Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

a. -Syariah islam

Pengertian syariah secara etimologi berarti sumber air atau jalan yang lurus. Sedangkan

secara terminologi, syariah adalah kumpulan norma Illahi yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, juga hubungan manusia

dengan alam, dan norma-norma ini sudah pasti benar dan lurus.

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian syariah Islam adalah

tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Jatsiyah ayat 18:

Artinya: "Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat untuk urusan (agama yang
benar). Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang

tidak mengetahui."

Syariah secara umum terbagi menjadi dua hal yaitu ibadah khusus atau ibadah mahdlah,

dan ibadah dalam arti umum atau muamalah. Ibadah khusus atau ibadah mahdlah adalah ibadah

yang telah dicontohkan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW, seperti shalat, puasa, dan

haji. Maka dari itu umat muslim harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diperintahkan

Allah dan diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa boleh melakukan perubahan-perubahan

terhadap ketentuan tersebut. Hal-hal di luar ketentuan tersebut tidak sah atau batal dan lebih

dikenal dengan istilah bid'ah.

Sedangkan Ibadah umum atau muamalah adalah ibadah yang pelaksanaannya tidak

seluruhnya dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW namun hanya berupa prinsip-prinsip dasar

dan pengembangannya diserahkan pada kemampuan dan daya jangkau pikiran umat Islam

sendiri. Contoh dari muamalah misalnya, aturan-aturan keperdataan seperti hal-hal yang

menyangkut perdagangan, ekonomi, perbankan, pernikahan, hutang piutang, atau pun juga

aturan-aturan dalam bidang pidana dan tata negara.

Tujuan Syari'ah islam (muqhoshidus syar'i)

Tujuan syariah erat kaitannya dengan tujuan agama Islam itu sendiri yang ingin

mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi manusia, baik di dunia maupun di

akhirat. Secara khusus, setidaknya ada lima tujuan dari syariah, yaitu:
1. Memelihara agama (hifzhud din)

Dalam konteks memelihara agama, para Rosul diutus oleh Alloh swt dan kita sekarang

berkewajiban melanjutkan tugas Rosul itu dengan cara mengamalkan syariah Islam, apapun

kendala dan tantangan yang akan kita hadapi

2. Memelihara jiwa (hifzhun nafsi)

Memperoleh kesempatan hidup merupakan karunia yang besar bagi kita, karenanya

kesempatan yang amat berharga ini harus kita gunakan untuk selalu mengabdi kepada Allah swt.

Dalam konteks inilah, hak hidup seseorang menjadi hak yang paling asasi sehinga harus dijaga

dan dipelihara. Disinilah sebabnya mengapa Islam amat melarang kita untuk menghilangkan

nyawa orang lain tanpa alasan yang bisa dibenarkan sehingga bila ini dilakukan dosanya amat besar
seperti dosa membunuh semua manusia.

3. Memelihara akal (hifzhul aqli)

Memiliki akal yang sehat dan cerdas merupakan sesuatu yang amat penting, karena dari akal

yang sehat itulah akan lahir pemikiran yang cemerlang dan manusia bisa bersikap dan berprilaku

yang baik, karena itu akal harus dipelihara.

4. Memelihara kehormatan (hifzhud ardh)

Manusia dicipta oleh Allah swt sebagai makhluk yang mulia dan terhormat, karenanya syariat Islam
amat menekankan kepada manusia untuk menjaga kehormatannya agar tidak jatuh

dan amat rendah melebihi rendahnya martabat binatang.

5. Memelihara harta (hifzhul mal)

Kebutuhan terhadap harta ada pada setiap orang sehingga mencarinya dengan cara yang halal

menjadi suatu keharusan. Sesudah harta diperoleh, maka menjadi hak seseorang untuk

memilikinya sehingga syariat Islam menekankan pemeliharaan terhadap harta dan amat tidak

dibenarkan bagi orang lain untuk mencurinya. Pemeliharaan terhadap harta juga harus ditunjukkan
dalam bentuk membelanjakan atau menggunakannya untuk segala kebaikan, sebab

bila tidak hal itu termasuk dalam kategori tabzir atau boros, yakni menggunakan harta untuk sesuatu
yang tidak benar menurut Alloh SWT dan Rosul-Nya, karena pemborosan merupakan

kebiasaan syaitan yang sangat merugikan manusia, harta akan cepat habis sementara kebiasaan

berlebihan menjadi sangat sulit untuk ditinggalkan meskipun dia tidak memiliki harta yang cukup,
karenanya sikap ini harus dijauhi.

B. Dasar-Dasar Penetapan Syari'ah Islam

Terdapat empat hal yang menjadi dasar penetapan hukum syariah, yaitu :
1. Tidak Memberatkan dan Tidak Banyaknya Beban Dalam menetapkan syariah, selalu diusahakan
aturan-aturan tersebut tidak memberatkan manusia dalam menjalankannya dan mudah untuk
dilaksanakan.

Contohnya adalah perintah wajib berpuasa.

1. Allah hanya mewajibkan kita berpuasa tiga puluh hari dalam setahun karena

apabila lebih dari itu pasti akan memberatkan. Selain itu bagi mereka yang tidak sanggup

berpuasa karena suatu hal seperti sakit atau bepergian jauh dapat membatalkan puasanya dan

menggantinya di hari lain. Contoh lainnya adalah bagi orang yang tidak sanggup shalat dengan

berdiri diperbolehkan shalat dengan duduk.

Ini merupakan bukti bahwa syariah tidak semakin memberatkan umat Muslim.

2. Berangsur-angsur dalam Penentuan Hukum Tiap masyarakat pasti memiliki adat istiadat yang
berlaku di daerahnya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Pada awal mula turunnya Islam
masyarakat Arab juga memiliki berbagai

kebiasaan yang sukar dihilangkan, apabila dihilangkan sekaligus tentu akan mengalami banyak
kendala.

Karena faktor kebiasaan yang sudah berlangsung lama dan sulit diubah tersebut Al-Quran tidak
diturunkan sekaligus, melainkan ayat demi ayat dan surat demi surat, terkadang ayat turun

sesuai peristiwa yang terjadi saat itu. Cara seperti ini dilakukan agar mereka dapat bersiap-siap

meninggalkan ketentuan lama dan menerima hukum baru.

3. Sejalan dengan Kebaikan Orang Banyak

Ketentuan-ketentuan dalam hukum Islam diusahakan agar sesuai dengan kepentingan- kepentingan
yang baik bagi pemeluknya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada suatu

waktu aturan-aturan hukum yang ada dibatalkan apabila keadaan menghendaki. Selama
kepentingan orang banyak menjadi pedoman dalam pembatalan hukum tersebut maka boleh jadi

hukum yang baru menjadi lebih berat atau lebih ringan dari sebelumnya. Namun pembatalan

hukum ini hanya dilakukan pada masa Rosul. Sesudah Rosul wafat dan ketentuan hukum Islam
sudah lengkap tidak ada lagi pembatalan hukum.

Contoh untuk kasus ini adalah ketika ketika qiblat sholat masih mengarah pada Baitul Maqdis di
Palestina kemudian dibatalkan dengan mengarah pada Ka'bah di Mekkah, seperti dalam firman Allah
QS. Al Baqarah ayat 144:

Artinya: "Kami kadang-kadang melihat pulang baliknya muka engkau ke arah langit.

Maka benar-benar kami akan memberikan kepadamu suatu qiblat yang engkau sukai.

Maka arahkanmuka engkau ke arah Masjidil Haram."

4. Dasar Persamaan dan Keadilan

Bagi syariah Islam semua orang dipandang sama dengan tidak ada kelebihan di antara
mereka satu sama lain.

Semua berkedudukan sama di mata Allah SWT. Kedudukan yang sama tersebut diperintahkan Al-
Quran dalam QS Al-Maidah ayat 8.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu

menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"

Pembahasan:

Ibadah

Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian atau
kepatuhan kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan manusia
dengan Allah semata, melainkan juga terdapat hubungan antara manusia dengan manusia lainnya
serta antara manusia dengan alam (Razak, 1993: 18).

Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu


ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan
penjalanan syariat Islam yang terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara lain
sholat, zakat, puasa dan haji. Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang dilaksanakan
umat Islam dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu
mahdhah dikenal dengan ibadah muamalah (Nata, 2002: 55).
Dari dua pembagian ibadah ini, secara implisit maupun eksplisit ibadah tidak hanya berupa
rangkaian ucapan dan gerakan semata. Lebih dari itu dibalik ibadah terdapat nilai-nilai luhur yang
mengatur hubungan antar sesama. Nilai-nilai luhur ini biasa dikenal sebagai etika atau akhlak. Hal ini
yang kemudian dijadikan sebagai pijakan bagi umat Islam untuk dapat menjadikan kehidupannya
menjadi baik dan selalu bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Dan yang telah di jelaskan dalam al quran bahwa solat berhukum wajib di jalani bahkan dalam
keadaan sakit sekalipun, tak hanya manusia yang di wajibkan untuk beribadah kepada allah
binatang, tumbuhan, dan seluruh makhluk hidup di alam semesta tentunya selalu beribadah kepada
ALLAH, yang di jelaskan dalam (Q.S An Nur:41)
‫َاَلْم َتَر َاَّن َهّٰللا ُيَس ِّبُح َلٗه َم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو الَّطْيُر ٰۤص ّٰف ٍۗت ُك ٌّل َقْد َع ِلَم َص اَل َتٗه َو َتْس ِبْيَح ۗٗه َو ُهّٰللا َع ِلْيٌۢم ِبَم ا َيْفَع ُلْو َن‬

Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit
dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing
sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
(QS An-Nur: 41).

A. SHALAT

Perintah salat lima waktu pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad dalam
peristiwa Isra Miraj.

Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab di masa kesepuluh kenabian.

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Mekkah menuju ke Baitul Maqdis atau
Masjidil Aqsa di Palestina.

Sementara itu, Miraj adalah perjalanan Nabi diangkat menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, dan
bertemu dengan Allah SWT.

Masih dalam peristiwa naiknya Nabi Muhammad menuju langit ketujuh inilah, ia mendapat perintah
salat dari Allah SWT.

Perintah tersebut adalah umat Nabi Muhammad diperintahkan untuk beribadah salat sebanyak 50
kali dalam sehari. Nabi Muhammad pun menerima perintah tersebut. Lalu, bersamaan dengan
turunnya Jibril dari Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad juga ikut turun dan bertemu dengan Nabi
Musa.

Nabi Musa kemudian menyampaikan bahwa umatnya tidak akan sanggup menjalankan salat
sebanyak 50 kali dalam sehari. Nabi Musa kemudian menyuruh Nabi Muhammad kembali ke Rabb-
Mu untuk meminta keringanan. Nabi Muhammad kemudian diantar kembali oleh Malaikat Jibril
bertemu dengan Allah SWT.
Setelah menyampaikan keinginannya, Allah SWT memberikan keringanan bagi umat Nabi
Muhammad menjadi 5 rakaat

maka dari itu sangat di wajibkan dan solat menjadi pondasi bagi umat islam menuju kehidupan yang
lebih berkah.

Dan di wajibkan bagi seluruh umat manusia untuk menyembah ALLAH tanpa pengecualian
sedikitpun, dan di wajibkan bagi mereka solat 5 waktu pagi, siang dan malam sesuai dengan ayat al
quran. dan haram bagi mereka menyembah selain ALLAH.

‫َو َأِقِم الَّص اَل َة َطَر َفِي الَّنَهاِر َو ُزَلًفا ِم َن الَّلْيِل ۚ ِإَّن اْلَحَس َناِت ُيْذ ِهْبَن الَّسِّيَئاِتۚ َٰذ ِلَك ِذ ْك َر ٰى ِللَّذ اِكِريَن‬
"Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114)

B. ZAKAT

ZAKAT dalam segi istilah adalah kegiatan mengeluarkan harta tertentu dari seseorang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Zakat dari segi bahasa
berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang'. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan
oleh syariat Islam.

Perintah diwajibkannya zakat berawal ketika Rasulullah berada di Makkah. Beliau pertama kali
menerapkan zakat secara lembaga setelah tahun ke-2 Hijriah di Madinah. Zakat yang diwajibkan
pertama kali pada saat itu adalah Zakat Fitrah pada bulan Ramadhan, setelahnya diwajibkan Zakat
Maal pada bulan Syawal yang wajib dibayarkan ketika hartanya telah mencapai nishab (Batas
minimal harta yang wajib dizakati).

banyak sekali manfaat dari zakat tak hanya untuk landasan beribadah kepada allah tetapi juga begitu
banyak manfaat zakat untuk membangun ekonomi dan berkontribusi besar untuk membantu rakyat
kurang mampu.

dan zakat juga sebagai media umat islam membersihkan diri dan mengugur kan dosa yang ada,
seperti yang di jelaskan di kitab al quran

‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َٰو ِلِهْم َصَد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك يِهم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ۖ ِإَّن َص َلٰو َتَك َس َكٌن َّلُهْم ۗ َو ٱُهَّلل َسِم يٌع َع ِليٌم‬

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (At-Taubah:
103).

zakat di bagi menjadi 2 antara lain zakat mal dan zakat fitrah.
**Zakat Mal:**

Zakat Mal adalah jenis zakat yang dikenakan pada harta kekayaan atau harta benda yang dimiliki
oleh seseorang setelah mencapai nisab (ambang batas tertentu). Ini mencakup harta seperti uang,
emas, perak, properti, barang dagangan, dan investasi. Zakat Mal harus dibayarkan setiap tahun
sebagai bagian dari kewajiban keagamaan dalam Islam. Jumlah zakat yang harus dibayar dihitung
sebagai persentase tertentu (biasanya 2,5% atau 1/40) dari nilai total harta yang dimiliki.

**Zakat Fitrah:**

Zakat Fitrah adalah jenis zakat yang dikenakan pada diri seseorang (jiwa) dan digunakan untuk
membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan selama bulan Ramadan. Ini adalah kewajiban bagi
setiap Muslim yang mampu membayar. Zakat Fitrah tidak memiliki nisab (ambang batas) dan
jumlahnya biasanya tetap, yang ditetapkan oleh otoritas keagamaan atau berdasarkan harga
makanan pokok yang umum di daerah tersebut. Zakat Fitrah harus dibayarkan sebelum shalat Idul
Fitri, yang dilakukan pada akhir bulan Ramadan.

Perbedaan utama antara keduanya adalah objeknya: Zakat Mal dikenakan pada harta kekayaan,
sementara Zakat Fitrah dikenakan pada diri seseorang. Selain itu, Zakat Mal memiliki nisab dan
jumlah yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari harta, sedangkan Zakat Fitrah tidak
memiliki nisab dan jumlahnya biasanya tetap.

walau zakat mal dan zakat fitrah adalah satu ibadah, namun zakat mal dan zakat fitrah memiliki
perbedaan yang signifikan.

penjelasan

Zakat Mal dan Zakat Fitrah adalah dua jenis zakat dalam Islam yang memiliki perbedaan signifikan
dalam hal objek, waktu, dan jumlah yang harus dikeluarkan. Berikut penjelasan panjang dan
perbedaannya:

1. Zakat Mal:

- Objek Zakat: Zakat Mal dikenakan pada harta kekayaan atau harta benda yang dimiliki oleh
seseorang setelah mencapai nisab (ambang batas tertentu).

- Nisab: Nisab adalah ambang batas minimum harta yang harus dimiliki oleh seseorang sebelum
mereka wajib membayar Zakat Mal. Nisab ini dapat berbeda untuk emas, perak, uang, dan barang
dagangan.

- Waktu Pembayaran: Zakat Mal bisa dibayarkan kapan saja selama setahun, tetapi biasanya orang
membayarnya pada bulan-bulan tertentu atau saat ada kebutuhan orang yang berhak menerima
zakat.
- Jumlah Zakat: Zakat Mal dihitung sebagai sebagian kecil dari harta yang dimiliki, umumnya sekitar
2,5% (0,025) dari nilai total harta tersebut.

2. Zakat Fitrah:

- Objek Zakat: Zakat Fitrah dikenakan pada diri seseorang (jiwa) dan digunakan untuk
membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan selama bulan Ramadan.

- Nisab: Tidak ada nisab untuk Zakat Fitrah. Setiap Muslim yang mampu membayar harus
melakukannya.

- Waktu Pembayaran: Zakat Fitrah harus dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri, yang dilakukan pada
akhir bulan Ramadan.

- Jumlah Zakat: Zakat Fitrah biasanya memiliki jumlah yang tetap, yang ditetapkan oleh otoritas
keagamaan atau berdasarkan harga makanan pokok yang umum di daerah tersebut. Jumlahnya bisa
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Perbedaan Utama:

- Zakat Mal dikenakan pada harta kekayaan, sedangkan Zakat Fitrah dikenakan pada diri seseorang.

- Zakat Mal memiliki nisab (ambang batas), sedangkan Zakat Fitrah tidak memiliki nisab.

- Waktu pembayaran Zakat Mal bisa kapan saja dalam setahun, sementara Zakat Fitrah harus
dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri.

- Jumlah Zakat Mal dihitung sebagai persentase tertentu dari harta yang dimiliki, sementara Zakat
Fitrah biasanya memiliki jumlah yang tetap.

Penting untuk memahami perbedaan ini agar Anda dapat memenuhi kewajiban zakat dengan benar
sesuai dengan hukum Islam.

C. PUASA

PUASA adalah praktik ibadah dalam agama Islam yang melibatkan menahan diri dari makan, minum,
hubungan suami istri, dan perilaku buruk lainnya dari terbit fajar hingga matahari terbenam selama
bulan Ramadan, yang merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam. Ini adalah salah satu dari
lima rukun Islam dan diwajibkan bagi setiap Muslim yang telah mencapai usia baligh (dewasa) dan
berada dalam kondisi fisik dan mental yang sehat. Puasa memiliki tujuan utama untuk mendekatkan
diri kepada Allah, membersihkan jiwa dan tubuh dari dosa, serta merasakan empati terhadap orang-
orang yang kurang beruntung.

Pertama kali perintah puasa turun dalam agama Islam adalah melalui wahyu Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril (Gabriel) di Gua Hira pada malam Lailat al-Qadr, yang terjadi
selama bulan Ramadan. Inilah awal mula wajibnya puasa dalam Islam. Peristiwa ini dikenal sebagai
**peristiwa pertama wahyu**, dan pada malam itu Nabi Muhammad menerima pesan pertama dari
Allah yang kemudian diturunkan sebagai ayat-ayat Al-Quran. Ini terjadi sekitar tahun 610 Masehi.
Setelah itu, puasa Ramadan menjadi salah satu praktik ibadah utama dalam Islam.

Puasa juga di bagi menjadi 2, bersifat wajib dan bersifat sunnah. dimana puasa wajib sering kali umat
islam jalani setiap tahun pada bulan Ramadhan dan itu bersifat wajib untuk muslimin dan muslimat
yang sudah baligh, ada juga puasa sunnah di antara lain puasa senin Kamis dan puasa Daud yang
sering di kenal khalayak banyak.

Puasa wajib bersifat wajib salah satunya puasa ramadhan, apabila tidak di lakukan akan berdosa
sebagaimana yang sudah di jelaskan dalam al quran.

‫َش ْهُر َر َم َضاَن اَّلِذ ْٓي ُاْنِز َل ِفْيِه اْلُقْر ٰا ُن ُهًدى ِّللَّناِس َو َبِّيٰن ٍت ِّم َن اْلُهٰد ى َو اْلُفْر َقاِۚن َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُهۗ َوَم ْن َك اَن‬
‫َم ِرْيًضا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّياٍم ُاَخ َر ۗ ُيِرْيُد ُهّٰللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُيِرْيُد ِبُك ُم اْلُعْس َر ۖ َوِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َوِلُتَكِّبُروا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا‬
١٨٥ - ‫َهٰد ىُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar
dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (Al
Baqarah : 185)

Beda halnya dengan puasa sunnah contohnya puasa senin Kamis, bila di kerjakan mendapatkan
pahala dan jika tidak, tidak akan mendapatkan dosa dan untuk Dalil puasa Senin Kamis ada dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Siti 'Aisyah r.a, artinya: "Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam
memperbanyak puasa pada hari Senin & Kamis." (HR. Al-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah. Hadits
ini dishahihkan Al-Albani).

D. HAJI

IBADAH HAJI merupakan syariat yang diturunkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Ibadah Haji ialah
rukun Islam yang difardhukan kepada setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk
menunaikannya baik secara fisik maupun materi.
Melansir pada halaman Kemenag, ibadah haji telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim As. Oleh sebab itu,
perjalanan ibadah haji disebut juga perjalanan napak tilas Nabi Ibrahim As. Amalan haji memang
banyak mengikuti apa yang telah dilakukan Ibrahim As dan keluarganya. Kemudian, Allah SWT
memerintahkan Ibrahim As dan putranya Ismail As untuk membangun kembali Ka'bah dan
diperintahkan oleh-Nya kepada Nabi Ibrahim As untuk menyerukan kepada umatnya agar
mengerjakan ibadah haji.

Kemudian, seruan Ibrahim As tersebut diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.
Menurut para ulama, haji diwajibkan pada tahun ke 9 Hijriah. Pada saat itu, untuk pertama kalinya
menunaikan ibadah haji adalah Abu Bakar Siddiq sebagai ketua rombongannya dan pada tahun
berikutnya, Rasulullah SAW melakukan ibadah haji.

Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi orang Islam yang mampu. Sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 97 yang menjelaskan bahwa haji hukumnya wajib untuk
seseorang yang mampu dan dilaksanakan sekali dalam seumur hidupnya.

‫ٌۢت‬
‫ِفيِه َء اَٰي َبِّيَٰن ٌت َّم َقاُم ِإْبَٰر ِهيَم ۖ َوَم ن َد َخ َل ۥُه َك اَن َء اِم ًناۗ َوِهَّلِل َع َلى ٱلَّناِس ِح ُّج ٱْلَبْيِت َمِن ٱْسَتَطاَع ِإَلْيِه َس ِبياًل ۚ َوَم ن َكَفَر َفِإَّن ٱَهَّلل‬
‫َغ ِنٌّى َع ِن ٱْلَٰع َلِم يَن‬

Artinya: "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam." (QS. Ali Imran: 97)

Anda mungkin juga menyukai