NIM : 215020301111001
Jawaban :
Prinsip-prinsip kebudayaan islam yaitu :
a. Tidak melanggar ketentuan syari’at.
b. Mendatangkan mashlatan (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat
(kerusakan).
c. Sesuai dengan prinsip Al-Wala' (cinta yang hanya kepada Allah SWT dan apa
yang dicintai-Nya) dan Al-Bara' (Berlepasan diri dan membenci dan apa saja yang
dibenci olh Allah SWT).
d. Mencerminkan uhkuwah Islamiyah.
e. Mencerminkan ahlak yang baik.
Sikap kita dalam menyikapi akulturasi antara ajaran islam dengan adat dan budaya
lokal Indonesia adalah dengan selalu mendukung budaya tersebut selama budaya itu
tidak melanggar prinsip-prinsip kebudayaan islam yang sudah dijelaskan diatas.
Alasannya karena budaya-budaya yang umumnya berakulturasi dengan ajaran islam
digunakan sebagai media dakwah agar masyarakat Indonesia mudah menerima ajaran
Islam, sehingga budaya tersebut bisa dibilang membawa kebaikan dalam penyebaran
agama islam di Indonesia.
2. Pada era teknologi seperti sekarang ini banyak orang berpendapat bahwa “kemajuan
IPTEK sama sekali tidak ada hubungannya dengan Agama” Uraikan pendapat anda
mengenai paradigma Sosialis yang menafikan eksistensi agama?
Jawaban :
Menurut pendapat saya kemajuan Iptek sebenarnya memiliki keterkaitan erat dengan
agama, khususnya agama islam. Dalam Al-Qur’an dan Hadits sendiri sudah dijelaskan
beberapa ilmu pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui manusia dan baru
ditemukan akhir-akhir ini. Hal-hal yang dijelaskan pada Paradigma Sosialis sama
sekali tidak masuk akal karena pada dasarnya hampir seluruh iptek yang ada
bersumber dari agama itu sendiri. Manusia tidak akan menemukan dan
mengembangkan iptek tanpa adanya dasar-dasar yang dijelaskan dalam Al-Qur’an
dan hadits. Sebagai contoh, dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Insan Ayat 2 dan
Surah Al-Mu'minun Ayat 14 yang memiliki arti :
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan
dia mendengar dan melihat,” bunyi Surah Al-Insan Ayat 2.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik," Surah Al-Mu'minun Ayat 14.
Jawaban :
Kerukunan antar umat bergama di Indonesia masih diwarnai dengan adanya konflik
yang pertama disebabkan oleh adanya fanitisme ditubuh umat beragama itu sendiri.
Sikap fanatisme tersebut timbul dari rasa percaya bahwa agama yang mereka anut
merupakan agama yang paling benar sedangkan yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan mereka dianggap sesat dan perlu dimusnahkan. Dari sikap fanatisme
sendiri akan muncul bibit-bibit ekstremisme yang nanti akan berkembang menjadi
terorisme yang dapat mengancam kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Selain itu, rendahnya toleransi menjadi salah satu penyebab lunturnya kerukunan
dalam umat beragama. Sama seperti fanatisme, sikap toleransi yang rendah
menyebabkan salah satu penganut agama merasa agama mereka superior dibanding
agama-agama lain.
Peran saya dalam mengatasi rendahnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia
adalah dengan selalu menyebarkan informasi-informasi aktual dan positif tentang
kerukunan antar umat beragama dan selalu menghindari informasi yang kurang jelas
(hoax) dan cenderung menggiring opini publik terkait permasalah-permasalahan
agama sehingga menyebabkan konflik. Selain itu, saya juga akan menyampaikan
bagaimana agama islam itu yang seharusnya cinta damai dan menghargai perbedaan
khususnya dalam hal perbedaan kepercayaan.
4. Mengapa jihad (ber-sungguh-sungguh dalam setiiap hal posistif) dan etos kerja yang
baik sangat penting untuk memerangi kebodohan, korupsi dan kemiskinan?
Jawaban :
Jihad menjadi sangat penting dalam memerangi kebodohan, korupsi dan kemiskinan
adalah dikarenakan dalam menjalani jihad dalam bekerja, secara tidak langsung dapat
menghilangkan kemiskinan setidaknya dalam diri dan keluarga kita sendiri dengan
meningkatka etos kerja yang dimiliki. Selain itu, jihad juga sangat penting dalam
memerangi kebodohan sebagai contoh ketika belajar dengan sungguh-sungguh serta
menanamkan akhlak-akhlak yang baik sehingga tidak terjerumus pada hal-hal yang
negatif seperti korupsi. Jihad melawan korupsi merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan oleh semua komponen bangsa. Jihad melawan korupsi ini selain
bertujuan menegakkan agama, juga bertujuan dalam rangka menjaga jiwa, keturunan,
akal, harta dan bangsa. Jihad dalam memerangi korupsi khususnya harus ditegakkan
oleh apparat penegak hukum di Indonesia. Bukan tanpa sebab, hampir setiap pelaku
korupsi di Indonesia lepas dari jeratan hukum atau hanya menerima hukuman yang
sangat ringan, berbanding terbalik dengan kejahatan yang mereka lakukan. Hal
tersebut yang menjadikan alasan mengapa aparat penegak hukum perlu melakukan
Jihad dalam memberikan hukuman yang pantas bagi pelaku kejahatan korupsi di
Indonesia.
5. Meraih keluarga berkah merupakan dambaan setiap insan, akan tetapi hal itu barulah
dapat dicapai saat kita memulai untuk menjaga Iffah (kesucian diri) dalam pergaulan.
Jelaskan pernyataan diatas.
Jawaban :
Setiap orang tentu memiliki kemampuan dalam menahan diri untuk mendapatkan
sesuatu yang sebenarnya tidak akan ada habisnya. Hal tersebutlah yang dinamakan
dengan iffah yaitu kemampuan yang dimiliki manusia untuk menahan dorongan hawa
nafsunya. 'Iffah merupakan keutamaan yang dimiliki manusia ketika ia mampu
mengendalikan syahwat dengan akal sehatnya. Akal inilah yang membedakan antara
manusia dengan binatang, karena pada dasarnya manusia diberikan nafsu dan akal
sedangkan binatang hanya memiliki nafsu saja. Tetapi, ketika iffah sudah hilang dari
dalam diri, berarti akal sehatnya sudah tertutup oleh nafsu syahwatnya, ia sudah tidak
mampu lagi membedakan mana yang benar dan salah, mana baik dan buruk, yang
halal dan haram sehingga termakan oleh perbuatan-perbuatan buruk seperti zina.
Ketika seorang manusia sudah melakukan zina, maka keberkahan dalam keluarga
tidak akan tercapai. Oleh sebab itu, iffah atau menjaga kesucian dalam pergaulan
menjadi faktor penting dalam meraih keluarga yang berkah.
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional tidak bisa dipandang sebelah mata.
Disetiap masa dalam kondisi perpolitikan bangsa ini, Islam selalu punya pengaruh
yang besar.Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, yaitu era berdirinya kerajaan-
kerajaan hingga saatini, pengaruh perpolitikan bangsa kita tidak lepas dari pengaruh
umat Islam. Kontribusi umat islam dalam politik sangat erta kaitannya dengan
peristiwa reformasi. Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam
pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis
Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin
Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat
Islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan. Umat Islam mulai
kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi menggunakan label Islam.
Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil menjadikan Pancasila bukan lagi
sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam.
Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam.
Partaipartai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS,
PKNU, dan lain-lain.
7. Masyarakat madani merupakan konsep ideal pemerintahan yang adil dan makmur
seperti yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saat membngun negara
Madinah, sebutkan konsep masyarakat madani dan bagaimana implementasinya di
Indonesia?
Jawaban :
Konsep masyarakat madani yaitu :
a. Bertuhan
Manusia harus berhubungan baik dengan Tuhannya, manusia harus mampu
mengikuti perintah Tuhan dan mampu mengimplementasikan sifat-sifat baik
dalam kehidupan sesuai dengan kemampuannya.
b. Kesetaraan
Dalam masyarakat madani semua warga masyarakat memilik hak yang sama
dalam bidang politik, ekonomi, dan hukum. Agama dan negara harus memberikan
rambu-rambu dan batasan dalam menjalankan tiga bidang ini.
c. Musyawarah
Musyawarah menjadi landasan utama dalam menyelesaikan persoalan keumatan
dan kemasyarakatan, supaya tidak terjadi perpecahan di masyarakat.
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka” (QS. asy-Syuraa: 38).
d. Keadilan
Dengan penegakan hukum yang konsisten dapat membawa kemaslahatan bagi
seluruh masyarakat.
Dalam Al-Qur'an surat an-Nahl ayat 8:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”.
Masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara lainnya.
Karakteristik tersebut diantaranya adalah: (1) Pluralistik/keberagaman, (2) sikap
saling pengertian antara sesama anggota masyarakat, (3) toleransi yang tinggi dan (4)
memiliki sanksi moral. masyarakat madani di Indonesia sebenarnya sudah mulai
dicita-citakan semenjak terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial,
terutama ketika kapitalisme mulai diperkenalkan oleh Belanda. Hal ini ikut
mendorong terjadinya pembentukan sosial melalui proses industrialisasi, urbanisasi,
dan pendidikan modern. Hasilnya antara lain munculnya kesadaran baru di kalangan
kaum elit pribumi yang mendorong terbentuknya organisasi sosial modern. Melalui
era reformasi bangsa Indonesia memiliki tujuan untuk membina suatu masyarakat
Indonesia baru dalam rangka untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi tahun 1945
yaitu membangun masyarakat Indonesia yang demokratis. Masyarakat Indonesia yang
demokratis atau masyarakat madani ala Indonesia merupakan visi dari gerakan
reformasi dan juga visi dari reformasi sistem pendidikan nasional.
Kata khilafah sendiri merupakan sebuah sistem pemerintahan Islam pertama kali
didirikan setelah wafatnya Rasulullah. Dalam pemilihan pemimpin pasca
meninggalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diputuskan oleh kaum
muslimin sendiri dengan cara musyawarah, contohnya dalam pemilihan Abu
Bakar Asshidiq yang diperoleh dari musyawarah antara kaum Muhajrin dan kaum
Anshar.