Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

CARA MEMIMPIN DENGAN METODE SELF LEADERSHIP

OLEH :

DONNA HELEN BR. RAJAGUKGUK


8206140001

JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmatNya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “REKAYASA
IDE CARA MEMIMPIN DENGAN METODE SELF LEADERSHIP” tepat pada
waktunya .
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua mengenai bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan
itu agar mendekati sempurna dengan metode self leadership yang diterapkan sejak
dini .
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan , saya
mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih
terbatas. Karena itu saya menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna meyempurnakan tugas ini .
Akhir kata saya berharap semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi saya khusunya . atas perhatiannya saya mengucapkan terima
kasih.

Medan, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i

Daftar Isi ................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................2
BAB II : Kajian Pustaka ..........................................................................3
2.1 Pengertian Kepemimpinan …………………................3
2.2 Prinsip Kepemimpinan …………………………………3
BAB III : Gambaran Rekayasa Ide ............................................................5
3.1 Cara Memimpin Dengan Metode Self Leadership..................5
3.2 Gambaran Membangun Sifat Kepemimpinan Self
Leadership.6
BAB IV : KESIMPULAN .......................................................................9
Daftar Pustaka ............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungannya .
manusia hidup berkelompok Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok
besar maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak
mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.Manusia adalah makhluk Tuhan
yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi
kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang
baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik. Dari latar belakan masalah diatas saya tertarik untuk menciptakan
sebuah rekayasa ide bagaimana pemimpin dapat menjadi seorang pemimpina yang
tidak cacad atau abnormal dengan metode self leaderssip sejak dini,sehinnga
diharapkan rekayasa ide ini dapat diterapkan langsung dikehidupan sehari-hari
sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya.

1
1.2 Tujuan
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kepemimpinan Untuk memberikan
gambaran mengenai rekayasa ide memimpin yang benar dengan sistem
SelfLeadership Mengetahui bagaimana penerapan rekayasa ide ini dalam
kehiudpan sehari hari sehingga dapat diambil manfaatnya.

1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Rekayasa ide ini ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide
dan sisi kreatif nya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pengembanganilmu
pengetahuan khususnya mengenai masalah bagaimana menjadi pemimpin yang
mendekati sempurna dengan metode memimpin untuk diri sendiri(self
leadership).
2. Manfaat Bagi Pembaca
Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan
bagi masyarakat pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah
kepemimpinan dan bagaimana merekayasa kepemimpinan itu agar lebih mudah
diterapkan bagi diri masing masing.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang
ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.Adapun pendapat lain tentang
kepemimpinan adalah sbb:Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan tertentu.Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin
pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik
untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala
keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan.

2.2 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan


Prinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan
motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk
membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip
adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip
menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang
tidak dapat dirubah.
Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung
kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti;

3
1. keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik
seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai
berikut: Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan
formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip
pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif
untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.

4
BAB III
GAMBARAN REKAYASA IDE

3.1 Cara Memimpin Dengan Metode Self Leadership


Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan
yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan
pimpinan itu sendiri dan pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua
arah(two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam
meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan
yang baik mana kala seorang pemimpin dapat menjalankan atau memotifasi
rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi dan untuk itu semua di
butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;
1. Percaya sama orang lain
2. Keseimbangan dalam kehidupan
3. Melihat hidup sebagai tantangan
4. Sinergi
Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1.Eksekutif.
Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan
hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan
mau menetapkan produktivitas yang tinggi.
2. Pencinta Pengembangan (Developer).

5
Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja,
sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.

3.Otokratis yang baik.


Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap
pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum
sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannyaSedang Gaya-
gaya kepemimpinan yang perlu di hindari adalah :
1. Pencinta Kompromi (Compromiser).
Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan
kerja berdasarkan situasi yangkompromi
2. Missionari
Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti
memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan
hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak
sesuai.
3. Otokrat
Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan
sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
4.Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini
sama sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung
kerja.

3.2 Gambaran Membangun Sifat Kepemimpinan Self Leadership


Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya
memberikan dua pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan
kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika
anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin
atau sebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus mengawalinya
dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap
dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak

6
ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan
hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia. Di bidang politik
seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara yang melupakan proses
kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama dengan ketika ia
mendapatkannya. Sebelum anda memimpin orang lain, maka wujud dari kesiapan
untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri anda (Personal Mastery).
Wilayah yang harus anda kuasai adalah self understanding (pemahaman diri) dan
self management (pengelolaan diri) yang meliputi perangkat nilai hidup, tujuan
hidup, misi hidup anda. Kedua kemampuan tersebut akan mengantarkan anda
menuju pola kehidupan beradab dan efektif. Dengan kata lain, self understanding
dan self management pada saat anda dipimpin akan menciptakan tradisi hidup
sehat di mana fokus adalah tujuan akhir, bukan lagi egoisme posisi jangka pendek
tetapi realisasi misi. Jika tujuan akhir anda adalah kemajuan dan kebahagian,
maka tinggalkan tradisi "Ngerumpi" tentang begitu jelasnya kesalahan hidup yang
dilakukan oleh pemimpin anda sehingga akan menjadikan anda kabur melihat
sesuatu yang perlu anda lengkapi untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

3.3 Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dengan Metode Self
Leadership
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status
formal dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu
pemahaman sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang
yangisi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat
mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket keahlian dan paket
kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya internal
mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan
merujuk pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin
kekuatan fisik. Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara
kekuatan berguna untuk memimpin khalayak umum. Kedua paket tersebut yang
menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu urusan bukan lagi menjadi
bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak, system, atau kiblat hidup orang

7
banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang pemimpin senilai
dengan harga jumlah orang orang yang dipimpinnya. Satu Mahatma Gandhi atau
satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang mengkuasakan urusan
kehidupan kepadanya. Di dunia ini tidak ditemukan calon pemimpin yang siap
pakai. Tetapi bisa diselesaikan dengan cara belajar mengembangkan diri.
Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka akan
muncul fenomena di mana tantangan kepemimpinan lebih besar dari kapasitasnya
sehingga akan cepat sampai pada titik di mana ia harus di-disqualified-kan untuk
segera diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang dihasilkan dari
kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng yang hanya dipoleskan pada
permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh atau meresap hingga ke dalam
daging ayam tersebut. Setiap orang tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan
pernah menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan atasan mampu
memimpin ketika ia dinobatkan menjadi pemimpin. Banyak alasan mengapa hal
itu terjadi yang antara lain karena keputusan kepemimpinannya kehilangan
konteks atau keahlian dan kekuatan memimpin yang digunakan sudah tidak lagi
berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa. Ketika anda memimpin
pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika anda menjadi atasan
jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi bawahan. Selain itu
gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi saat itu.
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat
mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau
melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut.

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang
didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja
hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara kerja hari esok
harus lebih baik dari cara- cara kerja hari ini. Untuk meningkatkan Produktivitas
kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan
seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa penerapan gaya ini
disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut. Hal ini didasari
asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain akan memiliki tingkat kematangan yang
berbeda satu sama lain.

4.2 Saran
Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide melatih
jiwa kepemimpinan dengan metode self leadership ini adalah pada bagian
pendalaman aspek-aspek yang berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin
diri sendiri secara bertahap dan selanjutnya bgaimana memimpin orang lain
maupun kelompok.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maria dan Wijono, 2012 Pengaruh Keterlibatan Kerja dan Kepuasan


Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Polisi Di Kepolisian Resor
(Polres) Ende. JurnalUniversitas Kristen Satya Wacana.Vol. 05 No. 02,
November 2012. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4104. Hal.
125-142.

Parlinda, Vera dan Wahyudin, M, 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi,


Pelatihan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Tesis,
Studi Pada Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum, Surakarta.
http://eprints.dinus.ac.id/5077/1/11392.pdf. Hal.1.

Siagian,Sondang,P.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,


Jakarta.

Setyani, Della 2012. Pengaruh Job Involvement terhadap Job Performance dan
Organizational Citizenship Behaviorpada karyawan PT. Wahana Lentera
Raya.Gresik. E-Journal, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
(Vol,1 No3,2012). http://www.e-jurnal.com/2014/11/pengaruh-job-
involvement-terhadap-job.html. Hal. 212-607.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Suranta, Sri, 2007. Dampak Motivasi Pegawai Pada Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai Organisasi Bisnis. Jurnal
Empirika, Vol. 15, 02 Desember 2007.
http://eprints.ums.ac.id/23090/15/DAFTAR_PUSTAKA.pdf.. Hal.116-138.
Trang, Dewy Sandy, 2013. Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Studi pada perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Emba, Universitas Sam
RatulangiManado (Vol. 1 No.3 september 2013).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/ article/view/1995. Hal 208-216.

10

Anda mungkin juga menyukai