Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 PTO-FT

KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, ORGANISASI DAN PUBLIK

NAMA: GABRIEL GANTI RONALDO ARITONANG

NIM:5233122028

DOSEN PENGAMPUH: Dr. EKA DARYANTO,M.T

MATKUL: KEPEMIMPINAN

PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK -UNIVERSITASS NEGRI MEDAN

MEDAN,12 SEPTEMBER 2023


ABSTRAK
Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul
tanpa kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu
muncul di hadapan kita. Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan
asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang
baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja
mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan
hubungan dalam kelompok atau organisasi. Gaya partisipatif dan orientasi
prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengandung
pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya partisipatif
dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi
prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan.
Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis
ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan
mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Sebutan pemimpin terlepas dari
perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal, perbedaan strata
atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu
urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan
masalah yang ia rasakan. Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling
tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat
penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik
pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para
karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja
juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja.
i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada
kami, sehingga mampu menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Kepemimpinan.
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua mengenai Bagaimana merekayasa sebuah
kepemimpinan itu agar mendekati sempurna dengan metode self leadership yang
diterapkan sejak dini.Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.akhir kata kami berharap
semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami
khususnya,
Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

MEDAN,12 OKTOBER 2023

PENULIS
ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................... i

KATAPENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A.Rasionalisasi Permasalahan Isu ........................................................ 1

B.Tujuan TRI.................................................................................. 1

C.Manfaat TRI ................................................................................ 1

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN.................................. 2

A. Permasalahan Umum..................................................................... 2

B. Identifikasi Permasalahan............................................................... 3

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN......................................................... 6

BAB IV PENUTUP............................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya TRI


Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul
tanpa kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu
muncul di hadapan kita.Misalnya dari masalah Kepemimpinan Operasional,
organisasi, dan publik dalam kemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Tugas Rekayasa Ide ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih dan memilah tentang permasalahan
dalam kepemimpinan.

B. Tujuan penulisan TRI


Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks kepimpinan.
Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam kepemimpinan,
kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

C. Manfaat TRI
• untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
• Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.
• Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin
1
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Persepsi Kepemimpinan oleh


Karyawan Menurut Lord & Maher (Nye &Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud,
2000),seseorang menjadi pemimpin karena dipersepsikan pihak lain sebagai
pemimpin. Pemimpin adalah obyek persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai
orang yang kredibel, juga tergantung pada pelaku persepsi (perceiver) dalam
menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi yang diterimanya.
Penjelasan yang lebih spesifik tentang gaya kepemimpinan dikemukakan
oleh Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang
diperlihatkan oleh orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti
yang dipersepsikan orang lain. Gaya kepemimpinan yang dimaksudkan dalam
pengertian ini merupakan persepsi orang lain, pengikut atau bawahan yang akan
dipengaruhi perilakunya dan bukannya persepsi pemimpin itu sendiri. Segala
sesuatu yang dikatakan, dilakukan dan segala perasaan yang ditunjukkan adalah
diamati oleh orang lain dan memiliki pengaruh terhadap organisasi. Para
pemimpin mewarisi tanggung jawab untuk memberi teladan perilaku yang
diinginkan bukan hanya untuk memberi manfaat bagi organisasi, tetapi juga bagi
manfaat orangorang yang mereka bimbing. Di sepanjang sejarah, model-model
memiliki pengaruh yang penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
2
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan, Komitmen dan
KinerjaKaryawan Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam
Stoner dan Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja
seseorang, yaitu motivasi, kemampuan dan persepsi peran. Timpe (1999) juga
menyatakan bahwa yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang karyawan
adalah perilaku manajemen dan desain jabatan. Jadi kalau seseorang karyawan
memiliki persepsi yang positif tentang karir masa depannya yang merupaka

salah satu kebijakan dari pihak manajemen, maka ia akan memiliki


kinerja yang positif pula.

B. Identifikasi Permasalahan

1. Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi dengan


Kinerja Karyawan

Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap


kinerja karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan.
Variabel gaya partisipatif dan orientasi prestasi merupakan variabel yang
memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal
ini menunjukkan bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
penelitian empiris dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin
(2001) yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya
partisipatif dan orientasi prestasi dengan kinerja karyawan.
3

2. Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan

Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian


hipotesis ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya pengasuh terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya
pengasuh merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
pengasuh sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith
(1996) yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya
pengasuh dengan kinerja karyawan.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan.

Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan berpengaruh


positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya terlahir dari pemimpinnya
dan pemimpin mencerminkan budaya organisasinya. Ibarat dua sisi mata uang
dalam satu koin. Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang
nantinya akan menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya. Senada
dengan apa yang terjadi di semua tempat. Dimana pemimpinnya menjunjung
tinggi nilai-nilai kedisiplinan sehingga mampu menjadikan dirinya sebagai
changeagent untuk mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan kedisiplinan
yakni penegakan hukuman disiplin karyawan melalui budaya birokrasi. Disamping
itu pemimpin sangat dekat dengan para karyawan, turut menciptakan suasana
yang nyaman dan akrab dalam bekerja sehingga karyawan menjadikan dirinya
teladan dalam membangun budaya suportif yang tercermin dari rasa
kekeluargaan yang cukup solid.

4
4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan.

budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja


karyawan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang
yang ada di dalam organisasi.Dibudaya organisasi sangat dijunjung tinggi. Budaya
organisasi sudah tertanam, bahkan mendarah daging pada para karyawan,
walaupun telah munculnya sebuah budaya yang bisa dikatan budaya yang masih
baru yaitu budaya transparansi atau peningkatan citra. Walaupun mereka fokus
pada budaya transparansi, namun mereka tetap mempertahankan keunggulan
kompetitif mereka melalui eksistensi dengan budaya yang lama. Budaya
organisasi mampu menggerakkan nurani dan pikiran untuk melakukan sesuatu
menjadi lebih baik. Budaya Birokrasi dicerminkan melalui penegakan hukuman
disiplin karyawan, pembagian tugas dilakukan secara merata, yang sesuai dengan
standar dan kompetensi karyawan. Salah satu contoh, rata-rata karyawan
menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, itu terjadi karena
sudah menjadi budaya organisasi. Sehingga budaya tersebut mampu menjadi
motivator dalam diri para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
5

BAB 3

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Cara Pemimpin

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan


organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan
yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan
pimpinan itu sendiri dan pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua
arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam
meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan
yang baik mana kala seorang pemimpin dapat menjalankan atau memotifasi
rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi dan untuk itu semua di
butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;

1.Percaya sama orang lain

2.Keseimbangan dalam kehidupan

3.Melihat hidup sebagai tantangan

4.Sinergi
6
2. Membangun Sifat Kepemimpinan Dalam Permasalahan Hubungan Gaya
Pengasuh dengan Kinerja Karyawan

Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya


memberikan dua pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan
kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika
anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin
atausebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus mengawalinya
dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap
dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak
ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan
hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia. Di bidang politik
seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara yang melupakan proses
kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama dengan ketika ia
mendapatkannya. Sebelum anda memimpin orang lain, maka wujud dari
kesiapan untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri anda (Personal
Mastery).

3. Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya


Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka


akan muncul fenomena di mana tantangan kepemimpinan lebih besar dari
kapasitasnya sehingga akan cepat sampai pada titik di mana ia harus di-
disqualified-kan untuk segera diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang
dihasilkan dari kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng yang hanya
dipoleskan pada permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh atau meresap
hingga ke dalam daging ayam tersebut. Setiap orang tua pernah menjadi anak-
anak, setiap atasan pernah menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan
atasan mampu memimpin ketika ia dinobatkan menjadi pemimpin.

7
Banyak alasan mengapa hal itu terjadi yang antara lain karena keputusan
kepemimpinannya kehilangan konteks atau keahlian dan kekuatan memimpin
yang digunakan sudah tidak lagi berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa.
Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan;
ketika anda menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu
menjadi bawahan. Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan
untuk kondisi saat itu.

4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan

Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling
tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat
penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik
pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para
karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja
juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja. Hasil
penelitian ini searah dengan hasil studi yang dilakukan Ostroff (1992), yang
menunjukkan hubungan positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan.
Selanjutnya diungkapkan lebih khusus, organisasi dengan karyawan yang lebih
puas, berkomitmen, sesuai dan tidak stress tinggi akan memiliki tingkat kinerja
yang lebih tinggi daripada karyawan yang kurang puas, kurang berkomitmen,
kurang mampu menyesuaikan dan lebih banyak mengalam.
8

BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat


mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau
melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya
kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya.
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja
yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-
cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara
kerja hari esok harus lebih baik dari cara- cara kerja hari ini. Untuk
meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya
yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat
bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan
bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain
akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.

B.Rekomendasi

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide
melatih jiwa kepemimpinan ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek
yang berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara
bertahap dan selanjutnya bagaimana memimpin orang lain maupun kelompok.
9

DAFTAR PUSTAKA

Andre Wijaya.2015.Kepemimpinan Dengan Metode Memimpin Diri


Sendiri http://intisari-online.com.Diakses Pada 20 Oktober 2017

Bayu Pradana.2012.Kepemimpinan Dengan Metode Memimpin Diri


Sendiri.http://ekonomi.kompasiana.com. Diakses Pada 24 Oktober 2017

Kartono,kartini.2017.Pemimpin dan Kepemimpinan.Jakarta :Rajawali Press

Thoha,Miftha.2013.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada

Ali,Erdi.2013.Merajut Jiwa Kepemimpinan.Bogor:PT Penerbit IPB Press


10

Anda mungkin juga menyukai