Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : ALIF ARIFAN FAIZAL WIDANTORO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043321925

Tanggal Lahir : 27 JUNI 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4211/ LOGIKA

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 44/SURAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU, 19 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ALIF ARIFAN FAIZAL WIDANTORO


NIM : 043321925
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4211/ LOGIKA
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ-UT : SURAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
SRAGEN, MINGGU 19 – 12 – 2021

Yang Membuat Pernyataan

ALIF ARIFAN FAIZAL WIDANTORO


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. Konotasi dari Term "Manusia"


Konotasi dapat disamankan dengan isinya. Konotasi dapat dirumuskan dari keseluruhan arti yang
dimaksudkan oleh term. Berdasarkan konotasi term dapat dibagi menjadi dalam :
1. Hakikat Konkret merujuk dalam "hal" yang bersifat nyata yang berkualitas dan berekistensi.
2. Hakikat Absrtrak merujuk pada suatu kualitas yang tidak bereksistensi.
3. Sifat Konkret merujuk pada "sifat" yang nyata yang berkualitas dan bereksistensi
4. Sifat Abstrak merujuk pada sifat yang terlepas dari eksistensi.
Konotasi term dari "Manusia" adalah hewan yang berkembang, berakal, berperasaan, bernafas, dan
berjiwa.

b. Denotasi dari Term "Manusia"


Denotasi merupakan arti keseluruhan yang ditunjuk oleh term. Denotasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Term umum yaitu dapat mencakup keseluruhan hal-hal yang ditunjuk
tanpa kecuali. Term ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Universal yaitu sifat umum yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
b. Kolektif yaitu sifat umum yang menunjuk dalam kelompok tertentu.
2. Term Khusus yaitu menunjuk sebagian dari keseluruhan. Term ini juga
dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Partikular yaitu sifat khusus yang hanya menunjuk sebagian tidak
tertentu dari keseluruhan.
b. Singular yaitu sifat khusus yang menunjuk pada himpunan dan
hanya mempunyai satu anggota.

Denotasi term dari "Manusia" adalah bangsa Indonesia, Presiden, Masyarakat, Remaja dan lain-lain.

(modul bmp logika halaman 2.15 s/d 2.17)

2. A. ( A ⊂ B ) jika B identik dengan C


( B ⊂ C ) maka A himpunan C

Dalam bentuk penalaran tersebut prosisi yang dihilangkan adalah A termasuk himpunan B
(A⊂C)

Penalaran dalam bentuk entimema secara lengkap dirumuskan sebagai berikut


[( B ⊂ C ) ^ (A ⊂ B)] => ( A ⊂ C)
B. - Etimema dari silogisme yang premis pertamanya ditiadakan, misalnya
[(…..…) ^ (A ⊂ B)] => ( A ⊂ C)

Contoh : Ridwan assalam diperkenakan mengajukan permohohonan pembuatan karya ilmiah karena
ridwan assalam telah memenuhi syarat yang ditetapkan fakultas.

- Etimema dari silogisme yang premis keduanya ditiadakan, misalnya


[(B = C) ^ (……..) => ( A ⊂ C)

Contoh : Ridwan assalam diperkenakan mengajukan permohonan pembuatan karya ilmiah karena
mahasiswa tersebut telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh fakultas untuk mengajukan
permohonan pembuatan karya ilmiah

- Entimema dari silogisme yang kesimpulnya diperkirakan karena langsung dapat diketahui
[( B = C ) ^ (A ⊂ B)] => (…….)

Contoh : mahasiswa yang telah memenuhi syarat diteteapkan oleh fakultas untuk diperkenakan
mengajukan permohonan pembuatan karya ilmiah dan Ridwan asssalam telah memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh fakultas

- Entimema dari silogisme yang kedua premisnya diperkirakan karena sudak diketahui
[(…….) ^ (…….)] => ( A ⊂ C)

Contoh : Ridwan assalam diperkenakan mengajukan permohonan penulisan skirpsi

Keempat contoh tersebut jika dikembalikan ke bentuk aslinya sebagai berikut


[( B ⊂ C ) ^ (A ⊂ B)] => ( A ⊂ C)

Contoh silogisme secara lengkap adalah sebagai berikut.

Mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh fakultas diperkenakan mengajukan
permohonan pembuatan karya ilmiah , Ridwan asssalam telah memenuhi syarat yang ditetapkan
fakultas. Maka Ridwan asssalam diperkenakan mengajukan permohonan pembuatan karya ilmiah

( sumber refernsi bmp logika halaman 6.40)

3. Proposisi Ekuivalen adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan


ketergantungan kesetaraan antara anteseden dan konsekuen (perpaduan antara dua
proposisi kategoris yang setara atau keduanya sama). Kesetaraan yang dimaksud dalam
hubungan tersebut adalah jika terjadi antesenden maka terwujud konsekuen dan jika
terjadi konsekuen pasti akan terwujud juga antesenden, jika p maka q dan jika q maka p.
Hubungan ketergantungan dalam proposisi ekuivalen adalah berbentuk timbal balik.
Terdapat 3 (tiga) macam proposisi ekuivalen yaitu: Ekuivalen kausalitas, merupakan
pernyataan majemuk yang memiliki kesetaraan (persamaan) berupa sebab-akibat.
Ekuivalen Definisional, merupakan pernyataan majemuk yang memiliki kesetaraan
(persamaan) berupa pembatasan arti. Ekuivalen Analitik, merupakan pernyataan
majemuk yang memiliki kesetaraan (persamaan) berupa penguraian arti.
Contoh:
1. Bila ketiga sudut segitiga sama besar maka segitiga itu sama sisi.

Antesenden: Bila ketiga sudut segitiga sama besar


Konsekuen: Maka segitiga itu sama sisi

2. Jika pemerintahannya atas kehendak rakyat maka pemerintahannya disebut


demokrasi.
Antesenden: Jika pemerintahannya atas kehendak rakyat
Konsekuen: Maka pemerintahannya disebut demokrasi.
( sumber refernsi bmp logika halaman 7.4 )

4. Silogisme adalah suatu bentuk penyimpulan berdasarkan hubungan dua pernyataan


yang melahirkan pernyataan lain sebagai kesimpulannya.
Silogisme majemuk merupakan penyimpulan berdasarkan hubungan dua pernyataan, yang salah satu
diantaranya merupakan pernyataan atas hubungan dua bagian sebagai premis mayor yang dapat
mewujudkan pernyataan lain sebagai kesimpulannya.
Secara garis besar silogisme majemuk terbagi menjadi dua yaitu:
a. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis merupakan “Suatu penarikan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara proposisi
yang mempunyai hubungan ketergantungan dua bagian dengan pernyataan yang menegaskan atau
mengingkari salah satu bagiannya yang mewujudkan/ menghasilkan pernyataan lain sebagai
kesimpulannya”.
Silogisme Hipotesis terbagi menjadi 3 macam/bentuk, yaitu:
➢ Silogisme Ekuivalen (Bentuk penyimpulan yang premis mayornya berupa proposisi ekuivalen
atau biimplikasi), yaitu “Suatu penyimpulan yang berbentuk perbandingan antara proposisi
yang mempunyai hubungan kesetaraan dua bagian dengan penegasan (disebut modus ponendo
ponen atau modus ponen) atau pengingkaran (disebut modus tolendo tolen atau modus tolen)
salah satunya mewujudkan proposisi lain sebagai kesimpulannya”.
• Penyimpulan modus ponendo ponen (MPP) : penyimpulan dengan cara mengakui salah
satu bagian proposisi ekuivalen sebagai premis mayor.
Rumus :
MPP: [(p <=> q) ^ p] => q
[(p <=> q) ^ q] => p
• Penyimpulan modus tolendo tolen (MTT) : penyimpulan dengan cara mengingkari salah
satu bagian proposisi ekuivalen sebagai premis mayor.
Rumus:
MTT: [(p <=> q) ^ ~p] => ~q
[(p <=> q) ^ ~q] => ~p
➢ Silogisme Kondisional (Bentuk penyimpulan yang premis mayornya berupa proposisi
implikatif), yaitu “Suatu penyimpulan yang berbentuk perbandingan antara proposisi yang
mempunyai hubungan persyaratan dua bagian dengan penegasan (disebut modus ponendo
ponen atau modus ponen) atau pengingkaran (disebut modus tolendo tolen atau modus tolen)
salah satunya mewujudkan proposisi lain sebagai kesimpulannya”.
• Penyimpulan modus ponendo ponen (MPP) : penyimpulan dengan cara mengakui
anteseden pada proposisi implikatif sebagai premis mayor.
Rumus :
MPP: [(p => q) ^ p] => q
• Penyimpulan modus tolendo tonen (MTT) : penyimpulan dengan cara mengingkari
konsekuen dari proposisi implikatif sebagai premis mayor.
Rumus :
MTT: [(p <=> q) ^~ q] => ~p
➢ Silogisme Hipotesis Khusus, yaitu “Suatu penyimpulan berdasarkan perbandingan dua
implikasi yang di dalamnya terkandung adanya bagian sebagai pembanding yang dapat
mewujudkan proposisi lain sebagai kesimpulannya”.
Rumus:
SH: [(p => q) ^ (q => r)] => (p => r)

b. Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif merupakan “Suatu penyimpulan berdasarkan perbandingan antara proposisi yang
mempunyai hubungan pengatauan antara dua bagian dengan pernyataan yang menegaskan atau
mengingkari salah satu bagiannya yang mewujudkan pernyataan lain sebagai kesimpulannya”.
Silogisme Disjungtif terdiri dari 3 macam/bentuk, yaitu:
➢ Silogisme Ekslusif, yaitu salah satu silogisme disjungtif yang premis mayornya berbentuk
pengatauan yang saling menyisihkan antara kedua bagiannya dengan cara mengakui salah satu
bagian disjungsi ekslusif sebagai premis mayor kesimpulannya mengingkari bagian lain (hanya
terdiri dari 1 bentuk yaitu modus ponendo tolen)”.
Rumus:
MPT : [(p v q) ^ p] => ~q
[(p v q) ^ q] => ~p
➢ Silogisme Inklusif, yaitu salah satu silogisme disjungtif yang premis mayornya berbentuk
pengatauan yang dapat bersatu antara kedua bagiannya dengan cara mengingkari salah satu
bagian disjungsi ekslusif sebagai premis mayor kesimpulannya mengakui bagian yang lain
(hanya terdiri dari 1 bentuk yaitu modus tolendo ponen)”.
MTP: [(p v q) ^ ~p] => q
[(p v q) ^ ~q] => p
➢ Silogisme Alternatif, yaitu salah satu silogisme disjungtif yang premis mayornya berbentuk
pengatauan yang tidak dapat bersatu dan tidak ada kemungkinan lain antara kedua bagiannya.
Silogisme Alternatif terdiri dari dua bentuk yaitu:
• Penyimpulan modus ponendo tolen (MPT) : mengakui salah satu bagian dari proposisi
alternatif sebagai premis mayor (mengingkari bagian yang lain).
Rumus:
MPT : [(p v q) ^ p] => ~q
[(p v q) ^ q] => ~p

• Penyimpulan modus tolendo ponen (MTP) : mengingkari salah satu bagian dari proposisi
alternatif sebagai premis mayor (menetapkan bagian yang lain).
Rumus:
MTP : [(p v q) ^ ~p] => q
[(p v q) ^ ~q] => p
Berdasarkan uraian diatas saya akan membuat rumusan simbolik dan contoh dari silogisme
kondisional, yaitu:
a. Rumusan simbolik dari silogisme kondisional:
➢ Modus Ponendo Ponen (MPP)
- MPP : [((p v q) => r) ^ p] => r
Jika p atau q maka r, dan ternyata p maka kesimpulannya adalah r.
- MPP : [((p v q) => r) ^ q] => r
Jika p atau q maka r, dan ternyata q maka kesimpulannya adalah r
➢ Modus Tolendo Tolen (MTT)
- MTT : [((p v q) => r) ^ ~r ] => ~(p v q)
Jika p atau q maka r dan ternyata non r, maka kesimpulannya adalah non (p atau q)
- MTT : [((p v q) => r) ^ ~r ] => (~p v ~q)
Jika p atau q maka r, dan ternyata non r, maka kesimpulannya adalah non p dan non q

b. Contoh dari silogisme kondisional tersebut:


➢ Modus Ponendo Ponen (MPP)
- MPP : [((p v q) => r) ^ p] => r
Jika p atau q maka r, dan ternyata p maka kesimpulannya adalah r.
Contoh:
P1 : Barang siapa yang mengedarkan dan atau menggunakan narkoba
akan dituntut di muka hakim (p v q) => r
P2 : Aktor A terbukti mengedarkan narkoba (p)
Ks : Maka Aktor A harus dituntut di muka hakim (r)

- MPP : [((p v q) => r) ^ q] => r


Jika p atau q maka r, dan ternyata q maka kesimpulannya adalah r.
Contoh:
P1 : Barang siapa yang mengadakan tempat pelacuran dan atau
mengambil keuntungan dari pelacuran perempuan akan diberikan pidana
penjara (p v q ) => r
P2 : Konglomerat A terbukti mengambil keuntungan dari pelacuran
perempuan (q)
Ks : Maka Konglomerat A harus diberikan pidana penjara (r )

➢ Modus Tolendo Tolen (MTT)


- MTT : [((p v q) => r) ^ ~r ] => ~(p v q)
Jika p atau q maka r dan ternyata non r, maka kesimpulannya adalah non (p atau q)
Contoh:
P1 : Barang siapa yang mengedarkan dan atau menggunakan narkoba
akan dituntut di muka hakim (p v q) => r
P2 : Ternyata Aktor A tidak dituntut di muka hakim (~r)
Ks : Aktor A tidak mengedarkan atau menggunakan narkoba (~(p v q))

- MTT : [((p v q) => r) ^ ~r ] => (~p ^ ~q)


Jika p atau q maka r, dan ternyata non r, maka kesimpulannya adalah non p dan non q
Contoh:
P1 : Barang siapa yang mengadakan tempat pelacuran dan atau
mengambil keuntungan dari pelacuran perempuan akan diberikan pidana
penjara (p v q ) => r
P2 : Ternyata konglomerat A tidak diberikan pidana penjara (~r)
Ks : Konglomerat A tidak mengadakan tempat pelacuran dan tidak
mengambil keuntungan dari pelacuran perempuan (~p ^ ~q)

(sumber referensi bmp logika halaman 9.9)

Anda mungkin juga menyukai