Anda di halaman 1dari 20

Sesi 2

1. Menurut pengertian umum, iman artinya percaya, berarti sikap batin. Jika
dinilai berdasarkan ayat-ayat Al-quran dan hadits nabi, benarkah pengertian
bahwa iman artinya sikap batin atau percaya?
2. Menurut hadits Nabi, aspek iman ada tiga. Sebutkan dan jelaskan ketiga
aspek tersebut dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami!
3. Ada dua macam iman, yaitu iman hak dan iman batil. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan iman hak dan iman batil, dengan mengemukakan ilustrasi
dan contoh konkret, tentang ciri-ciri dari keduanya?
4. Kemukakan secara filosofis tentang sejarah konsep Ketuhanan menurut
pemikiran manusia!
5. Ada tiga paham monoteis yaitu deisme, panteisme, dan eklektisme.
Kemukakan ketiga paham tersebut secara ringkas!

Jawab

kurang lebih benar. Karena arti dari kata iman adalah percaya dan secara bahasa berarti
membenarkan. Soalnya dalam pengertiannya iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).

QALBU, bahwa keimanan harus selalu dimulai dari dalam hati

LISAN, diwujudkan lewat ucapan sehari-hari.

PERBUATAN, terwujud lewat perbuatan sehari hari dan aspek inilah yang paling terlihat pada diri
seseorang.

Iman yang Hak; yaitu iman yang ditujukan kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, yaumil
Akhir dan takdir, senantiasa mengarahkan hidupnya karena Allah dan sesuai dengan
keyakinannya. Contohnya : seperti sholat, beramal, zakat, solawat, menolong sesama, dll.

Iman yang Batil; yaitu iman yang ditujukan kepada selain Allah, tidak sesuai dengan syariat
Allah, beriman kepada dukun, sihir, peramal dan lain sebagainya. Contohnya : orang yang
menyembah berhala, orang memberikan sesajen, meminta selain kepada Allah.

konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik
melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman
batin. ( referensi: https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03 )

Deisme adalah: pandangan yang menempatkan Tuhan sebagai penyebab segala sesuatu, dan
mengakui kesempurnaannya akan tetapi menolak wahyu ilahi atau mukjizat. (referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Deisme )

Panteisme adalah: Tuhan adalah Semuanya dan Semua adalah Tuhan, seperti: barang,
patung, alam semesta atau yang mencakup semuanya. (referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Panteisme )
Eklektisisme adalah sikap berfilsafat dengan mengambil teori yang sudah ada dan
memilah mana yang disetujui dan mana yang tidak sehingga dapat selaras dengan
semua teori itu ( referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Eklektisisme )

Sesi 3

1. Masyarakat Beradab, Peran Umat Beragama,


2. Hak Asasi Manusia, dan
3. Demokrasi menurut pandangan Islam?

Jawab

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau
masyarakat madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil
society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah
masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang
tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Peran itu dapat dilakukan, antara lain,

- melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian,


- melakukan studi-studi agama,
- menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan
- menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madan.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah Secaraumum, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar
manusia yang harus dilindungi meliputi: hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak
mendapat kan keadilan, hak kebebasan berpendapat. Secara historis, pandangan terhadap
kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme.
Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ
kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai
penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk
melengkapi naskah tersebut.
AYAT TERKAIT HAKASASI MANUSIA: hak mendapat keadilan (QS. 4: 148), hak kebebasan
(QS. 24: 27-28), hak mendapatkan ke amanan (QS. Quraisy: 3-4).
Sama halnya dengan hak asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno sebagai
respons terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam setiap
keputusan-keputusan publik. Meskipun istilah demokrasi tidak berasal dari islam, praktik-
praktik demokrasi telah terlaksana secara nyata di dunia Islam sejak awal kelahirannya.
AYAT-AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEMOKRASI: BERMUSYAWARAH QS Asy-syura
ayat 38 dan BERDISKUSI QS An Nahl ayat 125.
https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/6360380/mod_resource/content/1/Sesi%203%20
Materi%20MKDU%204221%20PAI%202019%20PPt.pdf dan
http://mkdu4221.blogspot.com/2014/11/inisiasi-iii-masyarakat-beradab-peran.html
1. Jelaskan dengan rinci tentang pengertian hukum secara leksikologis (kamus) dan
apa yang dimaksud dengan hukum Allah (Syari’at)?

2) Hukum Islam secara garis besar dibagi ke dalam beberapa bagian,

sebutkan dan jelaskan dengan baik juga sertakan contoh-contohnya!

3) Hukum Islam dibangun di atas beberapa prinsip, sebutkan prinsip-prinsip


tersebut dan jelaskan!

4) Jelaskan pengertian sunnah atau hadits baik secara etimologis maupun secara
istilah dan ada berapa macam bentuk-bentuk sunnah?

5) Jelaskan urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW dalam hukum Islam!

Jawab

1. Pengertian hukum secara leksikologis adalah larangan ataupun anjuran yang disusun dalam
tata cara ataupun aturan dalam. Hukum Allah adalah larangan dan anjuran yang berasal dari
wahyu Tuhan Yang Maha Esa untuk melakukan suatu hal .

2. Hukum Islam ada 5 macam yakni

Wajib adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang maka orang itu
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapatka dosa. Wajin sendiri dibagi
menjadi 2 macam, yakni Wajib Ain yaitu merupakan kewajiban yang dibebankan Allah SWT
kepada orang sudah baligh (SHOLAT WAJIB (5waktu) merupakan wajib ain ) dan Wajib
Kifa'i yaitu baligh kewajiban yang debebankan dalam agama kepada kelompok orang yan
sudah baligh( mendirikan rumah sakit islam, mengurus jenazah sesuai syariat islam, dan
membangun sekolah yang mengajarkan agama islam merupakan wajib kifa’i)

Sunnah yakni perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan mendapatkan
pahala dan apabila ditinggalkan maka orang tersebut tidak akan mendapatkan siksa. Hukum
Sunnah sendiri dibagi menjadi 2 bagian yakni Sunnah Muakkad yaitu perbuatan yang sering
dilakukan oleh rasullah SAW, bahkan jarang sekali beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa
kali saja dan Sunnah Ghoiru Muakkad yaitu suata aktivitas atau perbuatan yan dianjurkan
oleh Rasullah SAW tetapi tuntunannya tidak sekuat sunnah muakkad. contohnya adalah
membaca ayat suci Al-Qur'an setelah al-Fatiihah dalam sholat, berkumur dalam wudhu,
adzan dan iqamah dalam shalat berjamaah ( Sunnah Muakkad) dan sholat sunnah qobliyah
isya (Sunnah Ghoiru Muakkad).

Haram adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat
pahala sementara apabila dikerjakan akan mendapat siksa. Contohnya adalah memakan apa
yang dilarang Allah SWT dalam Al-Qur'an.

Makruh merupakan suatu perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang tersebut ditinggalkan
maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang tersebut
tidak mendapat siksa contohnya larangan menanyakan suatu masalah secara berlebihan
merupakan makruh
Mubah adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

3. secara garis besar prinsip hukum islam ada tujuh macam yaitu

– prinsip pertama TAUHID prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada dibawah
ketetapa yang sama sebagai hamba ALLAH SWT.
– prinsip kedua KEADILAN mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan yang
meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri.individu dengan manusia dan
masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya.
– prinsip ketiga AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR suatu perintah untuk mengajak atau
menganjurkan hal hal yang baik dan mencegah hal hal yang buruk.
– prinsip keempat KEMERDEKAAN DAN KEBEBASAN prinsip ini mengandung maksud
bahwa hukum islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan,akan tetapi berdasarkan
penjelasan yang baik dan argumentatif,yang dapat meyakinkan.
– -prinsip kelima PERSAMAAN yang mengandung arti bahwa pada dasarnya semua
manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya baik warna
kulit,bahasa suku dan lain lain.kesamaan tersebut terutama dalam hal nilai
kemanusiaannya.hukum islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan
manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaannya.
– -prinsip keenam TOLONG-MENOLONG prinsip ini mengajarkan bahwa sesama warga
masyarakat harus saling menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama.
– prinsip ketujuh TOLERANSI mengajarkan bahwa hukum islam mengharuskan kepada
umatnya untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran.toleransi ini harus
menjamin tidak dilanggarnya hukum islam dan hak umat islam.

4. Secara etimologis sunnah diartikan sebagai perjalanan, cara hidup atau tradisi yang baik
maupun yang buruk. Sementara menurut istilah yang disebut dengan sunnah adalah segala
sesuatu yang berasal dari Muhammad SAW selain al-Qur’an, baik berupa perkataan,
perbuatan maupun ketetapan yang layak menjadi sumber hukum syariat.

Terdapat tiga bentuk sunnah/hadits yaitu,

1. qouliyah (perkataan), Yang dimaksud qouliyah adalah segala sesuatu yang memang
berupa perkataan Nabi SAW. Biasanya qouliyah ini dalam bentuk sederhananya
diungkapkan dengan kata-kata “Nabi bersabda”.
2. fi’liyah (perbuatan), yang dimaksud dengan fi’liyah adalah segala sesuatu yang
dilakukan Nabi SAW yang berkaitan dengan urusan agama kemudian para sahabat
melaporkan hal tersebut.
3. taqririyah (ketetapan). yang dimaksud dengan taqririyah adalah segala bentuk
perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat kemudian Nabi SAW tidak melarangnya
justru membenarkannya.

5. Urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW dalam hukum ditegaskan dengan beberapa
argumen, di antaranya adalah:

1. Iman, salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala
sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW).
2. Al-Qur’an, di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada
Rasulullah SAW.
3. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam
dijelaskan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.
4. Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah
berdasarkan konsensus umat Islam.
5. Al-Qur’an yang bersisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat global,
sehingga perlu ada penjelasan. Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-
Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik.

Sesi 5

Diskusikan dengan teman saudara tentang hal berikut

1) Jelaskan pengertian agama baik secara etimologis maupun secara


terminologis?

2) Jelaskan klasifikasi agama menurut al-Maqdoosi!

Jawab

1. Secara etimologis agama berasal dari bahasa sanskerta terdoro dari kata: a artinya tidak,
gama artinya kaca. Agama berarti tidak kacau. Sebagian yang lain mengartikan a adalah
cara, gama adalah jalan. Agama berarti cara jalan maksudnya cara berjalan menmpuh
keridaan Tuhan.
Agama secara terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama sebagai dustur
(undang-undang) ilahi yang didatangkan Allah buat menjadi pedoman hidup dan kehidupan
manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat.
2. Agama menurut al-Maqdoosi mengklasifikasikan ke dalam tiga katagori yaitu:
A. Wahyu dan non-wahyu
Yang artinya agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasul-rasul-Nya dan
kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia.
Sebaliknya agama non-whyu tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada taat
aturan di atas. Berikut adalah perbedaan agama wahyu dan non-wahyu.
 Pertama, agama wahyu berpokok pada konsep keesaan tuhan sedangkan agama non-
wahyu tidak demikian
 Kedua, agama wahyu beriman kepada nabi, sedangkan agama non-wahyu tidak
 Ketiga, sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama wahyu adalah kitab suci
sedangkan dalam agama non-wahyu, bukan sumber utama.
 Keempat, semua agama wahyu lahir timur tengah, sedangkan agama non-wahyu di luar
area tersebut.

Kelima, agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis di bawah pengaruh
ras semitik, walaupun kemudian menyebar luas ke luar area pengaruh ras semitik,
sedangkan agama non-wahyu lahir di luar wilayah pengaruh ras semitik.
 Keenam, sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris, sedangkan agama
non-wahyu tidak bersifat misionaris
 Ketujuh, ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama non-wahyu kabur dan
sangat elastis.
 Kedelapan, agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya,
sedangkan agama non-wahyu hanya pada aspek tertentu saja.
Yang tergolong agama wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. Di luar yang tiga itu adalah
agama non-wahyu, seperti Hindu, Budha, Confusionisme.
B. Misionaris dan non-misionaris
Yang artinya adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan kepada
seluruh manusia. Sedangkan agama non-misionaris tidak memuat tuntutan tersebut. Menurut
Al-Masdoosi agama yang tergolong misionaris hanya Islam. Akan tetapi pada perkembangan
berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama misionaris.
C. Rasial dan universal
Yang artinya agama ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi ke dalam
tiga golongan yaitu semitik, arya dan mongolia. Yang termasuk agama smitik adalah Yahudi,
Kristen dan Islam. Sedangkan yang tergolong arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme,
Zoaterianisme. Sedangkan yang tergolong mongolian adalah Confusionisme, Taoisme, dan
Shintoisme.

Sumber: MKDU4221_Pendidikan Agama Islam EDISI 1


Sesi 6

1) Jelaskan secara umum apa yang dimaksud dengan iman?

2) Mengapa Islam menganjurkan untuk mempelajari ilmu pengetahuan selama


hidup di dunia?

3) Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan teknologi?

4) Coba Anda jelaskan pengertian berpikir ilmiah!

5) Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada masa kini, yaitu masih

Kokohnya keyakinan yang menentukan sikap keagamaan secara


tradisional. Bagaimana strategi untuk mengantisipasi kendala

tersebut, jelaskan?

Jawab:

1. Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan
dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan
dengan amal perbuatan secara nyata. Dalam islam, iman adalah pokok keisalaman. Dengan
beriman maka manusia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT yang patut untuk
disembah dan Muhammad SAW adalah sebenar-benarnya utusan dari Allah SWT bagi
segenap alam semesta. Dalam islam sendiri dikenal 5 pilar keimanan (rukun iman) antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Iman kepada Allah SWT


2. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
3. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar

2. Agar tidak mudah tersesat selama di dunia. Ada sebuah hadits riwayat Ibnu Majah yang
berbunyi "thalabul 'ilmi faridhatun 'ala kulli muslim" yang bermakna menuntut ilmu itu wajib
atas setiap muslim. Kenapa harus menuntut ilmu? Karena dalam kehidupan, ada berbagai
permasalahan yang harus dihadapi. Ilmu itu ada bermacam-macam: ilmu agama, ilmu sains,
ilmu bahasa, ilmu sastra, ilmu matematika, ilmu sosial, dan lain-lain.

Untuk menuntut ilmu, kamu juga membutuhkan ilmu--ilmu adab. Yakni:

1. Niat menuntut ilmu lillahi ta'ala. kenapa? Agar ilmu yang dipelajari lebih lama
bertahan. Ada hadits riwayat Bukhari yang berbunyi "Innama a'malu binniyat" yang
berarti "perbuatan itu tergantung pada niatnya". Contoh: kalau kamu niat menuntut
ilmu hanya untuk dapat pujian, maka yang kamu dapatkan hanyalah pujian, bukan
ilmu yang bermanfaat.
2. Diam dan dengarkan baik-baik apa yang gurumu sampaikan, bila ada yang ingin
ditanyakan padanya, maka tanyakanlah setelah gurumu selesai bicara.
3. Bila sudah dapat ilmunya, jangan sombong ataupun malu. Ada pepatah, semakin padi
berisi maka ia akan semakin merunduk. Semakin pintar seseorang, maka (harusnya)
makin rendah hati ia. Bila sombong, berarti ilmu yang dia dapat itu kurang.
4. Agar lebih mudah menghafal, maka tulis penjelasan gurumu di kertas manapun.

3. pandangan islam terhadap teknologi saat ini merupakan sebuah hal yang lumrah, yang
sudah ada pada masa-masa dahulu, dan memang islam mengajarkan kita sebagai umatnya
untuk selalu mencari tahu semua kebenaran yang ada didunia ini sesuai dengan syariat islam
yang berlaku. Dan islam tidak pernah menutup diri untuk menerima modernsiasi dari sebuah
perkembangan jaman. Sehingga dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat
saat ini merupakan hal yang wajar yang dapat kita terima sebagai umat islam, selama masih
sesuai dengan ajaran-ajaran islam yang berlaku. Tapi seandainya penggunaan satu hasil
teknologi telah melalaikan seseorang dari dzikir dan takafur serta mengantarkannya kepada
keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti
ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan
teknologi itu.

4.

1. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris:
Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan. (Hillway,1956).
2. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-
prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. uripsantoso.wordpress.com
3. (Menurut Salam (1997:139)Pengertian berpikir ilmiah)
1. Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu.
2. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
3. Sarana berpikir ilmiah.
4. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh.
5. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan
kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
6. Merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya dengan baik.
7. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah.
4. Berpikir merupakan kegiatan [akal] untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan [akal] yang menggabungkan induksi dan
deduksi.(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer(Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan,)
5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang
lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian. ( Menurut Kartono (1996, dalam
Khodijah, 2006:118)
6. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/ pengembangan pikiran yang tersusun
secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah,yang sudah ada
(Eman Sulaeman)
7. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan
yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.(wikipedia
bahasa indonesia, ensiklopedia bebas)
8. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-
prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logisterhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran
9. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan
cermat (Jujun S. Suria Sumantri, 1984)
10. Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan
induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE)

Metode Berfikir Ilmiah


Metode berpikir ilmiah tidak lepas dari fakta kejadian alam yang kebenarannya selalu ada
hubungannya dengan hasil uji eksperimental. Jika suatu teori tidak bisa dibuktikan
dengan uji eksperimental maka dikatakan bahwa teori itu tidak bisa diyakini
kebenarannya karena tidak memenuhi kriteria sebagai sains (Goldstein, 1980). Pada
hakikatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif
dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau
empirisme.

A. Metode Induksi
Metode Induksi adalah suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari hal-hal yang
bersifat khusus (individu) menuju kepada hal yang besifat umum (universal). Jadi cara
induksi dimulai dari penelitian tehadap kenyataan khusus satu demi satu kemudian
diadakan generalisasi dan abstraksi lalu diakhiri dengan kesimpulan umu. Metode induksi
ini memang paling banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu
pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasidan eksperimentasi.Jadi
metode ini berdasarkan kepada fakta-fakta yagn dapat diuji kebenarannya.

B. Metode Deduksi
Metode deduksi adalah dkebalikan dari induksi. Kalau induksi bergerak dari hal-hal yang
bersifat khusus ke umum, maka metode deduksi sebaliknya, yaitu : bergerak dari hal-hal
yang bersifat umum (universal ) kemudian atas dasar itu ditetapkan hal-hal yang bersifat
khusus. Cara deduksi ini banyak dipakai dalam logika klasik Aristoteles, yaitu dalam
membentuk Syllogismeyang menarik kesimpulan berdasarkan atas dua premis mayor dan
minor sebelumnya. Contohnya yang paling klasik :
a. Semua manusia bisa mati
b. Socrates adalah manusia
c. Jadi, Socrates bisa mati
5. Tidak ada strategi khusus untuk mengantisipasi kendala tersebut, hanya saja sebagai umat
muslim selalunya kita dianjurkan menggunakan akal kita untuk berfikir secara logis yang
sebagaimana merupakan tuntunan dari Allah.
Referemsi:

https://islamagamaku.wordpress.com/2009/07/25/pengertian-iman/

https://www.kompasiana.com/alfiubaidillah/5c1a316f43322f3547548463/pandangan-
islam-terhadap-perkembangan-teknologi

https://galeriilmiah.wordpress.com/2012/03/27/definisi-berpikir-ilmiah/

Sesi 7

1. Makna budaya akademik dalam Islam dan Etos Kerja


2. Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam

1. Budaya akademik dalam islam merupakan suatu totalitas yang berasal dari kehidupan yang
diamalkan oleh masyarakat, baik di lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga penelitian. Dengan
adanya suatu budaya akademik diperlukan suatu sosialisasi terhadap kegiatan akademik, karena
budaya akademik dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan diri sendiri dalam kegiatan akademik.

Etos kerja dalam islam merupakan suatu totalitas kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dalam
mengekspresikan, meyakini dan memberikan suatu makna. Hal ini akan mendorong diri sendiri
untuk bertindak dan meraih suatu amal yang optimal.

Enam Etos Kerja Menurut Islam (6 prinsip kerja seorang muslim)

1. Kerja adalah perwujudan rasa syukur atas rahmat dan nikmat Allah. QS.Saba’,34 : 13 “Bekerjalah
untuk bersyukur kepada Allah, dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur”.

2. Kerja berorientasi hasil yang baik (hasanah) dunia dan akhirat. QS. Al-baqarah,2 : 202 “Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan”.

3. Kerja berdasarkan realibility (kuat fisik dan mental) dan integrity (jujur, amanah). Perpaduan
emosional, intelektual dan spritual. QS.Al-Qashash, 28 : 26 “ Sesungguhnya oarng yang paling baik
yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

4. Kerja berdasarkan semangat dan kerja keras pantang menyerah. Pekerja keras tidak mengenal
kata gagal.

5. Kerja cerdas, memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara tepat
(pengetahuan), terampil dan terencana, akurat.

6. Kerja Ikhlas, merupakan amal dan ibadat yang perlu dihayati, bukan sekedar membayar
kewajiban atau tanggung jawab (kesalehan individual dan komunal, fastabiqul khairat).

i. Janji Allah Bagi Etos Kerja Yang Baik

 Allah hamparkan jalan untuk menuju sukses

QS.Ath-Tholak, 65 : 3 “Allah berikan rezki dari segala arah tanpa disangka-sangka”.


 Allah jamin kehidupan yang sehat sejahtera

QS. Al-‘Araf, 7 :95-96 “Allah ganti kesusahan dengan kesenangan, Allah beri berkah dari langit dan
dari bumi”.

 Allah beri balasan untuk dunia dan akhirat

2. Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya
sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang
berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-Qur'an agar dapat
meningkatkan etos kerja antara lain :

Mengatur waktu dengan sebaik - baiknya.

Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi
tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur : Seseorang tidak mungkin akan dapat
meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap
terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga
tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya akan tersita
untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-Qur'an dan Hadits memberi apresiasi yang
tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur. Buah dari keterbukaan seseorang maka akan
melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan Al-Qur'an bukan hanya dalam aspek hukum
melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-Qur'an
memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama
makhluk juga kepada diri sendiri.

Referensi: http://budayaakademikdanetoskerja.blogspot.com/2011/02/budaya-akademik-dan-etos-
kerja.html

Sesi 8

1) Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan dengan
agama!

2) Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut


prinsip-prinsip kekuasaan politik cukup banyak, coba Anda jelaskan!

3) Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal!

4) Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam mewujudkan


persatuan dan kesatuan bangsa!

5) Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-quran untuk mewujudkan


persatuan dan kesatuan bangsa adalah prinsip persamaan, persatuan dan tolong-
menolong. Jelaskan maksud masing-masing prinsip tersebut!
Jawab

1. Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik berbuah
dari hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh
aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama; kedua, disebabkan
oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang
politik, dan hanya agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan
karena sifat dan sumbernya yang transcendent.

Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum,
perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali
agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan
rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak
terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan
agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik.

Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan
dengan jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun
657, suatu perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan
Mu’awiyah b. Abi Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman,
bersama dengan tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang
masing-masing dikenal dengan nama Khawarij, Shi’a, dan Sunni.

Dalam kehidupan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang
berhubungan dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada.
Pada agama ada suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu “Allah
memerintahkan kepada manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang
nampak maupun yang tersembunyi (Q. 6:151)”, jadi Allah melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat
dan ketidakadilan.

Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpim berdasarkan demokrasi, konsep
itu didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan para pejabat yang akan
menyengsarakan rakyat.
Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep dalam agama dan diadaptasi serta di jadikan politik
dalam berbangsa dan bernegara.

2. Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut prinsip-prinsip


kekuasaan politik, Agama dalam hal ini adalah Islam, merupakan alat atau seperangkat aturan
dan ajaran yang salah satunya bertujuan mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah
banyaknya perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain yang secara naluriah tidak
bisa hidup secara individual. Dalam Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi
manusia setelah yang keduanya Hadits, yang merupakan sumber hukum pertama bagi
manusia dimaksudkan untuk menjadi tuntunan.

Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
1. Prinsip persatuan dan persaudaraan.
2. Prinsip persamaan.
3. Prinsip kebebasan.
4. Prinsip tolong-menolong.
5. Prinsip perdamaian.
6. Prinsip musyawarah.

Salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan langsung dengan prinsip – prinsip dasar kekuasaan
politik terdapat dalam surat QS.04: An-Nisaa’ ayat 58 dan 59

َ‫َّللاَ َكان‬ َّ ‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْالعَدْ ِل إِ َّن‬


ُ ‫َّللاَ نِ ِع َّما يَ ِع‬
َّ ‫ظ ُك ْم بِ ِه إِ َّن‬ ِ ‫َّللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا‬
ِ َّ‫ت إِلَ ٰى أ َ ْه ِل َها َوإِذَا َح َك ْمت ُ ْم بَيْنَ الن‬ َّ ‫إِ َّن‬
﴾٥٨:‫يرا ﴿النساء‬ ً ‫ص‬ ِ َ‫س ِميعًا ب‬ َ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

‫سو ِل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬


ُ ‫الر‬
َّ ‫َّللاِ َو‬ َ ‫سو َل َوأُو ِلي ْاْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَإ ِ ْن تَنَازَ ْعت ُ ْم ِفي‬
َّ ‫ش ْيءٍ فَ ُردُّوهُ ِإلَى‬ َّ ‫َّللاَ َوأَ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
﴾٥٩:‫سنُ ت َأ ِويًل ﴿النساء‬ ً ْ َ ٰ
َ ْ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر ذَلِكَ َخي ٌْر َوأح‬
َّ ِ‫تُؤْ ِمنُونَ ب‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”

Dalam kehidupan politik, secara lebih khusus Al-quran mengajarkan harus dilandasi dengan
empat hal yang pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan
dikembalikan bila saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi
amanat antara manusia dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia
dengan lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama
dalam berinteraksi social terutama dalam bidang kekuasaan politik. Bagi pemegang
kekuasaan politik telah diperintahkan untuk menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan
rakyat dan membangun mental dan spiritual.
Diantaranya macam-macam Amanat
1. Amanat antara manusia dengan Allah SWT
2.Amanat antara manusia dengan manusia lainnya
3. Amanat antara manusia dengan lingkungannya
4. Amanat antara manusia dengan dirinya sendiri
Surat Al-Baqarah [2:151]

[Tentang nikmat-nikmat Allah kepada kita selaku manusia]

َ‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َع ِلِّ ُم ُك ْم َما لَ ْم تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمون‬


َ ‫وًل ِم ْن ُك ْم يَتْلُو َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا َويُزَ ِ ِّكي ُك ْم َويُ َع ِلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت‬
ً ‫س‬ُ ‫س ْلنَا فِي ُك ْم َر‬
َ ‫َك َما أ َ ْر‬

kamaa arsalnaa fiikum rasuulan minkum yatluu ‘alaykum aayaatinaa wayuzakkiikum


wayu’allimukumualkitaaba waalhikmata wayu’allimukum maa lam takuunuu ta’lamuuna

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.


Dalam kamus besar bahasa indonesia Hukum diartikan sebagai
a. peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan penguasa atau
pemerintah
b. Undang-undang peratura tersebut untuk mengatur pergaluan hidup masyarakat
c. patokan (kaidah,ketentuan) mengenai peristiwa alam yang tertentu
d. keputusan (pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim dipengadilan)
satu sistem politik sehebat apapun tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak akan
membawa kemaslahatan bersama apabila tidak didukung oleh sistem hukum yang baik dan
juga penerapan hukum yang adil dan konsisten.
banyak ayat yang menjelaskan pentingnya menegakkan hukum dalam kehidupan
masyarakat diantara ayat-ayat tersebut adalah:

Surat An-Nisa' Ayat 105

ِ ‫َّللاُ ۚ َو ًَل تَ ُك ْن ِل ْلخَائِنِينَ خ‬


‫َصي ًما‬ َّ َ‫اس بِ َما أ َ َراك‬ ِ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
ِ َّ‫ق ِلتَحْ ُك َم بَيْنَ الن‬ َ ‫إِنَّا أ َ ْنزَ ْلنَا إِلَيْكَ ْال ِكت‬

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat,
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri.

Ulil Amri adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi
urusan – urusan kaum muslimin baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, social,
ekonomi, bahkan termasuk urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang. Tetap
dalam koridor taat pada Allah dan Rasulnya berarti apa yang dilakukan sudah jelas bahwa
harus berdasar Al-Qur’an dan Hadist, sedangkan Ulil Amri bertugas sebagai fasilitator agar
umat dapat menjalankan dengan sebaik – baiknya. Sedangkan yang boleh diatur oleh Ulil
Amri hanyalah hal – hal atau urusan yang belum ditur secara jelas oleh Al-Qur”an dan As-
Sunah.

Al-Qur’ an surah An-nisa ayat 59 dan surah Al-maidah ayat 49. yang menjelaskan
tentang ulil amri
َّ ‫ش أيءٍ َف ُردُّوهُ إ ِ َلى‬
‫َّللا ِ َوال َّرسُو ِل إ ِ أن ُك أنتُ أم‬ َ ‫َّللا َ َو َأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َو ُأو ِلي أ‬
َ ‫اْل أم ِر ِم أن ُك أم َفإِ أن تَ َن َاز أعتُ أم فِي‬ َّ ‫يَا َأيُّهَا ا َّل ِذينَ َآ َم ُنوا َأ ِطيعُوا‬
‫يل‬ ‫أ‬
ً ‫سنُ تَأ ِو‬ َ َ َ ‫أ‬
َ ‫اَّلل ِ َواليَ أو ِم أاْل ِخ ِر ذ ِلكَ َخ أي ٌر َوأ أح‬
َّ ِ ‫تُؤأ ِم ُنونَ ب‬
Terjemah : hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulny dan ulil
Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.

‫َّللا ُ إ ِ َل أيكَ َف ِإ أن تَ َو َّل أوا َفا أع َل أم َأ َّن َما يُ ِري ُد‬


َّ ‫ض َما َأ أن َز َل‬ ِ ‫َّللا ُ َو ََل تَتَّب ِ أع َأ أه َوا َء ُه أم َوا أح َذ أر ُه أم َأ أن يَ أفتِ ُنوكَ ع أَن بَ أع‬
َّ ‫َو َأ ِن ا أح ُك أم بَ أي َن ُه أم ب ِ َما َأ أن َز َل‬
َ‫س ُقون‬ ِ ‫اس َل َفا‬ ِ ‫ض ُذ ُنوب ِ ِه أم َوإِنَّ َكثِي ًرا ِمنَ ال َّن‬ َ
ِ ‫َّللا ُ أ أن يُ ِصيبَ ُه أم بِبَ أع‬
َّ

Terjemah : Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian kamu
dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling dari hokum
yang telah diturunkan Allah, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musbah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.


Al-Qur’an dan Hadist hanya memuat ketentuan – ketentuan pokok bagi kehidupan manusia.
Setiap permasalahan yang dihadapi terkadang belum ada pemecahannya dalam kedua
sumber suci tersebut. Oleh sebab itu terkadang menimbulkan perbedaan pendapat, tetapi
apapun pendapat atau keputusan yang diambil haruslah berpulang pada Al-Quran dan
Hadist sebagai sumber utama.
kesempurnaan ajaran islam diungkapkan dalam surat Al- Maa'idah /5:3
ِ ‫ا ْليَ ْوم َ َأ ْك َم ْلتُ َل ُك ْم دِينَ ُك ْم َو َأ ْت َم ْمتُ عَ َل ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
ِ ْ ُ‫ضيتُ َل ُكم‬
ۚ ‫اْلس ًَْلم َ دِي ًنا‬

artinya:....... Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,
sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu......

demikian juga dalam surat Al-An'aam/6:38

َ‫ش ْيءٍ ۚ ث ُ َّم إِلَ ٰى َربِِّ ِه ْم يُحْ ش َُرون‬


َ ‫ب ِم ْن‬ ْ ‫ير بِ َجنَا َح ْي ِه إِ ًَّل أ ُ َم ٌم أ َ ْمثَالُ ُك ْم ۚ َما فَ َّر‬
ِ ‫طنَا فِي ْال ِكت َا‬ ِ ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َو ًَل‬
ُ ‫طا ِئ ٍر يَ ِط‬

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

3. Terdapat keterangan yang bagus yang dijelaskan Syaikhul Islam dalam karyanya as-
Siyasah as-Syar’iyah tentang kriteria pemimpin yang baik. Beliau menjelaskan,

‫ القوة واألمانة‬: ‫وينبغي أن يعرف األصلح في كل منصب فإن الوالية لها ركنان‬

”Selayaknya untuk diketahui siapakah orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan.
Karena kepemimpinan yang ideal, itu memilikidua sifat dasar: kuat (mampu) dan amanah.”

Kemudian beliau menyitir beberapa firman Allah,

ُّ ‫ِإ َّن َخي َْر َم ِن ا ْستَأ ْ َج ْرتَ ْالقَ ِو‬


‫ي ْاأل َ ِمين‬
“Sesungguhnya manusia terbaik yang anda tunjuk untuk bekerja adalah orang yang kuat dan
amanah.” (QS. Al-Qashas: 26).

Dalil lainnya, pujian yang diberikan oleh penguasa Mesir kepada Nabi Yusuf,

ٌ ‫إِنَّكَ ْاليَ ْو َم لَدَ ْينَا َم ِك‬


ٌ ‫ين أَ ِم‬
‫ين‬

“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi (kuat
secara posisi) lagi dipercayai pada sisi kami”. (QS. Yusuf: 54).

Demikian pula karakter Jibril yang Allah amanahi menyampaikan wahyu kepada para rasul-
Nya, karakter Jibril yang Allah puji dalam al-Quran,

ٍ ‫طاعٍ ثَ َّم أَ ِم‬


‫ين‬ ٍ ‫ِإنَّه لَقَ ْول َرسو ٍل ك َِر ٍيم ) ( ذِي ق َّوةٍ ِع ْندَ ذِي ْال َع ْر ِش َم ِك‬
َ ‫ين ) ( م‬

Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang
mulia (Jibril), ( ) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah
yang mempunyai ‘Arsy, ( ) yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi amanah. (QS. At-
Takwir: 19 – 21).

Demikianlah kriteria pemimpin ideal yang Allah sebutkan dalam al-Quran. Kuat dalam arti
mampu secara profesional dan amanah.

Kemudian, Syaikhul Islam menjelaskan batasan kuat (mampu) dan batasan amanah,

‫والقوة في كل والية بحسبها فالقوة في إمارة الحرب ترجع إلى شجاعة القلب وإلى الخبرة بالحروب والمخادعة فيها فإن‬
‫الحرب خدعة وإلى القدرة على أنواع القتال… والقوة في الحكم بين الناس ترجع إلى العلم بالعدل الذي دل عليه الكتاب‬
‫والسنة وإلى القدرة على تنفيذ األحكام‬

Sifat ‘kuat’ (profesional) untuk setiap pemimpin, tergantung dari medannya. Kuat dalam
memimpin perang kembali kepada keberanian jiwa dan kelihaian dalam berperang dan
mengatur strategi. Karena inti perang adalah strategi. Demikian pula kembali kepada
kemampuan dalam menggunakan senjata perang…

Sementara kuat dalam menetapkan hukum di tengah masyarakat kembali kepada tingkat
keilmuannya memahami keadaan yang diajarkan al-Quran dan sunah, sekaligus kemampuan
untuk menerapkan hukum itu.

Selanjutnya, beliau menjelaskan kriteria amanah

‫ وترك خشية الناس؛ وهذه الخصال الثالث التي أخذها هللا على‬،‫ وأال يشتري بآياته ثمنا قليال‬،‫واألمانة ترجع إلى خشية هللا‬
‫كل من حكم على الناس‬

Sifat amanah, itu kembali kepada kesungguhan orang untuk takut kepada Allah, tidak
memperjual belikan ayat Allah untuk kepentingan dunia, dan tidak takut dengan ancaman
manusia. Tiga kriteria inilah yang Allah jadikan standar bagi setiap orang yang menjadi
penentu hukum bagi masyarakat.

Kemudian beliau mengutip firman Allah,


َ‫َّللا فَأولَئِكَ هم ْالكَافِرون‬
َّ ‫يال َو َم ْن لَ ْم يَحْ ك ْم ِب َما أَ ْنزَ َل‬
ً ‫اخش َْو ِن َو َال ت َ ْشت َروا ِبآيَاتِي ث َ َمنًا قَ ِل‬
ْ ‫اس َو‬
َ َّ‫فَ َال ت َْخشَوا الن‬

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS.
Al-Maidah: 44)

Mampu (Profesional) dan Amanah, Mana Prioritas?

Anda semua tentu menyadari, untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki dua kriteria ini
sekaligus, sangat sulit untuk ditemukan. Hingga Syaikhul Islam di halaman lain dalam buku
itu menyatakan,

،‫ اللهم أشكو إليك جلد الفاجر‬:‫ يقول‬-‫رضي هللا عنه‬- ‫ ولهذا كان عمر بن الخطاب‬،‫اجتماع القوة واألمانة في الناس قليل‬
‫وعجز الثقة‬

Kemampuan dan amanah jarang bersatu pada diri seseorang. Karena itu, Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhu pernah mengadu kepada Allah, ”Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu:
orang fasik yang kuat (mampu) dan orang amanah yang lemah.”

Di sinilah Syaikhul Islam menyarankan untuk menerapkan skala prioritas. Mana karakter
yang lebih dibutuhkan masyarakat, itulah yang dikedepankan.

Dalam posisi tertentu, sifat amanah lebih dikedepankan. Namun di posisi lain, sifat mampu
dan profesional lebih dikedepankan.

Syaikhul Islam membawakan riwayat dari Imam Ahmad, ketika beliau ditanya,

’Jika ada dua calon pemimpin untuk memimpin perang, yang satu profesional tapi fasik, dan
yang satu soleh tapi lemah. Mana yang lebih layak dipilih?’

Jawab Imam Ahmad,

.‫ وفجوره على نفسه؛ وأما الصالح الضعيف فصالحه لنفسه وضعفه على المسلمين‬،‫ فقوته للمسلمين‬،‫أما الفاجر القوي‬
‫فيغزي مع القوي الفاجر‬

Orang fasik yang profesional, maka kemampuannya menguntungkan kaum muslimin.


Sementara sifat fasiknya merugikan dirinya sendiri. Sedangkan orang soleh yang tidak
profesional, maka kesolehannya hanya untuk dirinya, sementara ketidak mampuannya
merugikan kaum muslimin. Dipilih perang bersama pemimpin yang profesional meskipun
fasik.

Sebaliknya, jika dalam posisi jabatan itu lebih membutuhkan sifat amanah, maka didahulukan
yang lebih amanah, sekalipun kurang profesional. Syaikhul Islam menyebutkan,

‫ قدم األمين؛ مثل حفظ األموال ونحوها‬،‫وإذا كانت الحاجة في الوالية إلى األمانة أشد‬

Jika dalam kepemimpinan itu lebih membutuhkan sifat amanah, maka didahulukan yang
memiliki sifat amanah, seperti bendahara atau semacamnya.
Kemudian, beliau memberikan kesimpulan dalam menentukan pemimpin,

‫قدم أنفعهما لتلك الوالية وأقلهما ضررا فيها‬

Diutamakan yang lebih menguntungkan untuk jabatan itu, dan yang lebih sedikit dampak
buruknya.

Demikian…

Disimpulkan dari as-Siyasah as-Syar’iyah, Syaikhul Islam, cet. Kementrian Agama Saudi, th.
1418 H. hlm. 13 – 17.

Read more https://konsultasisyariah.com/22219-bagaimana-kriteria-pemimpin-yang-baik-dalam-


islam.html

4. Menurut saya, Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal
yang pokok yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.
4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.
Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi
amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2. Seorang yang dapat dipercaya.
3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
4. Seorang yang cerdas.
5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik.
Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di
samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu
akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan
tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan
terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus
Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan.

5. Al-Quran menggambarkan persatuan dari berbagai sisi. Pertama, Al-Quran


mengisyaratkan bahwa kecenderungan untuk bersatu, merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi manusia. Sejak umat pertama tercipta dan menghuni dunia, saat itu
pula keinginan untuk bersatu muncul. Manusia, dengan tujuan untuk melangsungkan
kehidupan serta mengurangi berbagai kesulitan, saling membantu antara satu dengan yang
lainnya. Tetapi, karena berbagai faktor terjadilah pertikaian dan peperangan. Kedua, Al-
Quran menjelaskan bahwa salah satu tugas kenabian adalah meluruskan perselisihan yang
terjadi di tengah umat serta mengembalikannya kepada seruan Al-Quran. Ketiga, Quran
menyebutkan tentang dampak dan pengaruh persatuan. Misalnya, dengan persatuan, umat
Islam akan mencapai kemenangan serta kemuliaan. Selain itu, masih banyak sisi-sisi lainnya
yang dijelaskan dalam Al-Quran. Dengan terciptanya persatuan maka kemenangan dan
kemuliaan umat Islam akan tercipta sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Quran. Oleh
sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan persatuan, sebab ancaman yang
akan menghancurkan umat Islam sudah didepan mata.

Prinsip tolong-menolong
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Dunia ini hanya untuk
empat golongan manusia: (satu di antaranya) hamba Allah yang mendapat harta dan ilmu,
lalu ia bertakwa kepada Allah dalam mengelola hartanya tersebut, dan menyambung
silaturahim, dan ia sadar bahwa hartanya itu adalah hak Allah. Itulah kedudukan yang paling
baik (bagi seorang hamba Allah).”
Islam mengajarkan bahwa harta dan kekayaan mengandung fungsi sosial dan merupakan
sumber kehidupan bagi anggota masyarakat lainnya. Dalam rangka menegakkan dasar-dasar
kehidupan bersama serta mewujudkan tatanan sosial dan ekonomi berkeadilan, maka sangat
diperlukan semangat tolong-menolong di antara seluruh lapisan masyarakat. Pujangga Islam
A Hamid Al Chatib berkata, ”Persaudaraan dalam Islam takkan berdiri kecuali dengan jalan
tolong-menolong.”
Tolong-menolong yang dimaksud di sini tiada lain dalam konteks kebaikan dan ketakwaan
kepada Tuhan. Sebaliknya, Islam melarang tolong-menolong yang menjurus kepada dosa dan
permusuhan. Guru besar Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Sayid Sabiq, ketika
menjelaskan makna ayat Alquran surat Al-Hujurat ayat 10 ‘Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara’, antara lain menulis, ”Arti persaudaraan di sini, yang kuat
melindungi yang lemah, yang kaya bersedia membantu yang miskin. Tidak ada arti lain bagi
persaudaraan yang dimaksudkan oleh Islam kecuali dengan kriteria di atas.” (Anashirul
Quwwah Fil Islam).
Dalam kaitan ini Islam menekankan pentingnya perbuatan kedermawanan atau filantropi,
yaitu kewajiban menunaikan zakat, sedekah sunah, infak, wakaf, hibah, hadiah, serta wasiat.
Infak, sedekah, dan zakat saling terkait satu sama lain. Infak secara umum artinya
pengeluaran. Ini adalah konsep besarnya. Infak terbagi dua, yaitu infak wajib, terdiri atas
nafkah keluarga dan zakat, dan infak sunat, yaitu sedekah.
Dalam surat Al-Baqarah, kewajiban menafkahkan harta di jalan kebajikan dinyatakan setelah
penegasan kebenaran Alquran, keimanan kepada Allah dalam kegaiban, kewajiban
menegakkan shalat, dan diteruskan, ”wa mimma razaqnaahum yun fiquun (dan menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami karuniakan).” (Al-Baqarah: 3).
Allah SWT berfirman, ”Dan barang siapa terpelihara dari kekikiran dirinya, maka merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyar: 9). Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW mengenai sedekah yang paling utama, Rasulullah menjawab, ”Sedekah yang paling
utama ialah sedekah yang engkau berikan dalam keadaan sehat dan memerlukan harta, dan
ketika engkau khawatir jatuh miskin dan bercita-cita menjadi kaya.” Wallahu a’lam bis
shawab. (M Fuad Nasar)

Anda mungkin juga menyukai