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat
diwujudkan. pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, dan ini mengurangi tingkat
kemakmuran yang mereka capai apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk maka akan
menimbulkan efek yang buruk juga kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek ekonomi dalam
jangka panjang (Sukirno,2002).

Kebijakan upaya minimum juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. supaya


minimum adalah upaya bulanan yang terdiri dari upaya pokok termasuk tunjangan tetap kebijakan
upaya minimum merupakan salah satu strategi pemerintah menanggulangi kemiskinan. Dengan
menghitung kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan perumahan, sekaligus sebagai jaring
pengaman sosial dengan menghitung kebutuhan pendidikan dasar dan jasa transportasi.

Gagasan upaya minum yang sudah dimulai dengan dikembangkan sejak awal tahun 1970-
an bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang berdasarkan upah minimum paling
sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup layak (KHI). kebutuhan hidup layar adalah standar
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja atau buru lajang untuk dapat hidup layak baik
secara fisik, non fisik maupun sosial untuk satu bulan sebagaimana diatur dalam pernah negara no
17 tahun 2005, sehingga dihadapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta keluarga sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan
buruh. jika kebutuhan hidup layak dapat terpenuhi maka kesejahteraan pekerja meningkat dan
terbatas dari masalah kemiskinan (Sumarsono,2003).
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat ini
multidimensional. oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara
komprehensif yang mencangkok berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara
terpadu (M. Nasir, DKK 2008). kemiskinan terjadi karena kemampuan masyarakat sebagai pelaku
ekonomi tidak sama, sehingga terdapat masyarakat yang tidak dapat ikut serta dalam proses
pembangunan.

B. Permasalahan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan


dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat memenuhi kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan.

C. Tujuan dan manfaat

Tujuan dari penanggulangan kemiskinan ini juga untuk membebaskan dan melindungi
masyarakat dari kemiskinan dalam arti luas, jadi tidak hanya mencakup upaya mengatasi
ketidakmampuan untuk konsumsi dasar saja tapi juga mewujudkan penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin lainnya. Sedangkan manfaatnya koma data
kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap
kemiskinan, membandingkan kemiskinan antara waktu dan daerah, serta menentukan target
penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.
Bab 2
Pembahasan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi


standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan
rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan,
sandang, maupun papan. kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak
berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan.

Kondisi masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan


pendapatan dalam memenuhi standar hidup (Nugroho, 1995). pada prinsipnya standar hidup di
suatu masyarakat tidak sekedar mencukupi nya kebutuhan akan bagan akan tetapi juga tercukupi
nya kebutuhan akan kesehatan maupun pendidikan. tempat tinggal maupun pemukiman yang layak
merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah
berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih
rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk yang sejahtera
kan dirinya (Suryawati, 2004). Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan
pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak
seimbang sehingga memperoleh bers kesenjangan pendapatan antara masyarakat maupun
kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region income gap) (Harahap, 2006) .studi
pembangunan saat ini tidak hanya memfokuskan kerjaannya pada faktor-faktor yang menyebabkan
kemiskinan, akan tetapi juga mulai mengidentifikasikan jajar aspek yang dapat menjadikan miskin.
Bab 3
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka di tarik
kesimpulan bahwa kebijakan pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan masyarakat
sebagai berikut :

1. Kebijakan pemerintah daerah dalam pementasan kemiskinan masyarakat desa


merupakan rumusan yang dilakukan pemerintah daerah dalam merencanakan dan
merencanakan pembangunan daerahnya melalui visi, misi, dan program ulang
pemerintah daerah yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka mencegah
daerah (RPJMD). untuk membangun daerah tersebut diperlukan unsur-unsur yang
dapat mendukung jalannya pembangunan daerah, baik dari peningkatan kualitas
pendidikan, peningkatan kesejahteraan masyarakat atau ekonomi, peningkatan
kesehatan, sosial, budaya, guna untuk menunjang peningkatan sumber daya yang
ada di daerah tersebut. pada setiap daerah masalah kemiskinan merupakan kondisi
yang tidak bisa dipungkiri, masalah itu tentu menjadi perhatian pemerintah daerah
untuk bagaimana dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya
masyarakat yang ada di desa dan pembangunan ekonomi bagi daerah. untuk
mengatasi hal ini pemerintah daerah dalam program pembangunan daerah salah
satunya adalah penanggulangan kemiskinan, yang kemudian kebijakan ini dijabarkan
dalam program prioritas sebagai berikut : a) program pembayaran fakir miskin, KAT
dan PMKS lainnya. b) program penunjang lainnya indikator program yang akan
dicapai adalah : a) menurunnya jumlah penduduk atau keluarga miskin. b)
terbunuhnya kebutuhan penunjang lainnya. untuk itu ada program yang dilakukan
seperti Raski, UMKM, KUBE, WUB.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak maksimalnya pengentasan kemiskinan
masyarakat desa, diantaranya adalah anggaran yang terbatas sehingga membuat
pemerintah kesulitan dalam mengalokasikan keuangan, kemudian keuangannya
komunikasi sehingga yang terjadi adalah this komunikasi di tataran pemerintah
terkait dalam pengentasan kemiskinan yang membuat pelaksanaan program
berjalan tidak manual, selanjutnya sumber daya yang kurang mendukung serta
masyarakat yang kurang pendidikan sehingga mereka tidak mempunyai
keterampilan khusus untuk menggambarkan potensi dan bantuan yang modal yang
berikan oleh untuk meningkatkan taraf hidup mereka ke arah yang lebih baik,
kemudian sikap pelaksanaan yang kurang bijaksana dalam melaksanakan tugas yang
di embang hari ini juga memengaruhi tidak manual nya pengentasan kemiskinan
masyarakat desa

B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka Dasar dari peneliti :
1. Untuk pemerintah daerah, dalam melaksanakan kebijakan pemerintah pada
pengentasan kemiskinan masyarakat, agar lebih memperhatikan apa saja yang
menjadi faktor penghambat kebijakan tangan-tangan kemiskinan tersebut, sebab
faktor tersebut merupakan potensi yang dapat mendukung sinyalnya pelaksanaan
suatu kebijakan apabila lebih dioptimalkan.
2. Untuk pemerintah desa, pada pelaksanaan kebijakan dalam hal pengentasan
kemiskinan masyarakat desa, program-program yang telah direncanakan oleh
pemerintah daerah dalam pelaksanaannya perlu ada pengawasan dan evaluasi yang
dilakukan secara bertahap oleh aparat desa, sehingga program tersebut akan
menyentuh pokok permasalahan miskin yang ada di desa tersebut.
3. Untuk masyarakat desa, kiranya dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan
untuk memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki serta bantuan yang
diberikan oleh pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian serta
produktivitas masyarakat.

Daftar pustaka
Abdi, H.(2021). 7 penyebab kemiskinan dan pengertiannya menurut para ahli,

Wajib dipahami.

ADB keyindicators Databese. (2021).search Data

ADB keys indicators, (2010). Indonesia.

Aditya, R. (2021). Pengangguran terdidik.

Aji, S. (2018). Jenis pengangguran Beserta contoh dan disifatnya.

Anomon, (2021). Indikator ketimpangan distribusi pendapatan. Noor Mutia.

Anshari, M. Azhar, z. & Ariusni, (2018). Analisis pengaruh pendidikan, upah minimum provinsi dan

Belanja modal terhadap ketimpangan pendapatan di seluruh provinsi diindonesia 1 (3),

494-502.

Arsyad, L. (2020). Ekonomi pembangunan. UPP STIM YKPN.

Aryo, w. B. (2020). Membangun SDM Indonesia membangun sinergitas, KEMENKO PMK.

Azahari, (2000). Pembangunan sumber daya manusia dan indeks pembangunan manusia sektor

Pertanian. Ekonomi dan bisnis indonesia. 15 (1),56-69.

Badan pusat statistik. (2018). Indeks pembangunan manusia.

Badan pusat statistik. (2020). Perkembangan jumlah perkembangan tinggi dan suasta Indonesia.

Badan pusat statistik. (2021). Pengangguran terbuka menurut pendidikan tinggi yg ditamatkan

1986-2021.

Badan pusat statistik. (2022). Angka harapan hidup (Tahun).

Badan pusat statistik. (2022). Apa itu pembangunan manusia.

Badan pusat statistik. (2022). Jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin dan garis

Kemiskinan, 1970-2017.

Badan pusat statistik. (2022d). Tabel anggaran belanja pemerintah pusat berdasarkan fungsi

( Milyar rupiah).

Besrowi, Yuliana, S. Parayoga, A. D. Liana, J. E. Andriansyah, M. & Astridinata, l. K. (2018).

(Perspektif Teoretis) 1-14.

Bernie, M. (2019). Penggunaan anggaran pendidikan dinilai belum episien.

Bhakri, N. A.istikomah, 1,& Suprapto, S. (2017). Analisis faktor faktor yang mempengaruhi indeks

Pembangunan manusia di Indonesia periode 2008-2021. EKULTAS ( jurnal ekonomi), 18 (4),


(4), 452.

Biro analisa anggaran dan pelaksanaan APBN. (2014). Analisis keberadaan tradeoff bnflasi dan

penggangguran (Surya Phillips) di Indonesia. APBN induk, 23-31.

Brodjonegoro, B. (2019). Alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan belum maksimal.

Bastomi, (2012). Ketimpangan pendidikan antara kabupaten/kota dan implikasi di propinsi Jawa

Tengah. Economies Development analysis joernal, 1(2), 1-10.

Damanik, A. M. Zulfani,& Rosmeli. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan

pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi E-jurnal perspektif ekonomi di

pembangunan Daerah, 7(1),15-25.

Databoks, (2019). Jumlah penduduk Indonesia sepertiga penduduk ASEAN.

Dewi, N. Yusuf Y. & Iyan R. (2016). Pengaruh kemiskinan dan kebudayaan ekonomi terhadap indeks

Pembangunan manusia di provinsi Riau. Jurnal mahasiswa Fakultas ekonomi universitas

Riau, 4(1),870-882.

Domino, (2018). Universitas dalam bidang pendidikan anak untuk meningkatkan kualitas kehidupan

keluargq. 2(1), 77-85.

DPR RI. (2016). Anggaran kesehatan dalam APBN.

Education consultants.(2022). Kenapa sarjana di indonesia banyak yang menganggur.

Fakihudin, M. (2007). Usman development index ( HDI) salah satu indikator yang populer untuk

mengatur kinerja pembangunan manusia.

Fatimah, S.N. (2018). Analisis pengaruh kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi

terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi banten tahun 2010 – 2015. ekonomi 53

(9). 1689 – 1699.

Hadijah S. (2021). investasi publik: pengertian, contoh, dan analisis nya.

Hadim E.S. (2018). Perekonomian indonesia, penerbitan universitas terbuka.

Heri, A. (2019). APBN dan APBD.

Herman. (2020). BPS : masuk kategori, IPM indonesia capai tujuh 1,92 beritasatu com.

Hidayat, A. (2012). Uji haterokedastisitas dengan uji Glesjer.

Hidayat, A. (2016). Pengertian multikolinearitas dan dampaknya. Scribd.

Hindun, Soejoto, A. & Hatiyani, (2019). Pengaruh pendidikan pengangguran dan kemiskinan

terhadap ketimpangan pendapat di indonesia jurnal ekonomi bisnis dan kewirausahaan 8(3),

250.
Hatauruh, D. M. (2020). Pedagang dan tantangan pendidikan di indonesia. Republika, co id.

Indonesia Investment. (2020). Pengangguran di indonesia.

Junaidi. (2010). Atitokorelasi.

Kelana, I. (2017). Mengatasi kesimpulan pendapatan yang melonjak.

Komenkeu. (2014). Anggaran pendidikan 20% apakah sudah dialokasikan?

Kemensos. (2022). Tempat langkah strategi menekan angka kemiskinan.

Komisi x. (2018). Anggaran pendidikan 20% hanya formalitas. DPR. Go.Id.

Kompas. (2022). Mengenal APBN : pengertian, tujuan, fungsi, dan strukturnya.

Kristianus, A. (2015). Bank dunia : indonesia negara pendapatan atas.

Lawi, G. F. K. (2021). Simpangan sebabkan kenalkan IPM indonesia tak merata. Bisnis Com.

Lokadata. (2020). Penduduk miskin indonesia, 1970-2019, 27 Maret 2022.

Maidoni, D. (2015). Pengaruh investasi sumber daya manusia dan pendapatan perkapita terhadap

indeks pembangunan manusia (IPM) di provinsi riau jurnal online mahasiswa fakultas

ekonomi riau, 1-17.

Muratade, S. Y. Rotinsulu, D. C. & Niode, A. O. (2016). Analisis pertumbuhan ekonomi dan indeks

pembangunan manusia di provinsi sulawesi utara (studi pada tahun 2002 – 2013). Jurnal

berkala ilmiah efisiensi, 16(01),328 – 338.

Anda mungkin juga menyukai