Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Perilaku Organisasi
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Sikap
dan Kepuasan Kerja”.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, sikap dan kepuasan
kerja menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan
di suatu organisasi. Sikap merupakan cara pandang atau perilaku seseorang terhadap
pekerjaannya, sedangkan kepuasan kerja merupakan tingkat kebahagiaan atau
kepuasan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaannya.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang pentingnya sikap dan
kepuasan kerja dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.
Selain itu, juga akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan kepuasan
kerja, serta strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan sikap
dan kepuasan kerja karyawan.Melalui pemahaman yang mendalam tentang sikap dan
kepuasan kerja, diharapkan dapat membantu organisasi dalam menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan harmonis, sehingga dapat meningkatkan
kinerja dan hasil kerja karyawan secara keseluruhan.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal
pengawasan,organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan
hubungannya denganperilaku. Adakah kepuasan atau ketidak puasan karyawan
dengan pengaruh pekerjaandi tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah
penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian
menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta
antara sikap dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap
kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimilikioleh karyawan tentang
aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada tiga sikap yaitu,kepuasan kerja,
keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional.
4
Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak
puasdengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen
pekerjaanyang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara
para pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa
mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak
persentasinya lebar, tetapilebih banyak individu melaporkan bahwa mereka
merasa puas dibandingkan tidak puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan
kerja & dari segi kepuasan kerja kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan,
pengawasan, dan rekan kerja, menikmati kerja itu sendiri hampir selalu
merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkatkepuasan kerja yang
tinggi secara keseluruhan.
B. Pokok Bahasan
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
e. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan
hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
6
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian tentang sikap, tetapi
berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Para peneliti telah berasumsi bahwa sikap mempunyai tiga komponen yang
sangat berkaitan, yaitu:
1
Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2012),
hlm. 92.
7
umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek
tertentu.
2. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya.3
3
Ibid., hlm. 107
8
individu yang miskin yang hidupya di bawah garis kemiskinan, atau yang
hidup di negara-negara miskin, upah sangat berhubungan dengan kepuasan
kerja dan kebahagiaan secara keseluruhan. Tetapi setelah seorang individu
mencapai satu tingkat kehidupan yang nyaman (di AS sekitar $40.000 per
tahun) hubungan tersebut sebenarnya menghilang. Dengan kata lain individu
yang mendapat $80.000, rata-rata tidak lebih bahagia dengan pekerjaan
mereka bila dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan bayaran
mendekati $40.000. Seorang peneliti tidak dapat menemukan perbedaan
yang signifikan ketika ia membandingkan kesejahteraan orang-orang paling
kaya dalam daftar Forbes 400 dengan para peternak Maasai di Afrika Timur.
B. Komponen Sikap
Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen
yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan.Komponen kognitif
merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap
obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui
proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan
diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam
otak manusia. Nilai - nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan
sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif
dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat dikatakan
sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan
dengan hasil penilaiannya. Sedang komponen kecenderungan bertindak
berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai
dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek
atau subjek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari
tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak
setuju terhadap objek atau subjek.
9
Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Komponen kognitif,
afektif, dan kecenderungan bertindak menumbuhkan sikap individu. Dari
manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap
dalam ikatan satu sistem. Sikap individu sangat erat kaitannya dengan
perilaku mereka. Jika faktor sikap telah mempengaruhi ataupun
menumbuhkan sikap seseorang, maka antara sikap dan perilaku adalah
konsisten, sebagaimana yang dikemukakan oleh Krech dan Ballacy, Morgan
King, dan Howard.
Sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap individu dan sikap sosial.
Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang
terhadap objek sosial, dan biasanya dinyatakan oleh sekelompok orang atau
masyarakat. Sedang sikap individu, adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan
oleh seseorang. Sikap seseorang pada akhirnya dapat membentuk sikap sosial,
manakala ada seragaman sikap terhadap suatu objek. Sejalan dengan
pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa:
4) sikap dapat berhubungan dengan satu objek, tetapi dapat pula berhubungan
dengan sederet obyek sejenis,
5) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi. 4
4
Suharyati, Y. (2009). Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Jurnal region,hal.156
10
C. Upaya Meraih Kepuasan Kerja
Berdasarkan perspektif perilaku sosial, kepuasan kerja dipengaruhi oleh
atasan-bawa faktor lingkungan eksternal dan internal individu seperti pikiran
dan emosi. Faktor lingkungan eksternal meliputi gaji, kondisi kerja, kebijakan
dan administrasi, pengawasan, teknis, hubungan antar pribadi penyelia,
prestasi, pengakuan (apresiasi), penghargaan, promosi pangkat, pekerjaan itu
sendiri, tanggungjawab, komunikasi dan informasi.5 Sedangkan faktor
internal/individu berkaitan dengan persepsi dan emosi.Setidaknya ada dua
klasifikasi sebagaimana dikatakan oleh yakni faktor hygien atau penyebab
ketidakpuasan dan faktor motivator sebagai penyebab kepuasan.
5
Wiliandari, Y. (2015). Kepuasan kerja karyawan. Society, 6(2), 81-95.
11
Kepuasan kerja pegawai akan muncul apabila faktor-faktor pengganggu
atau penghambat seperti karakter perkerjaan, teman sejawat, kondisi kerja,
gaji, upah, promosi, kepemimpinan, dan keadilan atas hak-hak pegawai bisa
terpenuhi sesuai dengan harapan (ekspektasi). Semua pegawai yang bekerja
dalam suatu organisasi, pada umumnya akan mengalami proses rekruitmen,
seleksi, penempatan, dan peningkatan karir sesuai jalur yang telah
diprogramkan. Dalam proses seleksi inilah pegawai yang diterima biasanya
menginginkan jenjang karir yang tinggi, sistem penggajian yang adil
(Stringer, Didham, & Theivananthampillai, 2011) dan perlakuan pimpinan
yang manusiawi merupakan harapan selama bekerja.
12
Judge, 2013). Dalam situasi tertentu kondisi kerja yang terlaludingin, terlalu
panas, terlalu ramai, terlalu sepi, terlalu gelap, dan terlalu terang bisa
menimbulkan konflik antar pegawai yang menyebabkan ketidakpuasan dalam
bekerja.
6
M. As’ad,Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 105.
13
lebih besardaripada yang diinginkan, maka akan menjadi lebih puas lagi
walaupun terdapatdiscrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif.
Sebaliknya semakin jauh kenyataan yang dirasakan itu dibawah standar
minimum sehingga menjadinegative discrepancy, maka makin besar pula
ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.
7
Ibid, h. 105.
8
Sunarta, S. (2019). Pentingnya kepuasan kerja. Efisiensi: Kajian Ilmu Administrasi, 16(2), 63-75.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam
menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya sedangkan
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Secara
umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: kognitif,
afektif, dan kecenderungan tindakan. Adapun upaya meraih kepusasan kerja
Berdasarkan perspektif perilaku sosial, kepuasan kerja dipengaruhi oleh atasan-
bawa faktor lingkungan eksternal dan internal individu seperti pikiran dan emosi.
Faktor lingkungan eksternal meliputi gaji, kondisi kerja, kebijakan dan
administrasi, pengawasan, teknis, hubungan antar pribadi penyelia, prestasi,
pengakuan (apresiasi), penghargaan, promosi pangkat, pekerjaan itu sendiri,
tanggungjawab, komunikasi dan informasi dan teori kepuasan kerja meliputi,
Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori Dua Faktor Herzberg.
B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan
jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sini agar
tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Suharyati, Y. (2009). Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Jurnal
region, 1(3)
16