Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

SYARIAH

ANDI ALIF AKBAR

04020190187

KELAS A3

MATA KULIAH SYARIAH

PROGRAM SARJANA

FAKULTAS HUKUM / ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KOTA MAKASSAR

2020
Syariah
Adalah aturan,system,norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia,manusia
dengan Allah serta hubungan dengan lingkungan dan mahkluk lainnya baik secara horizontal
maupun vertikal

I. Sumber syariah
A. Pengertian Sumber dan dalil
B. Sumber Syari’ah Pertama Primer Alqur’an
C. Sumber Syari’ah Kedua Primer Al-Hadits
D. Sumber Syari’ah Sekunder yang Lahir dari Ijtihad

Yang dimaksud sumber adalah: sumber yang dijadikan pegangan dlm memahami
petunjuk agama (syari’ah), serta dijadikan rujukan dalam menetapkan hukum suatu masalah .
Sumber syari’ah, pada dasarnya terbagi dua macam:
1) Sumber Primer, yaitu Alqur’an dan hadits, biasa juga disebut nas;
2) Sumber sekunder, lahir dari ijtihad, dlm hal ini terdiri dari Ijma’ dan Qiyas
Karena itu, jika diurut, maka sumber syariah, fiqih, ataupun hukum islam terdiri dari
1. Al qur’an (sumber primer)
2. Al Hadits (sumber primer)
3. Ijma’ (sumber sekunder)
4. Qiyas (sumber sekunder)
Keempat sumber ini, dijadikan rujukan berdasarkan Firman Allah dlm surat Al-Nisa’ ayat
(59)

Al QUR’AN SEBAGAI SUMBER UTAMA DAN PERTAMA


Alqur’an ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan perantaraan
Jibril, berbahasa Arab, dan dinukilkan kapada kita secara mutawatir

Sebagai sumber utama, Alqur’an memuat pokok permasalahan yang menyangkut kebutuhan
umat manausia.
Dalam lapangan aqidah, pada umumnya Alqur’an menjelaskan lebih terperinci; sementara
dalam lapangan ibadah dan muamalah hanya diberikan petunjuk-petunjuknya secara garis
besar.
AL HADITS SEBAGAI SUMBER KEDUA
Pada prinsipnya, hadits adalah segala sesuatu yang dirujuk/disandar kepada Nabi, baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.
Hadits menempati urutan kedua dlm sistem sumber hukum Islam. Ia berfungsi sebagai penjelas
nash yang masih dalam bentuk garis besar, membatasi keumuman nash tersebut, atau
menetapkan hukum yang belum nyata-nyata disebut Alqur’an

Fungsi Hadits terhadap Alqur’an

1. Berfungsi sebagai penjelas, memerinci yang mujmal, mengkhususkan yang umum.


Seperti cara shalat, beberapa barang yang wajib dizakati, membatasi wasiat maksimal
sepertiga..
2. Menguatkan hukum-hukum yg terdapat dlm Alquran serta menambahnya. Seperti lian
yang dijelaskan Alquran, kemudian hadits menyebutkan wajibnya bercerai bagi suami
isteri yg melakukan lian.
3. Mendatangkan hukum-hukum yg tdk terdapat dlm Alquran. Seperti harmnya memadu
wanita dengan bibinya, harmnya memakan binatang yg bertaring.

IJMA’
Ijma’ adalah kesepakatan para mujtahid pada suatu masa sepeninggal Nabi Saw. tentang suatu
hukum syar’i mengenai suatu peristiwa tertentu.

Kehujjahan Ijma’
Apabila terjadi ijma’ seluruh mujtahid pada suatu masa sesudah wafatnya Rasul Saw. dengan
masing-masing mereka mengetahui masalah yg diijmakan tersebut, mengeluarkan pendapat
dlm bentuk perkataan atau perbuatan yg bersifat menyetujuinya, maka hukum yg diijma
tersebut menjadi hukum syar’i.

AL QIYAS
Dalam Ilmu Ushul Fiqih, qiyas diartikan sebagai upaya menghubungkan (menyamakan) hukum
dari suatu peristiwa yg belum ditentukan hukumnya dlm nash dengan hukum dari suatu
peristiwa lain yg hukumnya disebutkan dlm nash.
Penghubung (penyamaan) hukum tersebut didasarkan atas kesamaan illat antara dua peristiwa
yang bersangkutan.
Unsur/rukun qiyas
1. Ashal (al-ashlu), sesuatu yg di-nash-kan hukumnya yg menjadi tempat mengqiyaskan
2. Cabang (al-far’u), sesuatu yg tdk di-nash-kan hukumnya yaitu yg diqiyaskan.
3. Hukum ashal, yaitu hukum syara’ yg dinashkan pada pokok yg kemudian akan menjadi
hukum pada cabang.
4. Illat hukum, yaitu suatu sifat yg nyata dan tertentu yang berkaitan dengan ada dan
tidaknya hukum.
Contoh penerapan qiyas

Ashal Cabang Hukum ashal Illat


Khamar Bir/Ballo Haram Memabukkan

RUANG LINGKUP SYARI’AH

Sekitar ibadah dan muamalah

Argumen: Manusia diciptakan untuk beribadah

PENGERTIAN:

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.

Sedangkan menurut syara’ (terminologi), terdapat beberapa pengertian al:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki
Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58].

Pemabagian Ibadah

I. Ibadah Mahdah dan ghairu mahdah


II. Ibadah ritual dan ibadah sosial
Dalam kajian ilmu fiqih, konsep ibadah dibagi atas:

Ibadah, muamalah, dan uqubah

Dalam kajian ini, ibadah: Ibadah Mahdah, ibadah ritual

Bagian ibadah adalah perbuatan yang secara umum dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada
Allah, seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya

Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. Dalam hubungan
dengan manusia lainnya, manusia dibatasi oleh Syari’at tersebut, yang terdiri dari hak dan
kewajiban.
Interaksi antara manusia dengan manusia lainnya, serta manusia dengan alam sekitarnya akan
membutuhkan kesepakatan demi kemaslahatan bersama.
Dalam arti luas muamalah merupakan aturan Allah untuk manusia untuk bergaul dengan
manusia lainnya dalam berinteraksi. Sedangkan dalam arti khusus muamalah adalah aturan
dari Allah dengan manusia lain dalam hal mengambangan harta benda.
Muamalah merupakan cabang ilmu syari'ah dalam cakupan ilmu fiqih. Sedangkan muamalah
mempunyai banyak cabang, diantaranya muamalah politik, ekonomi, sosial.
Secara umum muamalah mencakup dua aspek, yakni aspek adabiyah dan madaniyah. Aspek
adabiyah yakni kegiatan muamalah yang berhubungan dengan kegiatan adab dan akhlak,
contohnya menghargai sesama, kejujuran, saling meridhoi, kesopanan, dan sebagainya.
Sedangkan aspek madaniyah adalah aspek yang berhubungan dengan kebendaan, seperti halal
haram, syubhat, kemudharatan, dan lainnya.
Ukuran Ibadah dan Muamalah:
1. Maksud dan tujuan ibadah tidak dapat diketahui secara detail dan terperinci. Contohnya
shalat ….
Yang dapat ditangkap dari maksud dan tujuan ibdah hanya yang bersifat umum…
Sedangkan muamalah dapat diketahui tujuan dan maksudnya, bahkan pada bagian yang
kecil sekalipun
2. Sisi yang menonjol dalam ibadah adalah hak Allah secara khusus
Sedang muamalah, sisi yang menonjol adalah kepentingan pribadi dan kemanusiaan.
MASLAHAT dan MUDARAT

Argumen:
Syariat Islam dalam berbagai dimensinya adalah manhaj alhayat (sistem kehidupan) yang
bertujuan mewujudkan maslahat, yaitu apa yang menjadi kepentingan dan apa yang
dibutuhkan manusia dalam kehidupannya di dunia.

Karena itu, tidak ada aturan Islam yang menuntut manusia untuk melakukan sesuatu kecuali
untuk kepentingan dan kebaikan hidupnya; sebaliknya, tidak ada aturan Islam yang menuntut
manusia untuk meninggalkan sesuatu, kecuali hendak diselamatkan dari hal-hal yang pada
galibnya membahayakan dan memelaratkan hidupnya.

Maka, upaya jalb almasalih (mewujudkan maslahat) dan dar al-mafasid (mencegah hal-hal yang
merusak) adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Pengertian :
Secara etimologi, maslahah dari kata tunggal al-masalih. Yang searti dengan kata salah, yaitu
“mendatangkan kebaikan”, sementarsa kata mafsadat (al-mafsadah) berarti kerusakan dan
keburukan yang merupakan lawan dari maslahat

Dalam pengertian umum: Maslahah, setiap sesuatu, apa saja, yang mengandung manfaat di
dalamnya baik untuk memperoleh kemanfaatan, kebaikan, maupun untuk menolak
kemudaratan, maka semua itu disebut maslahah.
Menurut Imam Al Gazali, Maslahat pada dasarnya adalah, meraih manfaat dan menolak
terjadinya kemudaratan…

Maka maslahah dalam pandangan Al Gazali


“Terpeliharanya apa yang menjadi tujuan syara’”

Anda mungkin juga menyukai