Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASPEK SYARIAH

DALAM HUKUM ISLAM

Disusun Oleh :

Muh. Iqbal (10300122073)

Muh. Atallah (10300122075)

St. Nur Aisyah ( 10300122082)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUJM

PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

T/A 2023-2024
ABSTRAK

Materi ini membahas tentang memahami Aspek syariah, Syariat


merupakan jalan hidup muslim, Serta ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan
Rasul-Nya. Telah disepakati para ulama bahwa al-Qur’an adalah sumber hukum
utama bagi umat Islam, berikutnya adalah hadits/sunnah, dan ijma’. Al-Qur’an
merupakan sebuah keseluruhan dari semua aturan dalam situasi dan kondisi
apapun bagi umat manusia. Seluruh aspek kehidupan manusia ada di dalamnya.
Muhammad SAW. sebagai seorang rasul dan pemegang mukzijat al-Qur’an
diberi keistimewaan untuk menjelaskan secara rinci hal-hal yang masih bersifat
umum di dalam al-Qur’an. syari’ah identik dengan agama. Hal ini sejalan dengan
firman Allah dengan surah al-Maidah: 48 dan al-Jasiyah: 18.8 Walaupun pada
awalnya syari’ah diartikan dengan agama.

kemudian ia dikhususkan untuk hukum amaliyah. Pengkhususan ini untuk


membedakan antara agama dan syari’ah, karena pada hakekatnya agama itu satu
dan berlaku secara universal. Sedangkan syariah berbeda antara satu umat dengan
umat lainnya. Qotadah, menurut yang diriwayatkan oleh Thabari,
mengkhususkan lagi pemakaian syari’ah untuk hal-hal yang menyangkut
kewajiban, sanksi hukum, perintah dan larangan. Dalam perkembangan
selanjutnya kata syari’ah digunakan untuk menunjukkan hukum-hukum Islam,
baik yang ditetapkan langsung oleh al-Qur’an dan Sunnah, maupun yang telah
dicampuri oleh pemikiran manusia (ijtihad).
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN SYARIAH

Menurutkan akar katanya ‫ عرش‬yang berarti jalan menuju sumber air.


Menurut istilah Syariah adalah Hukum yang diatur oleh Allah SWT, untuk
hambanya melalui lisan para Rasul. Para Rasul menyampaikan kepada umatnya
untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik berbentuk aqidah, hukum,
akhlak, muamalah dan sebagainya, secara singkat dapat dikatakan bahwa syariah
Islam adalah keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari wahyu Allah SWT.

Dalam wacana keislaman, kata syari’ah (atau syariat) memang memiliki


makna dan signifikansi yang penting, karena secara eksplisit tercantum dalam al-
Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, dua sumber utama ajaran Islam.1 Dan
dapat dilihat dari segi ilmu hukum, syariat merupakan norma hukum dasar yang
ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam bedasarkan iman yang
berkaitan dengan akhlak, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan
sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Norma hukum dasar ini dijelaskan
dan atau dirinci lebih lanjut oleh Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul-Nya.
Karena itu, syariat terdapat di dalam al-Qur’an dan di dalam kitab-kitab Hadist.2

2.SUMBER-SUMBER SYARIAH

-Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai


kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak diturunkan untuk satu umat dalam satu
abad saja, tetapi untuk seluruh umat dan untuk sepanjang masa, karena itu luas
ajaran-ajarannya adalah melingkupi seluruh umat manusia. Al-Qur’an dijadikan
sumber hukum Islam mengindikasikan bahwa agama Islam menghendaki agar
sifat-sifat yang termaktub dalam ajaran dan kenetuan yang mengatur perilaku
manusia dalam al-Qur’an diterapkan dalam waktu dan kondisi yang tepat.
Misalnya dikehendaki keutamaan sifat pemaaf, tetapi juga diwaktu tertentu
dikehendaki pula ketentuan hukum dilaksanakan dengan tegas.Al-Qur’an
menghendaki manusia agar selalu berbuat baik, sekalipun terhadap orang yang
pernah berbuat jahat kepadanya. Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk tetap

1B A B Ii, ‘No Title’, November, 2020.


2Nurhayati Nurhayati, ‘Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum Dan Ushul Fikih’, Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah, 2.2 (2018), 124–34 <https://doi.org/10.26618/j-hes.v2i2.1620>.
suci, tetapi tidak dikebiri. Manusia harus berbakti kepada Allah ta‟ala, tetapi
tidaklah menjadi rahib atau pertapa. Manuasia harus berendah hati, tetapi jangan
melupakan harga diri. manusia dapat menggunakan hak-haknya tanpa
mengganggu hak-hak orang lain. Manusia diwajibkan mendakwahkan agama
dengan jalan hikmah dan kebijaksanaan.

-Hadist

Hadits atau Sunnah merupakan sumber hukum Islam kedua memiliki


peranan yang penting setelah al-Qur’an. Hadits merinci keumuman paparan ayat-
ayat al-Qur’an, karena al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat
Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan
dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan. Yang dimana Hadits
juga berfungsi antara lain menjadi penjelas terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang
belum jelas atau menjadi penentu hukum yang tidak ada dalam al-Qur’an.

-Ijtihad

Ijtihad secara bahasa berasal dari kata al-jahd dan al-juhd yang berarti
kemampuan, potensi dan kesanggupan. Dalam Lisân al-'Arab dikatakan bahwa
al-juhd berarti menggunakan dan memaksimalkan kemampuan seseorang untuk
mencapai sesuatu. Wazn ifti'âl menunjukkan arti dari akar kata muballaghah
(berlebihan). Dalam hal ini ijtihad lebih bermakna mubalaghat (menggunakan
kemampuan) dibandingkan arti kata jahada (mampu). Berdasarkan pengertian
tersebut, ijtihad menurut bahasanya berarti mengeluarkan segala daya upaya dan
memeras seluruh kemampuan untuk sampai pada suatu hal dari berbagai hal yang
masing-masing mengandung akibat kesulitan dan keberatan (masyaqqah).3

-Ijma

Sebagai Sumber Hukum yang merupakan suatu keharusan ketaatan bagi


umat Islam terhadap hasil Ijma’ ulama pada suatu masalah, dan hukumnya wajib
taat. Hukum dalam permasalahan yang telah diputuskan dalam ijma’ tersebut
memiliki nilai qath‟iy tidak dapat dihapus ataupun ditentang oleh hasil ijtihad
contohnya, sebab kesepakatan pendapat dari para mujtahid dalam ijma’ itu sudah
menunjukkan kebenaran yang sesuai dengan jiwa Syari’ah dan dasar-dasar yang
umum. Sudah menjadi kesepakatan ulama bahwa hasil ijtihad juga sebagai
sumber hukum. Hasil ijtihad para ulama bisa dijadikan rujukan untuk menetapkan

3 Pengantar Hukum Islam, No Title.


keputusan hukum, sehingga dalam Islam hasil ijtihad menjadi salah satu sumber
hukum.4

-Qiyas

Qiyas merupakan suatu cara penggunaan ra’yu untuk menggali hukum


syara”dalam hal-hal yang nash al-Qur’an dan sunnah tidak menetapkan
hukumnya secara jelas. meskipun qiyas tidak menggunakan nash secara langsung,
tetapi karena merujuk kepada nash, maka dapat dikatakan bahwa qiyas juga
menggunakan nash walaupun tidak secara langsung.Mayoritas ulama Syafi’iyyah
mendefinisikan qiyas dengan”Membawa (hukum) yang (belum) diketahui
kepada (hukum) yang diketahui dalam rangka menetapkan hukum bagi keduanya,
atau meniadakan hukum bagi keduanya, baik hukum maupun sifat.5

3.ASPEK SYARIAH

Adapun aspek pokok dalam ajaran agama islam

1.Aspek Keyakinan (Kaidah)

Aqidah adalah bentuk dari kata “aqada, ya’qidu, ‟aqdan-aqidatan” yang


berarti simpulan, ikatan, sangkutan, dan perjanjian.Aqidah merupakan akar bagi
setiap perbuatan manusia. Aqidah juga bisa diibaratkan bagaikan suatu bangunan,
aqidah adalah pondasinya dari sebuah bangunan yang harus kokoh dan kuat agar
bangunan tidak condong apalagi roboh, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti
ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang
dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.

Secara umum, aqidah dalam Islam berarti perjanjian teguh manusia dengan
Allah yang berisi tentang kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh secara
sukarela tanpa keraguraguan pada kehendak Allah. Yang dimana mengandung
enam dasar perjanjian, yaitu: keyakinan hati bahwa tiada Tuhan selain Allah,
keyakinan hati bahwa ada hal yang ghaib seperti malaikat, keyakinan hati bahwa
ada manusia yang diberi amanah kerasulan oleh Allah, keyakinan hati bahwa ada

4 Muannif Ridwan, M Hasbi Umar, and Abdul Ghafar, ‘SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM DAN
IMPLEMENTASINYA (Kajian Deskriptif Kualitatif Tentang Al-Qur’an, Sunnah, Dan Ijma’)’, Borneo: Journal of
Islamic Studies, 1.2 (2021), 28–41.
5 Edy Muslimin, ‘Qiyas Sebagai Sumber Hukum Islam’, Mamba’ul ’Ulum, 15.2 (2019), 77–87

<https://doi.org/10.54090/mu.25>.
pertanggungjawaban amal perbuatan setelah kematian, dan keyakinan hati bahwa
ada aturan pasti yang melandasi kehidupan ini yang dibuat Allah.6

2.Aspek Norma atau Hukum (Syariah)

Aspek ini mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum-minallah),


sesama manusia (hablum-minannas), dan hubungan manusia dengan alam
semesta(hablum-minalalami).Pada dasarnya syariah berarti gaya hidup yang
ditentukan oleh Allah SWT. panduan hidup di dunia dan di akhirat. Panduan yang
bersangkutan adalah sumber hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran,
Sunnah maupun Ijtihad para ulama.

Aspek Syariah juga mencakup hukum ibadah, muamalah dalam arti


pertukaran, munakahat dalam hubungan keluarga, siyasah dalam konteks
masyarakat, jinayat yang mencakup kejahatan.7

3.Aspek Perilaku (Akhlak)

Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari bahasa


Arab yaitu, ‫ أخال ق‬yang mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, dan tabiat”.
Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak adalah suatu sifat yang
melekat dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari situlah memunculkan perilaku
yang spontan, mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.

akhlak tidak memiliki pembatasnya, ia melingkupi dan mencakup semua


kegiatan, usaha, dan upaya manusia, yaitu dengan nilai-nilai perbuatan. Dalam
perspektif Islam, akhlak itu komprehensif dan holistik, dimana dan kapan saja
mesti berakhlak. Oleh sebab itulah merupakan tingkah laku manusia dan tidak
akan pernah berpisah dengan aktivitas manusia. Jadi, ruang lingkup akhlak Islam
adalah seluas kehidupan manusia itu sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-
makan wa fi kulli al zaman. Akhlak Islam meliputi:

1). Hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya

2.) Akhlak terhadap sesama manusia

3.) Akhlak terhadap lingkungan8

6 M.Ag Dr. H Khairil Anwar, ‘POKOK POKOK AJARAN ISLAM Penulis’, 2021, 1–77.
7 Departemen Pendidikan Nasional DPN, ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’, 2 (2008), 500.
8 Al- Ghazali, ‘Teori Akhlak’, Ihya’ Ulumuddin, Juz 3, (Qahirah:Isa Al-Bab Al-Halabi, Tt), 2008, 52.
KESIMPULAN

Syariah adalah Hukum yang diatur oleh Allah SWT, untuk hambanya
melalui lisan para Rasul. Para Rasul menyampaikan kepada umatnya untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik berbentuk aqidah, hukum, akhlak,
muamalah dan sebagainya, secara singkat dapat dikatakan bahwa syariah Islam
adalah keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari wahyu Allah SWT. Yang
dimana memiliki sumber hukum diantaranya, al-Qur’an, hadist, ijtihad, ijma, dan
qiyas. Serta memiliki tiga aspek, yang pertama aspek keyakinan atau akidah,
kedua aspek norma atau hukum, dan yang terakhir aspek perilaku atau akhlak.
DAFTAR PUSTAKA

DPN, Departemen Pendidikan Nasional, ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’, 2


(2008), 500
Dr. H Khairil Anwar, M.Ag, ‘POKOK POKOK AJARAN ISLAM Penulis’,
2021, 1–77
Ghazali, Al-, ‘Teori Akhlak’, Ihya’ Ulumuddin, Juz 3, (Qahirah:Isa Al-Bab Al-
Halabi, Tt), 2008, 52
Ii, B A B, ‘No Title’, November, 2020
Islam, Pengantar Hukum, No Title
Muslimin, Edy, ‘Qiyas Sebagai Sumber Hukum Islam’, Mamba’ul ’Ulum, 15.2
(2019), 77–87 <https://doi.org/10.54090/mu.25>
Nurhayati, Nurhayati, ‘Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum Dan Ushul
Fikih’, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 2.2 (2018), 124–34
<https://doi.org/10.26618/j-hes.v2i2.1620>
Ridwan, Muannif, M Hasbi Umar, and Abdul Ghafar, ‘SUMBER-SUMBER
HUKUM ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA (Kajian Deskriptif
Kualitatif Tentang Al-Qur’an, Sunnah, Dan Ijma’)’, Borneo: Journal of
Islamic Studies, 1.2 (2021), 28–41

Anda mungkin juga menyukai