Anda di halaman 1dari 13

P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

P2KP SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN


UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN

Oleh: Sukidjo
(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Abstract
Poverty is a major problem of economic development, because of that
the economic development is directed to reduce the poverty. Since poverty
is a complex and multidimensional problem including economic, culture
and structural, therefore it is reasonable if the program to overcome that
problem apply a comprehensive approach instead of merely of economic
aspect. Many safety net program have been implemented to eradicate
poverty, such as: food aids program, IDT, PDM-DKE, and P2KP. Among
those programs, P2KP is thought as a suitable program to society in
eradicating poverty since P2KP involves principles of democracy,
participation, transparency and decentralization.
Keywords: P2KP, Poverty, Economic Development

A. Pendahuluan memiliki pendapatan per kapita rendah,


Dalam rangka meningkatkan taraf hanya mampu mencukupi kebutuhan
hidup dan tingkat kemakmuran warga sekedar untuk mempertahankan
negaranya setiap negara melaksanakan hidupnya, mereka ini berada dalam
pembangunan ekonomi. Pembangunan kelompok miskin. Kemiskinan
ekonomi merupakan proses kegiatan merupakan keadaan ketidakberdayaan
untuk meningkatkan pendapatan riil per untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
kapita penduduk dalam jangka panjang. Kemiskinan merupakan masalah
Pendapatan per kapita merupakan salah pokok pembangunan yang ditandai oleh
satu indikator yang digunakan untuk pengangguran, keterbelakangan dan
mengukur taraf hidup dan kemakmuran ketidakberdayaan. Kemiskinan
seseorang. Seseorang yang memiliki merupakan masalah pokok nasional yang
pendapatan per kapita tinggi, di mana harus segera diatasi, tidak dapat ditunda-
mereka dapat memenuhi sebagian besar tunda dan harus dijadikan prioritas
kebutuhannya baik kebutuhan primer, utama dalam pelaksanaan
sekunder maupun tersiernya termasuk pembangunan. Sebab meningkatnya
kategori makmur. Sebaliknya orang yang kemiskinan akan memiliki dampak yang

15
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

sangat luas dan rawan baik yang 1999 : 90). Namun demikian dengan
berkaitan dengan sosial budaya maupun adanya krisis ekonomi, banyak
kriminalitas. Kemiskinan dapat perusahaan besar dan lembaga
menyebabkan terlantarnya pendidikan perbankan mengalami kebangkrutan
anak, rendahnya produktivitas kerja, sehingga terjadi pemutusan hubungan
serta makin meningkatnya tindak kerja yang mengakibatkan banyaknya
kejahatan, pencurian, munculnya tidak jumlah penduduk miskin. Menurut
asusila, pemerasan dan penipuan dan perkiraan BPS, jumlah pengangguran
sebagainya. Oleh sebab itu, semua sampai dengan akhir tahun 1998
negara sepakat untuk mengurangi dan mencapai 13,4 juta jiwa, dalam tahun
menghilangkan kemiskinan. 1999 meningkat menjadi 18-20 juta jiwa
Program penanggulangan kemiskinan dan pada akhir tahun 2002 diperkirakan
yang dimulai sejak Pembangunan Lima telah mencapai 40 juta jiwa. Jumlah
Tahun Pertama telah menjangkau penduduk miskin membengkak menjadi
seluruh pelosok tanah air dan hasilnya 80 juta atau 40% dari jumlah penduduk
cukup menggembirakan. Akan tetapi (Gunawan Sumadiningrat : 1999 : 91-92)
adanya krisis ekonomi mengakibatkan Menghadapi makin banyaknya jumlah
dampak yang sangat besar yakni jumlah penduduk miskin dan pengangguran
penduduk miskin meningkat tajam tersebut maka pemerintah mengeluarkan
sebagai akibat terjadinya pengangguran kebijaksanaan yang dikenal dengan
yang meluas. Pembangunan ekonomi Jaring Pengaman Sosial (JPS). Secara
yang dilaksanakan pemerintah Indonesia mum tujuan JPS adalah : (1)
sampai dengan tahun 1996 memberikan menciptakan lapangan kerja dan sumber
hasil yang menggembirakan, karena pendapatan masyarakat, serta
mampu mempertahankan laju kesempatan usaha, (2) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi 6-7% dalam kemampuan daya beli masyarakat untuk
jangka panjang serta mampu menggerakkan kembali kegiatan
menurunkan jumlah penduduk yang perekonomian rakyat, (3) memelihara
berada di bawah garis kemiskinan. Dalam sistem pelayanan masyarakat dan
tahun 1990 jumlah penduduk yang memelihara kelestarian lingkungan hidup.
berada di bawah garis kemiskinan Di Indonesia dikenal ada dua pengertian
sebesar 15% atau sebanyak 27 juta JPS yakni JPS ‘klasik’ dan JPS ‘Plus’. JPS
jiwa, turun menjadi 11% atau sebanyak klasik program JPS yang memberikan
22 juta jiwa. Sementara itu pendapatan bantuan pangan dan menciptakan
per kapita naik dari $ 80 pada tahun lapangan kerja dengan padat karya,
1969 naik menjadi $ 1100 pada akhir sedangkan JPS Plus merupakan JPS yang
tahun 1996 (Gunawan Sumadiningrat : disempurnakan, yakni pemberian

16
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

bantuan yang dilanjutkan dengan sedangkan P2KP merupakan program


kegiatan sosial ekonomi produktif yang JPS dengan sasaran wilayah IDT di
telah dilaksanakan sejak penanggulangan perkotaan. P2KP ini merupakan prakarsa
kemiskinan dengan gerakan nasional baru dari Pemerintah untuk mengatasi
program IDT (Gunawan Sumadiningrta, persoalan kemiskinan yang ada di
1999 : 123). Dalam melaksanakan JPS perkotaan. P2KP ini dirancang berbasis
plus, karena dalam melaksanakan pada prinsip-prinsip pemberdayaan
bantuan disertai dengan program komunitas dalam kerangka keberlanjutan
pendampingan sehingga masyarakat dalam upaya penanggulangan
mampu mengenal potensi dan peluang kemiskinan di kelurahan perkotaan.
yang akhirnya mampu untuk mandiri Sehubungan dengan itu, maka
dalam berusaha dan program ini lebih pendekatan yang digunakan P2KP
dikenal dengan program pemberdayaan adalah pemberdayaan masyarakat yang
masyarakat. Program ini secara rutin mengutamakan keterlibatan masyarakat
dievaluasi dan disempurnakan, dengan serta memposisikannya sebagai subjek
melibatkan unsur-unsur lembaga pembangunan. Dengan cara ini
swadaya masyarakat, lembaga diharapkan masyarakat khususnya
kemasyarakatan lainnya serta unsur kelompok miskin mampu menjawab akar
perguruan tinggi sehingga muncul model permasalahan kemiskinan yang menimpa
pembangunan partisipatif. mereka mampu melestarikan hasil-hasil
Penyempurnaan program IDT dalam yang dicapai melalui upaya
rangka penanggulangan kemiskinan penanggulangan kemiskinan. Dengan
dengan model pembangunan partisipatif demikian pendekatan pemberdayaan ini
yang dikembangkan dewasa ini antara selaras dengan hakikat pembangunan
lain Bantuan Program Pengembangan yang berkelanjutan.
Kecamatan (PPK), Program Dengan pendekatan pemberdayaan
Pembangunan Prasarana Pendukung tersebut, P2KP tidak hanya sekedar
Desa Tertinggal (P3DT), Program untuk mengatasi kemiskinan akibat krisis
Pemberdayaan Daerah Mengatasi ekonomi melainkan dapat mengatasi
Dampak Krisis Ekonomi (PDM-DKE) dan menanggulangi kemiskinan struktural
Program Penanggulangan Kemiskinan serta mampu memberdayakan lembaga
Perkotaan (P2KP). masyarakat guna memerangi dan
mengurangi kemiskinan secara mandiri.
B. Program Penanggulangan Hal ini sesuai dengan visi dan misi P2KP.
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Visi P2KP diarahkan agar masyarakat
Program IDT, PPK dan PDM-DKE mampu membangun secara sinergi
merupakan JPS untuk desa-desa IDT, dengan berbagai pihak untuk

17
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

menanggulangi kemiskinan yang dialami tetapi menjangkau pula pada nilai-nilai


secara mandiri, efektif dan berkelanjutan. luhur yang harus dikembangkan demi
Sementara itu, misi P2KP adalah pengembangan kelembagaan serta
memberdayakan masyarakat perkotaan, mempertahankan keberlanjutan aktivitas.
dalam upaya menanggulangi kemiskinan Nilai-nilai luhur yang harus
melalui pengembangan kapasitas, dikembangkan oleh segenap peserta
penyediaan sumber daya, dan program P2KP meliputi keadilan,
memberdayakan kemitraan sinergi antara kejujuran, kesetaraan dan kepercayaan (
masyarakat dengan pelaku-pelaku Tim KMW, 2001 : 22). Selain nilai-nilai
pembangunan lokal lainnya (Djoko luhur yang harus diperhatikan dalam
Handoyo, 2001 : 16). Adapun tujuan melaksanakan program, para pengelola
yang ingin dicapai dengan adanya P2KP yakni Badan Keswadayaan Masyarakat
dapat dikelompokkan menjadi dua (BKM) yang merupakan lembaga yang
macam, yakni tujuan umum dan khusus. dipercaya oleh masyarakat untuk
Tujuan umum yang akan dicapai adalah mengelola program hendaknya tetap
terjadinya percepatan pengurangan berpegang teguh pada prinsip-prinsip
kemiskinan serta peningkatan dasar yang merupakan landasan
kemampuan kelembagaan masyarakat operasional. Prinsip dasar Program P2KP
dalam menangkal dan menanggulangi meliputi : demokrasi, partisipasi,
kemiskinan khususnya di perkotaan. transparansi, akuntabilitas dan
Sedangkan tujuan khusus yang akan desentralisasi ( Tim KMW, 2001 : 22).
dicapai meliputi tiga hal, yakni : (1) Prinsip demokrasi dalam pengambilan
terciptanya organisasi masyarakat yang keputusan hendaknya dikedepankan,
representatif, tanggap dan akuntabel sehingga segala program dan keputusan
yang mampu memberikan pelayanan selalu dimusyawarahkan bersama melalui
kepada masyarakat miskin perkotaan, perwakilan Kelompok Swadaya
(2) meningkatnya pelayanan kepada Masyarakat (KSM) ataupun melalui
masyarakat miskin khususnya untuk Forum BKM yang merupakan perwakilan
mendapatkan dana usaha, dana sosial anggota untuk BKM. Partisipasi
dan dana untuk prasarana, (3) mengandung makna bahwa warga
meningkatnya jaringan kerjasama antar masyarakat miskin sebagai sasaran
kelembagaan masyarakat serta kegiatan hendaknya terlibat secara aktif
keterpaduan dalam penanggulangan untuk memanfaatkan program yang
kemiskinan. dikembangkan P2KP baik dalam hal
Berbeda dengan program JPS lainnya, pengembangan modal kerja,
program P2KP tidak semata-mata hanya pembangunan prasarana dasar serta
berorientasi pada masalah ekonomi, akan program peningkatan keterampilan

18
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

sumber daya manusia dalam rangka dimusyawarahkan terlebih dahulu


meningkatkan kualitas SDM dari keluarga kepada warga masyarakat di mana yang
miskin maupun kelompok setengah bersangkutan bertempat tinggal.
penganggur. Prinsip transparansi
mengandung makna bahwa pengelolaan C. Kemiskinan
keuangan dan administrasi hendaknya Kemiskinan merupakan salah satu
bersifat terbuka dan secara periodik masalah duniawi yang ditakuti oleh
warga masyarakat dapat mengetahui manusia karena kemiskinan
perkembangannya. Oleh sebab itu, menyebabkan terjadi berbagai
minimal pada akhir bulan atau awal keterbatasan, bahkan merupakan
bulan laporan keuangan bulanan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
termasuk neraca perlu disebarluaskan bagi mereka yang kurang beruntung.
baik melalui pertemuan resmi maupun Bagi mereka yang tergolong miskin,
sekedar ditempelkan di tempat-tempat kemiskinan merupakan sesuatu yang
strategis, agar warga masyarakat dapat nyata ada karena mereka merasakan
memahaminya. Prinsip akuntabel bagaimana mereka hidup dalam
mengandung makna bahwa minimal kemiskinan yang selalu mengalami
untuk setiap bulannya, segala kesulitan dalam memenuhi
administrasi pembukuan keuangan kebutuhannya. Namun demikian, orang
hendaknya diperiksa secara rutin oleh yang miskin belum tentu menyadari
Pengurus BKM dan secara periodik adanya kemiskinan yang menimpa
laporan keuangan diperiksa oleh Tim dirinya, dan menganggap bahwa
BPKP atau oleh akuntan publik. kemiskinan merupakan takdir yang harus
Sementara itu prinsip desentralisasi diterima dan tidak perlu disesali. Bagi
mengandung makna memberikan mereka yang sadar, mereka akan
kewenangan kepada masyarakat pada berusaha keras mencari peluang dan
umumnya bahwa dalam membentuk berani menghadapi tantangan agar
KSM, mengadakan pengaturan dan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan
pembinaan dalam masing-masing KSM, yang menghimpitnya.
sementara itu BKM sebagai lembaga Pada dasarnya, kemiskinan
pusat hanya memberikan arahan atau merupakan kondisi ketidakberdayaan
saran-saran saja. Demikian juga jika masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
terdapat kesulitan dan hambatan, kehidupan dan penghidupannya karena
misalnya ada KSM yang ternyata tidak ketidakadilan dalam bidang politik,
mampu mengembalikan pinjaman modal ekonomi, sosial budaya, teknologi dan
kerja bergulir, maka keputusan tentang pendidikan (Ricky Iswar, 2000 : III-1).
apa yang akan ditempuh, Dalam arti luas kemiskinan merupakan

19
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

masalah yang kompleks dan bersifat atau kebutuhan dasar minimum untuk
multi dimensi dan tidak semata-mata dapat hidup secara layak. Apabila
kemiskinan merupakan masalah pendapatannya tidak cukup untuk
ekonomi. Memang diakui bahwa adanya memenuhi kebutuhan minimumnya,
kemiskinan ekonomi akan dapat maka orang atau rumah tangga tersebut
mengakibatkan kemiskinan pada bidang dikatakan miskin.
yang lain, sebaliknya adanya kecukupan Konsep kemiskinan dapat dilihat dari
ekonomi akan dapat digunakan sebagai dua aspek yakni kemiskinan relatif dan
wahana untuk mengurangi atau kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif
menghilangkan kemiskinan lainnya. Pada disebut juga kemiskinan struktural, yang
umumnya kemiskinan ekonomi akan menggambarkan perbandingan
lebih terasa dibandingkan dengan pembagian pendapatan antar kelompok
kemiskinan bidang non ekonomi. Oleh dalam masyarakat. Kemiskinan relatif ini
sebab itu, dalam membicarakan banyak digunakan untuk mengukur
kemiskinan tidak lepas dari kemiskinan tingkat pemerataan dalam pembagian
ekonomi. Kesadaran akan kemiskinan pendapatan, apakah pembagian
yang dialami akan menjadi terasa apabila pendapatan tersebut timpang atau tidak.
yang bersangkutan membandingkan Dalam mengukur timpang tidaknya
kehidupannya dengan kehidupan orang pembagian pendapatan suatu negara,
lain yang mempunyai tingkat kehidupan Bank Dunia memberikan kriteria sebagai
sosial yang lebih tinggi. Karena itu, berikut:
kemiskinan akan ada di mana-mana, a. Jika 40% penduduk berpendapatan
akan muncul sepanjang waktu yakni terendah, memperoleh kurang dari
sepanjang masih ada ketidakadilan, ada 12 % pendapatan nasionalnya, maka
pihak yang merasa berada di bawah ketimpangan pembagian pendapatan
tingkat kehidupan yang lain. Dengan di negara tersebut termasuk sangat
demikian kemiskinan dapat diartikan tinggi;
sebagai standar tingkat hidup yang b. Jika 40% penduduk berpendapatan
rendah, yakni adanya kekurangan materi terendah menerima antara 12 – 17%
dan non materi pada sejumlah atau pendapatan nasionalnya, maka
segolongan orang dibandingkan dengan ketimpangan pembagian pendapatan
standar kehidupan yang umum berlaku di negara tersebut termasuk sedang;
dalam masyarakat yang bersangkutan dan
(Ricky Iswar : 2000 : III –2). c. Jika 40% penduduk berpendapatan
Pada umumnya kemiskinan diukur terendah menerima lebih dari 17%
dengan membandingkan tingkat pendapatan nasionalnya, maka
pendapatan dengan kebutuhan pokok ketimpangan pembagian pendapatan

20
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

di negara tersebut rendah kemiskinan yakni sebesar $2 per kapita


(Nurjaman, 2000: 21; Tulus per hari. Sayogya menggunakan
Tambunan, 1996: 51; The Kian Wie, pendapatan ekuivalen beras, untuk desa
1996: 126). sebanyak 240 kg dan untuk kota 360 kg
Mengingat kemiskinan relatif ini per kapita per tahun. Sementara itu, BPS
membandingkan pendapatan antar menggunakan ukuran pendapatan untuk
kelompok maka dapat terjadi seseorang memenuhi kebutuhan bahan makanan
yang menurut ukuran kebutuhan pokok 2100 kalori per kapita per hari (Tulus
tidak miskin namun karena Tambunan, 1996 : 51).
pendapatannya lebih rendah Ada beberapa pola atau jenis
dibandingkan dengan kelompoknya maka kemiskinan yang terjadi, antara lain
yang bersangkutan dikatakan miskin. sebagai berikut :
Penduduk yang berada dalam kemiskinan a. Cultural poverty atau kemiskinan
relatif masih memiliki potensi untuk kultural merupakan kemiskinan yang
produktif, karena itu perlu diberikan disebabkan oleh faktor budaya yakni
motivasi melalui dunia usaha, misalnya masyarakat yang tidak mau berusaha
dengan memberikan bantuan untuk memperbaiki tingkat
permodalan, bantuan teknik maupun kehidupannya meskipun sudah ada
bantuan perijinan. usaha atau dorongan dari pihak luar.
Sedangkan kemiskinan absolut b. Persistent poverty merupakan
merupakan suatu keadaan di mana kemiskinan turun temurun,
pendapatan yang dimilikinya tidak cukup kemiskinan yang terjadi karena
untuk memenuhi kebutuhan hidup berada di daerah kritis sumber daya
minimum. Jika pendapatan seseorang alamnya ataupun daerah yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan terisolasi;
hidup minimumnya maka yang c. Cyclical poverty atau kemiskinan
bersangkutan disebut berada dalam yang disebabkan oleh siklus
garis kemiskinan. Pendapatan minimum perekonomian, misalnya terjadi
tersebut digunakan sebagai pembatas keadaan resesi maupun depresi ;
untuk menentukan miskin atau tidak d. Seasonal poverty atau kemiskinan
miskin. Ada beberapa ukuran garis musiman merupakan kemiskinan
kemiskinan. Menurut Bank Dunia, yang disebabkan oleh perubahan
berdasarkan kurs dollar tahun 1971 garis musim, misalnya pada musim tanam
kemiskinan untuk daerah pedesaan atau musim tidak panen banyak
sebesar $50 dan $75 untuk daerah petani yang berada dalam
perkotaan per kapita per tahun. Dalam kemiskinan.
tahun 2002, UNDP menetapkan garis

21
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

e. Accidental poverty atau kemiskinan program P2KP memiliki keunggulan


akibat bencana alam. dalam memberdayakan kelompok miskin.
Menurut Ricky Iswar (1997 : III-6), Oleh sebab itu, diharapkan program
kemiskinan pada dasarnya kemiskinan P2KP akan lebih mampu dalam
memiliki tiga dimensi, yakni : memberdayakan kelompok miskin,
a. Dimensi ekonomi atau material. Jenis sehingga program penanggulangan
kemiskinan ini paling jelas dan paling kemiskinan dapat berjalan secara
mudah diukur, yakni kemampuan optimal. Melalui P2KP, potensi yang
untuk dapat memenuhi kebutuhan dimiliki kelompok miskin ditingkatkan,
dasar manusia. diaktualisasikan dengan cara dilakukan
b. Dimensi sosial dan budaya, di mana pendampingan, bimbingan dan
lapisan masyarakat yang secara pembentukan jaringan kerja. Dimensi
ekonomis miskin akan membentuk pemberdayaan P2KP dalam
kantong-kantong sebagai budaya memberdayakan kelompok miskin, antara
miskin. Jadi pada masyarakat miskin lain berupa :
akan terbentuk budaya miskin, 1. Pendekatan strategi P2KP didasarkan
misalnya bersifat apatis, fatalistik, pada pendekatan “pembangunan
apolitis, ketidakberdayaan, berserah bertumpu pada kelompok “
diri, dan menganggap bahwa (community based development
kemiskinan yang terjadi merupakan approach).
takdir. a. Pembentukan kelompok
c. Dimensi struktural atau politik, yakni masyarakat dibangun atas dasar
seseorang yang mengalami ikatan : kesamaan tujuan,
kemiskinan ekonomi akan mengalami kesamaan kegiatan, kesamaan
kemiskinan struktural dan politik, wilayah domisili yang mengarah
karena sebagai orang miskin tidak pada efisiensi dan efektivitas.
memiliki sarana untuk dapat terlibat Kelompok sasaran tersebut
dalam proses politik dan tidak dikenal dengan istilah Kelompok
memiliki kekuatan politik sehingga Swadaya Masyarakat (KSM). Tiap
mereka ini menduduki struktur sosial KSM dibentuk oleh anggota
yang paling bawah masyarakat khususnya kelompok
miskin yang memiliki usaha
E. Dimensi Pemberdayaan P2KP ataupun kelompok yang siap
dalam Menanggulangi berusaha dengan anggota antara
Kemiskinan 3 sampai dengan 15 orang.
Dibandingkan dengan Program Pembinaan dan pendampingan
Bantuan pangan, IDT, PDM-DKE, pada KSM dimaksudkan agar

22
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

dalam kelompok tersebut tumbuh tujuan, kesamaan kegiatan


dan berkembang modal sosial, maupun kesamaan domisili.
yang berupa solidaritas, c. Kelompok Swadaya Masyarakat
kebersamaan, optimalisasi daya dapat dibina untuk
lokal, nilai kerelawanan dan nilai- mengembangkan dan
nilai kemanusiaan. Solidaritas dan melembagakan tanggung jawab
kebersamaan antara lain renteng, membangun jaminan
diujudkan dalam bentuk adanya karakter antar anggota, sarana
kesadaran senasib interaksi antar anggota, mendidik
sepenanggungan, sehingga untuk tertib angsuran serta
memiliki rasa kebersamaan yang upaya peningkatan usaha antar
kuat, dan adanya tanggung jawab anggota.
bersama. Optimalisasi sumber 2. Diterapkannya strategi tridaya, yang
daya lokal diharapkan potensi berupa :
yang terdapat di lokasi KSM a. Penguatan sosial, yang berupa
dikembangkan seoptimal mungkin pengorganisasian kelompok
dalam rangka meningkatkan masyarakat. Penguatan sosial ini
kegiatan usahanya. Nilai dimaksudkan untuk meningkatkan
kerelawanan dan nilai solidaritas dan kebersamaan
kemanusiaan diujudkan dalam dalam kelompok sasaran. Sasaran
bentuk saling tolong menolong pembinaan bukanlah para
sesama anggota dalam KSM, di individu, melainkan mereka yang
mana kesulitan salah satu tergabung dalam kelompok-
anggota dirasakan sebagai kelompok usaha yang berupa
kesulitan bersama, yang kuat KSM. Melalui pembinaan KSM
membantu yang lemah. diharapkan nantinya masing-
b. Melalui pendekatan kelompok, masing KSM mampu
proses pemberdayaan memberdayakan anggotanya
(empowerment) dapat berjalan sehingga akan terjadi pembinaan
secara efektif dan efisien, karena yang berkelanjutan.
akan terjadi saling asah, asuh, b. Penguatan ekonomi, yang berupa
asih antar sesama anggota dalam pemberian bantuan dana yang
kelompok. Dengan kelompok, digunakan untuk tiga jenis
proses pembinaan akan lebih kegiatan yakni :
mudah karena masing-masing 1) Pinjaman dana bergulir untuk
anggota telah memiliki kesamaan membantu penyediaan modal
kerja bagi kegiatan ekonomi

23
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

kelompok miskin yang pengembangan jiwa


tergabung dalam KSM, kewirausahaan sesuai dengan
dengan bunga mendekati kebutuhan masyarakat yang
tingkat bunga komersial bersangkutan. Melalui
untuk jangka waktu 12 – 18 kegiatan pelatihan dan
bulan. Dana modal kerja magang diharapkan tercipta
bergulir ini pada dasarnya jaringan kerja kemitraan
merupakan milik masyarakat model bapak angkat,
yang dikelola oleh BKM di sehingga para peserta
bawah pengawasan anggota pelatihan akan terbantu
masyarakat pada umumnya, dalam perolehan bahan baku
dikelola dengan maupun pemasaran produk
menggunakan rekening bank yang dihasilkan. Apabila para
terdekat atas nama BKM. penganggur, para pemuda
Laporan keuangan harus putus sekolah dan ibu-ibu
dilakukan secara periodik dan rumah tangga dapat
transparan sehingga membuka usaha ekonomi
masyarakat umum dapat ikut produktif diharapkan akan
serta mengawasi dan dapat menambah
mengetahui penghasilannya, sehingga
perkembangannya. Pinjaman kemiskinan yang ada semakin
dana bergulir dapat juga dapat dikurangi. Kegiatan
digunakan untuk mengurangi pelatihan dan magang ini
kemiskinan yang berdimensi dapat juga digunakan untuk
ekonomi. mengurangi kemiskinan yang
2) Dana bantuan hibah untuk berdimensi budaya.
peningkatan keterampilan. 3) Dana bantuan hibah untuk
Salah satu hambatan pembangunan prasarana dan
pengembangan kegiatan sarana dasar kelompok. Dana
usaha bagi masyarakat hibah untuk infrastruktur
pedesaan adalah kurangnya dapat digunakan untuk
keterampilan dan rendahnya pembangunan sarana
jiwa kewirausahaan. Untuk pertanian misalnya perbaikan
keperluan tersebut, saluran irigasi, perbaikan dan
disediakan dana untuk perluasan pasar,
pelatihan keterampilan, pembangunan jalan
magang maupun kampung, perbaikan

24
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

lingkungan dan sarana lain maupun telah siap berusaha. Agar


yang secara langsung memudahkan pembinaan dan
membantu peningkatan usaha pendampingan, kepada mereka
kelompok miskin. Kegiatan diarahkan untuk membentuk KSM.
pembangunan infrastruktur ini Bagi mereka yang memerlukan
secara tidak langsung modal kerja diberikan bantuan modal
memberikan pekerjaan dan secara bergilir yang dikelola dengan
penghasilan bagi warga sistem tanggung jawab renteng.
masyarakat miskin di wilayah Kepada keluarga miskin yang belum
yang bersangkutan, sehingga memiliki usaha diberikan pelatihan
taraf hidupnya dapat keterampilan ataupun magang
ditingkatkan. Pembangunan sehingga mereka ini memiliki
infrastruktur dapat juga kesempatan untuk dapat berusaha.
digunakan untuk mengurangi Setelah mereka ini siap berusaha,
kemiskinan yang berdimensi kemudian membentuk KSM untuk
struktural. selanjutnya diberikan bantuan modal
3. Penguatan lingkungan, dalam bentuk kerja bergulir.
kegiatan pendampingan yang intensif 5. Peningkatan kemampuan perorangan
kepada anggota masyarakat yang dan keluarga miskin melalui upaya
menjadi kelompok sasaran. Kegiatan bersama berlandaskan kemitraan,
pendampingan dilaksanakan mulai yaitu mampu menumbuhkan usaha
dari penyusunan proposal, orientasi baru yang bersifat produktif dengan
usaha, pengelolaan usaha, dan berbasis pada usaha kelompok.
kemitraan sehingga kelompok 6. Penyiapan pengembangan dan
sasaran benar-benar mampu dan pemampuan kelembagaan
berani melakukan kegiatan usaha masyarakat di tingkat kelurahan
ekonomi produktif. Untuk untuk dapat mengkoordinasikan dan
mendukung kegiatan ini dilakukan memberdayakan masyarakat dalam
pertukaran informasi sehingga para melaksanakan pembangunan .
kelompok sasaran mampu membaca
dan memanfaatkan peluang kerja F. Kesimpulan
4. Adanya keberpihakan kepada Berdasarkan uraian di atas,
kelompok keluarga miskin, di mana dapatlah ditarik kesimpulan antara lain
kelompok sasaran program P2KP sebagai berikut :
diarahkan kepada keluarga Pra 1. Program P2KP sebagai program JPS
Sejahtera maupun Keluarga lebih efektif dan menguntungkan
sejahtera I yang memiliki usaha

25
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2 Nomor 3, Mei 2005

dibanding Program Bantuan Pangan, program dengan berdasar pada


IDT maupun PDM-DKE, karena : asas transparansi dan tanggung
a. Sasaran program P2KP bukan jawab bersama.
perseorangan melainkan 2. Program P2KP dapat difungsikan
kelompok swadaya masyarakat sebagai wahana pemberdayaan
(KSM), di mana KSM dapat dalam penanggulangan kemiskinan,
digunakan sebagai sarana karena program ini menerapkan
pembinaan yang berkelanjutan. pembinaan dan pendampingan
b. Program P2KP bersifat secara berkelanjutan baik melalui
komprehensif, tidak hanya pembinaan dalam internal KSM
memberikan bantuan modal maupun pembinaan oleh BKM.
kerja melainkan bantuan untuk 3. Adanya program pelatihan dan
pelatihan keterampilan maupun magang untuk meningkatkan
pembangunan prasarana dan keterampilan usaha dan
sarana dasar lingkungan. pengembangan jiwa kewirausahaan
c. Masyarakat sebagai anggota serta dijalinnya hubungan kemitraan
BKM sebagai pemegang sehingga permasalahan pengadaan
kekuasaan tertinggi dalam bahan baku dan pemasaran dapat
mengelola program P2KP sebagai terpecahkan.
wujud demokratisasi pengelolaan

Daftar Pustaka

Anonim. 2001. UU No. 25 Th 2000 Tentang Propenas : Program Pembangunan


Nasional tahun 2000 – 2004. Jakarta : Sinar Grafika.
Darmawan Saleh, dkk. 2000. Kebijaksanaan : Modul Diklat Penanggulangan
Kemiskinan. Jakarta : Pusdiklat Departemen Permukiman dan Pengembangan
Wilayah.
Gunawan Sumadiningrat. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman
Sosial. Jakarta : Gramedia.
Edy Suandi Hamid. 2000. Indonesia Dalam Millenium Ketiga. Yogyakrata : UII Press
Ricky Iswar, dkk. 2000. Wawasan : Modul Diklat Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta
: Pusdiklat. Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah
Tim KMW IX DIY. (2002). Perumusan Aksi & Strategi Pendampingan Dalam rangka
Keberlanjutan P2KP Tahap I dan II di Kabupaten Sleman. (publikasi terbatas)
Tim Persiapan P2KP. 1999. Manual Proyek Penanggulangan kemiskinan di Perkotaan
(P2KP). Jakarta : Sekretariat P2KP Pusat.

26
P2KP Sebagai Sarana Pemberdayaan Untuk Pengentasan Kemiskinan --- Sukidjo

----------------------, 1999. Penjelasan Umum Proyek Penanggulangan kemiskinan di


Perkotaan. Jakarta : Tim Persiapan P2KP Pusat.

27

Anda mungkin juga menyukai