Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UAS MK.

AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu
Safari Hasan, S.IP.,MMRS

Disusun oleh:
Hana Dyah Ayu Monica (30523033)

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
PENGOPTIMALAN KEBIJAKAN DEMOGRAFI UNTUK MENGURANGI
TINGKAT KEMISKINAN DAN PEMERATAAN PENDUDUK DI INDONESIA

PENDAHULUAN
Perubahan struktur kebijakan pemerintah terhadap penduduk atau
Masyarakat pada suatu wilayah dapat menimbulkan berbagai dampak, bisa
menimbulkan dampak positif dan dampak negative. Hal tersebut sesuai dengan
semakin merambahnya kemajuan dari bebagai sistem saat ini. Jumlah dan struktur
penduduk di suatu negara memegang peranan penting dalam menentukan
kecepatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi memiliki
dampak terhadap penduduk, dan sebaliknya, perubahan penduduk memiliki
implikasi terhadap pembangunan perekonomian. Salah satu cara yang diterapkan
agar menciptakan peluang yang tinggi agar Indonesia bisa optimal dalam
mengurangi kemiskinan dan pemertaan penduduk bisa dilakukan dengan baik
yaitu dengan terdapatnya bonus demografi yang Dimana bonus demografi dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, karena pertambahan penduduk adalah salah
satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk yang akan memperluas
pasar serta mendorong spesialisasi yang selanjutnya akan menghasilkan
pertambahan output atau hasil.
Adapun pertumbuhan ekonomi pada gilirannya akan bekerja dengan
sangat baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan Dalam rangka mengoptimalkan
jendela peluang (window of opportunity) yang terbuka pada masa dimana suatu
negara mengalami bonus demografi dan menghindari dampak negatif dari bonus
demografi, kuantitas sumber daya manusia perlu diimbangi dengan kualitas yang
memadai. Dalam hal ini, kualitas bukan hanya terkait dengan kapasitas otak,
namun juga kapasitas fisik dari sumber daya manusia. Kebijakan sosial dan
ekonomi yang tepat menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk mengoptimalkan
dampak dari bonus demografi tersebut.
Pengoptimalan kebijakan demografi merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan mewujudkan pemerataan penduduk di
Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat masih tingginya tingkat kemiskinan di
Indonesia dan kesenjangan pendapatan yang ada. Dengan mengoptimalkan
kebijakan demografi, diharapkan dapat tercipta kesejahteraan bagi seluruh

1
penduduk Indonesia dan mengurangi disparitas sosial-ekonomi yang ada.
pengoptimalan kebijakan demografi adalah situasi kemiskinan yang masih menjadi
permasalahan serius di Indonesia. Tingginya angka kemiskinan di beberapa
wilayah menunjukkan ketidakadilan dalam distribusi pendapatan dan kesenjangan
sosial-ekonomi. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga perlu menjadi perhatian
karena adanya keterkaitan antara tingkat kemiskinan dan pertumbuhan penduduk.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang tepat dan efektif untuk mengatasi
permasalahan ini.
Tujuan dari pengoptimalan kebijakan demografi adalah untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dan mewujudkan pemerataan penduduk di Indonesia. Dengan
demikian, diharapkan dapat tercipta kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Manfaat yang diharapkan adalah peningkatan
kesejahteraan, pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi, perbaikan kualitas
pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja, serta peningkatan infrastruktur dan
pelayanan dasar di seluruh wilayah Indonesia.
PEMBAHASAN
Demografi adalah ilmu yang membahas tentang perubahan demografi,
yang meliputi perubahan dalam jumlah, distribusi, dan karakteristik penduduk.
Pengoptimalan kebijakan demografi adalah proses mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan demografi yang efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pada dasarnya, pengoptimalan
kebijakan demografi bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan
mengembalikan pemerataan penduduk di Indonesia. Sedangkan Tingkat
kemiskinan adalah persentase penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasar hidup. Pada tahun 2020, tingkat kemiskinan di Indonesia adalah 9,19%.
Tingkat kemiskinan tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti
kekurangan pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan sampah. Selain itu
Pemerataan penduduk merupakan suatu keadaan dimana jumlah penduduk
seukuran wilayah atau negara sama. Pada tahun 2020, Indonesia memiliki tingkat
pemerataan penduduk yang rendah, dengan jumlah penduduk per kubik 144.
Pemerataan penduduk yang rendah dapat menyebabkan berbagai masalah,
seperti pengeluaran sampah, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah.
Selain itu pertumbuhan penduduk merupakan peningkatan jumlah
penduduk dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan

2
penduduk dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fertilitas dan urbanisasi.
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol dapat menimbulkan banyak masalah
seperti sosial, ekonomi, kesejahteraan, keamanan, dan lingkungan. Oleh karena
itu, pemerintah perlu melakukan pengendalian penduduk melalui program-
program seperti Keluarga Berencana. Disamping bertambahnya penduduk yang
ada di Indonesia sebaiknya juga melakukan pemerataan penduduk pada pola
penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara. Faktor yang mempengaruhi
distribusi penduduk antara lain kondisi geografis, iklim, sumber daya alam, dan
kebijakan pemerintah. Di Indonesia, sebagian besar penduduk masih terpusat di
Pulau Jawa. Untuk mewujudkan pemerataan penduduk, pemerintah dapat
melakukan kebijakan pembangunan di daerah-daerah yang belum terlalu
berkembang, seperti memberikan insentif bagi investor untuk membuka usaha di
daerah tersebut atau meningkatkan akses infrastruktur dan layanan publik.
Pertumbuhan penduduk dapat berdampak pada tingkat kemiskinan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk, pengangguran,
dan pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk memiliki hubungan positif namun lemah terhadap kemiskinan. Hal ini
disebabkan oleh adanya indikasi terjadinya kemiskinan akibat pertumbuhan
penduduk yang pesat. Oleh karena itu, pengendalian pertumbuhan penduduk dan
upaya peningkatan pendidikan serta penciptaan lapangan kerja menjadi faktor
penting dalam upaya mengurangi kemiskinan.
Dampak penyebaran penduduk terhadap kemiskinan dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme. Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menimbulkan
tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan, memperlambat pemulihan
sumber daya alam, serta meningkatkan persaingan dalam mendapatkan
pekerjaan. Selain itu, penyebaran penduduk yang tidak merata juga dapat
berdampak pada tersebarnya distribusi pendapatan dan kesempatan kerja, yang
kemudian dapat mengurangi tingkat kemiskinan di suatu daerah. Faktor-faktor lain
seperti rendahnya akses pendidikan, kesehatan, dan nutrisi juga dapat dikaitkan
dengan penyebaran penduduk dan berkontribusi pada lingkaran kemiskinan. Oleh
karena itu, penyebaran penduduk yang tidak terkendali perlu dikelola secara
bijaksana melalui kebijakan yang mendukung pemerataan pembangunan dan
pemberdayaan ekonomi di berbagai wilayah.

3
Tingkat kemiskinan juga dipengaruhi oleh struktur usia penduduk, seperti
tingkat ketergantungan, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan tingkat
pengeluaran.
1. Tingkat Ketergantungan, Tingkat ketergantungan adalah rasio antara jumlah
penduduk yang tidak bekerja (anak-anak dan lanjut usia) dengan jumlah
penduduk yang bekerja. Semakin tinggi tingkat ketergantungan, semakin besar
beban yang harus ditanggung oleh penduduk yang bekerja. Hal ini dapat
menyebabkan kemiskinan, terutama jika pendapatan yang diterima oleh
penduduk yang bekerja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
sendiri dan keluarga mereka.
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah
persentase penduduk yang bekerja dari jumlah total penduduk usia kerja.
Semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja, semakin banyak penduduk
yang memiliki penghasilan dan semakin rendah tingkat kemiskinan. Namun, jika
tingkat partisipasi angkatan kerja rendah, maka akan ada lebih sedikit
penduduk yang memiliki pendapatan dan tingkat kemiskinan akan meningkat.
3. Tingkat Pengeluaran, Tingkat pengeluaran juga dapat dipengaruhi oleh struktur
usia penduduk. Misalnya, jika terdapat banyak penduduk lanjut usia yang tidak
memiliki penghasilan tetap, maka mereka akan menabung atau bantuan sosial
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini dapat menyebabkan tingkat
pengeluaran yang rendah dan kemiskinan.
Dalam rangka mengatasi dampak struktur usia penduduk terhadap
kemiskinan, pemerintah dapat melakukan beberapa tindakan, seperti
meningkatkan tingkat partisipasi kerja angkatan bersenjata, memberikan bantuan
sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, dan meningkatkan akses
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja
masyarakat. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan kebijakan yang
mendukung keluarga, seperti program keluarga berencana, untuk mengurangi
tingkat ketergantungan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pengendalian pertumbuhan penduduk adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengatur dan mengelola pertumbuhan populasi suatu
negara. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan,
kesehatan, dan keamanan masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk:

4
1. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Kesehatan
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan kesehatan adalah
salah satu upaya yang paling efektif. Pemerintah dapat mengembangkan
program kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat
penyakit dan kecelakaan, serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak
sehat. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian vaksin, pengobatan, dan
pendidikan masyarakat tentang kesehatan.
2. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Pendidikan
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan pendidikan adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program
pendidikan yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan
penyakit, serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat. Hal ini
dapat dilakukan melalui pemberian kuliah, pendidikan masyarakat tentang
kesehatan, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang nyaman dan aman.
3. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Ekonomi
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan ekonomi adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program ekonomi
yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan penyakit,
serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat. Hal ini dapat
dilakukan melalui pemberian kuliah, pendidikan masyarakat tentang
kesehatan, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang nyaman dan aman.
4. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Lingkungan
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan lingkungan adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program
lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan
penyakit, serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat. Hal ini
dapat dilakukan melalui pemberian kuliah, pendidikan masyarakat tentang
kesehatan, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang nyaman dan aman.
5. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Sosial
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan sosial adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program sosial
yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan penyakit,
serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat. Hal ini dapat

5
dilakukan melalui pemberian kuliah, pendidikan masyarakat tentang
kesehatan, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang nyaman dan aman.
6. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Politik
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan politik adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program politik
yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan penyakit,
serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat. Hal ini dapat
dilakukan melalui pemberian kuliah, pendidikan masyarakat tentang
kesehatan, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang nyaman dan aman.
7. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Pengelolaan Hukum
Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengelolaan hukum adalah
upaya lain yang efektif. Pemerintah dapat mengembangkan program hukum
yang bertujuan untuk mengurangi kematian akibat kecelakaan dan penyakit,
serta mengurangi jumlah anak yang dianggap tidak sehat.
Dalam pengendalian pertumbuhan penduduk sebaiknya juga melakukan
pemerataan agar tidak terjadi kemiskinan yang bertumpuk. Pemerataan
penduduk merupakan upaya untuk meratakan distribusi penduduk secara merata
di berbagai wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Hal ini penting untuk
mencapai pembangunan yang merata dan berkelanjutan di seluruh wilayah.
Beberapa faktor yang dapat mendukung pemerataan penduduk antara lain adalah
pembangunan infrastruktur yang merata, peningkatan akses terhadap layanan
publik, dan pengembangan potensi ekonomi di daerah. Selain itu, kebijakan yang
mendukung pemerataan penduduk juga perlu diterapkan, seperti memberikan
kejelasan status dan kepastian hukum atas desa, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Dengan demikian, pemerataan penduduk
menjadi kunci dalam upaya mencapai pembangunan yang inklusif dan
berkelanjutan di Indonesia.
Pada tahun 2016, data BPS menunjukkan bahwa jumlah dan persentase
penduduk miskin di Indonesia adalah 28,07 juta jiwa atau 11,37 persen, dengan
sebagian besar berada di pedesaan. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya
pemerataan pembangunan dan kesejahteraan untuk mengurangi kesenjangan
antarwilayah. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga diakui sebagai faktor
penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi di suatu
wilayah, terutama jika dilakukan secara merata di seluruh pelosok tanah air.

6
Dengan demikian, pemerataan penduduk bukan hanya tentang pemerataan
distribusi penduduk, tetapi juga mencakup upaya pemerataan pembangunan,
akses terhadap layanan publik, dan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah,
baik perkotaan maupun pedesaan. Upaya pemerataan penduduk menjadi kunci
dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam proses pemerataan pastinya pemerintah banyak mengambil Keputusan
untuk berfungsi baik kedepannya salah satu Keputusan yang dia ambil yaiu terkait
pengoptimalam kebijakan demografi yang Dimana bisa dilakukan dengan
berbagai Langkah sebagai berikut,
Pengoptimalan kebijakan demografi dapat dilakukan melalui berbagai
langkah, seperti:
1. Pengembangan Kebijakan Demografi: Pengembangan kebijakan demografi
adalah proses mengembangkan kebijakan demografi yang efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Implementasi Kebijakan Demografi: Implementasi kebijakan demografi adalah
proses mengimplementasikan kebijakan demografi yang telah dibuat.
3. Mengevaluasi Kebijakan Demografi: Mengevaluasi kebijakan demografi
adalah proses menganalisis dan mengkaji kebijakan demografi yang telah
diimplementasikan untuk mengetahui apakah tujuan yang diinginkan telah
tercapai.
Contoh kebijakan demografi yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan mengembalikan pemerataan penduduk di Indonesia adalah:
1. Pengembangan Program Pendidikan: Pengembangan program pendidikan
yang efektif dan efisien untuk mengurangi kemiskinan dan mengembalikan
pemerataan penduduk.
2. Pengembangan Program Kesehatan: Pengembangan program kesehatan
yang efektif dan efisien untuk mengurangi kemiskinan dan mengembalikan
pemerataan penduduk.
3. Pengembangan Program Pengelolaan Sampah: Pengembangan program
pengelolaan sampah yang efektif dan efisien untuk mengurangi kemiskinan
dan mengembalikan pemerataan penduduk.
4. Pengembangan Program Pengelolaan Air Limbah: Pengembangan program
pengelolaan air limbah yang efektif dan efisien untuk mengurangi kemiskinan
dan mengembalikan pemerataan penduduk.

7
Populasi Indonesia telah berkembang pesat selama beberapa dekade
terakhir, dengan jumlah penduduk yang meningkat dari sekitar 119 juta pada
tahun 1970 menjadi lebih dari 270 juta pada tahun 2020. Pertumbuhan ini
memberikan tekanan yang signifikan terhadap sumber daya, infrastruktur, dan
pasar kerja negara. Selain itu, Indonesia juga sedang berjuang menghadapi
tingkat kemiskinan yang tinggi, dengan sekitar 9,2% penduduknya hidup di bawah
garis kemiskinan pada tahun 2020. Tingkat kemiskinan ini sangat tinggi terutama
di daerah pedesaan, dimana akses terhadap sumber daya dan kesempatan kerja
terbatas.
Kebijakan demografi telah diterapkan di Indonesia untuk mengatasi tantangan
ini. Kebijakan negara saat ini mencakup program keluarga berencana, program
kesehatan ibu dan anak, dan program pendidikan. Kebijakan-kebijakan ini
bertujuan untuk menurunkan angka kesuburan, meningkatkan hasil kesehatan ibu
dan anak, dan meningkatkan akses terhadap pendidikan, khususnya bagi anak
perempuan. Meskipun kebijakan-kebijakan ini telah menghasilkan beberapa
perbaikan, efektivitasnya dalam mengurangi kemiskinan masih terbatas. Tingkat
kemiskinan di negara ini relatif stagnan selama beberapa tahun terakhir, dan
ketimpangan antar wilayah masih terus terjadi. Namun, kebijakan kependudukan
berpotensi untuk menyamakan pertumbuhan penduduk antar wilayah karena
dapat ditargetkan pada wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih
tinggi.
Optimalisasi kebijakan kependudukan di Indonesia menghadapi beberapa
tantangan dan peluang. Salah satu tantangan yang signifikan adalah sikap
budaya terhadap keluarga berencana, karena beberapa komunitas mungkin
memandang keluarga besar sebagai sumber kebanggaan dan status sosial.
Selain itu, terbatasnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan di
beberapa daerah dapat menyulitkan penerapan kebijakan demografi yang efektif.
Namun demikian, terdapat peluang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dan meningkatkan akses terhadap layanan keluarga berencana. Misalnya,
program berbasis masyarakat yang melibatkan tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan setempat dapat membantu meningkatkan kesadaran dan akses
terhadap layanan keluarga berencana. Optimalisasi kebijakan kependudukan
berpotensi menurunkan angka kemiskinan secara signifikan dan menyamakan
pertumbuhan penduduk antar wilayah di Indonesia.

8
Pengoptimalan kebijakan demografi dapat berperan dalam mengurangi
tingkat kemiskinan dan pemerataan penduduk di Indonesia. Bonus demografi,
yang terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih
tinggi daripada jumlah penduduk usia tidak produktif, dapat dimanfaatkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan manfaat bonus demografi
antara lain adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan, pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola pertumbuhan
populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk.
Dalam konteks Indonesia, faktor-faktor seperti laju pertumbuhan penduduk,
pengangguran, dan kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian dalam
upaya mengurangi kemiskinan dan mewujudkan pemerataan penduduk 2 . Selain
itu, pengentasan kemiskinan juga memerlukan perhatian terhadap faktor
demografi, seperti kondisi sosial demografi pekerja miskin, tingkat pendapatan,
pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi kesejahteraan pekerja.
Berbagai kebijakan perlu dirumuskan untuk mengoptimalkan bonus
demografi, termasuk intervensi untuk menjaga penurunan fertilitas, peningkatan
demand creation, pelayanan keluarga berencana, pengembangan kualitas
sumber daya manusia, dan perlindungan sosial Dengan demikian,
pengoptimalan kebijakan demografi melalui pendekatan yang terintegrasi,
melibatkan berbagai aspek seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan
perlindungan sosial, dapat berperan penting dalam mengurangi tingkat
kemiskinan dan mewujudkan pemerataan penduduk di Indonesia.
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam kebijakan demografi.
Pemerintah daerah dapat melakukan pengendalian pertumbuhan penduduk
dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menyediakan alat
kontrasepsi, dan mengatur jarak antar kelahiran. Pemerintah juga dapat
mengoptimalkan bonus demografi dengan mengembangkan kualitas manusia
melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk. Selain
itu, pemerintah juga harus memperhatikan peran pemuda dalam menghadapi
bonus demografi, dengan memberikan layanan pendidikan dan pekerjaan yang
memadai, serta mencegah perilaku berisiko pada pemuda.

9
Pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan demografi menghadapi
beberapa tantangan, seperti:
1. Kesadaran masyarakat : Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program
yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti program pengendalian
pertumbuhan penduduk dan penggunaan alat kontrasepsi
2. Pengendalian pertumbuhan penduduk : Adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan jumlah penduduk, seperti kekurangan bahan
makanan dan kemiskinan
3. Pengendalian jarak antar kelahiran : Melangsungkan pernikahan di usia yang
tepat dan membantu masyarakat untuk memahami pentingnya berKB sesuai
dengan keinginan pemerintah
4. Pengembangan kualitas manusia : Membangun kualitas manusia melalui
pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk
5. Pengendalian bonus demografi : Melimpahnya penduduk usia kerja yang tidak
memiliki keahlian dan keterampilan dapat meningkatkan tingkat kriminalitas,
tingkat kemiskinan, dan menghambat pertumbuhan ekonomi
6. Pengembangan pemuda : Membuka potensi pemuda melalui penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan pemuda, serta mengembangkan
generasi penerus bangsa yang mandiri dan berdaya saing
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah harus melakukan
sosialisasi kepada masyarakat, mengembangkan kualitas manusia, memperluas
pasar tenaga kerja, mengelola pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat
kesehatan penduduk. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan peran
pemuda dalam menghadapi bonus demografi, dengan memberikan layanan
pendidikan dan pekerjaan yang memadai, serta mencegah perilaku berisiko pada
pemuda. Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan demografi pastinya juga
membawa andil orang-orang terkait dengan hal tersebut. Kerjasama dengan
pihak-pihak terkait sangat penting untuk keberhasilan implementasi kebijakan
kependudukan. Menurut OECD, perusahaan harus mengembangkan dan
mempublikasikan kebijakan untuk memantau transaksi pihak terkait. Dalam hal
kebijakan kependudukan terkait kesuburan, Konstitusi mengharuskan program
dan proyek dilaksanakan melalui konsultasi dan kolaborasi erat dengan
pemerintah daerah. PBB juga menekankan pentingnya kolaborasi antara

10
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menerapkan kebijakan
kependudukan. Di AS, Gedung Putih telah mengeluarkan perintah eksekutif
mengenai keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan aksesibilitas dalam angkatan
kerja federal, yang mencakup inisiatif pemerintah untuk mendorong keberagaman
dan inklusi dalam angkatan kerja. Terakhir, dalam dunia bisnis, koopetition, atau
kerja sama antar kompetitor, mendapatkan daya tarik sebagai cara untuk
mencapai keuntungan bersama.
Melibatkan pihak-pihak terkait dalam penerapan kebijakan kependudukan
memberikan beberapa manfaat:
1. Tanggung Jawab Bersama : Dengan melibatkan pihak-pihak terkait, seperti
pemerintah daerah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya,
tanggung jawab penerapan kebijakan kependudukan ditanggung bersama,
memastikan bahwa kebijakan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan
keadaan spesifik masyarakat.
2. Peningkatan Sumber Daya : Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dapat
menghasilkan peningkatan sumber daya dan dukungan terhadap
implementasi kebijakan kependudukan. Misalnya, organisasi non-pemerintah,
kelompok masyarakat lokal, dan sektor swasta dapat menyumbangkan dana,
keahlian, dan tenaga untuk mendukung pelaksanaan program dan proyek
yang berkaitan dengan kependudukan
3. Peningkatan Implementasi: Keterlibatan pihak-pihak terkait dapat
menghasilkan implementasi kebijakan kependudukan yang lebih efektif dan
efisien. Dengan bekerja sama, para pemangku kepentingan dapat
mengidentifikasi dan mengatasi potensi tantangan, mengembangkan strategi
untuk mengatasi hambatan, dan memantau kemajuan untuk memastikan
keberhasilan kebijakan.
4. Peningkatan Keberlanjutan : Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dapat
membantu memastikan keberlanjutan kebijakan demografi dalam jangka
panjang. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan dan implementasi, kebijakan akan lebih mungkin diterima dan
didukung oleh masyarakat, sehingga meningkatkan kemungkinan
keberhasilan berkelanjutan.
5. Hasil yang Lebih Baik : Melibatkan pihak-pihak terkait dalam penerapan
kebijakan kependudukan dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi

11
masyarakat. Dengan bekerja sama, para pemangku kepentingan dapat
mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang menjawab kebutuhan dan
kekhawatiran spesifik masyarakat, yang pada akhirnya akan menghasilkan
peningkatan hasil sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dalam penerapan kebijakan demografi, berbagai pihak-pihak terkait dapat
dilibatkan. Berikut adalah contoh pihak-pihak terkait yang dapat dilibatkan:
1. Pemerintah : Pemerintah adalah pihak yang membentuk dan mengatur
kebijakan demografi. Mereka menyusun program-program kebijakan
demografi, seperti program pengembangan sosial, program pengembangan
ekonomi, dan program pengembangan kesehatan.
2. Pengusaha : Pengusaha dapat berkontribusi dalam penerapan kebijakan
demografi melalui pengembangan industri dan pengembangan teknologi.
Mereka dapat membantu mempercepat pengembangan sosial dan ekonomi.
3. Pendidikan : Pendidikan dapat berkontribusi dalam penerapan kebijakan
demografi melalui pengembangan sistem pendidikan yang memperkuat
kemahiran dan keterampilan sosial.
4. Kesehatan : Kesehatan dapat berkontribusi dalam penerapan kebijakan
demografi melalui pengembangan sistem kesehatan yang memperkuat
kesehatan masyarakat.
5. Pemerintah daerah : Pemerintah daerah dapat berkontribusi dalam penerapan
kebijakan demografi melalui pengembangan sistem pemerintah daerah yang
memperkuat kemahiran dan keterampilan sosial
6. Pengusaha perkebunan : Pengusaha perkebunan dapat berkontribusi dalam
penerapan kebijakan demografi melalui pengembangan sistem perkebunan
yang memperkuat kemahiran dan keterampilan sosial.
7. Pengusaha perindustrian : Pengusaha perindustrian dapat berkontribusi
dalam penerapan kebijakan demografi melalui pengembangan sistem
perindustrian yang memperkuat kemahiran dan keterampilan sosial.
8. Pengusaha perdagangan : Pengusaha perdagangan dapat berkontribusi
dalam penerapan kebijakan demografi melalui pengembangan sistem
perdagangan yang memperkuat kemahiran dan keterampilan sosial.
9. Pengusaha pertransportasi : Pengusaha pertransportasi dapat berkontribusi
dalam penerapan kebijakan demografi melalui pengembangan sistem
pertransportasi yang memperkuat kemahiran dan keterampilan sosial.

12
Evaluasi dan pemantauan merupakan langkah penting dalam
mengimplementasikan kebijakan demografi. Berikut beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam evaluasi dan pemantauan kebijakan demografi:
1. Pemantauan Data Demografi : Melakukan pemantauan terhadap data
demografi untuk melacak tren pertumbuhan penduduk, struktur usia, dan
indikator lainnya.
2. Kebijakan Evaluasi : Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas
kebijakan yang diterapkan dan melakukan perubahan
3. Partisipasi Masyarakat dan Kolaborasi : Melibatkan masyarakat dalam proses
perumusan dan implementasi kebijakan, sehingga mendukung penerimaan
dan kepatuhan terhadap kebijakan tersebut
4. Kolaborasi dengan Lembaga Lain : Bekerja sama dengan lembaga lain untuk
mendukung implementasi kebijakan demografi
5. Kebijakan Program Keluarga Berencana (KB) : Kebijakan tentang
kelembagaan keluarga berencana berpengaruh pada era desentralisasi
6. Bonus Demografi : Indonesia saat ini tengah mempersiapkan bonus
demografi yang akan dihadapi pada tahun 2035. Pemerintah harus berupaya
mengentaskan masalah-masalah dasar terutama terkait buta huruf
7. Kebijakan Publik : Implementasi formulasi dan evaluasi kebijakan publik
merupakan langkah penting dalam mengimplementasikan kebijakan
demografi
Dalam evaluasi dan pemantauan kebijakan demografi, perlu
mempertimbangkan kajian atas fenomena bonus demografi dengan perspektif
ekonomi, demografi, dan sosial
PENUTUP
Kebijakan pemerintah terhadap penduduk dapat memberikan berbagai
dampak, baik positif maupun negatif. Struktur kebijakan-kebijakan ini penting untuk
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, yang memperluas pasar dan
mendorong spesialisasi. Pertumbuhan ini kemudian dapat mengurangi tingkat
kemiskinan. Namun, untuk mengoptimalkan manfaat bonus demografi, kuantitas
sumber daya manusia perlu diimbangi dengan kualitas. Optimalisasi kebijakan
kependudukan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan dan
mencapai pemerataan penduduk di Indonesia. Hal ini penting mengingat masih

13
tingginya angka kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia. Kebijakan
sosial dan ekonomi yang tepat dapat mengoptimalkan dampak bonus demografi.
Optimalisasi kebijakan kependudukan adalah proses pengembangan,
implementasi, dan evaluasi kebijakan yang efektif dan efisien untuk mengurangi
kemiskinan dan mengembalikan kesetaraan penduduk. Demografi mencakup
perubahan jumlah, persebaran, dan karakteristik penduduk.
Tingkat kemiskinan adalah persentase penduduk yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar. Pada tahun 2020, tingkat kemiskinan di Indonesia
sebesar 9,19%. Tingginya tingkat kemiskinan dapat menimbulkan berbagai
masalah, seperti kurangnya pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan sampah.
Pemerataan penduduk adalah keadaan dimana jumlah penduduk di suatu wilayah
atau negara sama. Pada tahun 2020, Indonesia memiliki tingkat pemerataan
penduduk yang rendah, dengan jumlah penduduk per meter persegi sebesar 144
jiwa. Pertumbuhan penduduk dapat berdampak pada tingkat kemiskinan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk,
pengangguran, dan pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kemiskinan. Pengendalian pertumbuhan penduduk dan upaya peningkatan
pendidikan serta penciptaan lapangan kerja merupakan faktor penting dalam
mengurangi kemiskinan. Tingkat kemiskinan juga dipengaruhi oleh struktur umur
penduduk, seperti tingkat ketergantungan, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan
tingkat pengeluaran. Pemerintah dapat melakukan beberapa tindakan untuk
mengatasi dampak struktur umur penduduk terhadap kemiskinan, seperti
meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja, memberikan bantuan sosial
kepada masyarakat yang membutuhkan, serta meningkatkan akses pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja
masyarakat.
Pengendalian pertumbuhan penduduk merupakan upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mengatur dan mengelola pertumbuhan penduduk suatu negara.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan, kesehatan, dan
keamanan masyarakat. Pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa aspek
dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk, seperti manajemen kesehatan,
manajemen pendidikan, manajemen ekonomi, manajemen lingkungan,
manajemen sosial, manajemen politik, dan manajemen hukum. Pemerataan
penduduk merupakan upaya untuk meratakan persebaran penduduk secara

14
merata di berbagai wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Hal ini penting
dilakukan untuk mencapai pembangunan yang merata dan berkelanjutan di
seluruh wilayah.
Beberapa faktor yang dapat mendukung pemerataan penduduk antara lain
pemerataan pembangunan infrastruktur, peningkatan akses pelayanan publik, dan
pengembangan potensi ekonomi di daerah. Pada tahun 2016, jumlah dan
persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 28,07 juta jiwa atau 11,37
persen, dimana sebagian besar tinggal di daerah perdesaan. Pembangunan
infrastruktur merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan aktivitas ekonomi di suatu wilayah, terutama jika dilakukan secara
merata di seluruh wilayah Indonesia.
Optimalisasi kebijakan demografi dapat berperan dalam mengurangi
tingkat kemiskinan dan pemerataan penduduk di Indonesia. Bonus demografi
dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
manfaat bonus demografi antara lain dengan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, perluasan pasar tenaga kerja,
pengelolaan pertumbuhan penduduk, dan peningkatan taraf kesehatan penduduk.
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam kebijakan
kependudukan. Pemerintah daerah dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk
dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, menyediakan alat
kontrasepsi, dan mengatur jarak kelahiran. Pemerintah juga dapat
mengoptimalkan bonus demografi dengan cara mengembangkan kualitas
manusia melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja,
mengatur pertumbuhan penduduk, dan meningkatkan taraf kesehatan penduduk.
Dalam melaksanakan kebijakan kependudukan, pemerintah menghadapi
beberapa tantangan, seperti kesadaran masyarakat, pengendalian pertumbuhan
penduduk, pengendalian jarak kelahiran, pengembangan kualitas manusia,
pengendalian bonus demografi, dan pembangunan generasi muda. Untuk
mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah harus melakukan sosialisasi
kepada masyarakat, pengembangan kualitas manusia, perluasan pasar tenaga
kerja, pengendalian pertumbuhan penduduk, dan peningkatan derajat kesehatan
penduduk. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait juga penting untuk keberhasilan
implementasi kebijakan kependudukan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Murtiningsih, 2012, Transisi Demografi, Bonus Demografi, dan The
Window of Opportunity
C. Christiani and L. B. Masalah, “Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas
Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah,” J. Ilm. Untag Semarang, pp. 102–114,
2014.
Hardinandar, F. (2019). Determinan Kemiskinan (Studi Kasus 29 Kota/Kabupaten Di
Provinsi Papua). Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(1), 1–12.
https://doi.org/10.31002/rep.v4i1.1337
Mardiya. 2019. Mengenal Teori Pertumbuhan Penduduk.
https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/916/mengenal-teori-
pertumbuhan-penduduk
Pangiuk, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Kemiskinan di
Provinsi Jambi Tahun 2009-2013. ILTIZAM Journal of Sharia Economic Research,
2(2), 44. https://doi.org/10.30631/iltizam.v2i2.160
Ravallion, M & S Chen, 1997, What Can New Survey Data Tell Us about Recent Changes in
Distribution and Poverty?, The World Bank Economic Review, Oxford: Oxford
University Press
Ray, Debraj, 1998, Development Economics, New Jersey: Princeton University Press
Rodrik, Dani, 2007, One Economics, Many Recipes: Globalization, Institutions and
Economic Growth, New York: Harvard University
S. Didu and F. Fauzi, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Lebak,” J. Ekon., vol. 6, no. 1, pp. 102–117,
2016, doi: 10.35448/jequ.v6i1.4199.
Satria Aji Setiawan. 2018. Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi
Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Analisisi kebijakan. Vol 2 No 2.
Smith, Adam, 2012, Wealth of Nations, Hertfordshire: Wordsworth Editions
Sumitro Mardiko Bagus. 2022. Bonus Demografi, Akselerasi Ekonomi, dan Peran Pemuda.
https://baktinews.bakti.or.id/artikel/bonus-demografi-akselerasi-ekonomi-dan-
peran-pemuda

16

Anda mungkin juga menyukai