Anda di halaman 1dari 14

PENGENTASAN KEMISKINAN YANG

BELUM MAKSIMAL DI INDONESIA


 Oleh Kasriyati, S.Pd

 06 Agustus 2018 00:00:00

 991 Views

A.         PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang  Masalah

           Kemiskinan Merupakan masalah global,  sebagai orang yang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif , sementara yang lain nya melihat nya dari segi moral
dan evaluatif, dan lain nya lagi melihat nya dari sudut ilmiah yang telah mapan .Istilah “
negara berkembang “ biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara – negara yang “
miskin “ .
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara .Pemahaman utamanya mencakup :

-          Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan


sehari – hari ,sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan . kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang – barang dan
pelayanan dasar

-          Gambaran tentang kebutuhan sosial , termasuk keterkucilan sosial ,


ketergantungan , dan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat .
Hal ini termasuk pendidikan dan informasi . Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan , karena hal ini mencakup  masalah – masalah politik
dan moral , dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi

-          Gambaran tentang kurang nya penghasilan dan kekayaan yang memadai .
makna “ memadai “  disini sangat berbeda – beda melintas bagian – bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.          

Sedangkan kepala bidang pusat statistik , Rusman Heriawan mengatakan seseorang di


anggap miskin apabila dia tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal . kebutuhan
hidup minimal itu adalah kebutuhan untuk mengkonsumsi makanan dalam takaran 2100
kilo kaliori per orang per hari dan kebutuhan minimal non makanan seperti perumahan ,
pendidikan , kesehatan dan transportasi .” jadi ada kebutuhan makanan dalam kalori dan
kebutuhan non makanan dalam rupiah . kalau rupiah nya yang terakhir adalah
RP.182.636 per orang per bulan ,”kata Rusman Heriawan kepada BBC . Dengan definisi
itu , jumlah penduduk miskin di indonesia tahun 2008 mencapai sekitar 35.000.000 jiwa .

           Angka itu merupakan angka hasil survei sosial ekonomi nasional , susenas dengan
sampel hanya 68.000 rumah tangga padahal jumlah rumah tangga di indonesia mencapai
55.000.000 . Menurut ahli statistik dan Institut Teknologi surabaya , Kresnayana yahya ,
cara pandang pemerintah terhadap kemiskinan tidak mencerminkan realitas .
              “ Ada yang tidak diperhitungkan , perusak perusak kalori . Orang merokok yang
bisa enam sampai tujuh batang . Itu sebenarnya negatif  . Dia bisa mengatakan belanjanya
sekian , tetapi didalam nya ada enam tujuh batang rokok “ kata krenasyana yahya

2.      Mengukur kemiskinan

    Kemiskinan bisa di kelompokkan dalam dua kategori , yaitu kemiskinan absolut
dan kemiskina relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standart yang
konsisten , tidak ter pengaruh oleh waktu dan tempat atau negara . sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah presentase dari populasi yang makan di bawah jumlah
yangb cukup menopangb kebutuhan hidup manusia ( kira – kira 2000-2500 kalori per
hari untuk laki – laki dewasa ) .

            Bank Dunia Mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan


pendapatan dibawah USD S1/ hari dan kemiskinan menengah untu pendapatan dibawah
S2 per hari , dengan batasan ini maka di perkirakan pada 2001 1,1 miliar orang di  dunia
mengkonsumsi kurang dari S1 per hari dan 2,7 miliar orang di dunia mengkonsumsi
kurang dari S2 per hari .” proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam
kemiskinan ekstrem telah turun dari 28 % pada tahun 1990 menjadi 21 % pada tahun
2001 . melihat pada periode 1981 - 2001 , presentase dari penduduk dunia yang hidup
dibawah gari kemiskinan  S1 dolar / hari telah berkurang separuh . Tetapi nialai dari S1
juga mengalami penurunan dalam kurun aktu tersebut

            Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia berkembang ada bukti
tentang kehadiran kemiskinan di setiap region . Di negara –negara maju , kondisi ini
menghadirkan kaum tunawisma yang berkelana kesana kemari dan daerah pinggiran kota
dan ghetto yang miskin . kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat
miskin , atau kelompok orang – orang miskin , dan dalam pengertian ini ke seluruh
negara kadang – kadang dianggap miskin . untuk menghindari stigma ini , negara –
negara ini biasa nya di sebut sebagai negara berkembang.

3.      Penyebab kemiskinan


Kemiskinan banyak di hubungkan dengan :

-          Penyabab individual , atau patologis , yang melihat kemiskinan sebagai


akibat dari perilaku , pilihan  atau kemampuan dari si miskin

-          Penyebab keluarga , yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan


keluarga

-          Penyebab sub – budaya ( “subcultural”) yang menghubungkan kemiskinan


dengan kehidupan sehari – hari , di pelajari atau di jalankan dalam lingkungan
sekitar

-          Penyebab agensi , yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain termasuk perang , pemerintah dan , ekonomi

-          Penyebab struktural , yang memberikan alasan bahwa kemiskinan


merupakan hasil dari struktur sosial

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai


akibat dari kemalasan , namun di amerika serikat ( negara terkaya perkapita )
misal nya memiliki jutaan masyarakat yang di istilahkan sebagai pekerja miskin ;
yaitu orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik , namun masih gagal
melewati atas garis kemiskinan

4.      Kemiskinan di Indonesia

           Pengentasan kemiskinan tetap merupakan salah satu masalah yang paling
mendesak di indonesia . Jumlah penduduk Indonesia yanghidup dengan penghasilan
kurang dari AS S2 per hari hampir sama dengan jumlah total penduduk yang hidup
dengan penghasilan dari AS S2 per hari dari semua negara di kawasan asia timur kecuali
cina . Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam rencana
pembangunan jangka menengah ( RPJM ) 2005 – 2009 yang di susun berdasar strategi
nasional penanggulangan kemiskinan ( SNPK ) . di samping turut menandatangani tujuan
pembangunan milenium ( atau milenium development goals ) untuk tahun 2015 dalam
RPJM nya pemerintah telah menyusun tujuan – tujuan pokok dalam pengentasan
kemiskinan untuk tahun 2009 , termasuk target ambisius untuk mengurangi angka
kemiskinan dari 18,2% pada tahun 2002 menjadi 8,2 % pada tahun  2009 walaupun
angka kemiskinan nasional mendekati kondisi seblum kritis , hal ini tetap berarti bahwa
sekitar 40 juta orang saat ini hidup di bawah garis kemiskinan . Lagi pula , walaupun
indonesia sekarang merupakan negara berpenghasilan menengah , proporsi penduduk
yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS S2 per hari

           Ada 3 ciri yang menonjol dari kemiskinan  di indonesia . Pertama banyak rumah
tangga yang berada di sekitar garis kemiskinan nasional , yang setara dengan PPP AS
S1,55 per hari , sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi
rentan terhadap kemiskinan . Kedua , Ukuran kemiskinan di dasarkan pada pendapatan ,
sehigga tidak menggambar kan batas kemiskinan sebenar nya . Banyak orang yang
mungkin tidak tergolong ( miskin dari segi pendapatan ) dapat di kategorikan
sebagai ,miskin atas dasar serta rendah nya indikator – indikator pembangunan manusia .
Ketiga mengingat sangat luas dan beragam nya wilayah di indonesia , perbedaan antar
daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di indonesia ,

1.      Banyak penduduk di indonesia rentan terhadap kemiskinan . Angka


kemiskinan nasional  sejumlah besar penduduk yang hidup sedikit saja di atas
garis kemiskinan nasional .Hampir 42 persen dari seluruh rakyat

2.      Kemiskinan dari segi non – pendapatan adalah masalah yang lebih serius di
bandingkan dari kemiskinan dari segi pendapatan . Bidang – bidang khusus yang
patut di waspadai adalah :

-          Angka gizi buruk ( malnutrisi ) yang tiggi dan bahkan meningkat pada tahun –
tahun terakhir : seperempat anak di bawah usia lima tahuun menderita gizi buruk
di indonesia , dengan angka gizi buruk tetap sama dalam tahun – tahun terakhir
kendati telah terjadi penurunan angka kemiskinan .
-          Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk di bandingkan dengan  negara – negara
negara – negara di kawasan yang sama , angka  kematian ibudi indonesia
adalah 307 ( untuk 100.000 kelahiran hidup ) tiga kali lebih besar dari vietnam
dan enam kali lebih besar dari cina dan malaysia hanya sekitar 72 persen
persalinan di bantu oleh bidan terlatih

-          Lemah nya hasil pendidikan . angka melanjutkan dari sekolahdasar ke


sekolah menengah masih rendah , khusus nya di antara penduduk miskin : di
antara kelompok umur 16 – 18 tahun pada kuintil terkaya adalah 89 persen untuk
kohor yang sama

-          Rendah nya akses terhadap air bersih khusus nya di antara penduduk miskin
. Untuk kuintil yang paling rendah , hanya 48 persen yangb memiliki akses air
bersih di daerah pedesaan sedangkan untuk perkotaan 78 persen

-          Akses terhadap sanitasi merupakan  bmasalah sangat penting . Delapan


puluh persen penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di
perkotaan tidak memiliki akses terhadap tangki septik , sementara itu hanya
kurang dari 1 persen dari seluruh penduduk indonesia yang terlayani oleh
saluran pembuangan kotoran berpipa.

3.      Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan . Keragaman antar
daerah merupakan ciri khas indonesia , di antara ya tercerminkan dengan
adanya perbedaan antara daerah pedesaan dan perkotaan . Di pedesaan
Terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di indonesia yang juga seringkali
tidak mamiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar hanya sekitar 50
persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber air
bersih

Dibandingkan dengan 80 persen bagi  masyarakat miskin di perkotaan . Tetapi


yang penting dengan melintasi kepulauan indonesia yang sangat luas akan di
temui perbedaan dalam kantong – kantong kemiskinan di dalam daerah itu
sendiri
5.Prioritas untuk pengentasan kemiskinan strategi pengentasan kemiskinan yang
efektifbagi indonesia terdiri dari 3 komponen :

-          Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi rakyat miskin

-          Membuat layanan sosial bermanfaat bagi rakyat miskin

-          Membuat pengeluaran pemerintah bermanfaat bagi rakyat miskin

Sebagai kesimpulan , masalah keiskinan indonesia yang terus ada dan bersifat khas ,
di gabung dengan prioritas pemerintah dan kempuan fiskal untuk menanganinya ,
Indonesia saat ini berada dalam posisi untuk meraih kemajuan yang berarti dalam
upaya mengentaskan kemiskinan pertanyaan nya adalah : dari mana semua harus di
mulai ? berbagai tindkan di perlukan di beberapa bidang untuk menangani 4 butir
penting dalam pengentasan kemiskinan di indonesia yaitu

a.      Mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan melalaui pertumbuhan

b.      Memperkuat kemampuan sumber daya manusia

c.       Mengurangi tingkat kerentanan dan resiko di antara rumah tangga miskin, dan

d.      Memperkuat kerangka kelembagaan untuk melakukan nya dan membuat


kebijakan publik lebih memihak masyarakat miskin

Mengingat ke empat butir tersebut di atas , maka ada 16 tindakan berikut merupakan
prioritas untuk dilakukan dengan segera . Ke 16 tindakan itu yaitu :

1.      Hapuskan larangan impor beras

2.      Lakukan investasi di bidang pendidikan dengan fokus pada perbaikan akses
dan keterjangkauan sekolah menengah serta perlatihan keterampilanbagi
masyarakat miskin , sambil terus meningkatkan mutu dan efisiensi sekolah dasar
3.      Lakukan investasi di bidang kesehatan dengan fokus pada perbaikan mutu
layanan kesehatan dasar ( oleh pemerintah dan swasta ) dan akses yang lebih
baik ke layanan kesehatan

4.      Suatu upaya khusus diperlukan untuk menangani angka kematian ibu yang
sangat tinggi di indonesia

5.      Perbaiki mutu air bagi masyarakat miskin dengan menggunakan strategi
berbeda antara daerah pedesaan dengan perkotaan

6.      Tangani krisis sanitasi yang di hadapi indonesia dan masyarakat miskin nya

7.      Luncurkan program berskala besar untuk melakukan investasi pembangunan


jalan desa

8.      Perluas ( sampai tingkat nasional ) pendekatan pembangunan berbasis


masyarakat ( CDD ) Indonesia yang sangat sukses

9.      Pengembangan secara utuh sistem jaminan sosial komprehensif yang mampu
menangani resiko dan kerentanan yang di hadapi oleh masyarakat miskin dan
hampir miskin

10.  Revitalisasi pertanian melalui investasi di bidang infrastruktur dan membangun


kembali riset dan penyuluhan

11.  Memperlancar sertifikasi tanah dan memanfaatkan kembali tanah gundul dan
tidak subur untuk penggunaan yang produktif

12.  Membuat peraturan ketenaga kerjaan yang lebih fleksibel

13.  Perluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan tingkatkan
akses usaha mikro dan kecil pinjaman komersial
14.  Perbaiki fokus kepada kemiskinan dalam perencanaan dan penganggaran di
tingkat nasional untuk penyediaan layanan

15.  Jalankan program pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kapasitas


pemerintah daerah dalam merencanakan , menganggarkan dan melaksanakan
program pengentasan kemiskinan

16.  Perkuat monitoring dan kajian terhadap program pengentasan kemiskinan

6.      Banyak Program Namun Kemiskinan Tetap Tinggi

Ketika program subsidi langsu

Ng tunai ( SLT ) berakhir banyak yang menduga angka kemiskinan meningkat di


2007 . Bank Dunia , Misal nya , pada laporan World Bank East Asia Update yang di
lansir november 2006 memperkirakan angka kemiskinan tahun depan akan meningkat
setelah berakhir nya program SLT.” Program Subsidi  angka kemiskinTunai Bersyarat
yang akan di mulai tahun depan akan terlalu kecil untuk meredam dampak berakhir
nya SLT “ kata  laporan itu

      Kajian Tim Indonesia Bangkit Lebih kritis lagi . Gabungan pengamat ekonomi di
tim itu menilai angka kemiskinan pasti meningkat di tahun ini mengingat daya beli
rakyat yang terus merosot lalu karena berakhir nya   SLT , dan tak terkedalinya harga
kebutuhan pokok seperti kenaikan harga beras  dan minyak goreng serta banjir di
beberapa daerah .

      Angka kemiskinan hanya akan turun dengan 2 kemungkinan melakukan


perubahan dan rekayasa metodologi perhitungan . kedua melakukan perubahan atau
pembersihan sempel data , yang merupakan cara sangat fulgar dan manipulatif serta
memalukan baik secara moral atau intelektual tutur  pengamat ekonomi imam
sugema.Namun di luar dugaan angka kemiskinan justru turun 2,13 juta orang dari
tahun lalu . dengan perubahan garis kemiskinan dari Rp 151.997per kapita per bulan
menjadi Rp 166.697 per kapita per bulan . besar kecil nya jumlah penduduk miskin
sangat di pengaruhi garis kemiskinan karena penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata – rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan

      Badan Pusat Statistik ( BPS ) menyebutkan kenaikan pendapatan masyarakat yang
berada di garis kemiskinan itu meningkat di bandingkan kenaikan harga bahan
pokok . Di samping itu  walau harga beras naik, namun di imbangi dengan di
gelontorkan nya program beras bagi masyarakat miskin . BPS Menilai walaupun SLT
berakhir tetapi banyak penduduk miskin yang dapat menggunakan duit yan berasal
dari SLT untuk bekerja informal . Terkait kemiskinan ini analisa Bank Dunia
Menunjukan , perbedaan antara orang miskin dan yang hampir miskin di indonesia
sangat kacil .

      Kerentanan untuk jatuh miskin sangat tinggi di indonesia . Bank Dunia
Menyebutkan , ada 3 ciri menonjol dari kemiskinan di indonesia  . Pertama banyak
rumah tangga yang berada di sekitar gari kemiskinan yang setara dengan pendapatan
perkapita US S 1,55 per hari.sehingga banyak penduduk  yang meskipun tergolong
tidak miskin rentan terhadap kemiskinan

       Kedua ukuran kemiskinan di dasarkan pada pendapatan sehingga tidak


menggambarkan batas kemiskinan yang sebenar nya . Banyak orang yang mungkin
tidak tergolong miskin Dari segi pendapatan tapi di kategorikan sebagai miskin atas
dasar kurang nya akses terhadap pelayanan dasar . Serta rendah nya indikator –
indikator pembangunan manusia .

         Ketiga, mengingat sangat luas dan beragam nya wilayah indonesia , perbedaan
antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di indonesia

          Sedangkan dana yang di kucurkan untuk program kemiskinan di nilai tidak
menyentuh langsung ke permasalahan kemiskinan . Anggaranj kemiskinan sebesar Rp
54 triliyun din 2007 dan Rp 62 triliyun di 2008 meurut imam sugema dari nilai Rp  54
triliyun itu yang langsung bersentuh dengan kemiskinan hanya Rp 5 triliyun . Meski
demikian , walau dari sisi statistik kemiskinan di insonesia turun , tetapi kenyataan
nya kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin di indonesia masih tajam .

          Besar nya jumlah penduduk miskin itu , karena masih besar nya angka
pengangguran di indonesia . Tidak terserap nya angkatan kerja , memang di sebab kan
lambat nya laju eks pansi sektor usaha . data BPS menunjukkan jumlah angkatan kerja
di indonesia pada februari 2007 mencapai 108,13 juta orang atau bertambah 174 juta
orang di banding angkatan kerja agustus 2006 yang tercatat 106,39 juta . Daari
penambahan angkatan kerja itu jumlah penduduk indonesia yang bekerja pada
februari tahun ini mencapai 97,58 juta orang, dengan begitu jumlah pengangguran di
indonesia masih mencapai 10,55 juta orang hingga februari 2007 .

           Bagaimanapun juga , jika pemerintah masih belum mampu menggerakkan


sektor ril , maka pengangguran masih akan membengkak karena angkatan kerja terus
bermunculan dan jumlah penduduk yang belum bisa di atasi seperti terlihat pada data
periode maret 2006 populasi penduduk sebesar 221,328 juta orang menjadi 224,177
juta orang di 2007 .

          Tugas berat bagi pemerintah saat ini maupun pemerintah selanjut nya memang
mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran . Tentu kita mengharapkan ,
pemimpin – pemimpin negara ini tidak lagi ter pecah – pecah dengan beragam
keinginan partai melain kan menjadi satu untuk bersama sama mengatasi masalah
kemiskinan dan pengangguran ini.

Kemiskinan Menjadi Suatu Masalah


Sosial Yang Terjadi Di Kalangan
Masyarakat
13 Juli 2017   20:47 Diperbarui: 13 Juli 2017   21:06  1  0 0
Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk sangat padat terutama di kota-kota
besar.Dengan jumlah penduduk yang sangat padat tersebut, membuat Indonesia banyak
mengalami masalah sosial.Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial.

Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.

2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.

3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.

4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Pada kesempatan ini, saya akan membahas salah satu masalah sosial yang diakibatkan oleh
faktor ekonomi, yaitu kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan.Kemiskinan juga merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. 

Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam rung
lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai
merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Banyak
orang saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan
ekonomi.Kini kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah
menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas.sehingga adanya kejanggalan atau batas
pemisah dalam interaksi atau komunikasi antara orang yang berada di tingkatan yang dibawah
dan di atasnya.
Kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan merusak
lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akan mencari lahan-lahan kritis atau
lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi
sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi tersebut akan kehilangan fungsi
lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.

Selain itu, penduduk miskin pun akan sulit dalam hal mencari lapangan pekerjaan, penduduk
miskin tanpa mata pencaharian akan memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam
memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku.
Karena desakan ekonomi, banyak penduduk yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
memasuki kawasan-kawasan yang sebenarnya dilindungi, apabila tidak dicegah dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama menyebabkan kawasan lindung akan berkurang bahkan hilang
sama sekali, yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan (sebagai pemberi jasa
lingkungan). Selain itu menyebabkan tindakan kriminal yang menyebabkan permasalahan baru
dalam hal masalah sosial.

Dengan pergantian kepemimpinan pun juga tak mampu menekan jumlah masyarakat
miskin.Bukannya masyarakat miskin yang terus berkurang malah isu-isu ketimpangan sosial
yang justru muncul kepermukaan tak memandang itu di perkotaan maupun di pedesaan. Dewasa
ini penggalakan program pemerintah dalam mengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat terus dilaksanakan, dengan demikian pemberian bantuan kesetiap kecamatan berupa
kucuran dana guna mendukung perencanaan masyarakat dalam pengembangan daerahnya dan
juga program pemerintah berupa pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan di perkotaan. 

Hal ini belum mampu mengangkat masyarakat marginal dan terpinggirkan dari garis
kemiskinan.Dapat pula kemiskinan di sekitar kita telah menjadi bagian dari mentalitas
masyarakat sehingga setiap individu akhirnya merasa nyaman dengan hidupnya meskipun bila
dilihat secara kasat mata justru kehidupan mereka di pandang tidak layak, dapat pula kemiskinan
itu terbentuk dengan eksploitasi kelas sosial di atasnya. Ketidakmampuan pemerintah dalam
mengentaskan masalah ini di perparah dengan di terbitkannya aturan yang melarang orang
miskin seperti misalnya pelarangan menggelandang, mengemis, mengamen dan pekerjaan orang
miskin lainnya di tambah dengan aturan memberikan sanksi bagi orang yang memberikan
sumbagan kepada orang-orang yang menjalani profesi seperti yang di sebutkan diatas. 

Dimana ruh dan jiwa mulia undang-undang pasal 34 mengenai orang miskin di negara ini di
letakkan yang berbunyi "fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara" Di masyarakat
Indonesia jumlah rakyat miskin yang tak juga semakin rendah tentunya akan banyak di temui
fenomena seperti ini. Masyarakat yang plural dan heterogoen bukan merupakan suatu dukungan
yang baik untuk membantu dalam mengentaskan kemiskinan. Untuk membahas masalah
kemiskinan perlu di identifikasi apa sebenarnya yang di maksud dengan miskin atau kemiskinan
dan bagaimana mengukurnya.

Nama : Nurnaningsih
Nim : E1B114044

                                                                                                        

Anda mungkin juga menyukai