Anda di halaman 1dari 31

HUKUM

ISLAM
DISUSUN OLEH :
• Bintang Wahyu Pradana
• Adi Satria Wibowo
• Saiful Amri
• Gilang Triyanto
• Lailatus Sa’adah
• Zulian Farhan Afindo
• Muhammad Iqbal Hasan
• PENGERTIAN
HUKUM
ISLAM,SYARIAH
DAN FIQH
PENGERTIAN HUKUM
ISLAM,SYARIAH DAN FIQH
Pengertian hukum islam
Pengertian syariah

Hukum islam berasal dari istilah  Syariat dalam etimologi adalah jalan ke
khas indonesia sebagai terjemahan tempat mata air, atau tempat yang
dari al-fiqh al-islamy atau dalam dilalui oleh air sungai.sedangkan dalam
terminologi adalah seperangkat norma
keadaan konteks tertentu dari as- ilahi yang mengatur hubungan manusia
syariah al-islamy.Dalam hukum dengan allah,manusia dengan
barat disebut islamic law.dalam al- sesamanya dalam kehidupan
Quran dan sunah,istilah al-hukm al- sosial.manusia dengan makhluk hidup
islam tidak Ditemukan.namun yang lainnya di alam lingkungan hidupnya.
digunakan syariat islam,kemudian
Penjabarannya disebut fiqh.
3. PENGERTIAN FIQH
 Kata fiqh secara etimologi artinya paham,pengertian dan pengetahuan.
Fiqh secara terminologi adalah hukum syara yang bersifat praktis yang
diperoleh dari dalil-dalil yang teperinci. Ilmu fiqh adalah ilmu yang
bertugas menentukan dan menguraikan norma dasar dan ketentuan yang
terdapat dalam alquran dan sunnah nabi muhammad saw yang direkam
didalam kitab-kitab dan hadist.dari pengertian tersebut menunjukan
bahwa antara syariah dan fiqh mempunyai hubungan yang sangat erat
yaitu dapat Dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.kedua istilah
dimaksud syariat islam dan fiqh.
CIRI-CIRI
HUKUM ISLAM
CIRI-CIRI HUKUM ISLAM
 Hukum Islam bagian dari Ajaran Islam 1.Hukum Islam terdiri dari Ibadah dan
Mumamalah
 1.Hukum Islam mempunyai hubungan
yang erat dengan Iman dan 2.Memiliki struktur berlapis
kesusilaan(Akhlaq Islam)
3.Mendahulukan kewajiban dari pada hak
 amal dan pahala
• 2. Hukum Islam mempunyai kata kunci  4.Hukum Islam dibagi dua yaitu hukum
yaitu Syari’ah dan Fiqh Syariah bersumber Taqlif dan Wadhi
dari wahyu Allah dan Sunah Nabi
Muhammad S.A.W,Sedang Fiqh bersumber
dari pemahaman manusia.
TUJUAN HUKUM ISLAM
 Tujuan Hukum Islam adalah untuk memenuhi kepentingan, kebahagiaan,
kesejahteraan, dan keselamatan hidup manusia dan di akhirat. Oleh
karena itu apabila hukum positif yang tidak berasaskan Al-Qur’an dan
Hadits dibandingkan dengan tujuan hukum islam maka ditemukan
bahwa tujuab hukum Islam lebih tinggi dan abadi
TUJUAN HUKUM ISLAM MENURUT ABU
ISHAQ MEMBAGI DAN MERINCI HUKUM
ISLAM KEPADA DUA HAL:
 1. Tujuan Hukum Islam Menurut Perumusnya Untuk kemaslahatan umat
manusia baik di dunia maupun di akhirat tujuan di maksud hendak di
capai melalui taklif,bila memahami sumber hukum islam

 2. Tujuan Hukum Islam Pembentukan Hukum Islam Menurut Pelakunya
Yaitu mukallaf (orang yang sudah cakap melakukan tindakan hukum
islam)
A.Sumber Hukum Islam
Sumber adalah awalsesuatu,atau tempat mengambil sesuatu.Sedangkan Hukum
menurut bahasa ialah aturan yang mengikat,Menurut syara’ hukum ialah firman
Pembuat Syara’ yang berhubungan dengan perbuatan orang dewasa yang
mengandung tuntutan, membolehkan sesuatu, atau menjadikan sesuatu sebagai
adanya yang lain. Sedangkan menurut fiqih, hukum ialah akibat dari kandungan
firman Pembuat hukum. Dan menurut ushul fiqih, hukum ialah firman dari Pembuat
Syara’ itu sendiri, baik firman Tuhan atau sabda nabi. Dengan demikian, tidak boleh
diartikan bahwa hukum syara’ hanya berupa firman yang semata-mata datang dari
Pembuat Syara’, tanpa memasukkan dalil-dalil syara’ lain seperti, ijma, qiyas, dan
lain-lain.
Alquran Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup
para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali
dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.Allah ta’ala
berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an
kepadamu (hai Muhammad) dengan beransur-ansur.” (al-Insaan:23)
B.Sejarah Turunnya Al-Quran
Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dengan perantaraan
malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17
ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41
tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan
terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun
10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.Alquran turun tidak
secara sekaligus, namun sedikit demi sedikitAyat Al-Qur’an
yang diturunkan selama kurang lebih 23 tahun itu diturunkan
selama 13 tahun di Mekah dan dinamakn Makiyah dan
selama 10 tahun di Madinah.
C. Sistematika Al-Qur’an

Al-Qur’an terdiri dari 30 juz,114 Surat,sedangkan masalah


jumlah ayat para ulama memiliki pemahaman masing-
masing.Ada Golongan yang menganggap bahwa ada tiga
ayat tertentu yang dianggap sebagai satu ayat,golongan lain
menganggap dua ayat tertentu sebagai satu ayat,karena
masalah titik dan koma yang diletakan di antara ayat-ayat
itu.Di Indonesia ada yang mengikuti jumlah penghitungan
muhamadiah sebanyak 6,666 ayat,sedangkan Masjid Agung
Al-Azhar menghitung sebanyak 6,236 sesuai Al-Qur’an
yang di cetak di Mesir.Sedangkan jumlah kata ada
persamaan yaitu74,499 kata atau 325,345 huruf.
D. Fungsi Al-Qur’an

 Pelengkap kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah


diturunkan Allah SWT
 Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
 Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan
oleh umat terdahulu
 Sebagai Obat
 Petunjuk jalan yang lurus
E. Hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an

Hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an secara garis besar terbagi atas dua,
yaitu:
1. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah).
Ibadah terbagi atas:
a.Yang bersifat semata-mata ibadah, yaitu shalat dan puasa.
b. Yang bersifat harta benda dan hubungan masyarakat, yaitu zakat.
c. Yang bersifat badaniyah dan berhubungan juga dengan masyarakat, yaitu
hajji.
2. Hukum-hukum yang mengatur pergaulan manusia dengan manusia

yang disebut mu’amalat.


Hukum ini dibagi empat, yaitu:
1.Yang berhubungan dengan jihad.
2. Yang berhubungan dengan rumah tangga.
3. Yang berhubungan dengan pergaulan hidup manusia.
4. Yang berhubungan dengan hukum pidana (jinayat).

A. Al-Hadits
Menurut bahasa kata hadits memiliki arti;
1) al jadid minal asyya (sesuatu yang baru), lawan
dari qodim. Hal ini mencakup sesuatu (perkataan), baik
banyak ataupun sedikit.
2) Qorib (yang dekat)
3) Khabar (warta), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain dan ada
kemungkinan benar atau salahnya. Dari makna inilah
diambil perkataan hadits Rasulullah saw.


PENGERTIAN
HADITS
pengertian hadits secara terminologis adalah : “Segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya
3. Taqrir
1. Perkataan Taqrir adalah keadaan beliau yang
 Perkataan adalah segala perkataan mendiamkan atau tidak mengadakan
yang pernah diucapkan oleh Nabi sanggahan dan reaksi terhadap
Muhammad SAW dalam berbagai tindakan atau perilaku para sahabatnya
serta menyetujui apa yang dilakukan
bidang, seperti bidang syariah,
oleh para sahabatnya.
akhlaq, aqidah, pendidikan dan
sebagainya.  4. Sifat, Keadaan dan Himmah
2. Perbuatan Rasululloh
 Perbuatan adalah penjelasan- Sifat-sifat, dan keadaan himmah Nabi
penjelasan praktis Nabi Muhammad SAW adalah
Muhammad SAW terhadap merupakanyang meliputi :
peraturan-peraturan syara’ yang  Sifat-sifat Nabi
belum jelas teknis  Silsilah (nasab),
pelaksanaannya. Seperti halnya
jumlah rakaat, cara mengerjakan  Himmah (keinginan)
haji, cara berzakat dan lain-lain.
MACAM MACAM HADITS
 a. Hadits Mutawatir  b Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwayatkan Yaitu hadits yang diriwayatkan
oleh sekelompok orang dari oleh seorang atau lebih tetapi
beberapa sanad yang tidak tidak mencapai tingkat
mungkin sepakat untuk berdusta mutawatir.Sifatnya atau
tingkatannya adalah “zhonniy”.
Sebelumnya para ulama membagi
hadits Ahad menjadi dua macam,
yakni hadits Shahih dan hadits
Dha’if.
FUNGSI HADIST TERHADAP
AL-QURAN
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi
tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Menguatkan dan menegaskan hukum
yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2. Menguraikan dan merincikan yang global
(mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan
mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil,
Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan
apa yang dikehendaki Al-Qur’an.
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang
tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum yang
terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah
yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an.
Contohnya seperti larangan memadu perempuan
dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan
burung yang berkuku tajam, haram memakai
cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

B.IJTIHAD
a.Pengertian
ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh,
yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapasaja
yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan
suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al
Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan
akal sehat dan pertimbangan matang.
TUJUAN IJTIHAD
Tujuan ijtihad adalah untuk
memenuhi keperluan umat
manusia akan pegangan hidup
dalam beribadah merupakan
suatu tempat tertentu atau pada
suatu waktu tertentu
TGH MUSLEH MENJELASKAN DAN
MENETAPKAN HUKUM ISLAM ADA 4 YAKNI
AL-QUR’AN,HADIS,IJMA’.QIYAS
 1. Al Quran adalah kalam Allah
yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tulisannya
berbahasa Arab dengan
perantaraan Malaikat Jibril.Al
Quran juga merupakan hujjah atau
argumentasi kuat bagi Nabi
Muhammad SAW dalam
menyampaikan risalah kerasulan
dan pedoman hidup bagi manusia
serta hukum-hukum yang wajib
dilaksanakan.
2.HADITS
2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui bahwa sabda, perbuatan
dan persetujuam Rasulullah Muhammad SAW tersebut adalah sumber hukum Islam yang
kedua sesudah Al Quran. Banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang memerintahkan untuk
mentaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat 32:
٣٢ - ‫ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّرُس ْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِرْيَن‬
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Allah tidak menyukai orang-orang kafir
3.IJMA
 Imam Syafi'i memandang ijma sebagai
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu
ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma sharih atau
sumber hukum setelah Al Quran dan sunah
lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid
Rasul. Dalam moraref atau portal akademik
baik melalui pendapat maupun perbuatan
Kementerian Agama bertajuk Pandangan
terhadap hukum masalah tertentu. Ijma
Imam Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber
sharih ini juga sangat langka terjadi, bahkan
Penetapan Hukum Islam dan Relevansinya
jangankan yang dilakukan dalam suatu
dengan perkembangan Hukum Islam
majelis, pertemuan tidak dalam forum pun
Dewasa Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma'
sulit dilakukan.
adalah salah satu metode dalam menetapkan
hukum atas segala permasalahan yang tidak Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti
didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. yaitu kesepakatan ulama melalui cara
Sumber hukum Islam ini melihat berbagai seorang mujtahid atau lebih mengemukakan
masalah yang timbul di era globalisasi dan pendapatanya tentang hukum satu masalah
teknologi modern. dalam masa tertentu kemudian pendapat itu
tersebar luas serta diketahui orang banyak.
4.QIYAS
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah
bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan
peran yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum
Islam Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat terakhir karena ia memandang
qiyas lebih lemah dari pada ijma
PENGERTIAN HUKUM ISLAM MENURUT ULAMA
BERIKUT PENGERTIAN HUKUM ISLAM DARI
PARA CENDEKIAWAN:
 Dr Yusuf Al-Qaradawi  Al-Ghazali
 Cendekiawan muslim ini mendefinisikan  Imam besar ini berpendapat, hukum Islam
hukum Islam sebagai ilmu yang mencakup adalah ilmu tentang perbuatan manusia.
berbagai aturan. Syariat Islam ini mencakup Perbuatan ini mencakup yang wajib dilakukan
aspeibadah, muamalah, hukum pidana, dan atau ditinggalkan berdasarkan Al-Qur'an dan
lain-lain. hadist.
 Ibnu Taimiyah
 Ulama kenamaan ini menjelaskan, hukum
Islam secara umum mencakup aturan yang
ditetapkan Allah SWT dalam Al-Quran. Aturan
juga menggunakan ketetapan dari hadits Nabi
Muhammad SAW.
JENIS HUKUM ISLAM
 A. Hukum taklifi
 Jenis hukum pada seorang mukalaf atau hamba Allah SWT yang
sudah dewasa terdiri dari:
 Wajib (fardhu)
 Hukum wajib artinya harus dikerjakan atau dihindari tiap
muslim. Tidak melakukan hukum wajib dapat menyebabkan dosa,
sedangkan melaksanakannya akan mendatangkan pahala.
 Contoh hukum wajib adalah lima waktu sholat, membayar zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan bagi yang mampu, dan
melaksanakan haji bagi yang memiliki kemampuan.
 Sunnah  Makruh

 Hukum sunnah adalah anjuran untuk dilakukan,  Hukum makruh adalah dihindari atau dilarang,
namun tidak wajib. Melaksanakan hukum sunnah namun meninggalkannya tidak berdosa. Melakukan
akan mendatangkan pahala, sedangkan tindakan yang masuk dalam hukum makruh akan
mendatangkan dosa, sedangkan meninggalkannya
meninggalkannya tidak berdosa. tidak akan mendatangkan pahala.
 Contoh hukum sunnah adalah sholat sunnah  Contoh hukum makruh adalah makan sambil berdiri
rawatib, puasa sunnah, dan berdoa setelah sholat. dan berbicara setelah adzan.
 Mubah  Haram

 Jenis hukum ini adalah berupa anjuran tanpa  Jenis hukum ini melarang secara tegas dalam Islam.
kewajiban. Tindakan yang masuk dalam hukum Melakukan tindakan yang masuk dalam hukum
mubah diperbolehkan dalam Islam tanpa pahala haram akan mendatangkan dosa, sedangkan
atau dosa. meninggalkannya atau tidak melakukannya akan
mendatangkan pahala.
 Contoh hukum mubah adalah makan, minum, dan
 Contoh hukum haram adalah berzina, mencuri, dan
tidur. minum khamar (minuman beralkohol), dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai