dan
ketidakmerataan
mempunyai
dampak
negative
atas
bagian
KEMISKINAN
DAN
KETIDAKMERATAAN
DI
nonmoneter,
seperti
pendidikan
dan
indeks
kesehatan.
Perbaikan
BAB II PERMASALAHAN
A. BAGIAN TENTANG KASUS
Sebelum krisis ekonomi yang bermula pada pertengahan tahun 1997,
Indonesia telah berhasil melaksanakan berbagai adaptasi dan penyesuaian
dalam upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Upaya
mengurangi jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan dalam dua dekade
terakhir telah memperlihatkan keberhasilan yang luar biasa. Jumlah orang
miskin di Indonesia turun dari 70 juta di tahun 1979 menjadi hanya 22,6 juta
pada akhir 1996. Bagaimana dengan contoh kasus kemiskinan pada saat ini?
Meskipun demikian, masalah pengentasan kemiskinan timbul
kembali sekarang ini. Beberapa penyebab kondisi di atas antara lain adalah:
pertama, upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan menghadapi tahapan
kejenuhan sejak pertengahan 1980-an. Ini juga berarti bahwa upaya untuk
mengurangi jumlah orang miskin pada tahun 1970-an telah maksimal. Oleh
karena itu, pada awal 1980-an masih terdapat banyak orang miskin. Kedua,
bertepatan dengan kemandegan upaya diatas, terdapat kecenderungan kearah
ketidakmerataan pendapatan yang melebar antar sektor-sektor, kelompokkelompok, dan regional-regional. Yang terakhir, isu kemiskinan yang akhirakhir ini muncul adalah berhubungan dengan masih terdapatnya lebih dari
11,5 juta keluarga yang hampir miskin di tahun 1990. Bagaimana dengan
aspek penyebab kemiskinan pada saat ini? Apa sajakah dampak positive dan
negative dari adanya kemiskinan di Indonesia?
Februari 2008, di Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak
balitanya (4 th) meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut.
Para tetangga, begitu pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu
karena mereka tidak pernah meminta-minta.
Mei 2008, seorang anak yatim laki-laki usia 12 tahun siswa SD di Cibinong
terpaksa tidak sekolah karena harus menjaga 2 adiknya yang masih kecil.
Ibunya harus mencari nafkah dengan pendapatan yang kecil sehingga tidak
mencukupi untuk membayar pembantu rumah tangga.
Jatah beras miskin (raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa
ditebus oleh yang berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup
mengganti biaya transportasi karena sedang tidak punya uang (karena
10
memang benar-benar miskin). Akhirnya beras dibeli oleh orang yang lebih
mampu.
Makassar, Maret 2008, seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual
bayinya agar bisa membayar biaya pesalinan Rp300 ribu.
Dari kasus tersebut terbukti bahwa kemiskinan sangat berpengaruh terhadap masing
masing individu, yang mana di dalam sosiologi juga membahas kemiskinan yang
mana kemiskinan tersebut berdampak pada masing masing individu dalam
berkehidupan bermasyarakat.
b. Faktor-faktor penyebab kemiskinan di Indonesia.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kemiskinan
di indonesia adalah sebagai berikut:
Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis, dan anti akan
hal-hal yang baru.
11
12
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah
penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja
berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja
yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur
maksimum. Jadi setiap orang atausemua penduduk berumur 10 tahun
tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang
selanjutnya dapat dimasukan dalam katergori beban ketergantungan. Tenaga
kerja (manpower) dipilih pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja
(labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah
tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari
pekerjaan. Seakan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja adalah
tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai
pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang
menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa
kerjanya.
c) Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya.
Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk
13
14
15
16
17
18
19
20
21
yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang
miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan Ekuivalen Nilai Tukar
Beras.
A. Penanganan masalah Kemiskinan berbasis masyarakat :
1.
Tindakan Kolektif
Tindakan kolektif adalah tindakan yang dilakukan masyarakat secara
bersama untuk memecahkan suatu masalah. Tugas kolektif untuk
memberikan akses pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin
yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya
masyarakat dan memberdayakan forum-forum sejenis yang telah
terbentuk. Tugas tersebut tugas seluruh institusi pemerintahan dan
bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja. Khususnya pada tugas
kolektif untuk memberikan akses pada terbentuknya forum-forum
masyarakat miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga
swadaya masyarakat.
Memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. Hal itu
dapat diwujudkan jika tersedia suatu fasilitas interaksi komunikasi
melalui ketersediaan forum yang memungkinkan adanya akses bagi
masyarakat miskin untuk memperoleh pembelajaran agar dapat
meningkatkan produktifitasnya sesuai dengan kondisi mereka masingmasing. (intinya agar warga yang tidak mampu dapat terkumpul dan di
ketahui agar tidak salah sasaran antara kaya dan miskin).
2.
Tindakan antisipatif
22
pemerintah
menangani
program
tersebut
secara
sebagai
pengelenggara
negara
yang
tugasnya
untuk
Di bidang sosial
23
2.
Di bidang kesehatan
Di Bidang Pendidikan
24
bantuan
yang
berorientasi
pada
kedermawanan
25
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada tahun 1960-an keadaan masyarakat Indonesia pada saat orde
baru secara efektif mulai berjalan pada maret 1966 adalah berada sangat jauh
dibawah garis kemiskinan. Akan tetapi sebelum krisis ekonomi yang
bermula pada pertengahan tahun 1997, Indonesia telah berhasil
melaksanakan berbagai adaptasi dan penyesuaian dalam upaya untuk
mengurangi jumlah penduduk dari garis kemiskinan absolut. Kemiskinan
absolut yang merupakan kondisi di bawah pendapatan yang menjamin
kebutuhan dasar pangan, pakaian, dan perlindungan.
Penyebab munculnya kemiskinan dan ketidakmerataan di Indonesia
sangatlah beragam, seperti tingkat pendidikannya yang masih rendah,
adanya kasus penggelapan uang negara yang dilakukan oleh para penguasa,
tidak meratanya lapangan pekerjaan, rendahnya kinerja aparatur pemerintah,
dan lain sebagainya. Hal seperti inilah yang menyebabkan semakin
meningkatnya kemiskinan di Indonesia sehingga angka pengangguran,
kriminalitas, anak-anak yang putus sekolah, kesehatan yang buruk semakin
tinggi.
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketidakmertaan tersebut,
pemerintah dan pihak swasta membuat sebuah kebijakan untuk
menanggulangi hal tersebut. Seperti dengan dijadikannya masalah
kemiskinan sebagai kebijakan yang diprioritaskan didalam Rencana
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Soemitro Remi, Sutyastie and Tjiptoherijanto, Prijono. KEMISKINAN DAN
KETIDAKMERATAAN DI INDONESIA. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA,
2002
W. Barcly, George., Munir, Rozy., Budiarto. Technique Of Population
Analysis. Teknik Analisa Kependudukan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA,
1990
Bagoes Mantra, Ida. Demografi Umum.
Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2003
http://nursyafitriahcellow.blogspot.com/2013/02/masalah-kemiskinan-diindonesia.html diunduh pada hari Rabu, 26 November 2014 pukul 19.25
WIB.
28