Nim: 21034054
Fisika NK
RESUME SYARI’AH
A. KONSEP SYARI’AH/HUKUM
1. Pengertian
Pengertian syariah secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan
Allahkepada umat manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam agama
Islam,yang bersumber dari al-Quran, hadis Nabi Muhammad SAW, ijma, dan
qiyas.Tujuan dari syariah tidak lain dan tidak bukan adalah agar umat manusia
tidak tersesat dalam hidup, baik di dunia atau di akhirat. Karena Allah telah
memberitahukan jalan mana yang harus dilalui itu tadi.
Syariat Islam yakni berisi hukum dan aturan Islam adalah hukum agama yang
membentuk bagian dari tradisi Islam. Ini berasal dari ajaran agama Islam dan
didasarkan pada kitab suci Islam, khususnya Al-Qur'an dan Hadits.
2. Kedudukan
Syariah memiliki kedudukan yang kuat dalam ajaran islam. Ia seperti tiang
yang membuat kokoh sebuah bangunan. Tanpa tiang maka bangunan tidak akan
berdiri.Maka begitu juga dengan syariah yang menadi tiang dari agama islam.
3. Sumber
Sumber hukum syariat Islam adalah Al-Quran dan Al-Hadist. Sebagai hukum
dan ketentuan yang diturunkan Allah swt, syariat Islam telah menetapkan tujuan-
tujuan luhur yang akan menjaga kehormatan manusia. Adapun dua sumber hukum
Islam lainnya yaitu Ijma’ (kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa
setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama) dan Qiyas
(menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam Al quran ataupun hadis
dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak
diketahui hukumnya tersebut).
B. DASAR-DASAR HUKUMISLAM
1) Hakim
Al-Hakim maksudnya adalah penetap hukum, maka yang dimaksud dengan al-
Hakim adalah Allah Swt. Sebab Allah Swt yang telah menciptakan segala-
galanya, termasuk menciptakan hukum bagi manusia. Wewenang Allah Swt
sebagai al-Hakim adalah sebagai penetap atau penafi sebuah hukum. Hal ini
ditegaskan dalam firman Allah Swt: Al-Ra`du: 41 Yusuf: 40.
2) Hukum
Kata hukum berasal dari kata al-Hukmu yang secara bahasa berarti alMan`u
yaitu menahan atau melarang. Secara istilah, ulama Fikih dengan ulama Ushul
Fikih berbeda pendapat. Ulama fikih mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
hukum adalah pengaruh yang muncul dari khitab al-Syari yang berkaitan dengan
perbuatan seperti, wajib, haram, mubah, makruh dan mubah. Sedangkan ulama
Ushul Fikih berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hukum adalah khitab
Allah Swt yang bersinggungan dengan perbuatan mukallaf bebentuk tuntutan,
pilihan atau ketentuan.
3) MahkumFihi
Mahkum fihi adalah perbuatan mukallaf yang berkaitan dengan khitab
alSyari` yang bersifat tuntutan, pilihan atau wada`. Seperti firman Allah Swt: Al-
Baqarah 43 terdapat tuntutan melaksanakan yang bersifat tegas dalam shalat
sehingga shalat menjadi wajib untuk dilaksanakan bagi mukallaf. Begitu juga
dalam firman Allah Swt, al-An`am 151 ada tuntutan untuk meninggalkan
pembunuhan secara tegas maka membunuh menjadi terlarang atauharam.
4) Mahkum Alaih Mahkum alaih adalah manusia yang memiliki perbuatan yang
bersinggungan dengan khitab al-Syari` atau hukum al-Syari`. Selain mahkum
alaih, istilah ini juga dikenal dengan mukallaf atau yang dibebanihukum.
a) Berdasarkan kepadadalil;
b) Mengikuti ketentuan RasulullahSaw;
c) Bersifat suprarasional (ghairu al-mu`alalah)dan
d) Ketaatan kepada AllahSwt.
2) Ibadah GairuMahdhah
Penghambaan yang tidak saja mengatur hubungan hamba dengan Allah Swt
tapi juga mengatur hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk
lainnya.
Contoh:
bersedekah, tolong-menolong, jual-beli, dll. Pada ibadah gairu mahdhah tidak ada
ketentuan pasti tentang pelaksanaannya. Yang terpenting adalah, segala amalan
yang dilakukan dengan iman dan ikhlas maka bernilai ibadah disisi Allah Swt.
Karakteristik ibadah ghairumahdhah:
a) Dijelaskan oleh dalil global dan tidak ada dalil yangmelarang;
b) Tidak mesti meniru RasulullahSaw;
c) Bersifat rasional (mu`allalah) dan d) Azasnya “mashalahah ataumanfa`ah.”
”لوضعإنمافالناسلمصالحرشائعىمعااألجيلوالعاجيل
1) KemashlahatanDunia
a. Daruriyyah(Primer)
Daruriyah (pimer) merupakan tingkatan yang paling mendasar. Segala yang
dibutuhkan pada tingkatan ini mesti terwujud. Jika tidak maka kehidupan di dunia
ini tidak akan berjalan dengan semestinya. Manusia akan menghadapi
permasalahan ataupun kesengsaraan yang menghantarkan umat manusia pada
kesengsaraan dan berujung pada kebinasaan. Untuk terpenuhinya kemashlahatan
manusia pada
tingkatan ini, ada lima hal yang mesti ada dalam kehidupan, yaitu: agama, jiwa,
akal,
harta dan keturunan.
b. Hajiyyah - Sekunder
Kemaslhahatan hajiyyah (sekunder) adalah kemashlahatan yang berkaitan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang bila mana tidak terwujud maka tidak sampai
mengancam kehidupan manusia, akan tetapi hanya menyebabkan manusia dalam
kesusahan atau kesulitan. Agar manusia terhindar dari kesusahan-kesusahan
tersbut, maka Islam mensyariatkan rukhsah. Rukhshah adalah keringanan hukum
yang diberikan oleh Allah Swt kepada manusia jika mereka menghadapai kondisi
yang susah untuk melakukan perintah sesuai dengan ketentuannya.
c. Tahsiniyyah -Tersier
Mashlahat tahsiniyah adalah kemashalatan dalam tingkatan kemewahan.
Keberadaannya merupakan pelengkap bagi kemashalatan lain, jika tidak terpenuhi
maka tidak akan mengancam kehidupan manusia dan juga tidak akan
menyebabkan mereka kesusahan dalam kehidupan. Hal ini biasanya adalah
kepatutan menurut adat istiadat, menghindarkan hal-hal yang tidak enak
dipandang mata dan berhias dengan keindahan yang sesuai dengan tuntuan norma
dan akhlak yang berlaku.