Anda di halaman 1dari 4

SYARI’AH DAN FIQIH

Aditya Inzaghi (C030321001)

Aditya Septian (C030321002)

Ananda Naila Fadlula (C030321006)

Ayu Irdhini (C030321009)

I. PENDAHULUAN
Di dalam Bahasa Indonesia, untuk syari’at Islam, kadang-kadang dipergunakan istilah
hukum syari’at atau hukum syara’, untuk fiqih islam dipakai hukum fiqih. Seringkali
kedua istilah itu dirangkum dalam kata hukum Islam. Perangkuman ini dapat dipahami
karena hubungan keduanya sangat erat, dapat dibedakan tetapi tidak mungkin dipisahkan.
Syari’ah adalah landasan fiqih, fiqih adalah pemahaman tentang syariah. Fiqih membahas
dan memperinci atau mengoprasionalkan hukum-hukum syari’ah yang dalam Alquran as-
Sunnah masih bersifat fundamental dan global.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Syari’ah dan Fikih
Syari’ah secara etimologis berarti jalan, yaitu jalan yang harus ditempuh oleh
setiap muslim. Sedangkan menurut istilah berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam/lingkungan hidup.
Dilihat dari segi ilmu hukum syari’ah adalah norma hukum dasar yang
diwahyukan Allah yang wajib diikuti oleh orang Islam. Karena norma hukum
dasar yang terdapat dalam Alquran itu masih ada yang bersifat umum, perlu
dirumuskan lebih lanjut setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Perumusan
norma hukum ke dalam kaidah-kaidah yang lebih konkret. Munculah ilmu
pengetahuan yang khusus menguraikan syari’ah. Dalam keputusan hukum
islam, ilmu tersebut dinamakan ilmu fiqih yaitu ilmu yang mempelajari
syari’ah. Dalam bahasa arab fiqih artinya paham atau pengertian. Ilmu fiqih
adalah ilmu yang bertugas memahami dan menguraikan norma-norma hukum
dasar yang terdapat dalam Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dengan kata lain, ilmu fiqih adalah ilmu yang berusaha memahami hukum-
hukum dasar yang terdapat di dalam Alquran dan kitab-kitab Hadis.

1
Hukum fikih bentuknya tidak tetap yaitu berkembang sesuai dengan
perubahan budaya dari masa ke masa dan dipengaruhi oleh pola pemikiran dan
metode yang digunakan oleh penyusunnya. Karena itu ada perbedaan dan
persamaan ulama ahli fikih dalam menetapkan hukum suatu perbuatan. Pada
kepustakaan Indonesia ada namanya sistem al-ahkam al-khamsah, yaitu ada 5
hukum didalam Islam :
 Wajib, yaitu suatu perbuatan yang menyebabkan dosa apabila tidak dikerjakan.
 Haram, yaitu suatu perbuatan terlarang yang menyebabkan dosa apabila
dikerjakan.
 Mubah atau Jaiz atau Ibahah, yaitu suatu perbuatan yang dibolehkan, tidak
berdosa apabila dikerjakan atau tidak dikerjakan.
 Mandub atau Sunnat, yaitu suatu perbuatan yang dianjurkan dan berpahala jika
dilakukan akan tetapi tidak berdosa jika tidak dikerjakan.
 Makruh, yaitu perbuatan yang tidak diinginkan, apabila tidak dikerjakan
mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa.

Hubungan syari’at dan fikih sangat erat, dapat dibedakan tetapi tidak bisa
dipisahkan.

Syari’at Fikih

Firman Allah dan Sunnah Nabi Pemahaman manusia yang memenuhi


Muhammad. syarat tentang syari’at.

Bersifat fundamental, memiliki ruang Bersifat instrumental, ruang lingkup


lingkup yang lebih luas dibandingkan terbatas pada perbuatan hukum.
fikih.

Ketentuan Allah dan Rasul-Nya dan Karya manusia yang dapat berubah dan
berlaku abadi. diubah dari masa kemasa.

Hanya satu. Beraliran atau disebut mazhab.

Menunjukkan kesatuan dalam Islam. Menunjukkan keragamannya.

2
B. Ruang Lingkup Syariah
Garis besar syari’ah adalah ibadah dan muamalah. Ibadah adalah
mengahmbakan diri kepada Allah secata taat, patuh, dan penyerahan diri
secara total kepada Allah. Ibadah terdiri dari ibadah mahdah/khusus (ibadah
ritual) dan ibadah ghairu mahdah (muamalah).
 Ibadah mahdah adalah bentuk ibadah langsung kepada Allah dan tata
cara pelaksanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Allah atau
dicontohkan Rasulullah. Akidah dalam ibadah mahdah “semua
dilarang kecuali yang diperintah Allah atau dicontohkan oleh
Rasulullah”. Macam – macam ibadah khusus adalah shalat, puasa,
zakat, haji, dan thaharah.
 Ibadah ghairu mahdah adalah bentuk hubungan manusia dengan
manusia atau manusia dengan alam yang bermakna ibadah. Akidah
dalam ibadah ghairu mahdah “semua diperbolehkan, kecuali yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya”. Muamalah berisi peraturan hubungan
manusia dengan manusia dalam perdata maupun pidana. Bentuk –
bentuk hubungan itu bisa berupa munakahat (perkawinan), mawaris
(pembagian warisan), muamalah khusus (ekonomi), siyasah (politik),
jinayah (pidana), murafa’at (peradilan), siyar (hubungan internasional),
dll
C. Tujuan Syari’ah
Ada lima tujuan dari syari’ah yang disebut al-maqashid al-khamsah atau al-
kulliyat al-khamsah, antara lain:
 Memelihara agama = pengakuan iman, pengucapan dua kalimat syahadat,
shalat, puasa, zakat, haji.
 Memelihara jiwa = larangan pembunuhan, penganiayaan.
 Memelihara akal = larangan minuman keras atau minuman yang memabukkan.
 Memelihara keturunan = tata cara pernikahan, larangan zina.
 Memelihara harta benda dan kehormatan = pemgakuan hak pribadi, pengaturan
mu’amalat (seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, dsb), pengharaman riba,
larangan penipuan, larangan mencuri, larangan penghinaan kepada oranglain
(gibah, namimah, fitnah, dan qadzaf)

3
III.PENUTUP
Dapat disimpulkan Syari’ah adalah aturan atau undang-undang yang
diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia
dengan manusia, manusia dengan alam. Sedangkan Fikih adalah ilmu yang bertugas
untuk memahami dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW (kitab hadits). Adapun hubungan antar
keduanya sangat erat ada pembeda tapi tidak bisa dipisahkan. Syari’ah adalah
landasan fikih, fikih adalah pemahaman tentang syari’ah. Pada kepustakaan Indonesia
ada namanya sistem al-ahkam al-khamsah, yaitu ada 5 hukum didalam Islam
diantaranya wajib, haram, mubah, sunnah, dan makruh. Adapun ruang lingkup
syari’ah terbagi menjadi dua yaitu ibadah mahdah dan ibadah ghairu mahdah
(muamalah). Tujuan dari syari’ah adalah untuk memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan, harta benda, dan kehormatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Fadloli, Agama Islam untuk Mahasiswa Politeknik, Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1995.

Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian, Dirjen


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 2003.

Sudrajat, Ajat, dkk. Agama Islam, PPKP Press, Yogyakarta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai