Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS AGAMA

Nama : Wahda Rahma Laila


NIM : 205110701111001
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

1. Peran agama menjadi sangat fundamental bagi kehidupan manusia. Memiliki ilmu yang
tinggi dan harta banyak terasa belum cukup untuk membuat manusia “aman”. Bagaimana
kita memandang kondisi tersebut. Jelaskan!
Agama adalah pedoman hidup yang menjadi tolak ukur untuk mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang tergantung pada seberapa taat dan seberapa
dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini. Agama berperan sangat penting dalam mengatur
kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Dengan demikian peran agama
memang sangatlah fundamental dalam kehidupan manusia, tanpa agama manusia tidak akan pernah tau
tujuan hidupnya. Memiliki ilmu yang tinggi saja tidak akan pernah cukup untuk membuat manusia
merasa aman, ilmu tinggi tanpa agama hanya akan membuat manusia lalai dan berbuat seenaknya,
sebagai contoh para petinggi kita yang terjerat kasus korupsi, mereka memiliki ilmu bahkan jabatan
tinggi, namun mereka lalai akan aturan agama yang ada. Begitu juga dengan kekayaan, memiliki harta
yang berlimpah tanpa agama, hanya akan membuat manusia menjadi rakus dan tamak. Seperti apa yang
disampaikan oleh Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullah dalam kitab Al-‘Ilmu Fadhluhu wa
Syarafuhu hal. 225-226, bahwasannya ilmu agama itu kekayaan meski tanpa harta, kemuliaan meski
tanpa pendukung, dan kekuasaan meski tanpa pasukan.
2. Jelaskan secara kongkrit penerapan iman, islam dan ihsan dalam kehidupan sehari-hari
a. Iman :
Iman yang dimaksud adalah percaya dengan sepenuh hati, bukan hanya sebatas dibibir saja, tetapi
juga mencakup iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dalam
perbuatan sehari-hari. Penerapan iman dalam kehidupan sehari hari adalah percaya dengan rukun
iman, mendirikan sholat 5 waktu dan berkata jujur juga baik dimanapun.
b. Islam :
Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, parosnya keadilan, tiangnya
kebeenaran, ruhnya kasih saying, karena itu penerapan islam dalam kehidupan sehari hari adalah
dengan percaya kepada rukun islam, mengerjakan segala perintahNya dan meninggalkan setiap
laranganNya. Contoh: Meninggalkan riba, membayar zakat.
c. Ihsan :
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt.
Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Ihsan meliputi tiga
aspek yang fundamental. Ketiga aspek tersebut adalah ibadah, muamalah, dan ahklak. Contoh
penerapan ihsan dalam kehidupan sehari hari adalah menjalankan semua jenis ibadah, seperti
solat, puasa, haji dan sebagainya dengan cara yang benar. Yaitu dengan menyempurnakan syarat,
rukun, sunnah, dan adab-adabnya.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah keharusan. Satu sisi,
berkembangnya IPTEK membawa dampak positif. Sisi yang lain, ternyata membawa
dampak negative. Berikan penjelasan saudara bagaimana seharusnya menghadapi kondisi
ini.
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Inovasi demi inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif dan kemudahan untuk melakukan
berbagai aktifitas. Walaupun pada awalnya inovasi tersebut banyak menghasilkan manfaat positif, di sisi
lain teknologi juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Hal inilah yang harus disadari betul
untuk menyikapinya secara bijak. Sikap yang paling bijak  dalam menghadapi perkembangan IPTEK
adalah memanfaatkan dan mengunakan sebaik-baiknya kemudahan-kemudahan yang tercipta dengan
tidak menyalahgunakan kemajuan perkembangan IPTEK untuk sesuatu yang kurang bermanfaat agar
tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
4. Sebutkan prinsip atau nilai politik Islam? Menurut saudara prinsip atau nilai politik Islam
apa saja yang sudah dijalankan di negara ini? Sedangkan yang belum diterapkan apa saja,
serta jelaskan bagaimana cara menerapkannya?

 Ada sembilan prinsip negara hukum yang menjadi dasar politik dalam islam, yakni:
(1) Prinsip kekuasaan sebagai amanah
(2) Prinsip musyawarah
(3) Prinsip keadilan
(4) Prinsip persamaan
(5) Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia
(6) Prinsip pengadilan bebas
(7) Prinsip perdamaian
(9) Prinsip ketaatan rakyat
 Menurut saya Prinsip politik islam yang sudah diterapkan di Indonesia sebenarnya sudah
diterapkan di beberapa tempat, seperti di Aceh atau di daerah manapun yang menjunjung tinggi
asas keagamaan, namun hanya perlu sikap istiqomah dalam menjalankan peraturan yang ada,
pengakuan hak asasi dan juga persamaan menurut saya sudah sangat di terapkan di Indonesia,
mesikipun dalam sebuah Negara pastinya tidak semua orang dapat mengikuti aturan dengan baik,
namun secara umum prinsip tersebut terus diperbaiki dan dijalankan di Indonesia
 Sedangkan untuk prinsip yang belum diterapkan di Indonesia, diantaranya adalah memudarnya
prinsip kekuasaan sebagai amanah dalam diri pejabat Negara kita.
Contohnya, Lembaga legislatif yang seharusnya benar-benar menjadi wakil rakyat dan berfungsi
sebagai agen rakyat yang aspiratif dan distributif tapi malah berbuat serakah dan menindas dan
cenderung mengabaikan hak-hak sipil dan hak politik rakyat, sebagai contoh nyata adalah tindak
korupsi yang barus saja di lakukan oleh Mentri social kita yang seharusnya mensejahterahkan tapi
malah mengeruk hak hak rakyat.

5. Kerukunan umat beragama merupakan kerukunan yang bersifat semu, buktinya ada
penistaan terhadap symbol-simbol agama, kerusuhan yang dilakukan umat beragama.
Mengapa hal itu terjadi dan bagaimana peran mashasiswa dalam merajut kerukunan yang
hakiki?
Kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti saling
memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa seharusnya dalam kerukunan beragama terjalin ikatan yang saling
menguntungkan satu sama lain, namun nyatanya masih banyak terjadi perselisihan antar umat beragama,
kejadian tersebut diakibatkat karena masih banyak perselisihan akan keyakinan masing masing,
komunikasi yang ssemakin merenggang bahkan juga diakibatkan karena masalah pribadi ataupun antar
kelompok sosial. Sebagai manusia berpendidikan, seorang mahasiswa haruslah memiliki sifat yang
adaptif terhadap berbagai persoalan yang ada disekitarnya termasuk persoalan kerukunan dalam
beragama. Bersifat toleransi dan memberikan dampak yang positif dengan melakukan berbagai kegiatan
kemasyarakatan yang dapat mempererat tali persaudaraan dan komunikasi antar umat beragama, sehingga
kerukunan beragama akan terus ada dan terjalin erat dalam umat beragama.
6. Masjid sebagai pusat kebudayaan dan peradaban, namun realitas jauh dari ideal. Mengapa
demikian? Jelaskan! Bagaimana peran mahawiswa dalam mengembalikan eksistensi masjid
terhadap peningkatan iman dan ketaqwaan masayarakat yang ada disekitarnya?
Seiring berjalannya waktu fungsi utama masjid sebagai pusat kebudayaan dan peradapan memang
semakin menurun, bahkan sholat berjamaah lima waktu pun sudah semakin menurun eksistensinya
dimata masyarakat. Masyarakat seakan enggan untuk melaksanakan kegiatan di Masjid, apalagi di masa
pandemic COVID 19 yang membuat masjid harus ditutup untuk sementara waktu. Hal tersebut terjadi
karena pemikiran masyarakat yang menganggap masjid hanya sebagai tempat ibadah semata,
pengetahuan tentang masjid masih jauh dari angan masyarakat, karena itlah harus diadakan sosialisasi
mengenai peran dan fungsi masjid dari kalangan yang memiliki pengetahuan tentang prihal tersebut.
Sebagai seorang mahasiswa, ada baiknya untuk melakukan sosialisasi mengenai peranan masjid tersebut,
selain itu juga menggalakan kegiatan kemasyarakatan dalam ranah ibadah di masjid sehingga dapat
menarik citra masyarakat terhadap masjid sebagai pusat kebudayaan dan peradaban.

7. Berikan konsep ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga Al-Qur’an dan Alam Semesta
merupakan satu kesatuan dalam menemukan keagungan dan kebesaran Allah dalam
penciptaanNya.
Dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-Qur'ān dan Sunnah; bersumber
dari alam fisik dan alam metafisik; diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya
sangat luas, tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan
permasalahan ukhrāwi. Dalam hal ini alam semesta merupakan salah satu cakupan ilmu yang banyak
dibahas di dalam Al Quran, alam semesta dapat menjadikan kita meyakini akan keagungan dan kebesaran
Allah dengan cara Mubasyaroh, betapa hebat alam yang Allah ciptakan ini membuat kita juga berfikir
akan keagungan dan kebesaran Allah yang luar biasa. Diantara Tanda-tanda kekuasaan Allah yang
terdapat dalam alam semesta ini maupun yang ada pada diri manusia, adalah lebih terang dari sinar
matahari, dan lebih cemerlang dari fajar yang terbit pada kejernihan langit. Takkan ada seorang pun yang
merasa kesulitan dan takkan ada sebiji matapun yang kesulitan melihatnya.
8. Mengapa Islam menentang kapitalisme, mengharamkan riba dan sikap konsumerisme?
Secara praktis, bagaimana peran kita sebagai orang yang terdidik melakukan penerapan
prinsip ekonomi syariah?
Islam melarang hal tersebut karena tidak sesuai dengan ajaran agama dan islam melihat berbagai krisis
dan mudharat yang ditimbulkan oleh kapitalisme, riba dan konsumerisme yang mana mengarah pada
pengingkaran atas makna-makna humanisasi yang diterapkan, baik dalam bentuk kasat mata ataupun
tidak yang selalu berkenaan  pada tindakan dan kebijakan yang tidak berkeadilan dan sekaligus
memunculkan penindasan tidak karuan. Karena itulah Islam sebagai sebuah agama yang dalam konteks
ajarannya menentang ketidakadilan dan penindasan, begitu dinanti kontribusinya. Dalam hal aktivitas
ekonomi konsumsi dan distribusi, Al-Qur’an menyebutkan larangan memakan harta dengan cara “batil”.
Maksud batil disini mengarah pada perilaku curang, menipu, menindas, dan sekaligus akumulasi nilai
barang yang berlebihan pada komoditas. Dengan demikian jelaslah bahwa ajaran Islam sebagaimana
tertuang dalam kitab, terutama terkait dengan masalah ekonomi berlainan dengan sistem kapitalisme, riba
dan konsumerisme.
Karena itu sebaga seorang yang terdidik sudah seharusnya mahasiswa  menegakkan keadilan Islam dan
harus mampu membangkitkan kekuatan-kekuatan protes dan perlawanan atas poros-poros neoliberalisme
dan kapitalisme yang selalu ambil peran dalam meningkatkan angka-angka depresi sosial-ekonomi yang
makin akut dan ancaman bagi dehumanisasi nilai-nilai kemanusian yang semakin menjadi-jadi. Menjadi
Jiwa-jiwa revolusioner sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad, sedini mungkin harus
dipupuk di kalangan umat muslim. Bila Nabi menentang penindasan dalam bentuk perbudakan kala itu,
maka sekarang kita harus menentang penindasan terhadap petani dan buruh. Bila Nabi menentang
oligarki borjuis Arab kala itu, maka kita harus menetang era pasar bebas ala kapitalis dan semua elemen
pendukungnya yang hanya akan membuat kaum bawah semakin tertindas secara sosio-ekonomi. Bila
Nabi mengedepankan nilai-nilai toleransi, demokratis, dan liberatif, maka sudah sepantasnya kita
bersikap demikian dengan membuang jauh-jauh sikap fanatik dan primordial yang terlewat batas. Dan
terlepas dari semua itu kita sebagai mahasiswa bias memulainya dengan hal hal terkecil seperti
menghindari praktek riba dalam jual beli seperti mengurangi kembalian saat transaksi jual beli dan bentuk
bentuk penyimpangan lainnya. Semoga kita semua dapat terhindar dari kegiatan keji yang dapat
menjerumuskan kita pada banyak kemudhorotan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai