KEPUASAN KERJA
Dosen : Ibu Hani Arie Rachmanie, S.Pd, M.Pd
NIDN : 0401018013
Disusun Oleh :
Kelompok 3 Materi Ke - 5
1. Fadhel Mochammad Al Amin (12212210002)
2. Sinta Nur Wahidah (12212210003)
3. Feni Ajeng Lestari (12212210012)
4. Nurul Zahroh (12212210018)
5. Milna Jingga Sari (12222310002)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan ramhat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Prilaku Organisasi , dengan judul “Pengertian
Sikap, Dimensi Sikap, Sikap Kerja dan Kepuasan Kerja”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4
A. SIKAP.......................................................................................................4
1.1 Pengertian Sikap.......................................................................................4
2.1 Komponen-Komponen Sikap...................................................................4
3.1 Fungsi Sikap.............................................................................................5
4.1 Faktor Pembentuk Sikap..........................................................................6
5.1 Cara Mengubah Sikap..............................................................................7
6.1 Aspek-aspek Sikap...................................................................................8
B. DIMENSI SIKAP......................................................................................9
1.1 Pengertian Dimensi Sikap........................................................................9
2.1 Macam-macam Dimensi Sikap................................................................9
3.1 Karakteristik Dimensi Sikap....................................................................10
C. SIKAP KERJA..........................................................................................12
1.1 Pengertian Sikap Kerja.............................................................................12
2.1 Faktor-faktor Sikap Kerja........................................................................13
3.1 Macam-macam Sikap Kerja.....................................................................14
4.1 Indikator-indikator Sikap Kerja...............................................................15
5.1 Contoh Sikap Kerja..................................................................................15
D. KEPUASAN KERJA................................................................................16
1.1 Pengertian Kepuasan Kerja......................................................................16
2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja................................17
iii
3.1 Aspek-aspek Kepuasan Kerja..................................................................22
4.1 Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kepuasan Kerja Tinggi...........................23
5.1 Hubungan Sikap dan Kepuasan Kerja......................................................23
BAB III PENUTUP....................................................................................................25
1.1 Kesimpulan..............................................................................................25
2.1 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
termasuk pengembangan model-model yang lebih kompleks dan identifikasi dimensi-
dimensi tambahan seperti kepuasan, kepercayaan, relevansi, dan kepastian.
1
2
Pemahaman yang lebih dalam tentang dimensi sikap memainkan peran penting dalam
menganalisis perilaku manusia, interaksi sosial, dan pembentukan opini publik.
Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negative
yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapanngan kerja mereka. Istilah
sikap sering digunakan untuk mendeskripsikan orang dan menjelaskan perilaku
mereka. Lebih tepatnya, sikap dapat didefinisikan sebagai kecenderungan yang
menetap untuk merasa dan bertindak dengan cara tertentu pada beberapa objek.
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari
tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan.
3.1 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah bagi penulis yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perilaku Organisasi dan menambah wawasan serta dapat memahami tentang
Perilaku Organisasi terutama materi Pengertian Sikap dan Dimensi Sikap, sebagai
berikut :
3
PEMBAHASAN
A. SIKAP
4
5
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan opini atau segmen kepercayaan dari suatu
sikap atau komponen persepsi, keyakinan dan pendapat seseorang. Komponen ini
berkaitan dengan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas dan
logika.
b. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan segmen perasaan atau emosional dari suatu
sikap seseorang. Komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi)
individu terhadap obeyk atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilainnya.
c. Komponen Perilaku / Konatif
Komponen perilaku merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak
dengan cara-cara tertentu terhadap lingkungannya. Dari sikap menjelaskan
maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu,
atau bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan
sesuai dengan keyakinan dan keinginannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komponen sikap mencakup tiga aspek yaitu,
komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif berupa pemahaman,
pengetahuan, pandangan dan keyakinan seseorang terhadap objek sikap. Komponen
afektif yaitu perasaan senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen
konatif yaitu kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang menunjukan
intensitas sikap yaitu besar kecilnya intensitas bertindak atau berperilaku seseorang
terhadap objek sikap.
atau objek tersebut merupakan sesuatu yang dibutuhkan, diinginkan atau disenangi
oleh individu kemudian hal tersebut dapat menentukan sikap yang muncul, positif
maupun negatif.
Faktor eksternal mencakup dua pokok yang membentuk sikapmanusia, yaitu:
1) Interaksi kelompok, pada saat individu berada dalam suatu kelompok pasti akan
terjadi interaksi. Masing-masing individu dalam kelompok tersebut mempunyai
karakteristik perilaku. Berbagai perbedaan tersebut kemudian memberikan informasi,
atau keteladanan yang diikuti sehingga membentuk sikap.
2) Komunikasi, melalui komunikasi akan memberikan informasi. Informasi dapat
memeberikan sugesti, motivasi dan kepercayaan. Informasi yang cenderung diarahkan
negatif akan membentuk sikap yang negatif, sedangkan informasi yang memotivasi
dan menyenangkan akan menimbulkan perubahan atau pembentukan sikap positif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa pengalaman pribadi
dan keadaan emosional. Pengalaman terhadap suatu objek yang memberikan kesan
menyenangkan atau baik akan membentuk sikap yang positif, pengalaman yang
kurang menyenangkan akan membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor emosional,
lebih pada kondisi secara psikologis seorang individu, perasaan tertarik, senang, dan
perasaan membutuhkan akan membentuk sikap positif, sedangkan perasaan benci,
acuh, dan tidak percaya akan membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor eksternal
pembentuk sikap, mencakup pengaruh komunikasi, interaksi kelompok, dan pengaruh
kebudayaan.
akibat dari suatu objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap terhadap objek
tersebut, demikian pula sebaliknya.
B. DIMENSI SIKAP
2. Dimensi Sikap
Dalam hubungan antarkelompok, dimensi sikap sering muncul dalam
prasangka dan stereotip. Prasangka dalam kaitannya dengan hubungan
antarkelompok merupakan sikap bermusuhan yang ditunjukkan pada satu
kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri
yang tidak menyenangkan.
Contohnya seperti pandangan terhadap orang batak memiliki watak dan sikap
yang kasar.
3. Dimensi Institusi
Dimensi institusi dalam hubungan antarkelompok dapat berupa ilustrasi politik
dan ekonomi. Institusi dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial,
sikap dan hubungan antarkelompok.
Institusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola hubungan
antarkelompok yang ada. Contohnya seorang petugas administrasi tidak perlu
mengenal dengan baik orang-orang dari instansi mana yang dihadapinya,
hubungan yang terjadi tidak lebih dari hubungan administrasi saja.
4. Dimensi Gerakan Sosial
Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang
diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang
ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada. Misalnya gerakan perempuan
untuk menentang kekerasan dalam rumah tangga.
atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak
terhadap sesuatu atau seseorang sebagai obyek.
Sikap memiliki intensitas artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap
sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Dua orang yang
sama-sama memiliki sikap yang berarah negatif, tetapi intensitasnya berbeda. Contoh
orang pertama mungkin tidak setuju tapi orang kedua dapat saja sangat tidak setuju.
Sikap memiliki keluasaan maksudnya kesetujuan atau ketidak setujuan
terhadap suatu objek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat
spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek
sikap.
Sikap memiliki konsistensi maksudnya kesesuaian antara pernyataan sikap
yang dikemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap tersebut.
Sikap memiliki spontanitas yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu
untuk menyatakan sikap secara spontan. Sikap memiliki spontanitas yang tinggi
apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau
desakan lebih dahulu agar individu mengemukakannya.
Sikap berkembang dari interaksi antara individu dengan lingkungan masa lalu
dan masa kini. Melaui proses kognisi dari integrasi dan konsistensi sikap dibentuk
menjadi komponen kognisi, emosi, dan kecendrungan bertindak. Setelah sikap
terbentuk akan mempengaruhi perilaku secara langsung. Perilaku akan mempengaruhi
perubahan lingkungan yang ada, dan perubahan-perubahan yang terjadi akan
menuntun pada perubahan sikap yang dimiliki. Sikap dapat diidentifikasi dalam lima
dimensi sikap yaitu arab, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas.
Lima dimensi sikap yang disebutkan di atas merupakan komponen penting
dalam memahami sikap seseorang terhadap suatu objek, topik, atau situasi. Dimensi-
dimensi tersebut adalah:
1) Arah. Merupakan kekuatan atau kelemahan sikap yang dirasakan seseorang
terhadap suatu objek. Misalnya, seberapa kuat atau lemahnya sikap seseorang
terhadap lingkungan.
2) Intensitas. Merujuk pada seberapa kuat atau lemahnya perasaan atau evaluasi
yang terkait dengan suatu sikap. Contohnya, seberapa positif atau negatifnya
sikap seseorang terhadap kegiatan olahraga.
3) Keluasan. Menggambarkan seberapa sering dan beragamnya situasi atau objek
yang memicu sikap yang sama dalam seseorang. Misalnya, seberapa
banyaknya hal yang bisa membuat seseorang merasa positif terhadap seni.
4) Konsistensi. Menunjukkan sejauh mana sikap seseorang konsisten atau tidak
dalam berbagai situasi atau konteks yang berbeda. Contohnya, sejauh mana
seseorang yang mendukung perlindungan lingkungan juga mendukung
kebijakan perlindungan hewan.
5) Spontanitas. Merujuk pada sejauh mana sikap seseorang timbul secara spontan
atau dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional tertentu. Contoh, sejauh mana
seseorang merasa positif terhadap kegiatan yang baru mereka coba.
12
C. SIKAP KERJA
Judge (2011) sebagai pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan
bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Sikap kerja mempunyai sisi mental
yang mempengaruhi individu dalam memberikan reaksi terhadap stimulus. Ada yang
merespon secara positif dan ada yang merespon secara negatif. Karyawan yang
memiliki loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang
positif meliputi:
1) Kemauan untuk bekerja sama.
Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan
perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang
secara individual,
2) Asa memiliki.
Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat
karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap
perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercapainya
tujuan perusahaan.
3) Hubungan antar pribadi.
Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan
mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara
pribadi ini meliputi: hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang harmonis
antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
4) Suka terhadap pekerjaan.
Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari
dating untu bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan
pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai indikatornya bisa
dilihat dari: kesanggupan karyawan dalam bekerja, karyawan tidak kpernah
menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.
Dapat disimpulkan bahwa sikap kerja merupakan pikiran dan perasaan puas
atau tidak puas, suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya dengan kecenderungan
respon positif atau negatif untuk memperoleh hal yang diinginkannya dalam
pekerjaannya.
5) Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah
ketenangan dalam bekerja.
6) Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya
sikap kerja yang positif.
7) Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok
maupun tunjangan mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sikap kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekstrnal dari
orang yang bersangkutan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri, meliputi emosional, psikologis terhadap pekerjaan, kedekatan dengan rekan
kerja, dan kenyamanan yang tercipta dari diri sendiri. Faktor eksternal merupakan
faktor dari luar atau faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor eksternal juga sangat
berperan dalam pembentukan sikap seseorang. Faktor ini meliputi kondisi pekerjaan,
hubungan kerja, rasa aman, lingkungan kerja, dan fasilitas dalam bekerja. Semakin
tinggi tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja maka sikap kerja positif yang
dihasilkan akan semakin tinggi.
D. KEPUASAN KERJA
konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan
tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Kepuasan Kerja merupakan sikap
(positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian
terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu
pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah
satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi
kerjanya daripada tidak menyukainya. Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan
kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga
kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau
daripada harapan-harapan untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan
kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai
pekerjaan yang dianggap penting oleh individu.
Selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yangberkaitan dengan motivasi
kerja. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari
kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikandengan derajat pentingnya
aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas
terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu tergantung
bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-
keinginannya dengan hasil keluarannya (yang didapatnya).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah
sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap
pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam
mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
bahwa kebutuhannya terpenuhi atau tidak terpenuhi. Salah satu sifat dasar manusia adalah
adanya kebutuhan pada dirinya. Dengan sifat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
tersebut, manusai apat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara garis besar
ada dua golongan utama kebutuhan manusia yaitu kebutuhan biologis seperti
kebutuhan makan, minum, udara, dan sebagainya. Selain itu, terdapat kebutuhan
psikologis seperti kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk diakui kelompok dan
kebutuhan akan aktualisasi diri. Dalam hubungannya dengan pekerjaan maka
kebutuhan-kebutuhan ini perlu untuk diketahui karena kebutuhan ini akan
mempengaruhi perilaku pekerja ketika bekerja.
b) Nilai-nilai yang dianut individu
Nilai penting untuk mempelajari perilaku keorganisasian karena nilai
meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi, serta nilai mempengaruhi persepsi
karyawan. Nilai-nilai yang dianut individu akan mempengaruhi individu dalam memilih
pekerjaan dan dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai ini pun menyangkut pilihan
individu mengenai tujuan hidup layak yang diinginkan.
2. Variabel-variabel yang bersifat situasional
a) Perbandingan terhadap situasi yang ada
Seringkali orang membandingkan apa yang diperoleh dengan apa yang
diperoleh oleh orang lain, serta apa yang diperolehnya saat ini dengan yang pernah ia
peroleh di masa lampau. Apabila ketidakseimbangan maka hal itu dapat menimbulkan
ketidakpuasan. Berdasarkan penelitian dari Porter yang menyatakan bahwa sekitar 80%
manajer tidak puas dengan gaji yang diterimanya. Penyebab ketiakpuasan ini adalah
kecenderungan dari orang yang membandingkan antara dirinya dengan kelompoknya.
Kebanyakan orang melihat bagaimana rata-rata gaji yang diterima untuk pekerjaan
sejenis. Apabila gaji yang diterima di bawah rata- rata yang diterima orang lain, maka
orang tersebut mungkin akan mengalami ketidakpuasan terhadap gajinya.
b) Pengaruh Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah kelompok dimana individu sering kali meminta
sebuah petunjuk atau pendapat-pendapat dalam menghadapi berbagai persoalan-persoalan
yang ditemuinya. Kelompok acuan ini dapat mempengaruhi aspirasi dan harapan-harapan
seseorang terhadap pekerjaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pandangan
terhadap hal-hal yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut.
c) Pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya
Persepsi terhadap masa lalu penting artinya untuk membentuk harapan
minimum yang diperoleh dari pekerjaan saat ini. Harapan-harapan yang timbul
teerhadap pekerjaan yang saat ini dihadapi sangat dipengaruhi oleh persepsi mengenai
pekerjaan sebelumnya. Sehingga akan muncul perasaan membandingkan pengalaman
kerja sebelumnya dengan pekerjaannya sekarang dari beberapa variabel yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
19
3. Karakteristik Pekerjaan
a) Kompensasi
Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Bila kompensasi diberikan secara benar, para
karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran- sasaran
organisasi (Handoko, 2001). Imbalan atau balas jasa dibedakan atas imbalan
intrinsik (intrinsic reward) dan imbalan ekstrinsik (extrinsic reward). Imbalan
intrinsik adalah imbalan- imbalan yang dinilai di dalam dan dari mereka sendiri. Imbalan
intrinsik melekat pada aktifitas itu sendiri, dan pelaksanaannya tidak tergantung pada
kehadiran atau tindakan-tindakan dari orang lain atau hal-hal lainnya misalnya:
perasaan pencapaian pribadi, tanggung jawab dan otonomi pribadi, dan perasaan
pertumbuhan dan pengembangan pribadi. Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang
dihasilkan secara eksternal atau sesuatu yang lainnya.Imbalan ekstrinsik tidak
mengikuti secara alamiah dari kinerja sebuah aktifitas, tetapi diberikan kepada
seseorang oleh pihak eksternal atau dari luar.lmbalan-imbalan ekstrinsik seringkali
digunakan oleh organisasi dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku dan kinerja
anggotanya misalnya: gaji, bonus, tunjangan, pengakuan dan pujian dari atasan,
promosi, dan kantor yang mewah.
Kompensasi tidak hanya dalam bentuk upah dan gaji saja, banyak bentuk
kompensasi yang bisa diterapkan oleh perusahaan/organisasi, diantaranya,
yaitu:
1. Upah dan gaji
2. Insentif :
a. Insentif Material
- Bonus
- Komisi
- Profit Sharing
- kompensasi yang ditangguhkan: pensiun, pembayaran kontraktual
b. Insentif Non Material
- Pemberian gelar secara resmi.
- Pemberian tanda jasa atau medali.
- Pemberian piagam penghargaan.
- Pemberian pujian lisan atau tulisan.
- Pemberian promosi.
- Pemberian hak untuk memakai sesuatu atribut jabatan.
- Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja.
- Pemberian hak untuk apabila meninggal dimakamkan di makam
pahlawan.
c. Kompensasi Pelengkap:
a. Jaminan sosial
- Pengobatan.
- Pensiun.
- Jaminan Hari Tua.
b. Jasa-jasa kepegawaian:
- Fasilitas antar jemput.
- Fasilitas makan siang.
- Kafetaria.
20
- Fasilitas pembelian.
- Fasilitas pendidikan.
- Penasihat keuangan.
- Pemberian kredit.
- Program rekreaksi.
- Perumahan.
- Fasilitas kesehatan.
Sikap kerja yang positif juga berhubungan dengan keterlibatan kerja yang
tinggi. Keterlibatan kerja mengacu pada tingkat energi, konsentrasi, dan keberadaan
mental yang dimiliki seseorang ketika mereka terlibat dalam pekerjaan mereka.
Individu dengan sikap kerja yang positif cenderung merasa lebih terlibat dan fokus
pada tugas-tugas yang mereka lakukan. Mereka berusaha untuk memberikan yang
terbaik dalam pekerjaan mereka dan merasa memiliki kontribusi yang berarti terhadap
organisasi di mana mereka bekerja.
Di sisi lain, kepuasan kerja mencerminkan tingkat kebahagiaan dan kepuasan
individu terhadap pekerjaannya. Ketika seseorang merasa puas dengan pekerjaannya,
mereka cenderung merasakan rasa prestasi yang tinggi, memiliki persepsi yang positif
tentang pekerjaan mereka, dan merasa dihargai atas kontribusi mereka. Kepuasan kerja
juga berkaitan dengan perasaan bahwa kebutuhan dan harapan individu terpenuhi di
tempat kerja. Ini meliputi faktor seperti lingkungan kerja yang nyaman, keadilan dalam
kompensasi dan penghargaan, kesempatan untuk pengembangan karir, dan
keseimbangan kerja-hidup yang sehat.
Kepuasan kerja yang tinggi memiliki banyak manfaat bagi individu maupun
organisasi. Individu yang puas dengan pekerjaannya cenderung lebih termotivasi,
bersemangat, dan berdedikasi dalam melakukan tugas-tugas mereka. Mereka juga
cenderung lebih kreatif, inovatif, dan mampu menghadapi stres dengan lebih baik.
Kepuasan kerja yang tinggi juga berhubungan dengan tingkat absensi yang rendah,
tingkat turnover karyawan yang lebih rendah, dan peningkatan produktivitas secara
keseluruhan.
Bagi organisasi, menjaga tingkat kepuasan kerja yang tinggi adalah penting untuk
menjaga karyawan yang kompeten dan berkinerja tinggi. Karyawan yang puas dengan
pekerjaan mereka cenderung tetap tinggal dalam organisasi untuk jangka waktu yang
lebih lama, mengurangi biaya dan kerugian yang terkait dengan pergantian karyawan.
Selain itu, kepuasan kerja yang tinggi juga berdampak positif pada citra perusahaan dan
kemampuan organisasi untuk menarik bakat baru.
Untuk menciptakan sikap dan kepuasan kerja yang positif, organisasi perlu
memperhatikan beberapa faktor kunci.Pertama, penting untuk menciptakan lingkungan
kerja yang mendukung dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk karyawan
melaksanakan tugas-tugas mereka. Kedua, organisasi harus menerapkan kebijakan dan
praktik manajemen yang adil dan transparan, termasuk kompensasi yang adil dan
pengakuan atas kinerja yang baik. Ketiga, penting untuk memberikan kesempatan
untuk pertumbuhan dan pengembangan melalui pelatihan dan pengembangan karir
yang relevan. Terakhir, penting untuk membangun budaya organisasi yang
mempromosikan kolaborasi, saling pengertian, dan dukungan antar rekan kerja.
Kesimpulannya, sikap kerja yang positif dan kepuasan kerja saling berhubungan dan
berdampak pada kualitas kerja, kinerja individu, dan keberhasilan organisasi. Sikap
kerja yang positif mencerminkan motivasi, keterlibatan, dan komitmen yang tinggi,
sementara kepuasan kerja mencerminkan kebahagiaan dan kepuasan individu terhadap
pekerjaannya. Menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendukung, dan
memperhatikan kebutuhan dan harapan karyawan adalah kunci untuk meningkatkan
sikap dan kepuasan kerja yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Sikap adalah kecenderungan individu menanggapi secara positif dan negatif
terhadap obyek sikap. Sikap pada dasarnya merupakan hasil dari proses sosialisasi
dan interaksi seseorang dengan lingkungannya, yang merupakan perwujudan dan
pikiran, perasaan seseorang serta penilaian terhadap obyek, yang didasarkan pada
pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan keyakinan dan gagasan-gagasan terhadap
suatu obyek sehingga menghasilkan suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu
obyek.
Di dalam Sikap juga ada namanya dimensi sikap mencakup sejarah dan
evolusi konsep ini dalam psikologi sosial. Konsep dimensi sikap pertama kali
diusulkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1935, yang mengidentifikasi tiga dimensi sikap
dasar: afektif (emosional), kognitif (pemikiran), dan perilaku (tindakan). Sejak saat
itu, penelitian lebih lanjut telah dilakukan untuk memperluas pemahaman tentang
dimensi sikap, termasuk pengembangan model-model yang lebih kompleks dan
identifikasi dimensi-dimensi tambahan seperti kepuasan, kepercayaan, relevansi, dan
kepastian. Pemahaman yang lebih dalam tentang dimensi sikap memainkan peran
penting dalam menganalisis perilaku manusia, interaksi sosial, dan pembentukan
opini publik.
Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negative
yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapanngan kerja mereka. Istilah
sikap sering digunakan untuk mendeskripsikan orang dan menjelaskan perilaku
mereka. Lebih tepatnya, sikap dapat didefinisikan sebagai kecenderungan yang
menetap untuk merasa dan bertindak dengan cara tertentu pada beberapa objek.
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari
tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan.
2.1 Saran
Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiswa selalu
berperilaku organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara cepat, tepat, dan efisien.
Adapun saran yang lain semoga makalah ini berguna bagi individu atau kelompok
dalam kehidupan berorganisasi dan segala kritik dan saran tentang makalah ini kami
terima dengan lapang dada.
25
DAFTAR PUSTAKA
26