Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Dinamika Perilaku Organisasi

Kelompok 4 :

1. Estevanada Della Bolendae C201 23 036


2. Amarra Natalia Mardika C201 23 042
3. Moh. Alif Rahman C201 23 048
4. Zefanya C201 23054
5. Zahwa Amelia Putri C201 23 060

Dosen Pengampu :

Farid S.E., M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2023

i
Kata Penghantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan Berkah-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Dinamika Perilaku”. Makalah ini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi bagi Mahasiswa Tadulako dinamika
perilaku Dinamiki perilaku yang dihadapi organisasi. Namun, demikian kami selaku
penyusun menyadari bahwa materi yang kami sajikan masih perlu terus disempurnakan dan
dikembangkan sehingga setiap saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi
kemajuan ilmu pengetahuan di kampus Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih Bapak Farid S.E.,M.M
selaku dosen pengampuh mata kuliah Manajemen, Prodi Manajemen Universitas Tadulako.
Atas pemberian tugas dan pemberian motivasi nya sehingga kami dapat menyelesaikan
dalam pemberian tugas sebagai penunjang bagi penyusun untuk terus berkipah di dunia
Pendidikan.

Terkhususnya dalam partisipasi anggota kelompok dan antusiasnya dalam


menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang telah di susun ini
bisa memberikan sumbangsi untuk menambah pengetahuan pembaca, dan akhir kata dalam
rangka perbaikan selanjutnya, kami sebagai pembuat makalah akan terbuka terhadap saran
dan masukan dari semua pihak karena kami menyadari makalah yang telah di susun ini
memiliki banyak kekurangan.

Palu, November 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Penghantar......................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................iii

Bab I .......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................1

Bab II.......................................................................................................2

2.1 Sikap..................................................................................................2

2.2 Persepsi..............................................................................................3

2.3 Kepribadian dan Perilaku..................................................................5

2.4 Pembelajaran.....................................................................................8

2.5 Manajemen Stres...............................................................................8

Bab III.....................................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................10

3.2 Saran .................................................................................................10

Daftar Pustaka.........................................................................................1

iii
BAB I

1. 1 Latar Belakang
Perilaku organisasi adalah bidang interdisipliner yang didedikasikan untuk
pembelajaran sikap, perilaku, dan kinerja manusia dalam sebuah organisasi. Konsep
dan prinsip perilaku organisasi adalah hal yang penting bagi menejer karena manajer
akan mengambil keputusan yang mengontrol bagaimana organisasi mendapatkan dan
menggunakan sumber daya. Keyakinan dan perasaan tentang dirinya, rekan kerja, dan
organisasi akan membentuk apa yang mereka lakukan dan seberapa baik mereka
melakukannya.
Perilaku manusia senantiasa berubah hal ini terjadi akibat faktor kematangan
dari peristiwa dan pengalaman yang dialami suatu individu. Perubahan tersebut
menunjukkan adanya dinamika perilaku yang dialami Perusahaan. Tidak jarang
dinamika ini menimbulkan tantangan dan problematika di organisasi yang tentunya
harus diselesaikan, sehingga hal inilah yang menjadi urgensi pembelajaran mengenai
dinamika perilaku organisasi.
1. 2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sikap ?
2. Apa yang dimaksud dengan persepsi?
3. Apa yang dimaksud dengan kepribadian dan perilaku?
4. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran?
5. Apa itu manajemen stress?
1. 3 Tujuan
1. Menjelasakan hubungan sikap dengan kepribadian, persepsi dan perilaku
2. Mengidentifikasikan ciri-ciri utama dan pengaruh keperibadian
3. Mendefinisikan empat komponen kecerdasan dan gaya belajar individu
4. Memahami dampak stress dan cara mengelolah stres

1
BAB II
2. 1 Sikap
Jika didefinisikan secara formal, sikap (attitude) adalah evaluasi baik positif
atau negatif yang memberi kecenderungan pada seseorang untuk bertindak dengan
cara tertentu. Memahami sikap pegawai adalah hal penting bagi manajer karena
sikap dapat menentukan bagi orang-orang menafsirkan lingkungan kerja mereka,
berinteraksi dengan yang lain, dan berperilaku dalam bekerja. Manejer berusaha
keras untuk mengembangkan dan memperkuat sikap positif diantara semua
pegawai, karena orang-orang yang bahagia dan positif adalah orang-orang yang
lebih sehat dan produktif.
1. Unsur-unsur Penyusun Sikap
Satu langkah penting bagi manajer adalah megenali dan memahami unsur-
unsur yang menyusun suatu sikap, yang penting ketika ia coba mengubah sikap
tersebut. Ilmuwan perilaku menyatakan bahwa sikap terdiri atas tiga unsur, yaitu :
a) Unsur kognitif (pemikiran) adalah keyakinan, opini, dan informasi yang
dimiliki seseorang tentang objek dari sikapnya.
b) Unsur afektif (perasaan) adalah emosi atau perasaan seseorang terhadap objek
dari sikapnya, seperti benci atau suka pada pekerjaan.
c) Unsur perilaku adalah seseorang berperilaku terhadap objek dari sikapnya
dalam cara tertentu.
Untuk mengubah sikap para pegawainya, manajer dapat mempertimbangkan
untuk memberikan pendidikan pada pegawai mengenai area-area dimana mereka
dapat melakukan pengambilan Keputusan dengan baik, membangun antusiasme
para pegawai, atau cukup dengan bersikeras bahwa para pegawai harus melakukan
pengambilan Keputusan sendiri dengan harapan setelah mengalami kelebihan dalam
memegang wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan, para pegawai
tersebut akan mulai menyukai tanggung jawab tersebut.
2. Sikap Kerja Yang Berkinerja Tinggi
Dua sikap yang berhubungan dengan penciptaan kinerja tinggi adalah
kepuasan terhadap pekerjaan seseorang dan komitmen pada perusahaan. Kepuasan

2
Kerja ialah dimana pegawai bekerja sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
mereka, ketika kondisi kerja dan penghargaan. Kepuasan kerja dapat membuat
pegawai bekerja lebih baik. Manajer mengandalkan kepuasan kerja untuk menjaga
motivasi dan antusiasme tetap tinggi.
Komitmen Pada Organisasi adalah kesetiaan dari keterikatan
pegawai pada organisasi. Keuntungan komitmen tersebut diantaranya adalah
perpindahan karyawan yang rendah serta kerelaan pegawai untuk melakukan tugas
yang lebih dari pekerjaan dasar yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Konflik Diantara Sikap
Terkadang seseorang mengetahui sendiri bahwa sikap-sikapnya saling
bertentangan satu sama lain, atau bahwa sikap-sikapnya tidak tercermin dalam
perilaku. Misalnya, Jika seorang pegawai bekerja secara rutin pada malam hari dan
di akhir pekan, waktu dan dedikasinya pada pkerjaan dapat menciptakan
ketidaknyamanan psikolgis yang menyebabkan ketidakkonsistenan dalam sikap
perilaku mereka.
Dalam kasus kerja lembur, orang-orang yang dapat mengontrol jam
kerja mereka dapat mengatur tangung jawabnya kembali sehingga mereka memiliki
waktu untuk bekerja juga bersama keluarga. Sebaliknya, mereka yang tidak dapat
mengatur beban kerja malah dapat menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan
pada majikan, dan mengurangi komitmen mereka terhadap orgaisasi
2. 2 Persepsi
Persepsi merupakan proses kognitif yang digunakan seseorang untuk
memahami lingkungan dengan menyeleksi, mengatur dan menafsirkan informasi
dari lingkungannya. Oleh karena adanya perbedaan pada sikap, kepribadian,nilai
dan kepentingan individu, setiap orang sering kali melihat sesuatu hal yang sama
dengan cara berbeda beda. persepsi dianggap sebagai proses yang bertahap, tahapan
nya antara lain:mengamati informasi melalui alat indera, kemudian menyerap
informasi tersebut dan menyeleksi yang akan di proses dan terakhir mengatur data
yang diseleksi menjadi pola pola yang akan di tafsirkan dan di beri respons.
3. 1 Selektivitas Perseptual

3
Selektivitas Perseptual merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk menyaring dan memilah berbagai objek dan stimulus yang bersaing
untuk merebut perhatian mereka sesuai dengan stimulus seperti kebutuhan, sikap,
nilai-nilai dan kepribadian mereka. misalnya pegawai membutuhkan feedback
positif agar merasa bangga pada diri mereka dan mereka akan mendengar
pernyataan positif dari supervisor. karakteristik stimulus juga berpengaruh pada
selektivitas perseptual. orang-orang cenderung lebih memperhatikan stimulus yang
menonjol dan familiar, contohnya suara keras di tempat sunyi, mendengar suara
yang mereka kenal di keramaian.
3. 2 Distorsi Perseptual
Distorsi Perseptual merupakan alat dalam penilaian perseptual yang muncul
akibat kekeliruan dalam bagian proses perseptual tertentu. Distorsi perseptual
memiliki beberapa jenis, yaitu
1. Stereotip, yaitu suatu prasangka yang didasarkan pada penilaian atau anggapan
berdasarkan karakteristik perilaku orang lain meliputi ras, jenis kelamin, suku
bangsa, dan keterampilan komunikasi yang dimiliki seseorang atau kelompok
sosial. Contohnya perempuan mungkin dianggap kurang kompeten
dibandingkan laki-laki di tempat kerja.
2. Halo efek, timbul ketika persepsi mengambil kesan keseluruhan terhadap
seseorang atau sebuah situasi berdasarkan satu karakteristik, dengan kata lain
halo efek membuat persepsi buta terhadap karakteristik lain yang semestinya
digunakan untuk mendapatkan penilaian yang lebih lengkap.
3. Proyeksi ialah kecenderungan persepsi untuk melihat karakter mereka sendiri
dalam diri orang lain, artinya mereka memproyeksikan kebutuhan, perasaan,
nilai dan sikap mereka sendiri dalam penilaian mereka terhadap orang lain
4. Pertahanan Perseptual ialah kecenderungan persepsi melindungi mereka dari
ide-ide,objek-objek atau orang-orang yang mengancam.
3. 3 Pengatributan
Pengatributan adalah penyebab seseorang berperilaku tertentu. Pengatributan
Internal mengatakan bahwa karaterisitik orang itulah yang menyebabkan

4
perilakunya. Pengatributan Eksternal mengatakan bahwa sesuatu tentang situasilah
yang menyebabkan perilaku orang itu. Para ahli ilmu sosial telah mempelajari
pengatributan yang dilakukan oleh orang-orang dan mengenali tiga faktor yang
menentukan apakah suatu pengatributan bersifat eksternal atau internal, yaitu :
kejelasan, konsistensi, dan consensus
Seseorang yang mengamati bahwa orang lain menangani situasi yang sama
dengan perilaku serupa kemungkinan besar akan melakukan pengatributan
eksternal. Artinya, kelihatannya situasi tersebut menghasilkan jenis perilaku yang
tengah diamati. Saat mengevaluasi orang lain, kita cenderung meremehkan
pengaruh faktor- faktor eksternal dan terlalu mementingkan pengaruh faktor-faktor
internal. Kecenderungan ini disebut pengatributan dasar (fundamental attribution
error). Bias Kepentingan Sendiri ( self-serving bias ) Berarti bahwa orang terlalu
membanggakan diri atas hal-hal baik yang mereka kerjakan dan terlalu
mempersalahkan kekuatan-kekuatan eksternal saat mereka gagal.
2. 3 Kepribadian dan Perilaku

Kepribadian (personality) seseorang adalah serangkaian karakteristik yang


mendasar pola perilaku yang relatif stabil dalam merespons ide-ide, objek-objek, atau
orang-orang di lingkungan. Biasanya orang memandang kepribadian melalui karakteristik
kepribadian yang ditampilkan seseorang secara konsisten. lima dimensi umum yang
menggambarkan kepribadian yang disebut faktor-faktor kepribadian “lima besar”
menggambarkan sifat berikut :

1. Sifat ekstrovert. sejauh mana seseorang bersikap supel, ramah, asertif dan merasa
nyaman dengan hubungan interpersonal.
2. Sifat Keramahan. Sejauh mana seseorang dapat bergaul dengan orang lain dengan
berperangai baik, disukai ,kooperatif memaafkan, memahami dan mempercayai.
3. Sifat Kehati-hatian. Sejauh mana seorang fokus terhadap sejumlah tujuan,
sehingga berperilaku secara bertanggung jawab, dapat diandalkan gigih, dan
berorientasi prestasi.

5
4. Stabilitas emosional. sejauh mana seseorang bersikap tenang, antusias dan percaya
diri, kebalikan dengan bersikap tegang, tertekan, murung atau gelisah.
5. Sikap terbuka terhadap pengalaman. Sejauh mana seseorang memiliki minat yang
luas dan imajinatif, kreatif peka terhadap seni, dan bersedia mempertimbangkan
ide-ide baru.

Kepribadian erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Secara keseluruhan,


kecerdasan emosional menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
dalam dunia kerja. Kecerdasan emosional(EQ) mencakup empat unsur dasar yaitu:

1. Kesadaran diri. Unsur ini merupakan dasar bagi semua unsur lain, Kesadaran diri
yang tinggi berarti kemampuanmenilai kelebihan dan kekurangan diri serta
memiliki kepercayaan diri yang sehat.
2. Manajemen diri. Kemampuan untuk mengendalikan emosi yang meluap dan
merusak serta menyeimbangkan suasana hati.
3. Kesadaran sosial. Kemampuan memahami orang lain dan menunjukkan empati,
yang berarti mampu mengetahui perasaan orang lain tanpa mereka harus
mengatakannya.
4. Manajemen hubungan. Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain,
membina hubungan yang positif, merespons emosi orang lain dan memengaruhi
orang lain.

Kepribadian seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sehubungan


pekerjaannya sebagai manajer, harus bisa mengelola orang-orang dengan karakteristik
kepribadian. Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang akan dihadapi manajer:

a) Sih penjinak Singa. Orang-orang ini sangat independen dan senang


memegang kontrol.
b) Badut. Badut cenderung suka terlalu sering bermain-main, serta
mengganggu pekerjaan orang lain. Kunci untuk membuat orang jenis ini produktif
adalah dengan menjaganya agar tetap fokus.

6
c) Performer sampingan. Mereka mempunyai kekuatan dan keahlian
unik, tetapi cenderung kewalahan jika harus mengerjakan proyek yang besar.

Perbedaan di tempat kerja harus dapat menciptakan lingkungan yang inovatif, tetapi
juga lingkungan yang menimbulkan stres pertentangan, dan perasaan tidak enak.jenis
kepribadian tersebut dapat di atasi dengan beberapa hal berikut ini :

1. Pahami kepribadian cara merespon. Menghindari kebiasaan menilai


seseorang tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang orang tersebut. karena
setiap orang memiliki banyak aspek akan kepribadiannya.
2. Perlakukan setiap orang dengan rasa hormat. Semua orang suka
diterima dan diapresiasikan atas diri mereka. Bertindak profesional dan simpan
frustasi dan sakit hati untuk diri sendiri agar mencapai tujuan tersebut.
3. Saat menjadi pemimpin, pastikan bahwa setiap orang memiliki
kesempatan yang setara dalam berpartisipasi. Jangan biarkan anggota tim keluar
mendominasi suasana.
4. Menoleransi perilaku orang lain. Tidak peduli seperti apa
kepribadian mereka, orang-orang biasanya berperilaku dengan pola yang normal di
lingkungannya.
2.4 Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah perubahan yang terjadi dalam perilaku atau
kinerja yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Setiap orang belajar dengan cara
yang berbeda.
Proses Pembelajaran memiliki siklus yang terdiri atas empat Langkah, yaitu :
1. pengalaman nyata
2. pengamatan reflektif
3. konseptualisasi abstrak
4. eksperimentasi aktif

Jenis Gaya belajar dan Kemampuan Belajar yang Dominan, serta pekerjaan
yang cocok berdasarkan gaya belajar, ada pun gaya belajar terbagi atas:

7
1. Diverger: Pengalaman nyata dan Pengamatan reflektif baik dibidang
manajemen SDM, konseling, dan pengembangan organisasi
2. Assimilator: Konseptualisasi abstrak dan Pengamatan reflektif baik
dibidang penelitian dan perencanaan strategi
3. Converger: konseptualisasi abstrak dan Eksperimentasi aktif baik
dibidang teknis
4. Accommodator: Pengalaman nyata dan Eksperimentasi aktif baik
dibidang pemasaran dan penjualan
3.4 Manajemen Stres
Definisi secara formal, Stres (stress) adalah respon psikologis dan
emosional dari seorang individu terhadap pemicu eksternal yang memberikan
tuntutan fisik atau psikologis pada individu tersebut dan menciptakan ketidakpastian
serta kurangnya control diri ketika hasil yang penting dipertaruhkan. Pemicu stres
disebut stresor, menghasilkan kombinasi frustasi dan kegelisahan sehingga
menggangu produktivitas. Ketika tingkat stres lebih rendah dari sumber daya
seseorang pegawai dalam mengatasi stres tersebut, maka stres akan menjadi tekanan
positif yang dapat mendorong perubahan dan pencapaian yang dikehendaki.
Namun, jika tingkat stres terlalu tinggi dibanding sumber daya untuk mengatasinya
dapat memberikan dampak negative bagi pegawai seperti presenteeism, dan
penyakit fisik.
Adapun pola perilaku seseorang dapat berhubungan dengan kemampuan
mereka menghadapi stres. Pola perilaku tersebut, yaitu :
1. Perilaku Tipe-A : bersifat sangat kompetitif, tidak sabaran, agresif, kesetiaan
dalam pekerjaan,berenergi tinggi, dan abisius terhadap kekuasaan. Biasanya
Ketika stresor datang, tipe A cenderung lebih stres.
2. Perilaku Tipe-B : memiliki gaya hidup tenang dan seimbang, tidak terburu-
buru sehingga sistem tubuh lebih rileks. Tipe-B, Ketika berhadapan dengan
stresor cenderung tidak mudah stres.

8
Stres tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, secara umum
faktor pernyebab stres ditempat kerja terbagi atas dua, yaitu :

1. Tuntutan Pekerjaan : faktor pembuat stres yang disebabkan dari tugas yang
harus dikerjakan oleh seseorang yang memegang pekerjaan tertentu.
Biasanya disebabkan oleh pengambilan keputusan dengan ambiguitas peran
yang tinggi. Contohnya dokter di Unit gawat darurat yang harus mengambil
keputusan mengenai hidup dan mati pasien dengan informasi yang terbatas.
2. Tuntutan intrapersonal : faktor penyebab stres yang di sebabkan oleh
hubungan-hubungan di organisasi. Pada beberapa kasus relasi di organisasi
dapat meringankan pekerjaan, namun tidak jarang menimbulkan konflik
yang menjadi penyebab stres. Contohnya Manajer yang ingin memberikan
ruang ke bawahan untuk berinovasi namun juga dituntut oleh pihak eksekutif
untuk menjaga konsistensi yang tidak memberikan ruang untuk berinovasi.

Stres yang berlebih ditempat kerja harus diatasi agar tidak menganggu
produktifitas karyawan. Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mencegah stress di tempat kerja, yaitu :

1. Menyediakan ruang sunyi dimana karyawan dapat beristirahat kapanpun


mereka mau agar dapat kembali berenergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
2. Penyediaan program Kesehatan yang memberikan akses konsultasi dan
fasilitas Kesehatan agar karyawan dapat memiliki tubuh dan jiwa yang sehat
untuk menekan tingkat stres.
3. Program pelatihan dan konferensi dapat membantu karyawan untuk
mengidentifikasikan dan mengajari mereka mekanisme menghadapi stres
4. Intervensi manajer, manajer dapat menjadi support system karyawan seperti
jika ada karyawan yang overworking, manajer dapat mengambil sedikit
pekerjaan untuk meringankan beban.
5. Inisiatif work-life balance dinaman menyediakan pilihan kerja yang fleksibel
seperti flextime, jam kerja fleksibel, atau keuntungan lainnya seperti tempat
pengasuhan anak, pusat kebugaran, dan lainnya.

9
BAB III

3.1 Kesimpulan
Dinamika perilaku organisasi adalah gejolak yang dialami
Perusahaan yang sangat berpengaruh dalam lingkungan pekerjaan yang
disebabkan oleh perilaku pihak-pihak dalam organisasi yang meliputi sikap,
kepribadian, dan perspektif dari pihak tersebut. Adapun semua pihak akan
berkembang lewat pembelajaran yang didapatkan di dunia kerja lewat
berbagai peristiwa yang ada. Dinamika yang ada ini kerap menimbulkan
stress yang dapat menggangu kinerja pegawai sehingga diperlukan
manajemen stres untuk menjaga kestabilan perilaku pegawai.
3.2 Saran
Dinamika perilaku sering kali menyebabkan konflik ditengah dunia
kerja sehingga manajer harusnya lebih aktif untuk mengatasi konflik yang
ada di dunia kerja, dan manajer harus memberikan pekerjaan yang sesuai
agar pegawai mendapat work-life balance sehingga pekerjaan lebih
produktif

10
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono B. Yohanes.2016. Persepsi Tentang Metode Service Learning,


Konsep diri dan Perilaku Prososial Mahasiswa

Daft, Richard L. Tita Maria kanita. Jakarta: Salemba Empat, 2010: Era
Baru Manajemen buku 2, edisi 9

Anda mungkin juga menyukai