Nim : 21037074
Mku : Pendidikan agama
Jawab :
Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas
Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas kedua Syara'. Sifatnya, pada
dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimana pun berada, sejak kerasulan
Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.
Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan
Al Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada
dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil
Amri setempat sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah
kekuasaanya.
3. Fungsi syariah dalam lingkup hukum Islam adalah sebagai jalan atau jembatan bagi
umat manusia dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu, syariah juga menjadi media
dalam menjalankan kehidupan di dunia agar sampai pada tujuan akhir dengan
selamat.
Dengan kata lain, supaya manusia dapat membawa dirinya di atas jalur syariah
sehingga bisa hidup dengan teratur, tertib dan tentram. Ini bisa digambarkan dalam
menjalin hubungan baik dengan Sang Khalik yang disebut habluminallah dan
hubungan dengan sesama manusia atau hablumminannas.
[2] ‘Abd al-Qadir ‘Audah, al-Tasyri’ al-Jama’i al Islami, (Daar al-Kutub al-Ilmiyah, vol
III, h. 490), Maktabah Shamila, al-Isydar al-Tsani.
[3]… وال تكرهوا فتيتكم على البغاء ان اردن تحصنا ليبتغوا عرض الحيوة الدنيا ومن يكرههن فان هللا من بعد
إكرههن غفور رحيم
“… dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran,
sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah
Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta : CV. Darus Sunnah, 2007), h. 355
[4] Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, Op.Cit. h. 224
[5] Selanjutnya lihat al-Syatibi, al-Muwafaqat, juz 2, Op.Cit. h. 8-11
[6] Lihat Hamka Haq, Op.Cit., h. 104
[7] Muhammad al-Thahir ibn ’Asyur, Op.Cit. h. 303-306