LANDASAN TEORITIS
Syari’at berarti penjelasan atau jalan yang digariskan Allah SWT untuk
umat yang tunduk pada hukumNya, Islam.1 Yusuf Musa mendefenisikan syari’at
sebagai keseluruhan hukum agama yang disyariatkan oleh Allah SWT bagi umat
Para ulama menyebut kata syariat khusus untuk hukum yang telah
ditetapkan Allah SWT agar manusia beriman dan beramal shaleh yang dapat
yang disyariatkan oleh Allah SWT yang meliputi aqidah, hukum, dan adab
(peraturan) yang diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah untuk manusia agar
mereka keluar dari kegelapan menuju ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk
1
H.M Syafaat, Islam Agamaku, (Jakarta, Widjaya, 1974), Cet. Pertama, hal.18
2
Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah, (Semarang: Aneka Ilmu, 2000), Cet. Pertama,
hal. 49
3
Syekh Muhammad Ali Assayis, Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Fiqih,
(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Pertama, hal. 5
4
Qodri Azizy, Hukum Nasional: Elektisisme Hukum Islam dan Hukum Umun, (Jakarta,
Teraju, 2004), hal. 70
13
14
berisi aturan-aturan umum yang harus ditempuh oleh setiap muslim dalam
melakukan berbagai aktivitas hidup agar tercapai tujuan hidup yang sebenarnya.5
Syariat Islam berpusat pada dua segi kehidupan yang cukup mendasar
yaitu aspek ibadah dan aspek muamalah. Aspek ibadah terdiri dari dua jenis yaitu
ibadah dalam pengertian umum dan ibadah dalam pengertian khusus. Ibadah
dalam mengertian umum yakni semua amalan yang diizinkan oleh Allah SWT
Sedangkan ibadah dalam arti khusus yakni apa-apa yang telah ditetapkan oleh
Allah secara terperinci baik tingkat maupun khaifiyat atau dalam cara-cara
tertentu.6
Jadi, syariat Islam merupakan hukum atau peraturan Islam yang mengatur
seluruh sendi kehidupan umat muslim, baik itu peraturan bagaimana manusia
manusia.
Syariat Islam pada garis besarnya dapat dibedakan dalam tiga kategori,
secara benar tentang Allah SWT, dan alam ghaib yang tidak terjangkau oleh
penginderaan manusia yang menjadi bidang kajian ilmu tauhid dan ilmu kalam.
5
Kaelany HD, Islam, Iman dan Amal Shaleh (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet.
Pertama, hal.15
6
Zainal Dzamri, Islam, Aqidah, dan Syariah, (Jakarta, Grafindo Persada, 1996), Jilid I,
hal 19
15
kebaikan yang ada pada diri manusia supaya menjadi makhluk terhormat yang
1. Al-Qur’an
malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, dengan lafaz bahasa Arab, dengan
makna yang benar agar menjadi hujjah dalam pengakuannya sebagai Rasulullah,
dan sebagai undang-undang yang dijadikan pedoman bagi umat manusia, juga
mushaf yang dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat Al-nas.8
tiga macam:
7
Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah, (Semarang: Aneka Ilmu, 2000), Cet. Pertama,
hal. 50
8
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia, (Semarang: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), hal. 66
16
ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan hokum-hukum ini diciptakan
Menurut pendapat Syekh Muhammad Abduh isi Alqur’an itu antara lain:9
a) Tauhid, sebagai inti sari dari seluruh ‘aqidah (kepercayaan), karena manusia
ada yang menyembah berhala dan ada pula yang menyembah Allah SWT.
c) Janji baik dan janji buruk, janji baik terhadap orang yang dikehendaki, dan
buruk terhadap orang yang tidak berpegang dengan Al-qur’an dan diberi
9
Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) hal.39
17
peraturan Allah dan hokum-hukum agama yaitu para Rasul dan orang-orang
Allah memberikan pedoman dan ikhtiar menurut cara yang baik dan
menetapkan hokum maka bila seseorang ingin menemukan hokum bagi suatu
boleh mencari jawabannya ditempat lain. Jika akan menggunakan sumber hokum
lain diluar Al-qur’an maka kaidah yang dipergunakan harus sesuai dengan
petunjuk Al-qur’an dan tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
Al-qur’an. Hal ini berarti bahwa sumber-sumber hokum selain Al-qur’an tidak
2. As-Sunnah
Kata As-sunnah sering diidentikkan dengan kata al-hadis. Kata al-hadis ini
sering digunakan oleh ahli hadis dengan maksud yang sama dengan kata sunnah
menurut pengertian yang digunakan oleh ulama uhsul. Dikalangan ulama ada
yang membedakan As-sunnah dengan Al-hadis karena dari segi etimologi kata itu
10
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia,…hal. 70
18
kelompok ahli fiqh, ulama ushul fiqh dan ulama hadis sepakat mengatakan bahwa
kata sunnah atau hadis itu hanya berlaku untuk Nabi Muhammad SAW tidak
karena beliau sendirilah yangb merupakan sumber teladan sehingga apa yang
Sunnah menurut istilah syara’ yaitu segala sesuatu yang dtang dari
Rasulullah SAW baik berupa ucapan, perbuatan atau pengakuan. Umat Ilam telah
sepakat bahwa apa yang keluar dari Rasulullha SAW baik itu berupa ucapan,
perbuatan atau pengakuan merupakan sumber hokum Islam. Asalkan sanad itu
dismpaikan secara sanad yang benar dengan hokum yang bersumber dari
Rasulullah SAW. Kedudukanya sama dengan hokum yang bersumber dari Al-
qur’an sebagai peraturan perundang-undangan yang harus diikuti oleh umat Islam
c) Sunnah Taqririyah ialah tentang nabi mencegah apa yang dikatakan apa
12
Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul fiqh,… hal. 40
19
yang dilakukan dihadapan beliau tidak dicegah dan tidak pula dilarangnya.
Contoh taqrir nabi terhadap mereka yang mengerjakan shalat sunat antara
adzan magrib dengan sahalat magrib sedangkan nabi melihat dan tidak
melarangnya.
ketetapan hati untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat sesuatu. Kedua
Ijma’ menurut syarak adalah suatu kesepakatan bagi orang yang susah
Muhammad SAW, sesuadah beliau meninggal di dalam suatu masa yang tidak
1) Qiyas
hukumnya oleh nash kepada sesuatu yang telah dinyatakan hukumnya oleh
13
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia,…hal. 73
14
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia,…hal. 76
20
a) Asal, yaitu dasar titik tolak dimana suatu masalah itu dapat disamakan
(musyabbab bih).
b) Furu’, suatu masalah yang akan diqiyaskan disamakan dengan asal tadi
disebut musyabbah.
persamaan sebab inilah baru dapat diqiyaskan masah kedua (furu’) kepada
masalah yang pertama (asal) karena adanya suatu sebab yang dapat di
d) Hukum, yaitu ketentuan yang ditetapkan pada furu’ bila sudah ada
Contoh qiyas yaitu: hokum narkoba adalah haram hal ini diqiyaskan pada
2) Maslahah mursalah
lebih besar dari pada kemudaratan maka perbuatan itu dibolehkan agama
16
Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul fiqh,… hal. 64
21
3) Istihsan
berpaling pada hokum yang mempunyai dalil kepada adat (kebiasaan) untuk
orang kafir di dalam peperangan, sedangkan orang Islam yang ditawan itu
menjadi perisai oleh orang kafir, maka orang Islam itu boleh dibunuh, karena
4) Istishab
untuk saat ini dan akan datang, sesuai dengan hokum yang berlaku pada masa
di waktu ini ia hrus berpegang kepata tidak berwudhuk karena inilah yang
yakin baginya. Pegangan ini dikatakan hokum yang telah tetap untuk masa
yang lalu, jadi orang itu tidak boleh sembahyang sekarang dan nan ti kalau
belum berwudhuk.
5) Sadduz-zara-i’
17
Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul fiqh,… hal. 65
18
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia,…hal. 82
22
boleh nya atau terlarang, harus ditinggalkan sampai ada keyakinan, jika
(haram), ini berarti main main ditepi larangan, seperti pergaulan muda-mudi
usul fiqh, urf disebut juga adat sekalipun dalam pengertian istilah tidak ada
perbedaan antara urf dengan adat. Namun demikian, dalam pemahaman bias
diartikan bahwa pengertian urf lebih umu dari pada pengertian adat, karena
adat selain telah dikenal oleh masyarakat juga telah biasa dikerjakan
19
Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul fiqh,… hal. 65
20
Abdul Manan, Reformasi Hokum Islam Di Indonesia,…hal. 91
23
berikut:21
maha semprna.
melarang dari yang munkar, menghias diri dengan adab-adab yang utama
jauh berbeda dengan undang-undang buatan manusia yang kian hari kian
Itulah empat maksud utama yang karenanya diturunkan syariat islam oleh
Allah SWT.
Secara harfiah amar ma’ruf nahi munkar berarti menyuruh kepada yang
sesuatu yang tidak dikenal. Menurut Muhammad ’Abduh, ma’ruf adalah apa yang
dikenal ( baik ) oleh akal sehat dan hati nurani, sedangkan munkar adalah apa
ma’ruf dengan apa yang diperintahkan syarak (agama) dan dinilai baik oleh akal
sehat, sedangkan munkar adalah apa yang dilarang syarak dan dinilai buruk oleh
akal sehat.24
Terlihat dari dua defenisi diatas, bahwa yang menjadi ukuran ma’ruf atau
munkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau hati nurani. Bisa
kedua-duanya sekaligus atau salah satunya. Segala yang diperintahkan oleh agama
adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya, semua yang dilarang oleh agama adalah
munkar. Hal-hal yang tidak ditentukan oleh agama tentang ma’ruf dan munkarnya
23
M. Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar (Beirut: Dar-al-Fikr, 1980), Jilid IV, h. 27
24
M. Ali ash-Shabuni, Shafwahal-Tafsir (Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1980), Jilid I,
h. 221
25
perbuatan mungkar. Ada tiga kelompok orang yang melakukan pencegahan yaitu
melalui lisan, mereka adalah para ulama. Kelompok ketiga adalah yang
melakukan pencegahan dengan hati, mereka adalah orang-orang awam. 26 Hal ini
telah dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh abu sa’id al-khudri r.a dari
menentukan eksistensi dan kualitas umat Islam. Dalam hal ini Allah SWT
25
Q.S Ali-Imran: 104
26
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Fiqih Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Cet
Pertama, h. 86
26
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa keberadaan umat Islam sebagai umat
terbaik ditentukan oleh peranannya dalam mengemban tugas amar ma’ruf nahi
munkar. Bila tugas tersebut diabaikan atau tidak dilaksanakan, dengan sendirinya
umat Islam tidak lagi menjadi umat yang terbaik, bahkan bisa terpuruk menjadi
umat buruk kalau tidak terburuk sebagai lawan yang terbaik. Bila demikian
keadaanya keberadaan umat Islam sama sekali tidak akan diperhitungkan oleh
umat-umat lain.28
a) Harus benar-benar mengetahui apa yang akan diperintahkan dan apa yang
dilarang.
Nya, serta meninggikan kalimat-Nya, tidak disertai riya dan sum’ah, tetapi
27
Q.S Ali-Imran: 110
28
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, …, h. 243
29
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Fiqih Tasawuf,… h.87
27
c) Amar ma’ruf nahi munkar harus dilaksanakan dengan lemah lembut dan
tidak boleh dilakukan dengan cara kasar dan keras. Dengan cara
Allah SWT:
30
QS.Muhammad: 7
31
QS Fathir: 6
28
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka32
kriteria, yaitu mengetahui apa yang disuruh dan apa yang dicegah”.
dokter yang mampu mengobati orang yang sakit, psikolog yang mampu
memberikan petunjuk.
Yaitu bersabar atas segala kesulitan dan penderitaan dari kaumnya dalam
32
QS Ali Imran: 159
33
QS. As-sajdah: 24
29
e) Harus mengerjakan apa yang dia perintahkan dan menjauhi apa yang
pandangan Allah SWT dia benar-benar rendah dan hina. Allah SWT
berfirman:
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik r.a disebutkan bahwa
Al-kitab.
Dalam tradisi keilmuan Islam, prinsip ini dikenal dengan hisbah yang bertujuan
tujuannya sangat mulia, dan bukan sebuah tugas yang ringan, tetapi termasuk
34
QS Al-baqarah: 44
30
tugas yang sangat berat dan besar yang memerlukan kekuatan dan stamina
Karena amar ma’ruf nahi munkar bukan hal ringan sehingga dalam
memadai. Karena itu, seperti pada ayat di atas, yang diharapkan dapat
berkewajiban hisbah.
dalil amar ma’ruf nahi munkar. Ayat-ayat dan hadis seperti di atas dipahami apa
sekian ayat atau hadis lainnya sebagai sebuah kesatuan nilai-nilai agama.
Dalam sejarah Islam klasik, cara-cara seperti ini pernah dilakukan oleh
pemahaman yang sempit sehingga berlebihan. Fenomena ini telah di prediksi oleh
“Pada akhir zaman nanti akan datang sekelompok orang dari kalangan
muda, dengan pemikiran yang sempit. Mereka mengutip ayat-ayat Al-
35
QS. Luqman: 31
31
Quran tetapi mereka keluar dari kebenaran seperti anak panah lepas dari
busurnya. Iman mereka hanya sampai di tenggorokan (tidak sampai kehati
sehingga dapat memahaminya dengan baik).”
Agar tidak terjadi kekacauan dalam pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar
pengetahuan, bersikap lemah lembut, berjiwa sabar dan menempuh cara-cara yang
baik.36
terhadap hasil yang akan diperoleh dari amar ma’ruf nahi munkar. Kalau menurut
berupa penyiksaan secara fisik, kerugian secara moril atau materil (harta,
36
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, …, h. 243
32
diharapkan sadar, atau orang-orang yang tidak tahu tapi ada keinginan untuk
belajar tahu. Adapun orang yang keras kepala dengan kemungkarannya dan
membela diri dengan kekuatan sehingga jika dihadapi akan timbul bahaya
sedangkan kemungkaran itu akan tetap ada, maka tidak ada kewajiban untuk
umat Islam, apapun motif dibalaik itu, termasuk menegakkan kebenaran dan
dunia. Islam dan segala yang berkaitan dengannya dicitrakan sebagai agama yang
37
Q.S Ath-Thalaq : 7
38
Q.S At-Taghabun :16
33
pencitraan seperti itu. Maka sudah saatnya kita menampilkan wajah baru Islam
1. Adab Pergaulan
Di era modern dan kemudian disusun dengan era globalisasi, arus budaya
asing terus mengalir deras menghantam nilai-nilai kultur dan agama yang
selamaini menjadi benteng moral anak bangsa. Arus budaya asing itu secara
Salah satu budaya yang hilang itu adalah budaya malu, karena budaya
asing hampir tidak mengenal budaya malu dari timur. Kondisi inilah yang
budaya malu. Etika pergaulan yang diajarkan oleh nenek moyang dan dituntun
oleh ajaran Islam tidak lagi berdaya mengontrol kebebasan pergaulan itu.
Dalam ajaran Islam pergaulan antara sesama manusia dalam arti sangat
dianjurkan dan bahkan tidak dibatasi oleh etnis, agama, dan ras. Sebagai mana
39
Rahman Ritonga, Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, (Surabaya : Amelia,
2005), Cet Pertama, h. 23
40
QS Al-hujurat : 13
34
Melalui ayat ini Allah SWT menginginkan supaya setiap manusia yang beragam
Dalam adab pergaulan ada beberapa etika yang harus dijaga oleh sesama
manusia yaitu:41
a) Menundukkan Pandangan
b) Menutup Aurat
perempuan yang dikategorikan sebagai aurat yang harus ditutup dan tidak boleh
41
Http://Muslimatul-Husna.Blogspot.Com/2008/10/Adab-Adab-Pergaulan-Dalam-
Islam.Html
42
Q.S An-Nur : 30
43
Rahman Ritonga, Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia,… h.166
35
Adapun aurat bagi seorang laki-laki adalah bagian tubuh yang ada antara
pusat dan lutut. Sedangkan aurat dari seorang perempuan adalah semua tubuhnya
kecuali muka dan telapak tangan. Muka dan telapak tangan tidak digolongkan
kepada aurat yang harus dijaga karena sulit menyembunyikannya dari pandangan
orang lain. Setiap umat Islam harus menjaga auratnya terutama kaum perempuan
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeda jenis, harus
apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari
Seorang muslim tidak boleh menyepi bersama seorang wanita yang bukan
44
Q.S An-Nur : 30
36
dengan seorang wanita kerana syaitan akan menjadi yang ketiganya (Hadis
Selanjutnya hadis Dari Ibnu Abbas r.a: Saya mendengar Rasulullah SAW
diatas jelas terlihat larangan bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan
45
Http://Muslimatul-Husna.Blogspot.Com/2008/10/Adab-Adab-Pergaulan-Dalam-
Islam.Html di akses tanggal 15 juli 2013.
46
Q.S Al-Ahzaab: 32
37
[1213] Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang
[1214] Yang dimaksud dengan dalam hati mereka ada penyakit Ialah: orang yang
2. Adab Berpakaiaan
Didalam ajaran Islam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan,
tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman.
Islam mengajarkan tata cara atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran
agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara adab
b) Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan
bagi wanita.
47
Http://Mahabesar.Wordpress.Com/Sdsmpsma/Adab-dalam-Berpakaian/ di akses
tanggal 15 juli 2013.
38
kulitnya.
silaturahim. Maksud orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili),
teman sekantor, teman seprofesi dan sebagainya. bertemu tentu ada maksud dan
tidaklah menjadi persoalan. Yang jelas bertamu itu pada hakekatnya mempererat
اOOه اوينسOOه رزقOO سمعت رسول هللا صلعم يقول من سره ان يبسوط ل: عن انس بن ما لك قال
teman sejawat merupakan perintah agama Islam agar senantiasa membina kasih
sayang, hidup rukun, tolong menolong, saling membantu antara yang kaya dengan
Silaturahim tidak saja menghubungkan tali persaudaraan, tetapi juga akan banyak
atau penghasilan, sehingga satu sama lain akan mendapatkan pandangan baru
Suasana yang dialami bagi orang yang biasa bersilaturahmi, hidup menjadi
lebih menyenangkan, nuaman, dan hati menjadai tentram sehingga hidup ini
terasa luas dan lega seakan umur bertambah, walaupun kenyataan yang
sebenarnya umur atau ajal manusia sudah ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan
a) Memperbaiki Niat
48
Http://Myquran.Org/Forum/Index.Php/Topic,14115.0.Html
40
Tidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap
amalan. Hendaklah setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan
ukhuwah. Sehingga tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat melainkan berguna
bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
Artinya: “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap
orang tergantung pada apa yang ia niatkan”. (HR. Bukhari, Muslim).
Adab ini sangat penting untuk diperhatikan karena tidak setiap waktu
setiap muslim itu siap menerima tamu. Barangkali ia punya keperluan/hajat yang
harus ditunaikan sehingga ia tidak bisa ditemui. Atau barangkali ia dalam keadaan
syari’at. Betapa banyak manusia yang tidak bisa menolak seorang tamu apabila si
tamu telah mengetuk pintu dan mengucapkan salam padahal ia punya hajat yang
hendak ia tunaikan.
Adab ini sebagai alat kendali dalam mengefisienkan waktu bertamu. Tidak
mungkin seluruh waktu hanya habis untuk bertamu dan melayani tamu. Setiap
aktifitas selalu dibatasi oleh aktifitas lainnya, baik bagi yang bertamu maupun
yang ditamui (tuan rumah). Apabila memang keperluannya telah usai, maka
41
hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan
d) Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut dan Baik Ketika Bertemu
Wajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi
oleh setiap jiwa yang menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap
lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah maupun tutur kata kepada setiap bani
Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman. Allah SWT
telah berfirman49 :
kerinduan dan kasih-sayang. Hal itu merupakan sikap pertengahan antara terlalu
memberi hadiah dapat menimbulkan perasaan cinta dan kasih saying, karena pada
bersabda :
تهادوا تحابوا