Istilah Addinul Islam tercantum dalam QS Al-Maidah (5) ayat 3: suatu system
yang lengkap (sempurna).
Mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dan alam
lingkungan hidupnya (bersifat horizontal)
1. Aqidah
2. Syariah
3. Akhlaq
AQIDAH:
SYARIAH:
Norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam kehidupan sosial, hubungan manusia
dengan benda dan alam lingkungan hidupnya.
Penggolongan Syariah:
1. Ibadah
Ibadah yakni cara dan tata cara manusia berhubungan langsung
dengan Tuhan, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi.
Contoh: Melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dalam
mendirikan (melakukan) salat, mengeluarkan zakat, berpuasa selama
bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji
Dilapangan ibadah tidak ada pembaharuan (bid’ah).
Sifatnya tertutup, yakni semua perbuatan ibadah dilarang kecuali
perbuatan yang dengan tegas di suruh.
2. Mu’amalah
Pokok-pokoknya saja yang ditentukan dalam al-Qur’an dan Sunnah
Rasul (Nabi Muhammad).
Misalnya larangan membunuh, mencuri, merampok, berzina, menuduh
orang lain melakukan perzinaan, meminum minuman yang
memabukkan (mabuk), memakan riba.
Perinciannya terbuka bagi akal manusia untuk berijtihad.
Contoh, kaidah yang membolehkan seorang laki-laki beristri lebih dari seorang,
dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 3 dihubungkan dgn. Ayat 129. Di Indonesia terlihat
dalam pasal 3 dan 4 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menentukan
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang laki-laki kalau ia hendak beristri
lebih dari seorang.
Hukum dasar Muamalah adalah boleh (jaiz) kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
AKHLAK:
Berkelakuan baik
Berasal dari kata khuluk berarti perangai, sikap, watak, budi pekerti.
Dibagi menjadi 3:
a. Akhlak terhadap Allah, pencipta, pemelihara dan penguasa alam
semesta. Ilmu yang mempelajari, mendalami akhlak disebut ilmu
tasawuf (sufisme, dlm bhsa Inggris mystic),
b. Akhlak terhadap sesama manusia misal menegakkan keadilan dan
kebenaran bagi diri sendiri, bagi kepentingan masyrkat,
c. Akhlak terhadap selain manusia, yaitu lingkungan hidup.
Dari ketiga komponen agama Islam yang menjadi kerangka dasar ajaran (agama)
Islam dikembangkan sistem filsafat Islam, sistem hukum Islam, sistem
pendidikan Islam, sistem ekonomi Islam dst.
-> hukum atau kaidah yang digunakan sebagai patokan mengukur perbuatan
manusia baik di bidang ibadah maupun muamalah
1. Jaiz / Mubah / Boleh: norma atau kaidah hukum Islam yang mungkin
mengandung kewenangan terbuka yaitu kebebasan memilih untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan
2. Sunnat: mengandung anjuran untuk dilakukan karena jelas manfaatnya
3. Makruh: mengandung kaidah yang seyogyanya tidak dilakukan karena
jelas tidak berguna
4. Wajib / Fardhu: mengandung perintah yang wajib dilakukan
5. Haram: mengandung larangan untuk dilakukan
ILMU FIKIH
Syariat Fikih
Sumber Terdapat dalam Al-Quran dan Terdapat dalam kitab-kitab
kitab-kitab hadist fikih
Ruang lingkup Fundamental dan mempunyai Instrumental, ruang
ruang lingkup yang lebih luas lingkupnya terbatas
Keberlakuan Merupakan ketetapan Allah Merupakan karya manusia
dan ketentuan rasul-Nya, yang tidak berlaku abadi, dapat
karena itu berlaku abadi berubah dari masa ke masa
Jumlah Hanya satu Lebih dari satu
Sifat Menunjukkan kesatuan dalam Menunjukkan keragaman
Islam dalam Islam
Dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa Inggris syariat Islam disebut Islamic
Law, sedang fikih Islam disebut Islamic Jurisprudence.
PERUBAHAN HUKUM
Kesimpulan
Hukum fikih itu cenderung relatif, tidak absolut seperti hukum syariat
yang menjadi sumber hukum fikih itu sendiri. Sifatnya zanni (dugaan)
yakni sementara belum dapat dibuktikan sebaliknya, ia cenderung
dianggap benar. Sifat ini terdapat pada hasil karya manusia dalam bidang
apapun juga.
Hukum syariat ada yang bersifat pasti. Yang pasti, karena itu berlaku
absolut, disebut qath’i, seperti misalnya ayat-ayat al-Qur’an yang
menentukan kewajiban shalat, zakat, puasa, haji dan ayat-ayat kewarisan.
Juga sunnah Nabi yang mewajibkan manusia menuntut ilmu pengetahuan.
Contoh:
Hukum syariat membolehkan perceraian, para ahli hukum (fikih) Islam
tidak boleh menggariskan ketentuan hukum fikih yang melarang
perceraian.
Hukum syariat menentukan bahwa wanita dan pria sama-sama menjadi
ahli waris dari almarhum orangtua dan keluarganya. Hukum fikih tidak
boleh merumuskan ketentuan yang menyatakan bahwa wanita tidak
berhak menjadi ahli waris.
a. Qath’i: Nas yang harus dipahami sebagaimana yang tercantum dalam teks
tersebut, tidak boleh ada penafsiran
Misal: pembagian warisan, wajib sholat, wajib zakat