Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS MASALAH KEMISKINAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan


dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup
. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahamannya mencakup:
1) Gambaran akan kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang ,perumuhan, dan pelayanan
kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
2) Gambaran tentang kebutuhan sosial ,termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
3) Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna memadai di sini sangat berbeda-beda,melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan penduduk dunia kebanyakan terdapat di negara-


negara berkembang. Istilah negara-negara berkembang biasanya
digunakan untuk negara-negara yang miskin. Termasuk negara kita
Indonesia, Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput pula dari
ancaman kemiskinan. Meskipun presentase penduduk miskin semakin
berkurang setiap tahun, namun jumlah penduduk miskin semakin besar
karena semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statiska) tahun 2006, pada
periode 1996-1999, jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 13,96
juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi
47,97 juta pada tahun 1999. Presentase penduduk miskin meningkat dari
17,47% menjadi 23,43% pada periode yang sama. Pada periode1999-2002
terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 9,57 juta, yaitu dari
47,97 juta pada tahun1999 menjadi 38,40 juta pada tahun 2002. Secara
relatif juga terjadi penurunan presentase penduduk miskin dari 23,43%
pada tahun 1999 menjadi 18,20% pada tahun 2002. Penurunan jumlah
penduduk miskin juga terjadi pada periode 2002-2005 sebesar 3,3 juta,
yaitu dari 38,40 juta pada tahun 2002 menjadi 35,10 juta pada tahun
2005. Presentase penduduk miskin turun dari 18,20% pada tahun 2002
menjadi 15,97% pada tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2006 penduduk
miskin bertambah dari 15,97% menjadi 17,75%.

Kemiskinan bukanlah sebuah kata yang asing di telinga bangsa


Indonesia. Dahulu, selalu dikatakan Indonesia adalah negara yang kaya,
makmur, dan memiliki SDA (Sumber Daya Alam) yang melimpah.
Indonesia memiliki SDA yang amat banyak tidaklah salah, tetapi kekayaan
tersebut tidak disertai dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang
berkualitas. Kita sebagai bangsa Indonesia selama ini tidak tahu
bagaimana memanfaatkan sumber daya dengan baik.

Lahir dan hidup menjadi miskin bukanlah suatu impian semua


orang. Namun pada kenyataannya status miskin hampir disandang oleh
setengah penduduk Indonesia. Kebutuhan yang semakin banyak, harga-
harga yang semakin melambung tinggi serta sulitnya mendapat pekerjaan
dan upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan menjelma menjadi
permasalahan utama yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi
yang sulit khususnya bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk
berkembang dikarenakan tidak adanya dukungan keahlian.

Ironisnya tidak hanya orang dewasa yang merasakan dampak dari


kemiskinan, anak-anak pun ikut merasakan dampak minimnya dalam hal
pemenuhan kebutuhan dasar di keluarga mereka. Kemiskinan yang
melanda orang tua mereka akan berpengaruh besar pada kehidupan anak-
anak, dan hak-hak mereka menjadi terampas.

B. Rumusan Masalah

Dalam tugas individu ini, penyusun yang membahas mengenai


masalah kemiskinan , didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
~ Apa pengertian kemiskinan?
~ Apa kriteria kemiskinan?
~ Apa jenis-jenis kemiskinan?
~ Apa penyebab kemiskinan?
~ Dampak kemiskinan?
~ Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan
di Indonesia?
~ Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan analisis tentang kemiskinan di Indonesia adalah sebagai


berikut:
1. Mengetahui seberapa besar masalah kemiskinan di Indonesia.
2. Menumbuhkan kesadaran bagi pembaca yang mampu dalam hal materi
agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
3. Memberikan informasi kepada pembaca untuk menghadapi kemiskinan
yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
4. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

D.Manfaat

1. Bagi penulis
Penulisan ini sebagai pemenuhan tugas mid semester dari mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar. 1.Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi yang berhubungan
dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di Indonesia.

E. Ruang Lingkup

Dalam penyusunan tugas ini penyusun mengambil sampel ruang


lingkup berupa masyarakat Indonesia secara meyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan termasuk masalah sosial. Masalah sosial dapat
dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain:
1. Faktor Ekonomi : kemiskinan, pengangguran,dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat,dsb.
Menurut Soejono Soekanto, masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial
seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Kemiskinan adalah masalah sosial yang ternyata menjadi sebab


terjadinya beberapa problem sosial di masyarakat seperti kejahatan,
prostitusi, kurang gizi, dan kerusakan lingkungan.

Secara etimologis kemiskinan berasal dari kata miskin yang artinya


tidak berharta benda dan serba kekurangan. Terdapa
pengertian kemiskinan menurut para ahli, diantaranya:

Soejono Soekanto(1990): kemiskinan adalah suatu keadaan dimana


seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik (BPS dan Depsos,2002):


kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.
John Friedman: mendefinisikan kemiskinan sebagai suau
ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuatan
sosial.

B. Kriteria Kemiskinan

Kriteria kemiskinan ( jika memenuhi salah satu kriteria


dikategorikan sebagai miskin) 1. Hidup dalam rumah dengan ukuran
lebih kecil 8 M2. 2. Hidup dalam rumah dengan lantai tanah atau lantai
kayu berkualitas rendah 3. Hidup dalam rumah dengan dindimng terbuat
dari kayu berkualitas rendah. 4. Hidup dalam rumah yang tidak dilengkapi
dengan WC. 5. Hidup dalam rumah tanpa listrik 6. Tidak mendapatkan
fasilitas air bersih 7. Menggunakan kayu bakar.

C. Jenis- Jenis Kemiskinan

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian menurut


jenisnya: kemiskinan absolut (mutlak), kemiskinan relatif dan kemiskinan
kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum:
pangan,sandang,kesehatan,papan,pendidikan. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan namun
masih berada dibawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Menurut penyebabnya kemiskinan dapat dibagi menjadi:


~ Kemiskinan struktural: suatu kondisi dimana sekelompok orang
berada di dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka
untuk keluar dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka
terjebak dala lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami
kemiskinan abadi. Jika seorang pengemis punya anak, dan dia tidak
memiliki biaya untuk

memberikan gizi yang cukup, maka akan bedampak


pada kecerdasan sang anak, lalu tidak punya biaya untuk menyekolahkan,
maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah
angan-angan.

Apa yang bisa membuat orang keluar dari kemiskinan struktural?


Paling tidak secara teoritis ada 2 (dua) hal, yaitu gizi yang baik semasa
balita dan pendidikan yang memadai. Dengan dua hal tersebut kemiskinan
struktural dapat diatasi perlahan-lahan. Dengan demikian program
nasional atau gerakan masyarakat pemberian gizi tambahan untuk balita
miskin juga salah satu upaya penting dalam menanggulangi kemiskinan
struktural. Demikian juga dengan penyediaan sekolah yang gratis untuk
masyarakat miskin. Program anak asuh yangyang menjadi inisiatif
masyarakat beberapa tahun yang lalu juga merupakan upaya untuk
mengatasi kemiskinan struktural.

~ Kemiskinan kultural: budaya yang membuat orang miskin, yang


dalam antropologi disebut Koentjaraningrat dengan mentalitas atau
kebudayaan kemiskinan sebagai adanya budaya miskin. Seperti
masyarakat yang pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa
mereka miskin karena turunan, atau karena dulu orang tuanya atau
nenek moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi
kurang.
D. Penyebab Kemiskinan

Penyebab kemiskinan di Indonesia yaitu:


1. Tingkat pendidikan yang rendah
2. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
3. Tingkat upah yang rendah
4. Distribusi pendapatan yang timpang
5. Kesempatan kerja yang kurang
6. Kualitas sumber daya alam masih rendah
7. Penggunaan teknonogi masih kurang
8. Etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. Kultur/ budaya (tradisi)
10. Politik yang belum stabil
Kesemua faktor tersebut saling mempengaruhi , dan sulit
memastikan penyebab kemiskinan yang paling utama atau faktor mana
yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Kesemua faktor
tersebut merupakan VICIOUS CIRCLE (lingkaran setan) dalam masalah
timbulnya kemiskinan.

E. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan


menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama
kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan
prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan
dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun
serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain


sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (I) penyediaan sarana-
sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah
langka smber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan dan dermaga
daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-
daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana
Alokasi Khusus (DAK).
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan
dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan
meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c)Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan
pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program
belajar sembilan tahun termasuka tunjanganh bagi

murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis


bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.Selain itu
masih banyak lagi.

Begitu banyak program-program penanggulangan kemiskinan yang


telah dilaksanakan namun tidak ada satupun yang benar-benar berhasil
menuntaskan kemiskinan yang telah merajalela di negara kita yang
tercinta ini.

F. Dampak Kemiskinan

Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan


penyebab yang berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung
pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat,
maka masyarakat sulit berkembang dan mencari pekerjaan yang layak
untuk memenuhi kebutuhan.
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan
mencari nafkah membuat orang jadi lupa diri sehingga mencari jalan cepat
tanpa memperdulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna
memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan,
pencurian, penipuan, dll.

Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti


merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan membuat
rakyat miskin putus sekolah.

Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan


gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga
kesehatannya.

Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat


kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa,
maka akan ada gangguan paa anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada
perkembangan mental, fisik dan cara berpikir mereka. Contohnya adalah
anak-anak jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal, tidur di jalanan,
tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya.
Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang
panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak
mereka untuk bahagia,mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan
lai sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan
hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak


sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam
kelopok tersebut.

Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap


pemaknaan kita terhadap kemiskinan . Kemiskinan adalah suatu hal yang
alami dalam kehidupan. Dalam artian semakin meningkatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin
banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus ikut bertindak dan sadar
bahwa masalah sosial yaitu kemiskinan adalah tugas dan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat. Apabila pemerintah dan masyarakat
bekerja sama dengan baik maka untuk mengentaskan kemiskinan tidak
perlu berpuluh-puluh tahun mencapai kesejahteraan.

B. Saran

Menurut saya agar kemiskinan yang merajalela di negara kita yang


tercinta ini musnah seharusnya pemerintah merancang program-program
pengentasan kemiskinan dengan matang dan bulat, dalam arti bulat yaitu
tidak setengah-setengah harus menyentuh akar masalah agar program-
program yang telah dijalankan tidak mengalami kegagalan lagi.

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-


usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi
membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia
yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman
globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM
dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang
standarnya adalah standar global.

Anda mungkin juga menyukai