Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH BUDAYA HERMINA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Budaya Hermina


Dosen pengampu :

Disusun oleh kelompok 4 :


1. Adinda Nayla (23031001)
2. Afifah riska (23031002)
3. Dea ayu (23031009)
4. Dhera dwi andriani (23031010)
5. Marwah destiani (23031018)
6. Mutya ferlinia (23031020)
7. Thomas soarez (23031033)
INSTITUT KESEHATAN HERMINA
TAHUN AJARAN 2024/2025
TUGAS
Buatkan makalah tantangan apa saja yang dihadapi organisasi berdasarkan perilaku
individu !
Organisasi berkaitan dengan individu karena organisasi terdiri dari individu-individu yang
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Setiap individu membawa dengan
mereka perilaku, keahlian, motivasi, dan preferensi yang berbeda ke dalam lingkungan
kerja. Hubungan antara organisasi dan individu sangat penting karena sangat
menyangkut untuk perkembangan organisasi kedepannya baik dalam perkembangan
interpersonal dan personal tersendiri dan menyangkut Kinerja Organisasi, Budaya
Organisasi, Kepemimpinan dan Manajemen, Dinamika Tim.
Dengan demikian, hubungan antara organisasi dan individu sangat kompleks dan saling
terkait, dan pemahaman yang baik tentang perilaku individu dalam konteks organisasi
adalah kunci untuk keberhasilan organisasi secara keseluruhan. dan di bawah ini adalah
beberapa macam tantangan yang akan di hadapi organisasi berdasarkan perilaku
individu:

1. Konflik Interpersonal: Konflik ini dapat muncul dari perbedaan nilai, sikap, atau
kepentingan antar individu di dalam organisasi. Misalnya, perbedaan pendekatan dalam
menyelesaikan tugas atau pandangan yang bertentangan terhadap situasi tertentu.
Contoh: Misalnya, konflik antara dua karyawan karena perbedaan pendekatan dalam
menyelesaikan proyek tertentu. Salah satu karyawan mungkin lebih suka pendekatan
yang langsung dan cepat, sementara yang lain lebih suka merencanakan setiap langkah
dengan cermat.

2. Ketidakbersediaan untuk Bertanggung Jawab: Beberapa karyawan mungkin


cenderung menolak untuk mengakui kesalahan atau mengambil tanggung jawab atas
kinerja mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakpastian atau
ketakutan akan konsekuensi negatif.
Contoh: Seorang karyawan mungkin menolak untuk mengakui kesalahannya dalam
kesalahan yang terjadi dalam proyek tim, bahkan jika bukti menunjukkan sebaliknya.
Alih-alih, dia mencoba menyalahkan faktor lain seperti kurangnya dukungan dari rekan-
rekannya.
3. Kurangnya Motivasi atau Keterlibatan: Karyawan yang kurang termotivasi atau
terlibat dalam pekerjaan mereka cenderung menunjukkan kinerja yang rendah. Faktor
yang mempengaruhi motivasi bisa beragam, mulai dari kebosanan pekerjaan,
kurangnya penghargaan, hingga perasaan tidak diakui.
Contoh: Seorang karyawan yang merasa kurang dihargai atau tidak memiliki jalan karier
yang jelas mungkin menunjukkan kurangnya motivasi dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik.

4. Perilaku Pasif-Agresif: Perilaku ini seringkali sulit dideteksi secara langsung tetapi
dapat merusak hubungan dan atmosfer kerja. Contoh inklusifnya adalah menunda-
nunda tugas, membalas dendam secara tidak langsung, atau menunjukkan
ketidaksetujuan dengan cara yang tidak langsung.
Contoh: Sebagai contoh, ketika seorang karyawan diminta untuk melakukan tugas
tertentu oleh atasan, dia menyetujuinya, tetapi pada kenyataannya dia menunda-nunda
pelaksanaannya atau melakukannya dengan tidak semangat.

5. Resistensi terhadap Perubahan: Meskipun perubahan adalah bagian alami dari


pertumbuhan organisasi, tidak semua individu meresponsnya dengan baik. Resistensi
terhadap perubahan bisa disebabkan oleh ketidakpastian, kekhawatiran akan
kehilangan pekerjaan, atau ketidaknyamanan dengan hal baru.
Contoh: Misalnya, ketika sebuah organisasi mengimplementasikan sistem manajemen
baru, beberapa karyawan mungkin menolak untuk menggunakan sistem baru tersebut
dan lebih memilih cara lama yang sudah dikuasai.

6. Kurangnya Komunikasi Efektif: Komunikasi yang buruk atau kurangnya komunikasi


bisa menyebabkan kesalahpahaman, konflik, dan kebingungan di antara anggota tim
atau departemen. Ini dapat terjadi karena perbedaan gaya komunikasi, kurangnya
transparansi, atau ketidakmampuan untuk mendengarkan dengan baik.
Contoh: Sebagai contoh, tim proyek yang tidak melakukan pertemuan rutin atau berbagi
informasi secara terbuka dan jujur bisa mengalami kesalahpahaman yang mengganggu
kemajuan proyek.
7. Perbedaan Persepsi: Meskipun tugas yang diberikan serupa, persepsi tentang apa
yang diharapkan dari tugas tersebut bisa bervariasi di antara individu. Perbedaan ini
bisa timbul dari pengalaman kerja sebelumnya, pendidikan, atau interpretasi yang
berbeda terhadap arahan yang diberikan.
Contoh: Seorang manajer mungkin memiliki harapan yang jelas tentang kualitas
pekerjaan yang dihasilkan oleh timnya, tetapi anggota tim memiliki interpretasi yang
berbeda tentang apa yang diharapkan, yang menyebabkan ketidakcocokan dalam
ekspektasi.

8. Konflik Kepentingan: Ketika individu memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan


dengan kepentingan organisasi, ini dapat menghasilkan konflik internal. Misalnya,
seorang karyawan mungkin menghadapi konflik kepentingan antara mencari kenaikan
gaji pribadi dan menaati kebijakan organisasi.
Contoh: Misalnya, seorang manajer yang memiliki saham dalam perusahaan lain
mungkin memiliki kepentingan pribadi dalam mempromosikan produk atau layanan dari
perusahaan tersebut, yang bertentangan dengan kepentingan organisasi tempat dia
bekerja.

9. Perilaku Merugikan: Perilaku merugikan seperti sabotase atau kecurangan dapat


menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman dan merusak kepercayaan antar rekan
kerja. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakpuasan, kecemburuan, atau kurangnya rasa
tanggung jawab.
Contoh: Sebagai contoh, seorang karyawan yang tidak puas dengan manajemen
organisasi mungkin melakukan tindakan sabotase terhadap proyek tertentu atau
menyebarkan gosip yang merugikan.

10. Manajemen Keberagaman: Memanfaatkan keberagaman individu untuk keuntungan


organisasi merupakan tantangan tersendiri. Ini melibatkan pengelolaan konflik budaya,
penyesuaian gaya kepemimpinan, dan pembangunan kesadaran akan keberagaman
untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan produktif.
Contoh: Misalnya, dalam tim yang terdiri dari anggota dengan latar belakang budaya
yang beragam, manajer harus memastikan bahwa semua anggota merasa dihargai dan
didukung, tanpa adanya diskriminasi atau penyeleksian yang tidak adil berdasarkan
keberagaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai