Anda di halaman 1dari 5

a.

Berikut merupkan hasil dari penelusuran secara online tentang peraturan perundang-
undangan aksi demonstrasi yang mengaibatkan kerusakan pada fasilitas umum.
Unjuk rasa atau demonstrasi pada dasarnya telah diatur melalui peraturan perundang-
undangan Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
umum. Serta telah dijelaskan juga pada Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD
1945”) yang berbunyi: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang. Demonstrasi
diperbolehkan sebagai bentuk penyampaian pendapat di muka umum, namun ada
beberapa jenis demo yang dilarang sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 7
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan
Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum. Penjelasan dari isi
Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 tentang bentuk demo yang dilarang, seperti
berikut:
1) Tidak diperbolehkan melakukan demo dengan cara menyatakan permusuhan,
kebencian, hingga penghinaan terhadap suatu golongan atau beberapa golongan
rakyat Indonesia. Dilarang demo dengan melakukan sutu perbuatan yang sifatnya
menimbulkan permusuhan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia.
2) Tidak diperbolehkan melakukan demo di lingkungan istana kepresidenan. Selain
di wilayah istana radius kurang dari 100m demo tidak diperbolehkan dilakukan di
tempat ibadah, rumah sakit, bandara, pelabuhan, stasiun, terminal bus, dan obyek-
obyek vital lainnya.
3) Peraturan tentang waktu demo juga telah ditentukan yaitu di tempat terbuka antara
pukul 06.00 hingga 18.00 waktu setempat, dan di tempat tertutup antara pukul
06.00 hingga 22.00 waktu setempat.
Selain itu dalam rangka ingin mengadakan demo sebagi bentuk menyuarakan
keinginan masyarakat, demo harus memberitahu secara tertulis pada pihak
kepolisian (POLRI). Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh pemimpin, atau
penanggung jawab kelompok yang akan berdemo selambat-lambatnya 3x24
jam sebelum kegiatan dimulai dan telah diterima oleh Polri setempat. Adapun
tingkat kewenangan pemberian ijin demo:
a) Apabila massa peserta aksi berasal dari beberapa wilayah provinsi dan aksi
dilakukan di satu wilayah provinsi atau lintas provinsi, maka yang berwenang
memberikan ijin demo Mabes Polri;
b) Apabila massa peserta aksi berasal dari beberapa wilayah Kota/Kabupaten dan
aksi dilakukan dalam lingkup satu wilayah provinsi setempat, maka yang
berwenang memberikan ijin demo Polda;
c) Apabila massa peserta aksi berasal dari beberapa kecamatan dan aksi
dilakukan dalam lingkup wilayah kabupaten/kota setempat, maka yang
berwenang memberikan ijin demo Polres; dan
d) Apabila massa peserta aksi berasal dari satu wilayah kecamatan dan aksi
dilakukan di lingkup wilayah kecamatan setempat, maka yang berwenang
memberikan ijin demo Polsek.
Meskipun telah dilindungi oleh negara, akan tetapi para demonstran juga harus
menjaga ketertiban dan fasilitas umum. Sehingga, bila diketahui melakukan perusakan
fasilitas umum maka para demonstran dapat dikenakan sanksi seperti yang dilakukan oleh
demonstran pada bulan Oktober tahun 2020 dalam aksi terkait UU Omnibus Law.
Kerugian akibat aksi kurang terpuji yang dilakukan oleh demonstran tersebut
diperkirakan mencapai Rp 65 miliar. Perusakan fasilitas umum tersebut dapat dijerat
Pasal 170 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berbunyi “Barang siapa
dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”.
Kekerasan yang dimaksud tersebut harus dilakukan di depan umum karena kejahatan ini
tergolong ke dalam kejahatan ketertiban umum. Pasal 63 Peraturan Daerah DKI Jakarta
Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum juga mengatur terkait dengan sanksi
terhadap pelaku demonstran anarkis yang berbunyi sebagai berikut:
1. Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan dalam Pasal 54 ayat (1) dikenakan
hukuman pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Tindak pidana yang dimaksud adalah tindak pidana kejahatan. Pasal 63 tersebut
memberikan sanksi terhadap setiap orang atau badan yang melanggar Pasal 54 ayat
(1) yakni yang merusak prasarana dan sarana umum pada waktu berlangsungnya
penyampaian pendapat, unjuk rasa dan/atau pengerahan massa.
b. Urutan dari peraturan perundang-undangan tentang demonstrasi yang mengakibatkan
kerusakan fasilitas umum, hingga negara diperkirakan rugi 65 miliar. Sesuai dengan
hirarki perundang-undangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang dimulai dari Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hingga peraturan pelaksanaannya. Seperti
berikut ini:
1. Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2. Peratura Perundang-undangan Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka umum
3. KUHP
4. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka
Umum
5. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
c. Kesimpulan
Menurut pendapat saya kemerdekaan dalam menyampaikan sebuah koementar baik
berupa kritik maupun saran yang telah dijabarkan secara jelas, saat ini demonstran
senantiasa dalam rangka memberikan pendapatnya memakai aksi anarki, serta pula tidak
terorganisir ataupun mengindahkan peraturan perundang undangan yang berlaku di
daerah negara kesatuan republik Indonesia, dengan demikian munculah pelanggaran-
pelanggaran yang disebabkan oleh aksi anarkis tersebut. Dengan demikian tidak sering
dalam perihal penyampaian komentar, kerap terjalin selisih paham yang menimbulkan
pergesekan antara pihak kepolisian sebagai pendamping berjalanya demonstrasi dan
pihak demonstran. Maka dari pergesekan inilah akan memicu timbulnya bentrokan dari
demonstran atau tindakan anarkis berupa pembakaran, penganiayaan, sampai
menyebabkan pihak petugas dan juga pihak demonstran mengalami cedera ringan sampai
luka berat.
Penjelasan tentang anarkis itu sendiri merupakan sebuah tindakan yang dilakukan
secara sengaja dan secara terang-terangan oleh perorangan atau sekelompok orang yang
bertentangan dengan norma hukum yang meberikan dampak negative (buruk), contohnya
seperti mengakibatkan kekacauan, membahayakan keamanan umum, hingga memberikan
ancaman terhadap keselamatan barang dan/atau jiwa, serta menimbulkan kerusakan pada
fasilitas umum dan/atau hak milik oranglain.
Permasalahan Demo Penolakan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 yang
dikukuhkan pada 05 Oktober 2020, membuat para demonstran melaksanakan aktivitas
demonstrasi yang tidak terorganisir dan bisa termasuk dalam golongan demo anarkis.
Kejadian tersebut teruji jika demonstran melaksanakan unjuk rasa ataupun demonstrasi
dengan tidak menjalankan demo sesuai dengan peraturan perundang-undangan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang telah mengatur tentang tata cara mengemukakan
pendapat. Tindakan demo anarki terlihat manakala pihak demonstran melaksanakan unjuk
rasa dengan dibarengi aksi perusakan fasilitas umum. Bagaimanapun perusakan fasilitas
umum tidak dibenarkan tidak bisa dibenarkan dengan tujuan pembelaan apapun oleh
demonstran.
Demonstran melakukan perusakan sarana universal dengan tujuan keluhannya supaya
didengar dan juga berkeinginan membatalkan pengesahan Undang Undang No 11 Tahun
2020. Demonstran teruji melaksanakan pelanggaran yang tertuang dalam KUHP Pasal
406 serta 407 Tentang Mengganggu serta Menghancurkan Benda. Kejadian demo secara
anarki yang terjadi di DKI Jakarta mengakibatkan kerugian yang mencapai miliaran
rupiah berupa pengrusakan fasilitas umum berupa halte, seharusnya para demonstran
dapat ditindak dengan tegas sesuai dengan peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun
2007 tentang Ketertiban Umum.

Daftar Pustaka
Jurnal
Dwiyanti, Ida Ayu Sri Intan, Dkk. 2021. Akibat Hukum Tindakan Anarkis
Demonstran Terhadap Perusakan Fasilitas Umum dan Penyerangan Petugas Kepolisian
(Studi Kasus Penolakan Pengesahan UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja).
Bali. Jurnal Analogi Hukum.
Gulton, Ferdi dan Agus Machfud Fauzi. 2021. Demo Penolakan RUU Cipta Kerja
dalam Kacamata Teori Konflik Sosiologi. Doktrina: Journal of Law. No. 1 Vol. 4.
(online). http://ojs.uma.ac.id/index.php/doktrina. Diakses pada 11 November 2021
Syahrul, Ilham Jiwandono. 2020. Dinamika Sosial Sikap Narcisstic Aksi Demonstrasi
Mahasiswa Dalam Prospek Demokrasi Indonesia. Equilibrum Jurnal Pendidikan. No. 1
Vol 8 . (online). https://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/3012.
Diakses 11 November 2021

Peraturan perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 181
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3789
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2007
Lembar Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2007 Nomor 8
Web
Admin. 2015. Tata Urutan Perundang-Undangan Di Indonesia. (online).
https://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2015/10/tata-urutan-perundang-undangan-
di.html. Diakses 10 November 2021
Aurelia, Bernadetha Oktavira. 2019. Jerat Pidana Pelaku Demo Anarkis. (online).
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5d8c96cdaae46/jerat-pidana-pelaku-
demo-anarkis/. Diakses 11 November 2021
Hasanah, Sovia. 2019. Ini Demo-demo Yang Dilarang. (online).
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5837954be4c7a/ini-demo-demo-
yang-dilarang/. Diakse 11 November 2021
Isa, Muhammad Bustomi. 2020. 18 Halte Dirusak Saat Demo Tolak Uu Cipta Kerja,
Transjakarta Rugi Rp 45 Miliar. (online).
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/08/22445001/18-halte-dirusak-saat-demo-
tolak-uu-cipta-kerja-transjakarta-rugi-rp-45. Diakses pada 11 November 2021

Anda mungkin juga menyukai