Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

REKAYASA IDE
MK. KEPEMIMPINAN

SKOR :

JUDUL
SIKAP DAN KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD FARTAHIAN DALIMUNTHE


NIM : 5213550035
DOSEN PENGAMPUH : DR. NATHANAEL SITANGGANG, S.T., M.PD
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, September 2021
ABSTRAK

Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul tanpa kita
sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu muncul di hadapan kita. Banyak
definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses
mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja
mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok
atau organisasi. Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya partisipatif dan
orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi prestasi merupakan variabel
yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan
bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hubungan antara
Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa gaya pengasuh
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan
motivasi. Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal,
perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu
urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia
rasakan. Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja.
Hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah
sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik pemimpin dalam
membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para karyawan dalam melakukan
pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja

juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi
kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja

Often we are confused when problems in terms of leadership appear without us knowing.
Sometimes we are not aware when the leadership problems that appear in front of us. Many definitions of
leadership illustrate the assumption that leadership is connected with the process of influencing both
individuals and society. In this case, deliberately affect from person to person in the arrangement of its
activities and relationships within groups or organizations. Participatory style and achievement orientation
have a positive effect on employee performance. This implies that employee performance can be
improved if the participative style and achievement orientation are continuously improved. Participatory
style variables and achievement orientation are the variables that have the greatest influence in relation
to employee performance. This shows that participative style and achievement orientation greatly affect
employee performance. Relationship between Caregiver Style with Employee Performance Testing this
hypothesis proved that the nanny style has a positive effect on employee performance. Leadership
involves influencing processes in determining organizational goals, motivating follower behavior to
achieve goals, influencing to improve groups and culture. Leadership has a close relationship with
motivation. The name of a leader regardless of the difference in definition, the difference in formal and
non-formal status, the strata difference or the title of the title, leads to an understanding as the source of
the solution of an affair. So the leader is the person whose mind is a solution not a problem he feels.
Leader behavior is one of the important factors that can affect performance. A close relationship and
mutual help with co-workers and with leaders is very important and have a strong relationship with the
performance of the employee, the better the leader in supervising employees more comfortable and
satisfied also the employees in doing the work, and vice versa Job satisfaction is also found to be
influential positively and significantly to employee performance. The higher the nurse's job satisfaction,
the higher the performance

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur selalu saya panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesempatan dan kemampuan untuk terus belajar dan belajar lagi mendalami pengetahuan.
Dalam kesempatan ini dapat menyelesaikan penyusunan rekayasa ide dengan judul “sikap dan
kepemimpinan dalam berorganisasi “ dengan baik untuk memenuhi tugas matakuliah kepemimpinan .

Dalam proses penyusunan rekayasa ide ini saya banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
beberapa pihak maka dari itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan rekayasa ide ini.

Kesempurnaan adalah hal yang saya harapkan dalam pembuatan rekayasa ide ini , apa daya
kesempurnaan bukan milik saya sebagai manusia. Banyak kekurangan yang harus saya perbaiki. Oleh
karena itu saya ucapkan permintaan maaf kepada pembaca karena masalah ini. Saran dan kritik yang
membangun selalu ditunggu untuk memacu saya lebih baik lagi. Sekali lagi saya ucapkan banyak
terimakasih.

Aek kanopan , 29 September 2021

Muhammad Fartahian Dalimunth


5213550035
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

PENGANTAR

KATA BAB1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II KERANGKAN PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM

BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian

B. Langkah Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hakikat Kepemimpinan

B. Teori Kepemimpinan

C. Kepemimpinan Yang Melayani

D. Kepemimpanan Sejati

E. Kepemimpinan Dan Kearifan Lokal

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana
yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan
baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

B. Tujuan
Tujuan rekayasa ide ini yaitu sebagai berikut :

1) Untuk memahami hakikat menjadi seorang pemimpin

2) Teori–teori untuk menjadi pemimpin yang baik

3) Menjadi pemimpin yang melayani

4) Menjadi pemimpin sejati

5) Untuk mengetahui Hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan


C. Manfaat
Manfaat dari rekayasa ide ini adalah

1) Mengetahui hakikat menjadi seorang pemimpin

2) Mengetahui Teori–teori pemimpin yang baik

3) Seseorang pemimpin yang melayani dan sejati

4) Menjalin Hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan


BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM

pengembangan dalam pelatihan sumber daya manusia yang kemudian akan dikembangkan
dan diterapkan dalam bentuk program-program pelatihan dalam mempersiapkan sumberdaya manusia
yang berkualitas dalam dunia kerja dan menjadikan personil yang mandiri dilapangan kerja.

Ide ini merupakan sesuatu gagasan yang baru, dimana pengaplikasiannya dalam hal
membentuk program-program dalam pengembangan pelatihan sumberdaya manusia. Ide ini akan
menghasilkan manusia yang berkualitas dalam dunia kerja serta menjadikan manusia yang mandiri.

Menjadikan manusia yang unggul dalam wawasan dan pengetahuan pelatihan sumber daya manusia
yang dapat membekali keahlian dalam mempertahankan kehidupannya.

Yang menjadi sasaran dalam program pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia ini
yaitu bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan serta ibu-ibu rumah tangga. Dapat dengan
mewawancarai yang akan bergabung dengan program pelatihan dan pengembangan sumberdaya
manusia ini.
BAB III

METODE PELAKSAAN

A. Metode Penelitian
Gagasan ide ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan
perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil
penelitian. Penulisan hasil penelitian ini dilakukan secara deskriptif atau melalui uraian-uraian yang
menggambarkan dan menjelaskan subjek penelitian.

B. Langkah penelitian
Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan
perancangan penelitian, menentukan fokus tempat penelitian dengan wawancara, pengumpulan data,
analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan hasil penelitian ini dilakukan secara deskriptif atau
melalui uraian-uraian yang menggambarkan dan menjelaskan subjek penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan dalam suatu organisasi. Penelitian dilaksanakan selama dua hari, kemudian
beberapa hari kedepannya akan melakukan penyusunan laporan dari penelitian yang akan di buat.

 Populasi dan sampel

Dalam penelitian ini kami mengambil data dari seseorang yang menjadi pemimpin dalam suatu
organisasi. Dari subjek tersebutlah akan mendapat penjelasan mengenai sikap pemimpin yang
sempurna dalam organisasi.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hakikat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari–hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

a) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan.
b) Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal
untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
c) Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan
dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik
untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral
dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib
dan ide ketuhanan yang berlainan.
d) Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
e) Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen
atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
f) Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya.

B. Teori Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma
Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat
dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat–sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial


Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi


Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal,
efektif dan efisien.

d. Sikap Hubungan Kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.

2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.

a. Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan


akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela
bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.

3) Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor
itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4) Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5) Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya. Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui
bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan, yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.

C. Kepemimpinan Yang Melayani


Kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari
konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik
mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa
dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati,
yaitu kepemimpinan yang melayani.

1. Karakter Kepemimpinan

Hati Yang Melayani

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari
dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.

2. Metode Kepemimpinan

Kepala Yang Melayani


Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau
kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang
dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang–orang yang ada dalam
organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a
clear vision.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap
setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang–orang yang
dipimpinnya. Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan
anak buahnya dalam menyusun perencanaan.

D. Kepemimpinan Sejati
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan
yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan
pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Sering kali seorang pemimpin
sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas
terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya
sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam
maximizer.

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan sejati,
yaitu :

1) Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ


berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang
pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
2) Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner maupun
aspek manajerial.
3) Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin yang
berarti kehidupan).
4) Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang
sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya
(self management atau qolbu management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan
bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih
tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap
pribadi seorang pemimpin.

E. Kepemimpinan Dan Kearifan Lokal


Kearifan local yaitu spirit lokal genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan,
kecerdikan, kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan
dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit, Dalam suatu lokal (daerah ) tentunya selalu
diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian
dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang
teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap
masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan
mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.

Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan lokal masyarakat, setiap masalah yang muncul
dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang
di alami masyarakat di berbagai tempat. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan
drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang
dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong–
gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang
atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat–sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu
bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership
from the inside out).

B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu
perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia
memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita
tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

https://tiarawahyurahmawati.wordpress.com/2013/01/07

https://solikhaton.blogspot.co.id/2014/06/

Anda mungkin juga menyukai