Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM DI INDONESIA

A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM


Syari’ah menurut asal katanya, berarti ‘jalan menuju mata air’ secara
sederhana dapat ditarik makna bahwa manusia harus melalui jalan itu untuk
dapat hidup, sebab air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
menopang kehidupan. Secara terminologis syari’ah memiliki makna yaitu
aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah SWT untuk mengatur
hubungan manusia dengan Tuhanya, manusia dengan sesama manusia, dan
manusia dengan alam semesta
Sedangkan Fiqih dari asal katanya berarti paham atau pengertian,
merupakan pemahaman manusia terhadap syari’ah. Secara terminologis Fiqih
merupakan pemahaman para ulama terhadap rumusan teknis dari
pelakasanaan syari’ah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah dan
dikodifikasi secara sistematis agar mudah dipelajari.

B. UNSUR PEMBANGUN HUKUM ISLAM


1) Syari’at: Aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah SWT untuk
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesame
manusia, dan manusia dengan alam semesta. (Depag RI, 1999:124)
2) Fiqih: Merupakan pemahaman manusia terhadap syari’at.

C. SUMBER HUKUM ISLAM


"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (Nya), dan ulil
amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. An-Nisaa’:59)

1) Al-Qur’an: Kalam atau firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam melalui perantara malaikat jibril
sebagai petunjuk hidup manusia.
2) As-Sunnah: Merupakan segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang
disandarkan pada Rasulullah SAW.
3) Ijtihad: Merupakan usaha sungguh-sungguh yang dilakukan seorang
mujtahid dalam rangka mengetahui hukum-hukum syari’at

A) AL-QUR’AN
Al-Quran sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam hidup
baik di dunia dan akhirat, berisi hal-hal antara lain :
1) Akidah
2) Syari’at
3) Akhlak
4) Qissah (Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau)
5) Berita tentang zaman yang akan datang
6) Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
7) Hukum yang berlaku bagi alam semesta

Secara garis besar Al-Qur’an memuat tiga sisi pokok hukum


 Hukum I’tiqadah. Yakni hukum-hukum yang berhubungan dengan akidah
dan kepercayaan meliputi keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-
kitab, Rasul-rasul, hari Qiyamat dan ketetapan Allah (qadha dan qadar).
 Hukum Moral/Akhlaq. Yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan
perilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat
keutamaan / fadail al a’maldan menjauhkan diri dari segala sifat tercela yang
menyebabkan kehinaan. 
 Hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala
perbuatan, perjanjian dan muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang
lazimnya disebut dengan fiqh Al Qur’an dan itulah yang dicapai dan
dikembangkan oleh ilmu ushul al-Fiqh.
Hukum-hukum amaliyah di dalam Al-Qur’an terdirir atas dua cabang hukum:
1) Hukum-hukum ibadah, seperti: shalat, puasa, zakat, haji,dan ibadah lainnya
yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan sesama
manusia
2) Hukum-hukum mu’amalah
a) Hukum pribadi tentang manusia, terdapat sekitar 70 ayat (al-ahwal
syakhsiyyah)
b) Hukum perdata, terdapat sekitar 70 ayat (al-ahkam al madaniyyah)
c) Hukum pidana, sekitar 30 ayat (al-ahkam al-jinayyah)
d) Hukum acara, bersangkutan dengan pengadilan, kesaksian dan
sumpah, sekitar 13 ayat (al-ahkam al-murafa’at).
e) Hukum perundang-undangan berhubungan dengan hukum dan pokok-
pokoknya, batasan hubungan antara hakim dan terdakwa, hak-hak
perseorangan dan hak-hak masyarakat. Sekitar 10 ayat (al-ahkam al
dusturiyyah).
f) Hukum etatanegaraan, hubungan antara negara Islam dengan negara
bukan Islam, tatacara pergaulan dengan selain muslim di dalam negara
Islam. Baik ketika perang maupun damai. Sekitar 25 ayat. (al-ahkam
ad-dauliyyah)
g) Hukum tentang ekonomi-keuangan, hak seorang miskin pada harta
orang kaya, seumber air, bank, juga hubungan antara fakir dengan
orang kaya. Ada sekitar 10 ayat. (al-ahkam al-istishadlyyah wal
maaliyyah)
2. AS-SUNNAH
a) Dilihat dari Sanad:
 Sunnah Muttawatir: Sunnah yang diriwayatkan dari Rosululloh SAW oleh
sekelompok perawi yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta.
 Sunnah Ahad: Sunnah yang diriwayatkan oleh satu, dua, atau sekelompok
perawi yang keduanya tidak sampai tingkatan mutawatir. Sunnah Ahad
dilihat dari segi kualitas:
a. Shahih: Hadits yang bersambung-sambung sanadnya diriwayatkan
oleh orang-orang yang adil dan teliti (dhabith) dan sesamanya pula
dan di dalamnya tidak terdapat keganjilan (syadz) dan ‘llat (cela
hadits)
b. Hasan: Hadits yang sanadnya bersambung-sambung dan
diriwayatkan oleh orang yang adil sekalipun ketelotiannya kurang,
dan tidak mengandung keganjilan, serta tidak menganndung ‘illat.
c. Dhaif: Hadits yang tingkatannya kurang dari tingkatan hadits
hasan.

3. IJTIHAD

Ijtihad yaitu usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang atau


beberapa orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan pengalaman tertentu yang
memenuhi syarat untuk mencari, menemukan, dan menetapkan nilai dan norma yang
tidak jelas atau tidak terdapat patokanny di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dalil-dalil Ijtihad:
 Ijma’, kesepakatan mujtahid tentang hukum syara’ dari peristiwa yang terjadi
setelah Rasulullah SAW wafat. Objek ijma’ adalah semua peristiwa yang
tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

 Qiyas, menetapkan hukum suatu kejadian yang tidak ada dasar nashnya
dengan cara membandingkannya kepada suatu peristiwa lain yang telah
ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan ‘illat antara
kedua peristiwa tersebut.

 Istihsan,meninggalkan hukum yang telah ditetapkan atas suatu peristiwa


dengan berdasarkan dalil syara’ menuju (menetapkan) hukum lain dari
peristiwa itu juga, karena ada suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk
meninggalkannya.

 Maslahat Mursalah, suatu kemaslahatan yang tidak disinggung oleh syara’


dan tidak pula terdapat dalil-dalil yang menyuruh untuk mengerjakan atau
meninggalkannya, sedang jika dikerjakan mendatangkan kebaikan yang besar
atau kemaslahatan.

 ‘Urf, sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat sebagai adat dan merupakan
kebiasaan di kalangan mereka, baik perkataan maupun perbuatan

 Syar’un man qablana, syari’ah yang dibawa para Rasul terdahulu, sebelum
diutus Nabi Muhammad SAW, yang menjadi petunjuk bagi kaum yang
mereka diutus kepadanya, seperti syari’ah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, dan
lainnya.

 Istishab, tetap berpegang teguh terhadap hukum yang telah ada dari suatu
peristiwa atau kejadian sampai ada dalil yang mengubah hukum tersebut.

 Sadduz dzarai’ah, menghambat semua jalan yang menuju kepada kerusakan


atau maksiat. Tujuannya untuk memudahkan tercapainya suatu kemaslahatan
atau jauhnya kemungkinan terjadinya kerusakan, atau terhindarnya diri dari
kemungkinan perbuatan maksiat.

 Madzhab sahabat, setelah Rasul wafat maka kelompok sahabat yang tergolong
adil dalam meng-istinbath-kan hukum telah berusaha sungguh-sungguh
memcahkan persoalan, sehingga kaum muslimin dapat beramal sesuai dengan
faktwa-fatwa tersebut.

Syarat-syarat menjadi mujtahid:

1. Mengetahui ayat dan sunnah yang berhubungan dengan hukum

2. Mengetahui masalah masalah yang telah di ijma’kan oleh para ahlinya

3. Mengetahui nasikh dan mansukh

4. Mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan sempurna

5. Mengetahui ushul fiqih

Menurut Istilah yang digunakan oleh para ahli Ushul Fiqh, Ushul Fiqh
ialah, suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang
dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari'at Islam dari
sumbernya. Dalam pemakaiannya, kadang-kadang ilmu ini digunakan untuk
menetapkan dalil bagi sesuatu hukum; kadang-kadang untuk menetapkan
hukum dengan mempergunakan dalil Ayat-ayat Al-Our'an dan Sunnah Rasul
yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, dirumuskan berbentuk "hukum
Fiqih" (ilmu Fiqh) supaya dapat diamalkan dengan mudah. Demikian pula
peristiwa yang terjadi atau sesuatu yang ditemukan dalam kehidupan dapat
ditentukan hukum atau statusnya dengan mempergunakan dalil.

6. Mengetahui kaidah-kaidah ushul fiqih


7. Mengetahui seluk beluk qiyas

D. Tujuan Hukum Islam


1. Memelihara agama
Agar Islam terpelihara dari orang-orang yang akan merusak aqidah,
syari’at dan aklak/yang akan mencampuradukkan ajaran agama Islam
dengan ajaran yang bathil.
2. Memelihara jiwa
Sebagai upaya memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya.
3. Memelihara akal
Karena dengan mempergunakan akalnya, manusia dapat berpikir tentang
Allah, alam semesta, dan dirinya sendiri.
4. Memelihara keturunan
Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat
diteruskan.
5. Memelihara harta
Manusia sebagai khalifah Allah dilindungi haknya untuk memperoleh
harta dengan cara yang halal, artinya sah menurut hukum dan benar
menurut ukuran moral

E. CIRI HUKUM ISLAM


1) Merupakan bagian dan bersumber dari agama islam
2) Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dari aqidah
dan akhlak islam
3) Mempunyai dua (2) istilah kunci yaitu Syariah dan Fiqih
4) Terdiri dari dua (2) bidang utama yaitu ibadah dan muamalah
5) Strukturnya berlapis terdiri dari :
a. A. Alqur’an
b. B. Al sunnah dan Sirah Nabawiyah
c. C. Hasil Ijtihad manusi yang memenuhi syarat tentang wahyu dan
sunnah
d. D. Pelaksanaanya dalam praktik berupa keputusan hukum dan
berupa amalan-amalan islam dalam masyarakat
6) Mendahulukan kewajiban dari hak amal dari pahala

F. RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM


 1. Hukum Perdata
a. Munakahat, mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
perkawinan, perceraian serta sebab-akibatnya
b. Mawarits, mengatur segala masalah yang berhubungan dengan ahli
waris, warisan, serta pembagian warisan
c. Mu’amalat, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata
hubungan manusia dalam soal jual-beli, sewa menyewa,dan lainnya
2. Hukum Pidana
1. Jinayat, memuat aturan mengenai perbuatan yang diancam dengan
hukuman, baik dalam jarimah hudud dan jarimah ta’zir
2. Al-Ahkam as-Sulthaniyah, memuat soal-soal yang berhubungan
dengan kepala negara, pemerintahan, baik pusat maupun daerah
3. Siyar, mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan negara lain
Mukhasamat, mengatur urusan peradilan, kehakiman, dan hukum acara.

G. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali dari al-
Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber pokoknya. Keberadaannya sangat
penting dalam mengawal kehidupan manusia agar selaras dengan tujuan
penciptaan manusia yang dalam al-Qur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56
dikatakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata
Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat di atas
terkadung dua maksud. Hal ini sebagimana Musthofa al-Maraghi dalam
Tafsir Maraghi-nya menyatakan bahwa ibadah dalam konsepsi Islam
mengacu pada ayat di atas terdiri atas dua macam, yakni ibadah mahdoh dan
ibadah ghoiru mahdoh.

H. FUNGSI HUKUM ISLAM


1) Fungsi Ibadah: Merupakan kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh setiap
manusia sebagai bagaian dari oerintah agama
2) Amar ma’ruf nahi mungkar: Merupakan perintah dan larangan yang harus
dijalankan oleh setiap manusia dalam rangka untuk mencapai kemaslahatan
(kebaikan) dan menjauhi kemudharatan (keburukan) di dunia dan akhirat.
3) Zawazir: Merupakan sanksi yang akan diterima manusia tatkala melakukan
tindakan yang melanggar hukum Islam, seperti ketentuan qisas, diyat, dan
ta’zir
4) Tanzin wa islah al-ummah: Fungsi ini untuk memperlanar interaksi dalam
kehidupan masyarakat agar terwujud masyarakat yang harmonis, aman, dan
sejahtera

I. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional


Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesa
nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Walaupun demikian, bukan berarti
pada fase awal sebelum proklamasi kemerdekaan umat Islam tidak memiliki
kontribusi terhadap negara Indonesia. Banyak hal yang telah dilakukan oleh
umat Islam di Indonesia termasuk salah satunya adalah lahirnya proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga merupakan hasil perjuangan umat Islam
dengan beberapa komponen bangsa yang lainnya.
a. Lahirnya Pancasila dan UUD
Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan
berideologikan Islam, namun kerangka acuan dalam mengembangkan
aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu pada nilai-nilai
Islam. Pancasila yang pada awal mulanya merupakan hasil perubahan
dari piagam Jakarta dengan menghilangkan tujuh kata pada sila
pertama, kelahirannya juga tidak bisa dilepaskan dari kontribusi umat
Islam. Kondisi demikian senada dengan pendapat Dawam Rahardjo
mengutip perkataan Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang
basis pengembangannya berdasarkan pancasila merupakan obyektivasi
dari sistem ekonomi Islam.
Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan
misi negara Indonesia yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945
dan lima sila pancasila. Dalam alinea tiga pembukaan UUD 1945
dirumuskan 4 tujuan pokok bangsa Indonesia. Tujuan tersebut pertama
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, kedua memajukan kesejahteraan umum, ketiga
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

b. Lahirnya Regulasi Perundang-undangan Berkaitan Hukum Islam


Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan
hukum dewasa ini semakin nampak jelas dengan ditandai lahirnya
beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung
dengan Hukum Islam. Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat
di simak dalam rumusan berikut ini :
 UU N0. 1 Tahun 1974
Merupakan udang-undang yang mengatur perkawinan
 UU No. 7 Tahun 1989 berkaitan dengan peradilan agama
 UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
 Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam
 PP. No. 28 Tahun 1977 tentang perkawafan tanah milik

MAKALAH
HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM
DI INDONESIA
Dosen: Syarif Hidayatullah

Disusun oleh:
1. Anida Sriastuti (396198)
2. Anita Apriliyani (396199)
3. Cintiya Citra Juwita (396202)
4. Fadlia Hana (396211
5. Annida Nur Nasekha (400886

KELAS ET 11
DEPARTEMEN EKONOMIKA DAN BISNIS SEKOLAH
VOKASI
2016

Anda mungkin juga menyukai