Anda di halaman 1dari 42

A.

   Pengertian Mobilitas Sosial

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan
status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada
pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan
berhasil dengan gemilang. 

 Pengertian Menurut Beberapa Ahli

  Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas
sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

  Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya. 

B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial 


               Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi
menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi
mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
               Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk
yang utama :

 Mobilitas vertikal keatas


 Mobilitas vertikal ke bawah

a.  Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)

 Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan
seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :

 Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana
status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA.
Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
 Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah
ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi
ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :

  Melakukan peningkatan prestasi kerja 


 Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi

  b.   Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

 Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial
sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak
dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :

  Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit
dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
 Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus
terdegradasi ke seri B. 

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:

  Berhalangan tetap atau sementara.


  Memasuki masa pensiun. 
 Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 

2. Mobilitas horizontal 
               Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan
individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya
yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya.

 Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti


kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial
Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan
Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :


 Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial 
 Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun
dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri,
melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak
Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah
dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini
menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. 

Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas
intergenerasi.

 Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh.
Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia
kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak
Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang
becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak.
Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya
dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang
becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi. 
 Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara
beberapa generasi. 

Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:

 Mobilitas intergenerasi naik 


 Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang
camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)  

C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 


a. Faktor Struktural
               Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi
serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural
adalah sebagai berikut :

  Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah
yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
  Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang
berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan
yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
  Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda
(tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu
tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun
rendah. 

b. Faktor Individu Faktor individu


               adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan,
maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :

 Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.


Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
 Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam
meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja,
penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
 Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya,
tetapi kadang kala mengalami kegagalan.  

c. Status Sosial 
               Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena
ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak
puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya
sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

d. Keadaan Ekonomi 
              Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang
hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya
tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar.
Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

e. Situasi Politik 
                Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam
sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang
bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

f. Kependudukan (Demografi)
                Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu
pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman,
dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat
sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

g. Keingina Melihat Daerah Lain 


               Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h. Perubahan kondisi sosial 
               Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari
dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan
timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 


              Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas
struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah
dan berkurangnya penduduk.

j.Komunikasi yang bebas 


              Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan
pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan
dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial
uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

k. Pembagian kerja
             Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian
kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas
akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena
spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota
masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

l. Kemudahan dalam akses pendidikan 


              Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta
didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang
tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya
pengetahuan.

Faktor penghambat mobilitas sosial


              Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :

 Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
 Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti
denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat
dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit
putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk
dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih
menjadi presiden Afrika Selatan 
 Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-
bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
 Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini
mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-
kesempatan dalam masyarakat. 
 Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat
dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan
dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
 Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu. 

D. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 

1. Angkatan Bersenjata, Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut
berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat
sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk
mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat
mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran
yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah
sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan
menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang
yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya 
3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang
tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin
bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif 
4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal,
meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang
sederajat 
5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun
jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai
mobilitas vertikal. 
6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran
mobilitas vertikal, antara lain ikatan 
7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya.
Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria
berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya
sang wanita 
8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan
status nya ke strata yang lebih tinggi 
E. Dampak Mobilitas Sosial 
               Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-
penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial
vertikal, di antara nya:

1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat.
3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang
berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. 

               Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun
negatif antara lain sebagai berikut.

 Dampak Positif :

1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata
ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju
dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas
sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber
daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam
bidang pendidikan.
3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat
dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 

 Dampak Negatif :

1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan


menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 

1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan


tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa
memicu terjadinya konflik antar kelas. 

2) Konflik Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan


kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih
tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu
terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 
3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan
antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga
nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.

1. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-


norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh
seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan
agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-
fungsinya 
2. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :

  Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.

  Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya

  Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas,
tetapi tidak dapat mencapainya.

F. Contoh Mobilitas Sosial yang Kami Identifikasi di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar,
Kabupaten Gresik

1. Pertanyaan : Bilamana Individu mengalami mobilitas sosial?

Jawab         :

  Individu akan mengalami mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) bilamana dia
mempunyai keinginan untuk merubah status atau kedudukan kearah yang lebih tinggi,
tetapi dia tidak hanya memiliki keinginan saja, tetapi juga dibarengi dengan dia
mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang lain, sehingga dengan
kemampuan khusus yang dimiliki itu, maka dia dapat memperoleh kedudukan yang dia
harapkan, kedudukan yang menurutnya baik serta memiliki nilai prestise yang tinggi.
Kemampuan yang dimaksud disini bukan hanya kemampuan dalam segi intelektual saja,
tetapi kemampuan dalam segi emosional, religious serta financial juga bias
mempengaruhi tingkat mobilitas seseorang.

Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik: Saudari Qoriah merupakan anak dari keluarga yang latar belakangnya kurang mampu
dalam segi financial, tetapi karena dia memiliki tekat serta kemampuan intelektual yang bagus,
sehingga dengan semangat yang dia miliki, dia akhirnya bisa diterima di salah satu perguruan
tinggi di Jakarta melalui jalur beasiswa. Sehingga akhirnya dia bisa mengangkat derajat serta
kedudukan orang tuanya kearah yang lebih baik (vertikal ke atas).

   Sedangkan individu akan mengalami mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking),
bilamana kemampuan yang dimiliki seseorang tersebut telah tergeser dengan kemampuan
orang lain yang lebih baik dari dia, atau bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang
menyebabkan dia mengalami mobilitas vertikal menurun.

Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik: Bapak H. Affandi merupakan anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami
mobilitas vertikal menurun disebabkan karena kalahnya persaingan dalam hal pertambakan.
Awalnya beliau merupakan golongan orang yang kaya, akan tetapi setelah beliau mengalami
gulung tikar akibat kalahnya persaingan dengan temannya sesama petambak sekarang beliau
hidup dengan serba pas-pasan.

  Seseorang mengalami mobilitas horizontal bilamana orang tersebut mengalami mobilitas


dari mobilitas satu ke mobilitas yang lain tetapi masih dalam 1 rangking sosial.

Contoh yang ada di lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik: Saudari Ririn merupakan salah satu anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami
mobilitas horizontal, Saudari Ririn merupakan pegawai yang bekerja di Alfamidi, awalnya dia
ditempatkan di Alfamidi cabang Malang dan sekarang dia dipindah di Alfamidi cabang
perbatasan Gresik-Surabaya, Saudari Ririn kami katakan mengalami mobilitas sosial horizontal,
karena walaupun mengalami mobilitas tetapi masih dalam 1 rangking sosial.

2. Pertanyaan: Siapakah yang mengalami mobilitas sosial baik vertikal (naik atau
turun)        

       maupun horizontal (terpaksa atau sukarela)?

Jawab       :

 Yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah orang yang mengalami pergerakan
atau perubahan status / kedudukan ke atas (kearah yang lebih baik). Sedangkan mobilitas
sosial vertikal turun adalah orang yang mengalami pergerakan atau perubahan status /
kedudukan kebawah, tetapi mobilitas sosial vertikal (naik atau turun) sulit dilakukan
apabila masyarakat sekitar masih menganut kuat nilai-nilai primordialisme,

-          Mobilitas vertikal ke atas: seperti halnya yang dialami saudari Qoriah yang berasal dari
latar belakang keluarga yang kurang mampu, tetapi dia berhasil mengagkat kedudukan orang
tuanya dihadapan masyarakat Desa Sembayat karena walaupun dia anak orang biasa tetapi dia
berahasil menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi.

-          Mobilitas vertical ke bawah: seperti halnya yang dialami Bapak H. Affandi yang awalnya
dia orang kaya, tetapi sekarang beliau hidup dengan serba pas-pasan karena dia mengalami
gulung tikar dalam bidang pertambakan.

-          Yang mengalami mobilitas sosial horizontal (sukarela) adalah seseorang atau kelompok
orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas sosial yang lain tetapi mobilitas sosial
yang dialami orang tersebut masih dalam 1 rangking sosial secara sukarela(atas kehendak
sendiri). Yang mengalami mobilitas sosial horizontal

(sukarela) adalah seseorang atau kelompok orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke
mobilitas sosial yang lain tetapi mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih dalam 1
rangking sosial secara terpaksa, biasanya mobilitas ini terjadi karena seseorang yang mengalami
mobilitas itu tidak mempunyai kekuasaan sendiri, dia mengikuti apa yang dikatakan atasannya.

-          Mobilitas horizontal (sukarela), contoh: yang dialami oleh Bu Ninik (masyarakat Desa
Sembayat) awalnya beliau bertempat tinggal di kampung Rt.03, tetapi kemudian beliau
berpindah bertempat tinggal di kampong Rt.02.

-          Mobilitas horizontal (terpaksa), contoh: yang dialami oleh saudari Ririn yang harus
mengikuti dan mentaati apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia dipindahkan dari Alfamidi
cabang Malang ke Alfamidi cabang Gresik-Surabaya.

3. Pertanyaan : Melalui saluran-saluran apa saja individu dapat mengalami mobilitas


sosial

                   Vertical (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau sukarela)?

Jawab       :

              Saluran-saluran mobilitas sosial secara vertical menurut Pitirim A. Sorokin dapat
dilakukan lewat beberapa saluran 

 a.      Angkatan bersenjata

Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan sebagai saluran mobilitas
vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang
berjasa dalam membongkar sindikat narkoba atau teroris, akan mendapatkan berupa kenaikan
pangkat tanpa mempersoalkan dari golongan masyarakat mana. 

b.      Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga ini juga merupakan salah satu saluran mobilitas sosial vertikal. Walaupun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat, akan tetapi pemuka-
pemuka agama selalu berusaha keras untuk menaikkan mereka yang berkedudukan rendah ke
kedudukan yang tinggi.Misalnya, mereka yang berjasa dalam  agama seperti ustad, pendeta,
biksu dan lain lain.

c.       Lembaga-lembaga pendidikan


Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas
vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari
kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan
pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.  

d.      Organisasi politik

Saluran ini dalam berbagai kasus terbukti dapat memberikan kasus yang sangat besar bagi setiap
individu yang ingin mengalami mobilitas vertical ke atas, seperti halnya angkatan bersenjata,
organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk
menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.  

e.       Organisasi ekonomi

Baik yang bergerak dalam bidang perusahaaan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya bagi semua orang yang ingin mengalami mobilitas vertikal. Seperti
perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain  dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang.
Semakin besar prestasinya, maka semakin tinggi jabatannya, sehingga pendapatannya
bertambah  maka status sosialnya di masyarakat meningkat.

f.       Organisasi Profesi 

Organisasi profesi yang anggotanya berprestasi menyumbangkan pengetahuan/ keahliannya


kepada masyarakat dan organisasinya pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada 
anggota biasa  

g.      Perkawinan

Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang
yang memiliki status sosial yang tinggi akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

               Sedangkan mobilitas horizontal biasanya lebih pada berupa perpindahan seseorang atau
kelompok secara geografis, dari tempat satu ke tempat yang lainnya, sering kali mobilitas
horizontal disebut dengan mobilitas geografis.

4. Pertanyaan : Apa akibat dari mobilitas sosial baik bagi individu yang mengalami
maupun

       Lingkungan mereka berada?

            Jawab      :


 Dampak mobilitas sosial

a.   Dampak negatif ( bagi individu)

-       Walaupun mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun ada  dampak psikologis
yang ditimbulkan seperti ketegangan mempelajari peran baru dari jabatan barunya, keretakan
hubungan antaranggota kelompok primer karena berpindah ke status yang lebih tinggi,
kekhawatiran akan beban tanggung jawab baru, kerenggangan hubungan antar anggota keluarga
karena meningkatnya kesibukan yang ditimbulkan oleh jabatan barunya.

-       Dampak negatif juga dialami oleh individu yang mengalami mobilitas sosial menurun,
berkaitan dengan hal-hal yang mencemaskan, seperti: gangguan kesehatan (baik fisik maupun
psikologis), keretakan hubungan keluarga, perasaan terasing (alienasi), menalami social
distance,    

b.   Dampak negatif ( bagi kelompok )

-       Walaupun mobilitas vertikal ke atas dinilai menguntungkan, namun mobilias sosial yang
dialami kelompok sosial tertentu dapat juga menimbulkan terjadinya berbagai konflik sosial.

c. Dampak positif

 Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena
adanya kesempatan untuk pindah strata.

Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke
strata atas.

Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat untuk mencapai tingkat pendidikan
tinggi

 2. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke


arah yang lebih baik.

Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang berkualitas.
Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.  

5. Apakah faktor yang mempengaruhi dan menghambat mobilitas sosial di lingkungan


sekitar?

     Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik yaitu:  
a.      Pendidikan

Pada masyarakat Desa Sembayat pendidikan merupakan salah satu factor yang menentukan
mobilitas seserorang. Melalui pendidikan orang akan dapat lebih mudah dalam memperoleh
pekerjaan yang berkelas. Contohnya Ibu Rika seorang anak buruh tani yang  mampu malanjutkan
sekolahnya hingga tingkat universitas dan akhirnya sekarang dia bekerja pada sebuah perusahaan
minyak ternama di Indonesia sebagai seorang CEO.

b.      Ketrampilan

Ketrampilan merupakan salah satu factor penentu mobilitas sosial di Desa Sembayat ini.
Contohnya Pak Amir seorang yang dulunya hanya sebagai karyawan dari perusahaan pengrajin
kayu ukiran. Karena dia kreatif, ia pun mencoba untuk membuka usaha ukiran kayu sendiri dan
ia memutuskan untuk keluar dari kerjanya dan kemudian ia menjadi seorang wirausaha yang
sukses

c.       Tingkat kemujuran

Bukan hanya dari segi pendidikan dan ketrampilan saja yang mempengaruhi terjadinya mobilitas
sosial, akan tetapi tingkat kemujuran seseorang juga mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial.

Sebagai contoh , Mbak Yeti yang awalnya hanya bekerja sebagai seorang pembantu rumah
tangga, kemudian ia memenangkan undian dari Bank Mandiri senilai 100 juta rupiah yang
selanjutnya dipergunakan sebagai modal untuk membangun usaha rumah makan (depot) di desa
tersebut. Berkat kegigihannya sekarang ia sudah bisa membuka 5 cabang depot di Kabupaten
Gresik.

               Faktor penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik :

A .Kemiskinan

            Kemiskinan merupakan slaah satu penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat.
Dengan kemiskinan seseorang tidak mempunyai modal dan kemampuan untuk mendirikan suatu
usaha sebagai pendorong terjadinya mobilitas sosial. Sebagai contoh : seorang anak buruh tani
yang tidak dapat bersekolah dikarenakan minimnya dana yang dimiliki orang tuanya sehingga
anak tersebut harus melanjutkan profesi orang tuanya sebagai buruh tani.

B. Pengaruh sosialisasi yang kuat pada lapisan sosialnya sendiri

            Kebanggaan atas lapisan sosial yang telah ia miliki dapat menghambat terjadinya
mobuilitas sosial. Sebagai contoh, Pak Habib sebagai tuan tanah di Desa Sembayat dengan
kekayaan yang sangat melimpah cenderung mempertahankan keturunannya agar tetap pada
lapisan sosial yang saat ini ia duduki. Ia berusaha agar anaknya tetap bisa mengelola tanah yang
ia miliki dengan baik, agar kekayaannya tidak berkurang dengan menyekolahkan anaknya pada
tingkat perguruan tinggi.

C. Lokasi yang terisolasi

            Desa Sembayat termasuk salah satu desa yang letaknya terpencil. Sehingga letak desa
tersebut menghambat terjadinya mobilitas sosial.

Sebagai contoh : Susahnya informasi mengenai adanya beasiswa si perguruan tinggi. Sehingga,
masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya tidak mengetahui adanya beasiswa
tersebut yang mengakibatkan banyak para pemuda yang tidak bisa melanjutkan studi sampai
jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan sulitnya warga miskin untuk melakukan
mobilitas sosial.
Materi Sosiologi kelas XI Mobilitas Sosial
A. Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial berasal dari kata mobilitas dan sosial. Mobilitas merupakan kata baku
dari bahasa Inggris mobility, yang artinya pergerakan. Sesuatu yang bergerak berarti
terdapat perubahan, yaitu berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi,
mobilitas sosial adalah perubahan posisi seseorang dalam masyarakat.

Menurut Robert M.Z. Lawang mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu
lapisan ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.

Menurut Horton dan Hunt mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Menurut Kimball Young dan RaymW. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan
kelompoknya.

B. Jenis Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial dalam masyarakat terbagai menjadi dua jenis, yaitu mobilitas sosial
horizontal dan vertical.

 
Mobilitas Sosial Horizontal
1. Mobilitas sosial horizontal diartikan sebagai suatu peralihan individu atau
objek-objek sosial lain dari kelompok sosial satu ke kelompok sosial lain yang
masih sederajat. Adanya gerak sosial horizontal, tidak menyebabkan terjadinya
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial.
Misalnya, seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang
sifatnya sederajat (dari tukang kayu menjadi tukang batu atau dari pengusaha
tekstil menjadi pengusaha batik), melakukan transmigrasi, dan lain-lain.
Dengan gejala sosial seperti itu, meskipun berpindah tempat atau beralih
pekerjaan, kedudukan seseorang tetap setara dengan kedudukan sebelumnya.

 
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal yaitu pergerakan atau perpindahan seseorang atau
kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak
sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggr atau turun ke tingkat yang
lebih rendah. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu:
o Mobilitas vertikal naik (social climbing)
Mobilitas vertikal naik adalah perpindahan dari suatu tingkatan ke
tingkatan yang lebih tinggi. Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk
utama, yaitu:
 Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi, dan
 Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan
pada derajat yang lebih tinggi.

o Mobilitas vertikal turun (social sinking)


Mobilifias vertikal turun adalah perpindahan dari suatu tingkatan ke
tingkatan yang lebih rendah. Mobilitas vertikal turun memiliki dua
bentuk utama, yaitu:
 Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah
dezajatnya, dan
 Turunnya de:ajat sekelompok individu yang dapat berupa
distntegrasi kelompok sebagai kesatuan.

3.Mobilitas Antargenerasi

Yaitu peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih
dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa terjadi gerak naik dan
turun. Coba Anda lihat bagan di bawah. Adanya kenaikan status sosial dari
generasi kakek hingga ke generasi cucu.

4. Mobilitas Intragenerasi

Yaitu peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Peralihan mobilitasnya dapat naik dan turun. Contoh mobilitas yang turun:
”Deri dan Doni adalah kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang
sama. Deri sebagai direksi, sedangkan Doni sebagai karyawan biasa”.

C. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Faktor-faktor


tersebut antara lain status sosial, kondisi ekonomi, situasi politik, pertambahan
penduduk, dan petualangan. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan dalam materi
berikut:

 
1. Status Sosial
Status sosial adalah tingkatan atau kedudukan sosial seseorang di masyarakat.
Semakin tinggi status sosial seseorang, dia akan semakin dihormati. Mengapa?
Karena biasanya orang yang berstatus sosial tinggi memiliki kekayaan,
kekuasaan, dan peran sosial yang juga tinggi (besar). Oleh karena itu, semua
orang akan selalu berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi.

 
2. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi mempunyai fungsi penting dalam memperoleh penghargaan
masyarakat. Terutama di kota-kota besar, kekayaan menjadi simbol utama dari
status sosial. Gejala-gejala ini sebenarnya juga dijumpai pada masyarakat
tradisional, hal ini biasanya sering dihubungkan dengan upacara-upacara adat.
Tidak jarang upacara adat memerlukan biaya besar dan yang mampu
mengadakannya hanyalah orang-orang yang secara material mampu. Oleh
karena itu, setiap orang akan berusaha untuk meningkatkan keadaan
ekonominya.

 
3. Situasi Politik
Situasi politik bersifat dinamis, artinya setiap saat selalu berubah. Pada dunia
modern di mana demokrasi dianggap sebagai acuan ketatanegaraan, maka
politik menjadi pilihan yang sangat mudah untuk menaikkan status sosial
seseorang ataupun suatu kelompok.

 
4. Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang terus berkembang menyebabkan kepadatan yang
tinggi. Akibat dari kepadatan penduduk ini adalah kemiskinan, pendidikan
rendah, dan kesehatan rendah. Hal tersebut mendorong mobilitas sosial.

 
5. Petualangan
Petualangan menyebabkan orang ingin tahu daerah lain. Oleh karena itu, ia
melakukan perpindahan tempat sementara, sehingga terjadi mobilitas sosial
horizontal. Petualangan bersifat sementara, karena hanya berlangsung
beberapa saat.

D. Saluran Mobilitas Sosial

 
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal ini disebut social circulation. Berikut ini
saluran-saluran terpenting dari mobilitas sosial.

 
1. Angkatan Bersenjata
Peranan angkatan bersenjata sangat penting dalam masyarakat dengan sistem
militerisme. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat, tanpa
memerhatikan status atau kedudukannya semula. Sering melalui karier dalam
kemiliteran, seorang prajurit dapat memperoleh kekuasaan dan wewenang
yang lebih besar.

 
2. Lembaga-Lembaga Keagamaan
Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang
sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemukapemuka agama bekerja
keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam
masyarakat. Selain itu, pemuka agama akan semakin dihormati oleh
masyarakat, apabila ia mampu membimbing umatnya dengan baik.

 
3. Lembaga-Lembaga Pendidikan
Sekolah merupakan saluran konkret dari gerak sosial vertikal. Bahkan, sekolah
dapat dianggap sebagai social elevator yang mengantarkan seseorang untuk
bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan yang lebih tinggi.

 
4. Organisasi Politik
Suatu organisasi politik seperti partai politik dapat memberikan peluang besar
bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam tangga kedudukan yang lebih tinggi,
terutama pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Agar seseorang terpilih
dalam pemilu, ia harus membuktikan kemampuannya terlebih dahulu. Dalam
hal ini, organisasi politik menjadi salah satu saluran pembuktian kemampuan
diri.

 
5. Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi memegang peranan penting sebagai saluran gerak sosial
vertikal. Pada umumnya, seseorang dengan penghasilan tinggi akan menduduki
lapisan sosial yang tinggi pula. Bahkan, faktor ekonomi sering menjadi simbol
status bagi kedudukan seseorang dalam masyarakat.

 
6. Organisasi Keahlian
Yang dimaksud dengan organisasi keahlian antara lain himpunan sarjana ilmu
pengetahuan sosial, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), persatuan para pelukis, dan
lain-lain. Organisasi-organisasi ini dapat menjadi wadah bagi individu-individu
yang tergabung di dalamnya untuk mendapatkan nama, sehingga dianggap
menduduki lapisan atas dalam masyarakat.

E. Dampak Mobilitas Sosial

Meskipun mobilitas sosial memungkin orang untuk menduduki jabatan tertentu sesuai
dengan keinginannya terdapat juga pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan
masyarkat. Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif
maupun negatif ant-ara lain sebagai berikut.

 
1. Dampak Positif
o Mendorong seseorang untuk lebih maju Kesempatan untuk pindah dari
strata satu ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada
diri seseorang untuk maju maju dalam berprestasi agar memperoleh
status yang lebih tinggi.
o Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik Dengan mobilitas, masyarakat se!alu dinamis bergerk menuju
pencapaian tujuan yang diingini.

 
2. Dampak Negatif
Timbulnya Konflik. Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang
harmonis akan timbul benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga
kemungkinan timbul konflik. Konflik yang terjadi antara lain yaitu:
o Konflik antarindividu
o Konflik antarkelas

o Konflik antarkelompok social


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Mobilitas Sosial


Mobilitas berasal dari kata mobilis,yang artinya mudah bermobilitas atau mudahdipindahkan.
Mobilitas sosial ( social mobility) adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Mobilitas sosial terjadi pada semua
masyarakat meskipun dengan kecepatan yang berbeda- beda, sesuai dengan sistem yang
diterapkan masyarakat dalam menyusun kehidupansosialnya atau bermasyarakat.
Definisi mobilitas sosial menurut beberapa ahli sosiologi :
         William Kornblum (1988: 172)
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dankelompok
sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
         Michael S. Basis (1988: 276)
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungansosioekonomi yang
mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
         H. Edward Ransford (Sunarto, 2001: 108)
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosialsecara
hierarki.
         Kimball Young dan Raymond W. Mack (Soekanto, 2001: 275)
Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-polayertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau
perpindahan kelas sosial, baik keatas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau
kelompok sosial, sehinggamemberikan dampak berupa kelas baru yang diperoleh individu atau
kelompok tadi
         Menurut Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial
adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi Mobilitas
Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya dalam struktur sosial
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

2.2  Cara untuk melakukan mobilitas sosial


Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah
sebagai berikut :
1.      Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi
peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan
prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Manager, sehingga tingkat
pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2.      Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak
sosial ke atas.

3.      Perubahan tingkah laku


Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi
yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian,
ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan
kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan
lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu
dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

2.3  Bentuk mobilitas sosial


1.      Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial
lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak
terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas
sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
2.      Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari
suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a.       Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)


Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang
mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana
kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. Membentuk kelompok baru.
Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan
status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
b.      Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
  Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
 Turunnya kedudukan.
Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
 Turunnya derajat kelompok.
Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok
sebagai kesatuan.Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim
pun turun.
3.      Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu
generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan
pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
4.      Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok
generasi yang sama.
Contoh: Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra yang
menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi nama
Ricky yang awalnya menjadi tukang becak juga. tetapi Ricky lebih beruntung
sehingga ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang pengusaha sementara Endra
tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya di
sebut Mobilitas Antargenerasi.

2.4  Faktor pendorong mobilitas social


1.      Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus
diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan
faktor struktural adalah sebagai berikut :
         Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan
rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
          Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang
berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan
yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
         Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda
(tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal
itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun
rendah. 

2.      Faktor Individu


Faktor Individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
         Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
         Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu
dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan,
kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
         Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai
tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan. 
3.      Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya,
karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya
sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya,
ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
4.      Keadaan Ekonomi 
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang
yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat
tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang
lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
5.      Situasi Politik 
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat
dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi
situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah
yang lebih aman.
6.      Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di
satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya
tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan
demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
7.      Keingina Melihat Daerah Lain
  Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
8.      Perubahan kondisi sosial 
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya
perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi
membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat
menimbilkan stratifikasi baru.
9.      Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti
fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
10.  Komunikasi yang bebas 
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan
dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial.
Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan
semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus
menerobos rintangan yang menghadang.

2.5  Faktor penghambat mobilitas sosial


Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-
faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
1. Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan.
Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu,
dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada
mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan
sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika
Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan

2. Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.


diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke
atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu
dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang
mampu mendapatkannya.
Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua
orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga
berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan
untuk meningkatkan status sosialya.
2.6  Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
1. Angkatan Bersenjata

Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam
membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah
penghargaan dan naik pangkat.
2. Lembaga Pendidikan

Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas


vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah
statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang
konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih
tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam
sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang
dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi
pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
3. Organisasi Politik

Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi
kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin
bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif.
4. Lembaga Keagamaan

Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap
agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat.
5. Organisasi Ekonomi
Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas
vertikal. 
6. Organisasi Profesi

Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal,
antara lain ikatan.
7. Perkawinan

Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang


wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial
ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita.
8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat
meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi.

2.7  Dampak Mobilitas Sosial 


Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-
penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya
mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas
menurun.
2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat.
3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena
seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih
rendah. 

Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif
maupun negatif antara lain sebagai berikut.
 Dampak Positif :

1.      Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari
strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
2.      Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika
didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung
dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
3.      Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat
dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 
 Dampak Negatif :

1.      Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
a.       Konflik Antarkelas.Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
b.      Konflik Antarkelompok social.Konflik yang menyangkut antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa:
-          Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang
modern.
-          Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang
memiliki wewenang.
c.       Konflik Antargenerasi.Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan
kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
2.      Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh
seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini
dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu
menjalankan fungsi-fungsinya 
3.      Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
a.       Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas
menurun.
b.      Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya.
c.       Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke
lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

2.8  Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial


Menurut Bahar(1989:37) ada beberapa hal hubungan antara sekolah dengan
mobilitas sosial yaitu:
1.      Kesempatan pendidikan
Kesempatan pendidikan ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain
kedudukan atau status sosial masyarakat.
2.      Mendapatkan pekerjaaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis
pekerjaan, akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan
mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Jadi secara singkat hubungan dengan
mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan
memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

2.9  Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial 


Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan
status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut
terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya
seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1.      Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan
pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat
berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka
memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam
melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi
terbuka adalah sebagai berikut:
         Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial
vertikal 
         Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada
hambatan-hambatan. 
         Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe
yang berlaku umum bagi setiap masyarakat. 
         Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang
berbeda-beda. 
         Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak
menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang
laju mobilitas sosial.
2.      Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup 
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya
lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui
Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya
perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang
terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat
tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah
sebagai berikut :
         Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara
otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
         Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan
melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat
sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. 
         Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah
akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas. 
A. Pengertian Mobilitas Kata mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti
mudah dipindahkan atau banyak gerak. Menurut Ransford, mobilitas sosial adalah
gerak naik – turun dari individu atau kelompok dalam suatu heararki sosial(Jeffries
dan Ransford, 1980:491). Berbeda dengan Rasford, Kimball Young dan Raymond W.
Mark mengartikan mobilitas sosial atau gerakan sosial sebagai suatu gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola – pola tertentu yang mengatur orgainsasi suatu kelompok
sosial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan
status dalam stratifikasi sosial atau pelapisan sosial di masyarakat. B. Bantuk –
Bentuk Mobiliats Sosial 1. Mobilitas horizontal Mobilitas horizontal adalah peralihan
individu atau objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya yang sederajat. Ciri khas yang bisa dicermaai dalam mobilitas horizontal ialah
tidak terjadinya perubahan dalam derajat kedudukan seo\seorang atau objek sosial
yang mengalami peralihan. Contohnya peralihan kewarganegaraan, perubahan mode
pakaian, dan perubahan ideologi. 2. Mobilitas vertikal Mobilitas vertikal adalah
perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial yang satu
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Pengertian tidak sederajat dapat
diartikan dual hal, yaitu mengalami kenaikan atau sebaliknya mengalain penurunan
derajat. Ciri kahs yang bisa di amati adalah terjadinya perubahan derajat dalam
mobilitas tersebut. Mobilitas vertikal terbagi menjadi dua yaitu: a. Social climbing
Social climbing atau disebut mobilitas vertikal naik adalah mobilitas sosial ayng di
dalamnya terjadi kenaikan derajat. Social climbing memiliki dua bentuk utama yaitu:
· Masuknya individu – individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam
kedudukan yang lebih tinggi. · Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian
ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu – individu
pembentuk kelompok tersebut. Contohnya, seorang dokter bedah yang diangkat
menjadi dokter kepala bidang bedah di suatu rumah sakit. b. Social sinking Social
sinking atau disebut juga mobilitas vertikal turun adalah mobilitas sosial yang di
dalamnya terjadi penurunan derajat. Social sinking memiliki dua bentuk utama, yaitu:
· Turunnya kedudukan individu – individu ke kedudukan yang lebih rendah
derajatnya. · Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi
kelompok sebagai kesatuan. Contohnya, seorang kepala biro yang diturunkan
posisinya oleh menajemen perusahaan menjadi staf biasa karena melanggar peraturan
perusahaan. Menurut Pitirim A. Sorikin, gerakan sosial vertikal memiliki saluran –
saluran dalam masyarakat. Proses gerakan sosial vertikal melalui saluran tersebut
dinamakan social circulation(Soekarto, 1990:278). Saluran – saluran itu sebagai
berikut: a. Angkatan bersenjata Dalam sistem militer angkatan bersenjata memiliki
peranan penting pada suatu negara yang berada dalam keadaan perang. Contohnya
adalah kenaikkan pangkat seseorang prajurit karena jasa – jasanya pada negara . b.
Lembaga – lembaga keagamaan Pada umumnya, agama mengajarkan bahwa setiap
manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Ajaran ini akikatnya untuk
menaikkan derajat orang – orang yang berada pada lapisan bawah dalam stratifikasi di
masyarakat. Contohnya Ajaran Nabi Besar Muhammad SAW yang mengajarkan umat
Muslim untuk berusaha karena Allah SWT tidak akan mengubah nasib seseorang
apabila orang tersebut tidak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. c. Lembaga –
lembaga pendidikan Sekolah merupakan saluran konkret bagi mobilitas sosial
vertikal. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mobilitas sosial vertikal.
Masyarakat sangat menghargai seseorang yang mempunyai pendidikna tinggi karena
dianggap memiliki kemampuan bekerja, contohnya pegawai negeri, dokter, guru dll,
sedangkan sesorang dengan pendidikan rendah akan diperkerjakan sebagai kuli, office
boy dsb. d. Organisasi – oraganisasi politik, ekonomi, dan keahlian Organisasi
politik , ekonomi, atau organisasi dengan keahlian tertentu terkadang menjadi
jembatan seseorang untuk meraih prestise tertentu di masyarakat. Contohnya, Ketua
Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu memiliki prestise yang berbeda
dibandingkan dengan dokter biasa. e. Perkawinan Melalaui perkawinan , mobilitas
sosial vertikal naik atau turun bisa terjadi. Sesorang yang menikah dengan orang yang
berasal dari lapisan sosial di bawahnya akan mengalami mobilitas vertikal turun.
Contohnya penerapan sistem kasta dalam masyarakat bali. 3. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa
hidupnya (dalam satu generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya. Peralihan
mobilitasnya dapat naik dan turun. Contoh mobilitas yang turun: Andi dan Dania
adalah kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang sama. Andi sebagai direktur
sedangkan Doni sebagai karyawan biasa. 4. Mobilitas antargenerasi Mobilitas
antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau lebih.
Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah dengan
anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Mobilitas antargenerasi mengacu kepada
perbedaan status yang dicapai seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri
dibandingkan dengan statsu sosial yang dimiliki orang tuanya. Dalam mobilitas ini
bisa terjadi gerak naik dan turun. Contohnya anak seorang petani yang menjadi
presiden atau seorang dosen yang memiliki bapak yang bermata pencarian peternak.
5. Mobilitas geografis Merupakan perpindahan individu atau kelompok dari satu
daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi dan migrasi. Di daerah
asalnya seseorang sebagai warga biasa, tetapi setelah di tempat tinggal yang baru
menjadi kepala desa. Contoh: Sekelompok orang yang bertransmigrasi dari daerah
Jawa tengah ke daerah Lampung, kemudian diantara orang tersebut salah satunya
berhasil menjadi kepala camat. C. Faktor – Faktor Pendorong Mobilitas Sosial 1.
Status sosial 2. Keadaan ekonomi 3. Situasi politik 4. Motof – motif keagamaan 5.
Kependudukan (Demografi) D. Konsekuensi Mobilitas Sosial 1. Konflik Konflik
terjadi karena adanya perbedaan yang mana dapat disebabkan oleh: perbedaan
kebudayaan, perbedaan antar – individu, perbedaan kepetingan dan perubahan sosial.
Masing – masing pihak yang berkonflik biasanya bersikukuh untuk mempertahankan
pendirianya masing- masing dan berusaha menjatuhkan pendirian lawanya. Konflik
dapat dibedakan menjadi 3 macam. Yaitu: a. Konflik antarkelas sosial b. Konflik
antarkelompok sosial c. Konflik antargenerasi 2. Proses akomodasi baru Konflik di
sisi dapat mengancam stabililitas sosial , akan tetapi di sisi lain konflik juga dapat
menciptakan stabilitas baru di masyarakat. Konflik mendorong para pihak yang
bersiteru untuk menciptakan penyesuaian – penyesuaian dalam upaya
menyelesaikan .konflik diantara mereka. Untuk itu, stabilitas sosial baru lambat laun
terbentuk di masyarakat. Penyesuaian terhadap perubahan yang diakibatkan oleh
mobilitas sosial, antara lain: a. Berlakunya perlakuan atau aturan yang baru di
masyarakat. Perlakuan atau aturan brupa sistem politik yang baru,, ideologi baru,
tingkat toleransi yang tinggi, tingkat kebebasan yang lebih tinggi, dsb . b. Masyarakat
mulai mempunyai sikap baru terhadap suatu keadaan. c. Terdapat pergantian dominasi
dalam suatu masyarakat. Misalnya, setelah indonesia merdeka, semua warga berhak
memperoleh pendidikan yang sama.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap


Mobilitas Sosial adalah sebuah pergerakan atau perubahan kedudukan warga
masyarakat dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lainya , artinya setiap
kedudukan warga masyarakat dapat berubah dan dapat diubah menurut saya.

Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial

Dilihat dari arah pergerakanya , terdapat dua bentuk mobilitas sosial yaitu Vertikal
dan Horizontal.

Mobilitas Vertikal
Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang mengalami naik atau turun
dari satu strata ke strata lainya.
Mobilitas Vertikal dibagi menjadi dua yakni :
Social Climbing
    atau perpindahan status sosial yang mengalami kenaikan
    Contohnya : seorang satpam yang dijadikan presiden
Social Sinking
    atau perpindahan status sosial yang mengalami penurunan
    Contohnya : seorang pejabat yang dipecat kemudian ia menjadi petani
Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial yang cenderung sama , dalam
Mobilitas Horizontal terjadi perpindahan yang sederajat.
Mobilitas Horizontal dibedakan menjadi dua yakni :
Mobilitas Antar Wilayah
    atau perpindahan status seseorang dari wilayah yang satu ke wilayah yang lainya
    Contohnya : seorang petani yang pindah tempat namun pekerjaanya masih tetap
petani
Mobilitas Antar Generasi
    atau perpindahan status seseorang antara dua generasi , generasi yang berbeda
maupun generasi yang      sama.
    Contohnya : digenerasi yang berbeda
                        kakeknya bupati , bapaknya camat , sedangkan dirinya kepala desa
                        digenerasi yang sama
                        kakanya direksi , sedangkan dirinya karyawan

Hubungan Struktur sosial dan Mobilitas Sosial

Mobilitas Sosial erat hubunganya dengan struktur sosial karena mobilitas sosial
terjadi dalam struktur sosial suatu masyarakat . Ada tidaknya Mobilitas sosial ,
tergantung dari keluwesan Struktur Sosial.

Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

Adalah faktor yang dapat menentukan suatu Mobilitas Sosial atau faktor yang
membentuk Mobilitas Sosial.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Adalah faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya Mobilitas Sosial antara seseorang
atau sekelompok yang melakukanya.
Ada 2 Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial yang akan saya bahas
yakni:
Faktor Pendorong
    Faktor Struktural
        atau jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bias dan harus diisi serta
kemudahan untuk  memperolehnya.
        Contohnya : Struktur pekerjaan , perbedaan fertilitas, Ekonomi ganda
    Faktor Individu
        Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan,  maupun keterampilan pribadi.
        Contohnya : perbedaan kemampuan , orientasi sikap terhadap mobilitas sosial
Faktor Penghambat
    Kemiskinan
    Bagi masyarakat miskin baginya dalam memperoleh status sosial adalah hal yang
sangat sulit dan ini  mengakibatkan terjadinya penghambatan dalam Mobilitas Sosial.
    Contohnya : orang miskin yang tidak biasa menjadi presiden
    Perbedaan Ras dan Agama
    yaitu dimana setiap kepercayaan manusia dimuka bumi ini berbeda-beda antara
satu dengan yang lainya.
    Contohnya : agama A melarang minuman keras sedangkan agama B tidak melarang
Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Yaitu dimana saluran dimana kita akan mendapatkan status sosial sesuai dengan
perananya masing-masing.
Ada 8 Saluran Mobilitas Sosial yang akan saya sebutkan :
    1.Angkatan bersenjata ( polisi,TNI )
    2.Pendidikan (Baik formal dan informal )
    3.Organisasi Politik ( Parpol)
    4.Lembaga Keagamaan ( Religius , ustas )
    5.Organisasi ekonomi ( pengusaha)
    6.Organisasi profesi ( IDI ikatan dokter Indonesia )
    7.Perkawinan ( pernikahan dengan bangsawan )
    8.Organisasi Keolahragaan ( pemain bola lionel messi )

Dampak Mobilitas Sosial

Adalah dampak yang terjadi jika terjadinya Mobilitas Sosial dalam masyarakat secara
umum.
Ada 2 dampak Mobilitas Sosial Yakni dampak positif dan negatif :
dampak positif
    adalah dampak yang bersifat baik bagi Mobilitas Sosial berikut ini dampaknya
    a. mendorong seseorang agar lebih maju
    b. mempercepat tingkat perubahan status sosial masyarakat kea rah yang lebih baik
    c. meningkatkan integrasi sosial
dampak negatif
    Adalah dampak yang bersifat jelek bagi Mobilitas Sosial Berikut ini dampaknya :
    a. timbulnya konflik
    b. berkurangnya solidaritas kelompok
    c. timbulnya gangguan psikologis
MATERI SOSIOLOGI: MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas Sosial
Pengertian mobilitas sosial :
perpindahan status seseorang atau kelompok dari satu kedudukan ke kedudukan lain.

Bentuk-bentuk mobilitas sosial :

1. Mobilitas sosial horizontal : perpindahan status pada lapisan yang sama atau
sederajat.
Contoh : Pak Fajar, yang sebelumnya mengajar di SMK, sekarang mengajar di SMA.

2. Mobilitas sosial vertikal : perpindahan status pada lapisan yang berbeda atau tidak
sederajat.
a. Vertikal naik
Contoh : Ketika masih remaja, para perwira tinggi TNI adalah taruna Akademi
Militer.

b. Vertikal turun
Contoh : Seorang pengusaha yang pada awalnya sukses kemudian bangkrut.

Vertikal naik-turun
Contoh :
Seorang anggota TNI yang sangat berprestasi berhasil mencapai pangkat perwira
tinggi di kesatuannya, namun ia harus pensiun karena faktor usia.

Bentuk mobilitas sosial terkait dengan generasi :

1. Mobilitas intragenerasi : mobilitas yang terjadi dalam satu generasi.


Mobilitas intragenerasi bisa digunakan untuk:
a. satugenerasi dalam keluarga (kakak dan adik)
b. satu angkatan

Contoh :
Kakak dokter, adiknya guru. (Mobilitas intragenerasi vertikal turun) => satu generasi
dalam keluarga
Mantan pejuang menjadi pengusaha. (Mobilitas sosial intragenerasi vertikal naik) =>
satu angkatan

2. Mobilitas antargenerasi/intergenerasi : mobilitas yang terjadi pada dua generasi


atau lebih.
Contoh :
Ayah dokter, anaknya dokter. (Mobilitas sosial antargenerasi horizontal)
Ayah buruh tani, anak petani pemilik. (Mobilitas sosial antargenerasi vertikal naik)

Mobilitas geografis : perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah
lain.
Contoh : urbanisasi dan transmigrasi.
Faktor pendorong mobilitas sosial :
a. Perubahan kondisi sosial
    Contoh: perubahan sistem kasta
b. Ekspansi teritorial (perluasan daerah) dan gerak populasi
    Contoh: perkembangan kota dan transmigrasi
c. Komunikasi yang bebas
d. Pembagian kerja
e. Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda
f.  Situasi politik
    Situasi negara yang tidak aman menyebabkan warga masyarakat melakukan
mobilitas geografis, pindah ke negara lain.

Faktor penghambat mobilitas sosial :


a. tingkat pendidikan yang rendah
b. sudah puas dengan apa yang dimiliki
c. diskriminasi kelas
d. kemiskinan
e. pengaruh sosialisasi yang kuat 

Cara mobilitas sosial :


a. perubahan standar hidup
b. perubahan tempat tinggal
c. perubahan tingkah laku
d. perubahan nama
e. pernikahan
f. bergabung dengan asosiasi tertentu

Contoh cara mobilitas sosial dengan perubahan tempat tinggal:


Keluarga A sebelumnya tinggal di kampung kemudian pindah ke perumahan elit.

Saluran mobilitas sosial vertikal naik :


a. organisasi politik
b. organisasi ekonomi
c. organisasi keagamaan
d. organisasi pendidikan
e. organisasi keahlian
f. angkatan bersenjata
g. perkawinan

Proses mobilitas sosial seorang individu atau kelompok melalui saluran-saluran dalam
masyarakat dinamakan sirkulasi sosial.

Contoh sirkulasi sosial melalui organisasi politik :


Ahmad Heryawan adalah kader Partai Keadilan Sejahtera. Ia menjadi gubernur Jawa
Barat dengan dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera.
Lembaga pendidikan merupakan elevator sosial karena lembaga pendidikan dapat
mengantarkan seseorang ke lapisan sosial atas, tahap demi tahap.
Penjelasannya: seseorang yang hanya lulusan SD/SMP/SMA tentu akan mendapatkan
peluang pekerjaan yang berbeda (dan gaji yang tentu juga berbeda) dengan yang
lulusan S1.

Akibat/konsekuensi mobilitas sosial :


a. Konflik/pertentangan
b. Penyesuaian

Contoh :
Bila terjadi persaingan untuk merebutkan posisi tinggi dalam perusahaan, pihak yang
gagal mungkin tidak suka, kemudian konflik dengan pihak yang berhasil. Atau pihak
yang gagal menerima kegagalan dan menyesuaikan diri dengan pihak yang berhasil.

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi terbuka, anggota masyarakat dapat
melakukan mobilitas vertikal naik melalui persaingan. Contohnya: persaingan antara
para peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada kementrian tertentu.

_____________
Bilingual
social mobility : gerak sosial : mobilitas sosial
social movement : gerakan sosial
social climbing : mobilitas sosial vertikal naik
social sinking : mobilitas sosial vertikal turun
urbanization : urbanisasi : perpindahan penduduk dari desa ke kota
transmigration : transmigrasi :  perpindahan penduduk dari satu daerah yang
berpenduduk padat ke daerah lain yang berpenduduk jarang
social circulation : sirkulasi sosial
social elevator : elevator sosial

Anda mungkin juga menyukai