Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT.
Dengan segala pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang
bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia
lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut
manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya
dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing
syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan
dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang
Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah).
Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus
maupun ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Quran dan As-Sunnah,
sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut
digunakan rayu (Ijtihad). Syariat dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang
telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan syariah hidup
kita akan selamat dunia dan akhirat.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Syariah
2. Apakah yang dimaksud dengan ibadah
C.Tujuan umum
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami Hukum Islam tentang Syariah dan ibadah
D.Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu untuk mengikuti prosedur
pengajaran dalam mata pelajaran Agama Islam.
E.Manfaat
Menambah pengetahuan Hukum Islam tentang Syariah dan Ibadah.

BAB 2
PEMBAHASAN

1
A. 1.Syariah

Syariah adalah sebutan terhadap pokok ajaran Allah dan Rasulnya yang
merupakan jalan atau pedoman hidup manusia dalam melakukan hubungan
vertical kepada Pencipta, Allah SWT, dan juga kepada sesama manusia.1

Kata syarah itu asalnya dari kata kerja syaraa. kata ini menurut ar-Razi
dalam bukunya Mukhtr-us Shihah,bisa berarti nahaja (menempuh), awdhaha
(menjelaskan) dan bayyan-al maslik (menunjukkan jalan). Sedangkan ungkapan
syaraa lahum yasyrau syaran artinya adalah sanna (menetapkan). Sedang
menurut Al-Jurjani, syarah bisa juga artnya mazhab dan tharqah mustaqmah
/jalan yang lurus.Jadi arti kata syarah secara bahasa banyak artinya. Ungkapan
syariah Islamiyyah yang kita bicarakan maksudnya bukanlah semua arti secara
bahasa itu.

Kata syarah juga seperti itu, para ulama akhirnya menggunakan istilah
syarah dengan arti selain arti bahasanya, lalu mentradisi. Maka setiap disebut
kata syarah, langsung dipahami dengan artinya secara tradisi itu. Imam al-
Qurthubi menyebut bahwa syarah artinya adalah agama yang ditetapkan oleh
Allah Swt untuk hamba-hamba-Nya yang terdiri dari berbagai hukum dan
ketentuan.Hukum dan ketentuan Allah itu disebut syariat karena memiliki
kesamaan dengan sumber air minum yang menjadi sumber kehidupan bagi
makhluk hidup. Makanya menurut Ibn-ul Manzhur syariat itu artinya sama
dengan agama.2

Syariah juga merupakan seluruh amal perbuatan manusia,tidak memiliki


suatu status hukum sebelum datangnya pernyataan dari syara.Amal itu tidak
tergolong wajib,sunah,haram,makruh,ataupun mubah.Manusia boleh melakukan
amal itu sesuai dengan pengetahuannya dan berdasarkan pandangan atas
1 http://makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-
syariahibadah-dan-muamalah.html

2 http://syariahdanfiqih.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-persamaan-dan-perbedaan.html

2
kemaslahatan manusia.Sebab,tidak ada beban hukum (taklif) sebelum sampai
nya pernyataan syara

Hukuam syara (syariat) adalah khitaabusy syaari(seruan dari sang


pembuat hukum Allah dan Rasul nya) yang berkaitan dengan amal perbuatan
manusia.Hukum syariat ditetapkan berdasarkan adanya khitab (seruan
tersebut),sedangkan kejelasan nya tergantung pada makna dari suatu khitab.3

Ada dua pendekatan dalam mendefinisikan Syariah, yaitu antara lain:

Dari segi tujuan, Syariah memiliki pengertian ajaran yang menjaga


kehormatan manusia sebagai makhluk termulia dengan memelihara atau
menjamin lima hal penting, yaitu:

a) Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)


b) Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)
c) Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)
d) Menjamin kebebasan berpikir (memelihara akal)
e) Menjamin kehidupan dengan tersedianya lapangan kerja yang pantas
(memelihara harta)
Lima hal pemeliharaan itu akan menjadi ukuran dari lima hukum Islam,
seperti wajib,sunnat,haram,makruh,dan mubah.4

2. Ruang Lingkup Syariah


Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan
Allah SWT (ritual), yang terdiri dari :
a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan

3 Islam mulai dari akar kedaunnya (hal.77,83) oleh BKIM IPB Press,kampus IPB
darmaga

4 http://makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-syariahibadah-
dan-muamalah.html

3
haji.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rumus Islam.
Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi, tayamum,
pengaturan menghilangkan najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat,
Itikaf, doa, sholawat, umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan
mayit, dan lain-lain.
Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah,
hibbah, dan lain-lain.

2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang


lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya :
dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan,
penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan,
wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.
3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang
lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya),
diantaranya : perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan,
memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung dari suami yang
wafat, meminang, khulu, liam dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya : qishsash, diyat,
kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan,
kesaksian dan lain-lain.
5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik),
diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah (persamaan), adalah
(keadilan), taawun (tolong menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah
(tanggung jawab sosial), ziamah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar,
tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syajaah
(berani), birrul walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman, sembelihan, berburu,
nazar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, dawah,
perang, dan lain-lain.

4
3. Sumber-Sumber Syariah

1. Al-Quran, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,


dan merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum
pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan
penjelasan dan rincian terhadap hukum-hukum Al-Quran yang bersifat
umum.
3. Rayu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Quran dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Quran
dan As-Sunnah.5
4. Ijma Sahabat,tekad yang konsisten terhadap sesuatu atau kesepakatan
suatu kelompok terhadap suatu perkara.
5. Qiyas,menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nashnya,dengan
kejadian yang sudah ada nash/hukumnya.6

B. 1.Ibadah

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.


Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.

5 http://makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-
syariahibadah-dan-muamalah.html

6 Islam mulai dari akar ke daunnya (hal.104,108) oleh BKIM IPB Press,kampus IPB
Darmaga

5
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir
maupun yang bathin.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku.
Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh. [Adz-Dzaariyaat : 56-58].
Allah SWT. memberitahukan hikmah penciptaan jin dan manusia adalah
agar mereka agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.dan Allah
SWT. Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi mereka yang
membutukan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah SWT. maka
mereka menyembah-Nya sesuai aturan syariat-Nya. Maka siapa yang menolak
ibadah kepada Allah SWT. ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi
dengan selain apa yang disyariatkan maka ia adalah mubtadi (pelaku bidah).
Dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syariat-Nya, maka dia adalah
mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).

Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa
khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan),
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah qalbiyah (yang berkaitan dengan
hati). Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah
(fisik dan hati).7
Menurut kamus Al-Muhith, al-abdiyah, al-ubudiyah, dan al-badah artinya
taat. Dan dalam Mukhtar Ash-Shihhah, makna dasar al-ubudiyah adalah
ketundukan dan kepasrahan, sementara at-tabid artinya kepasrahan. Dikatakan
thariq ( jalan ) mubbad dan unta yang mubbad artinya yang sudah disiapkan.

7 www.2012/08/makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.html

6
Semua makna ini sesuai dengan isytiqaq-nya. Allah SWT berfirman : Masuklah
dalam ibadah-Ku(QS. Al-Fajr 89 : 29). Artinya dalam kelompok-Ku, Allah
menambah satu makna baru yaitu loyalitas.
Sedangkan budiyah artinya menampakkan ketundukan, walaupun kata ibadah
dalam maknanya karena merupakan puncak ketundukan dan tidak ada sesuatu pun
yang berhak mendapat penghambaan, kecuali yang memiliki puncak keutamaan
yaitu Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
Janganlah kalian menyembah selain Allah. (QS. Hud 11 : 2 )
Dan Allah SWT berfirman :
Hanya kepada-Mu kami menyambah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan. (QS. Al-Fatihah 1 : 5)

Ibadah menurut istilah yaitu Sesuai dengan pemakaian secara etimologi


dari kata -ba-da. Al-Maududi berpendapat bahwa makna utama ibadah adalah
jika seseorang menyatakan ketinggian seseorang dan kekuasaannya lalu ia
menyerahkan kebebasan dan kemerdekaannya serta meninggalkan semua
perlawanan dan pembangkangan lalu ia tunduk secara total. Inilah makna hakiki
yang terkandung dalam kata ibadah, tabbud dan budiyah.8

2.Ruang lingkup Ibadah

a. Shalat
Sholat merupakan salah satu perbuatan yang dimulai dari tahbirotul ihram dan
diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Sholat diwajibkan bagi
setiap umat islam karena barang siapa yang mendirikan sholat maka maka ia
menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalkan sholat maka ia
merobohkan agama.9
b. Zakat

8 http://siyasahhjinnazah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pengantar-fiqih-ibadah.html

9 Memahami pendidikan agama islam kelas 7,smp tingkat 1(hal 73) oleh Drs.H Mahrus
Asad, M.Ag, Dkk

7
Zakat adalah sebuah ibadah yang menuntut keridhoan umat Islam untuk
mengeluarkan sebagian hartanya sesuai ketentuan yang ditetapkan. seperti yang
terdapat dalam alquran yang artinya :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk
mereka.Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan AllahMaha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (At Taubah : 103)10
c. Puasa
Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau
keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk
periode waktu tertentu. Puasa menurut syariat ialah menahan diri dari
mkan,minum,segala perbuatan yang membatalakan puasa,mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari. Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian,
membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik puasa dapat menghalangi aktivitas
seksual dan lainnya serta makanan. Seperti dalam firman allah swt yang artinya
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al Baqoroh :
183)11

d. Haji
Kata haji berasal dari bahasa arab yang bermakna tujuan dan dapat di baca
dengan dua lafazh Al-hajj .Haji menurut istilah syari adalah beribadah kepada
Allah dengan melaksanakan manasik yang telah ditetapkan dalam sunnah
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan ada pula ulama yang berpendapat:
Haji adalah bepergian dengan tujuan ke tempat tertentu pada waktu yang tertentu
untuk melaksanakan suatu amalan yang tertentu pula. Akan tetapi definisi ini
kurang pas karena haji lebih khusus dari apa yang didefinisikan di sini, karena
seharusnya ditambah dengan satu ikatan yaitu ibadah, maka apa yang ada pada
definisi pertama lebih sempurna dan menyeluruh.
Ibadah tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, haji, zakat, dan semua
turunannya seperti membaca alquran, dzikir, doa dan istighfar seperti yang

10 Memahami pendidikan agama islam kelas 8,smp tingkat 2 (hal73,75) oleh Abdul
Wahid Syahlani-Yahya

11Pendidikan agama islam kelas 8,LKS SMP tingkat 1(hal 43) oleh Atikah U.M.Z, S.HI

8
dipahami oleh kebanyakan kaum muslimin ketika mereka di ajak untuk beribadah
kepada Allah SWT. Ibadah adalah nama sebutan bagi segala sesuatu yang disukai
Allah dan di Ridhoi-Nya, baik berupa ucapan, perbuatan, yang tampak maupun
yang batin. Shalat, zakat, puasa, haji, berkata jujur, menjalankan amanah, berbakti
kepada orangtua dan menjaga tali silaturrahim, memenuhi janji, amar maruf nahi
munkar, berjihad melawan orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga,
anak yatin, orang miskin, orang yang berjuang di jalan Allah, hamba sahaya,
termasuk binatang peliharaan, doa, dzikir, membaca Al-Qurn, dan yang lainnya.
Termasuk juga mencintai Allah dan Rosul-Nya, rasa mengkhawatirkan Allah,
bertaubat, ikhlas, sabar terhadap ujian, syukur nikmat, ridho dengan qadha,
tawakal, berharap akan selamat, khawatir dengan azab dan yang lainnya, semua
termasuk ibadah.12

3.Pilar-Pilar Ubudiyyah Yang Benar

Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu: hubb
(cinta), khauf (takut), raja (harapan).

Rasa cinta harus disertai dengan rasa rendah diri, sedangkan khauf harus
dibarengi dengan raja. Dalam setiap ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini.
Allah berfirman tentang sifat hamba-hamba-Nya yang mukmin:

Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. [Al-Maa-idah: 54]

12 http://siyasahhjinnazah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pengantar-fiqih-ibadah.html

Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya kepada Allah. [Al-
Baqarah: 165]

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam


(mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap
dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami. [Al-
Anbiya: 90]

4.Syarat Diterimanya Ibadah

Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang
disyariatkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak
disyariatkan berarti bidah mardudah (bidah yang ditolak) sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan
tersebut tertolak.

dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa
dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

10
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
b. Ittiba, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha


illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh
dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat
Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul,
mengikuti syariatnya dan meninggal-kan bidah atau ibadah-ibadah yang diada-
adakan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada


Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak
ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. [Al-Baqarah: 112]
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah.
Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu
'alaihi wa sallam.

Syaikhul Islam mengatakan, Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah
kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang Dia
syariatkan, tidak dengan bidah.

Sebagaimana Allah berfirman:

Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaknya ia


mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Rabb-nya. [Al-Kahfi: 110]

11
Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat
syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.

Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua,
bahwasanya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang
menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai
beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bidah. Beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bidah itu sesat.

Bila ada orang yang bertanya: Apa hikmah di balik kedua syarat bagi
sahnya ibadah tersebut?

Jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya


semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya
adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. [Az-Zumar:


2]

b. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri (memerintah dan


melarang). Hak Tasyri adalah hak Allah semata. Maka, barangsiapa beribadah
kepada-Nya bukan dengan cara yang diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan

12
dirinya di dalam Tasyri.

c. Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita. Maka, orang


yang membuat tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah
ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak sempurna (mempunyai
kekurangan).

d. Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan
kehendaknya sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri
dalam ibadah. Jika demikian halnya, maka yang terjadi di dalam kehidupan
manusia adalah kekacauan yang tiada taranya karena perpecahan dan pertikaian
akan meliputi kehidupan mereka disebabkan perbedaan kehendak dan perasaan,
padahal agama Islam mengajarkan kebersamaan dan kesatuan menurut syariat
yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya.

5. Keutamaan Ibadah

Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai-Nya. Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul
dan menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan
yang enggan melaksanakannya dicela.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Dan Rabb-mu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku


perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau
beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.
[Al-Mumin: 60]

13
Ibadah di dalam Islam tidak disyariatkan untuk mempersempit atau
mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam
kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyariatkan untuk berbagai hikmah yang agung,
kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya.Pelaksanaan ibadah
dalam Islam semua adalah mudah.

Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan


membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan
manusiawi.

Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat


membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat
membutuhkannya. Karena manusia secara tabiat adalah lemah, fakir (butuh)
kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan makanan dan minuman,
demikian pula hati dan ruh memerlukan ibadah dan menghadap kepada Allah.
Bahkan kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada kebutuhan
jasadnya kepada makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan
subtansi hamba itu adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali
dengan menghadap (bertawajjuh) kepada Allah dengan beribadah. Maka jiwa
tidak akan pernah merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir
dan beribadah kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau
kebahagiaan selain dari Allah, maka kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah
semu, tidak akan lama, bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali tidak ada
kelezatan dan kebahagiaannya.

Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah
kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan
dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang
menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah
semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan
manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.

Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan


seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada

14
Allah semata. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Tidak ada kebahagiaan,
kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai
Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai
puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain.

Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan


seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran.
Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan
beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit, semua itu ia terima
dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.

Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan


ibadahnya kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu
penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada
mereka.13

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Syariah adalah sebutan terhadap pokok ajaran Allah dan Rasulnya yang
merupakan jalan atau pedoman hidup manusia dalam melakukan hubungan
vertical kepada Pencipta, Allah SWT, dan juga kepada sesame manusia.
Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam
dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.Dengan demikian Syariah Islam dapat terus menerus memberikan dasar
spiritual bagi umat Islam dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi di
masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
Bentuk-bentuk ibadah meliputi : ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan
ucapan , ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat,

13 http://almanhaj.or.id/content/2267/slash/0/pengertian-ibadah-dalam-islam/

15
ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan suatu pekerjaan,
ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu
pekerjaan, ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak., ibadah yang
melengkapi perkataan, pekerjaan.
Macam-macam ibadah meliputi : bersifat makrifat yang tertentu dengan
soal ketuhanan, ucapan-ucapan yang tertentu untuk Allah, perbuatan-perbuatan
yang tertentu untuk Allah, ibadah-ibadah yang lebih mengutamakan hak Allah
walaupun terdapat pula padanya hak hamba, yang mencakup kedua-dua hak,
tetapi hak hamba lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid Syahlani-Yahya.Memahami pendidikan agama islam kelas 8,smp


tingkat 2
Atikah U.M.Z, S.HI.Pendidikan agama islam kelas 8,LKS SMP tingkat 1
BKIM IPB Press,kampus IPB Darmaga,Islam mulai dari akar ke daunnya
Drs.H Mahrus Asad, M.Ag, Dkk.Memahami pendidikan agama islam kelas
7,smp tingkat 1
http://makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-
syariahibadah-dan-muamalah.html
http://syariahdanfiqih.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-persamaan-dan-
perbedaan.html
http://siyasahhjinnazah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pengantar-fiqih-
ibadah.html
http://almanhaj.or.id/content/2267/slash/0/pengertian-ibadah-dalam-islam/
www.2012/08/makalah-hukum-islam-tentang-muamalah.html

16

Anda mungkin juga menyukai