Anda di halaman 1dari 23

KEMISKINAN DAN

KESENJANGAN PENDAPATAN
Joshua Steven Lee & Oksa Suryaningtyas
122200030 & 122200031
KEMISKINAN
1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak
terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena
adanya kekurangan barang- barang dan pelayanan –pelayanannya
yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak. Ini
merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya
standar kebutuhan pokok/dasar.
KEMISKINAN
2. Dilihat dari segi pendapatan atau penghasilan
Kemiskinan oleh golongan dilukiskan sebagai kurangya
pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok
KEMISKINAN
3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk
mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a. Keterampilan yang memadai.
b. Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c. Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
d. Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e. Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
KESENJANGAN PENDAPATAN
Kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi
pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu
tertentu. Jadi besar kecilnya pendapatan seorang tidak hanya
bergantung dari harga atau besarnya balas jasa yang diperolehnya,
tetapi juga dari jumlah dan mutu faktor produksi yang dimiliki oleh
berbagai lapisan masyarakat.
KESENJANGAN PENDAPATAN
Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
• Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
• Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
• Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
• Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.
• Tingkat income masyarakat bervariasi ( sebagian miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
• Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya
rendah.
INDIKATOR KESENJANGAN
Kriteria Bank Dunia
• <12% disebut ketimpangan tinggi
• 12% - 17% disebut ketimpangan sedang
• >17% disebut ketimpangan rendah
Gini Ratio
• >80% = ketimpangan sangat tinggi
• 60% - 79% = ketimpangan tinggi
• 40% - 59% = ketimpangan sedang
• 20% - 39% = ketimpangan rendah
• <20% = ketimpangan sangat rendah
INDIKATOR KEMISKINAN
Menurut Badan Pusat Statistik indikator kemiskinan antara lain :
• Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
• Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
• Tidak adanya jaminan masa depan
• Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
• Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial
• Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
PENYEBAB KEMISKINAN
1. Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat
membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
PENYEBAB LAIN KEMISKINAN DI
INDONESIA
A.Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun
menurut hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan.
Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban
ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya
beban ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di
bawah garis kemiskinan.
PENYEBAB LAIN KEMISKINAN DI
INDONESIA
B.Angkatan Kerja.
Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur
didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda- beda disetiap
negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh
Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan
lunak,distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
PENYEBAB LAIN KEMISKINAN DI
INDONESIA
C.Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu
penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena
rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry,
jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang
mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis
STRATEGI PEMERINTAH DALAM
MENGURANGI KEMISKINAN
• Janka Pendek
membangun sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi pedesaan
• Jangka Menengah dan Panjang
* Pembangunan dan penguatan sektor swasta
* Kerjasama regional
* Manajemen APBN dan administrasi
* Desentralisasi
* Pendidikan dan kesehatan
* Penyediaan air bersih dan pembangunaN perkotaan
* Pembagian tanah pertanian yang merata.
UPAYA MENGATASI KETIMPANGAN
Upaya mengatasi ketimpangan dapat sejalan dengan pertumbuhan
dan peningkatan kesejahteraan. Pemerataan kesempatan
merupakan jalan efektif bagi mobilitas sosial. Karena itu,
kronisme dan korupsi yang menghambat mobilitas sosial harus
diminimalkan kalau bisa di hapuskan
SOLUSI KESENJANGAN PENDAPATAN

Kebijakan pemerintah penting dalam mengatasi sumber


ketimpangan dengan kebijakan yang progresif. Bukan sekadar
redistribusi dan peningkatan pajak, melainkan kebijakan yang
menjawab ketimpangan dengan pertumbuhan dan kesejahteraan
yang lebih tinggi.
KURVA LORENZ
Kurva lorenz adalah presentasi grafis dari ketimpangan pada sebuah sistem. Secara
khusus, kurva lorenz digunakan dalam pengukuran koefisien gini, yakni salah satu
indikator target pembangunan dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Kurva Lorenz sejatinya dapat digunakan untuk mengukur ketimpangan
apapun bentuknya. Penghitungannya dimulai dengan mengukur secara empiris nilai
kekayaan atau total pendapatan, serta bagaimana distribusinya dalam suatu populasi
masyarakat. Data kemudian disajikan dalam bentuk grafis yang dapat digunakan
langsung sebagai kurva lorenz. Ekonom atau ahli statistik juga mungkin menggunakan
kurva lain yang mewakili fungsi kontinu, namun kurva lorenz memberikan informasi
yang lebih terperinci mengenai distribusi kekayaan atau pendapatan.
KASUS KESENJANGAN SOSIAL DI
INDONESIA
Pandemi Covid 19 yang berlangsung sejak akhir tahun 2019 hingga kini
tentu saja memberikan dampak yang sangat terasa, terutama di bidang
sosial-ekonomi. Di bidang sosial, pandemi Covid 19 menciptakan berbagai
permasalahan, diantaranya adalah kemiskinan dan pengangguran. Pada
Maret 2021, tercatat bahwa penduduk miskin di Indonesia akibat Covid 19
adalah sebanyak 27,54 juta jiwa. Selain itu, Pemutusan Hubungan Kerja
karena dampak pembatasan sosial selama pandemi Covid 19 ini memicu
tingginya pengangguran di Indonesia pada tahun 2020.
LANJUTAN
Pandemi Covid-19 juga menciptakan salah satu permasalahan yang cukup
berpengaruh pada pembangunan sosial di negeri ini, yaitu kesenjangan sosial. Dari
sanalah terlihat jelas bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan yang kaya semakin
kaya dan yang miskin menjadi sengsara. Kesenjangan sosial akibat pandemi Covid
19 ini bukan hanya terlihat dari segi pendapatan, akan tetapi juga terlihat dari segi
pendidikan, kesehatan, bahkan hiburan. Dalam hal ini terlihat bahwa anak sekolah
dari keluarga miskin menjadi kesulitan untuk menuntut ilmu karena tidak memiliki
perangkat yang mumpuni, dan pada akhirnya hal ini juga menyebabkan peningkatan
angka putus sekolah. Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan permasalahan
kesenjangan sosial akibat pandemi Covid 19 ini, maka diperlukan suatu kebijakan
yang dapat bermanfaat di masa kini hingga masa yang akan datang.
UPAYA PENYELESAIAN
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dalam World
Conservation Strategy mendefinisikan untuk menjadi sebuah pembangunan berkelanjutan,
pelaksanaan pembangunan harus mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial maupun
ekonomi yang berbasis pada sumberdaya kehidupan dan mempertimbangkan keuntungan
ataupun kerugian jangka panjang maupun jangka pendek dari sebuah tindakan
alternatif.Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Penyelesaian Masalah
Kesenjangan Sosial Akibat Covid-19 di Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan
Pembangunan Berkelanjutan. Dan langkah yang paling penting dalam pelaksanaan program
pembangunan berkelanjutan adalah dengan kolaborasi dan menjalin kemitraan antara
pemerintah dengan berbagai pihak, seperti NGO atau pihak swasta lainnya.
LANJUTAN
  Inovasi berbasis pembangunan berkelanjutan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kesenjangan sosial akibat Covid 19 adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Pembangunan yang kolaboratif dan partisipatif
2. Memberikan pelatihan dan pemberdayaan kepada masyarakat yang
kehilangan pekerjaannya.
3. Investasi pembangunan berbasis digital.
KESIMPULAN
Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia saja
sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan,
tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini. Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat
bergantung pada pelaksanaan dan
pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat
tercapai, dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,
terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan. Negara yang ingin membangun perekon
omiannya harus mampu meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yang diukur dengan kenaikan
penghasilan riil per-kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan
diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,
kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah, produktivitas penduduk yang rendah karena keter
belakangan pendidikan, kurangnya modal pembangunan, dan orientasi ekspor barang primer karena ketidak
mampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai