DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak.Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang
telah membimbing kami membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dari segi penulisan banyak sekali kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
untuk langkah-langkah selanjutnya.
Penulis
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................4
1.3 Tujuan ..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka
miliki antara satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk
suatu organisasi. Dimana semua orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin agar berjalan dengan baik. Tanpa
adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua elemen
dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak begitu saja
dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dimiliki olehnya. Segenap
kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen
diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan
pandangan mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang.
Maka tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki tanggung jawab
dan peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia memiliki cara dan
strategi yang baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka penyusun mencoba menguraikan
materi kepemimpinan dalam makalah ini.
4
Tujuan dari Pembuatan Makalah ini agar menambah wawasan dan pengetahuan kita
mengenai pemahaman mengenai Kepempinan , Pengembangan Kemampuan Pemimpin
dalam Organisasi dan Pembuatan Perencanaan Keputusan dalam Berorganisasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMAHAMI KEPEMIMPINAN
Definisi Kemepimpinan
1. Wahjosumidjo
Menurut Wahjosumidjo, pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri
seorang leader yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti:
Kepribadian (personality)
Kemampuan (ability)
Kesanggupan (capability)
6
2. Sutarto Wijono
Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori yang harus dipahami terkait kepemimpinan. Teori-teori tersebut adalah
sebagai berikut
1 .Teori Karakter
Teori karakter merupakan sebuah teori yang menitikberatkan karakter-karakter
tertentu yang mampu menyukseskan kepemimpinan. Contohnya, seperti karakter fisik,
inteligensi, ketegasan, dan sebagainya.
Teori ini dipercaya oleh banyak orang, tetapi tak jarang dihampiri kritik, salah
satunya terkait karakteristik fisik. Dalam teori karakter, fisik yang terlihat tegap dan kuat
dianggap sebagai karakter pemimpin terbaik.
Tentu Anda tahu betul bahwa hal ini tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, belum tentu orang
yang terlihat kuat punya jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2 .Teori Perilaku
Dalam teori perilaku, dijelaskan mengenai beberapa perilaku yang mencerminkan
karakter pemimpin. Perilaku tersebut terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah job
centered dan yang kedua adalah employee centered.
Job centered adalah sifat kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan. Sementara itu,
employee centered berfokus pada kondisi para karyawan atau bawahan di sebuah proyek.
Fungsi Kepemimpinan
Hamdani Nawawi dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang Efektif menjelaskan
berbagai macam fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
1 .Fungsi Instruktif
Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi
tugas terhadap para bawahannya. Sementara itu, para bawahan bertugas untuk
menjalankan segala instruksi yang diperintahkan oleh para pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan
dapat berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan
bersama.
Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang sedang
dikerjakan supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini, pemimpin mampu mengaktifkan partisipasi para pesertanya
sehingga mereka juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para
bawahan tidak hanya sekadar menjalankan perintah saja.
4. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang
kepada orang lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut.
Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui tugas-tugas
yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.
5. Fungsi Pengendalian
8
Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala
aktivitas bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.
Dalam menjalankan fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan juga pemimpin yang
teliti dalam mengamati bawahannya.
Tujuan Kepemimpinan
1. Mencapai Tujuan
Kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam
perusahaan/kelompok supaya tujuan dapat tercapai.
Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena
tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.
Sifat Pemimpin
1 .Punya Pendirian
Sebagai seorang pemimpin, Anda wajib untuk punya pendirian yang teguh.
Pendirian kuat tidak akan membuat Anda mudah goyah dan juga membuat Anda konsisten
dalam menjalankan sesuatu.
Bayangkan apabila pendirian Anda mudah goyah. Sudah pasti Anda akan mudah untuk
dipengaruhi orang lain dan tak dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada bawahan dengan
baik.
2. Proaktif
Pemimpin harus proaktif. Pemimpin tidak boleh pasif, karena apabila seorang
pemimpin bersifat pasif, tujuan tidak akan kunjung tercapai, bahkan ini akan membuat
bawahan tidak memiliki rasa hormat kepadanya.
9
Seorang pemimpin yang baik punya inisiatif kuat akan berbagai hal sehingga bawahan
pun dapat mengandalkannya dalam berbagai macam situasi.
3. Jujur
Kejujuran mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sosok yang jujur adalah
sosok yang dapat diandalkan dalam berbagai hal dan tidak akan menggagalkan suatu
tujuan hanya untuk kepentingan pribadinya.
Sosok pemimpin yang jujur tidak hanya dapat dipercaya. Dia juga dapat menjerumuskan
bawahannya dan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan
4. Komunikatif
Komunikatif artinya pemimpin mampu menyampaikan berbagai hal dengan jelas
dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Untuk bisa memiliki sifat ini, pemimpin harus
tahu bagaimana metode komunikasi yang baik.
Metode komunikasi yang baik artinya adalah komunikasi yang persuasif, yang mampu
menarik orang untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan. Selain itu, pemimpin yang baik
juga semestinya terhindar dari kesalahan penyampaian pesan.
10
7. Visioner
Tentu kita tahu bahwa seorang pemimpin yang baik tak mungkin bisa meramal,
tetapi setidaknya mereka punya kemampuan analisis kuat dan bisa merencanakan berbagai
hal serta membuat perkiraan tentang apa yang terjadi berdasarkan data-data yang ada.
8. Sabar
Akan ada banyak cobaan yang didapatkan oleh seorang pemimpin. Kunci dari hal
ini tentu adalah kesabaran yang besar. Tanpa adanya kesabaran, bagaimana mungkin
pemimpin bisa menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin?
Pemimpin yang kurang sabar akan mudah menyerah bahkan sebelum ia mencapai
tujuannya
Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu
organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena
berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia
untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula. Semua orang mungkin saja
bisa menjadi pemimpin, tapi tak semuanya bisa menjadi pemimpin yang sukses. Ada
beberapa tanda yang bisa dilihat apakah seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik dan
amanah.
Seorang pemimpin tentu saja memikul tanggung jawab yang berat. Jika ia gagal
menjadi seorang pemimpin yang baik, maka dampaknya bisa menjadi sangat buruk bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia tidak mampu memimpin, tentu saja hal ini akan
berdampak pada kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan.
Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki keberanian untuk
melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah tantangan, seorang
pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan, tak peduli yang
dikatakan orang lain. Di sini karakter yang kuat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin.
11
Ia harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah
sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan. Inti dari
gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan pernah
takut melakukan kesalahan.
Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan
menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah
tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian
terapkan gaya tersebut pada minggu berikutnya
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga
bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam
penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya
memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah
cukup mengatasi masalah yang banyak.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan
yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya
kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya
kepemimpinan maskulin yang tegas.
12
4. Ciptakan tujuan
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang
terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan
mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah
pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi orang
lain yang bukan diri Anda
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, tindakan harus lebih diutamakan
dibandingkan hanya sekedar kata-kata. Pemimpin mampu memotivasi para pengikutnya,
namun dalam waktu bersamaan harus mau keluar dari zona nyaman dan mempersatukan
setiap orang untuk bekerjasama menjadi satu tim.
13
9. Selalu bersemangat
Selalu menunjukkan semangat di depan anggota tim adalah sifat wajib yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Tanpa adanya semangat, maka para anggota juga segera
kehilangan semangat juga. Namun semangat yang ditunjukkan harus tulus dan sungguh-
sungguh, disertai tekad kuat untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Tunjukkan
semangat dalam setiap hal yang Anda lakukan, termasuk usaha dalam meningkatkan skill
kepemimpinan. Jadikan diri Anda sumber inspirasi bagi orang-orang di bawah Anda untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam memimpin juga.
Ada banyak pemimpin hebat di dunia ini. Namun tidak ada seorang pun yang
menjadi pemimpin sejak mereka lahir. Skill kepemimpinan adalah sesuatu yang dibentuk
dan diasah, seiring berjalannya waktu, disertai usaha yang besar. Langkah awal untuk
mengasah skill kepemimpinan adalah dengan menganalisa kekuatan dan kelemahan diri.
Pengetahuan yang mendalam tentang apa saja kemampuan Anda, kemudian memahami
aspek-aspek yang lemah dalam diri akan membuat Anda tahu sisi diri Anda yang mana
saja yang harus diperbaiki.
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai akan membuat Anda tahu jalan mana yang
harus ditempuh. Tidak ada orang yang mau mengikuti dan mempercayai seorang
pemimpin yang tidak memiliki tujuan. Selagi Anda melatih skill kepemimpinan, cari tahu
tujuan seperti apa yang ingin Anda raih dan mantapkan tekad untuk menuju ke sana. Lalu
Anda harus merancang rencana yang baik, memetakan jalan yang akan ditempuh,
membuat metofologi yang akan memandu Anda untuk mencapai tujuan dalam waktu satu
minggu, satu bulan, hingga satu tahun ke depan.
14
2. Syarat-Syarat Yang Lain Yang Diperlukan
c) Membimbing dirinya dan bawahan dengan asas dan prinsip kepemimpinan
a. Pengenalan masalah
Bisa dilakukan melalui survey lapangan, baik dengan cara interview atau
observasi. Data/informasi yang perlu dikumpulkan terkait dengan faktor-faktor apa saja
yang mendukung efektivitas kerja, penghambat efektivitas kerja, dan perubahan yang
diharapkan oleh organisasi.
e. Intervensi
15
Merupakan langkah dari pemimpin yang menyangkut suatu perubahan atas dasar
rekomendasi yang diperoleh sebelumnya melalui pengembangan strategi. Bentuknya bisa
berupa perubahan struktur organisasi, pembentukan tim untuk meningkatkan semangat
anggota atau tim yang bertanggung jawab menerapkan program manajemen pembiayaan
organisasi.
I Pendahuluan
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsure yang sangat esensial
dalam organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi
pimpinan, tapi juga suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk meningkatkan
fungsi-fungsi manajemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu merupakan salah
satu fungsi untuk yang tidak dapat dihindari untuk tidak melakukannya, sebab tanpa
pembuatan keputusan fungsi kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan pungsi
manajemen tidak dapat berjalan untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Herbent Simon (1978) mengemukakan bahwa keputusan itu adalah suatu
manifestasi kewenangan pimpinan yang sangat diharapkan oleh bawahan, sebab
tanpa pembuatan keputusan, seluruh kegiatan bawahan menjadi tidak pasti. Ketidak
pastian ini menyebabkan lemahnya pimpinan yang dapat mengakibatkan labilnya
organisasi. Kelabilan ini merupakan titik awal kehancuran organisasi.
Dalam bidang pendidikan, penyelenggaraan pendidikan hanya mungkin
dilaksanakan bila didasarkan atas kebijakan dan perencanaan yang menyeluruh dan
mantap untuk menghadapi masa depan. Kebijakan dan perencanaan pengembangan
16
pendidikan ini adalah bentuk seperangkat keputusan-keputusan untuk
mengendalikan dan merekayasa masa depan dalam upaya membangun manusia
Indonesia untuk menghadapi masa depan. Pembuatan keputusan dengan demikian
dalam pembangunan pendidikan memegang peran strategis dan karenanya kualitas
pembuatan keputusan merupakan titik sentral dalam proses pembuatan keputusan.
Ini mengandung arti bahwa untuk menghasilkan keputusan yang bermutu, keputusan
itu menuntut dipenuhinya persyaratan professional yang harus di miliki oleh setiap
pemimpin atau manager yang professional.
17
II Pembuatan Keputusan dalam Proses Manajemen
Organisasi secara teoritik dapat dilihat dari berbagai segi. Salah satu sudut
pandang yang tepat adalah bahwa organisasi itu merupakan suata sistem sosial yang
sangat diperlukan oleh manusia terutama dalam abad ini untuk mengatasi berbagai
permasalahan, dan untuk mewujudkan berbagai aspirasi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara .Melalui organisasi kerjasama, dan koordinasi secara
komprehensif dapat diwujudkan, dan pemanfaatan sumber-sumber daya yang
diperlukan dapat pula dikelola lebih efisien dan efektif. Karena itu organisasi
merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia dalam mewujudkan tujuan
hidupnya.
Manajemen merupakan bagian integral dari organisasi. Manejemen adalah
proses fungsional yang menggerakan organisasi. Dalam manajemen terdapat
distribusi fungsi dan tugas, pengaturan wewenang dan tanggung jawab, pemimpin
dan yang dipimpin, yang secara fungsional berfungsi untuk menggerakan organisasi
sebagai suatu sistem dalam upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
Manajemen adalah ’’soul’’ organisasi.
Dalam konteks organisasi dan manajemen terdapat pembuatan keputusan.
Para ahli mengemukakan bawa pembuatan keputusan adalah langkah awal suatu
kegiatan. Tanpa keputusan, tidak akan ada kegiatan, dan tanpa kegiatan tidak ada
kehidupan dalam organisasi, dan bila tidak ada kehidupan maka organisasi itu mati.
Ini mengandung arti bahwa pembuatan keputusan adalah fungsi utama manajemen
yang perlu dilaksanakan oleh pemimpin dalam organisasi itu. Karena keputusan itu
pangkal suatu kegiatan yang akan mempengaruhi gerak langkah seluruh anggota
untuk menghadapi berbagai tugas, maka proses pembuatan keputusan tidak hanya
berperan sebagai fungsi pemimpin tapi juga mengkait kepentingan anggota dan
kepentingan seluruh organisasi. Dalam sudut pandang ini beberapa ahli mencoba
mengembangkan berbagai teori pembuatan keputusan sehingga fungsi manajemen
dalam organisasi dapat diwujudkan lebih sempurna. Teori pembuatan keputusan ini
ada yang dikaitkan dengan teori kepemimpinan seperti teori kepemimpinan
Situasional, teori kepemimpinan Managerial Grid dan teori Contingency Model.
Teori kepemimpinan itu melahirkan suatu pendekatan atau styles kepemimpinan
yang mencoba menjabarkan kepentingan anggota dalam proses pembuatan
keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan oleh anggota dengan optimal.
Karena berbagai faktor yang inherent pada anggota dan pada kondisi
organisasi,seperti masalah kematangan, kemanusiaan dan pertimbangan efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan tugas, maka kepentingan anggota atau needs dijabarkan
dalam bentuk partisipasi dalam berbagai jenis serta tingkat hingga pembuatan
keputusan itu efektif baik dalam arti perumusan keputusan maupun implementasi
keputusan tersebut. Melalui teori kepemimpinan, proses pembuatan keputusan
dapat dijabarkan dalam prilaku kepemimpinan dan peran anggota dalam proses
interaksi prilaku anggota dan prilaku pemimpin dalam proses manajemen.
A. Perumusan Keputusan
1. Identifikasi masalah
Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah
pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalah-masalah
apa saja yang harus diputuskan. Menurut Peter Drucker, seorang eksekutif yang
efektif tidak membuat keputusan untuk setiap masalah.
Masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah-masalah
mendasar yang mempunyai dampak luas dan menyeluruh bagi anggota dan bagi
organisasi. Masalah-masalah ini disebut dengan “generic problems”. Masalah
biasa tidak perlu diputuskan oleh eksekutif, tapi cukup oleh pimpinan tingkat
yang lebih rendah berdasarkan aturan organisasi yang berlaku. Identifikasi
masalah generik ini tidak perlu ditunjang oleh data yang lengkap, sebab bila data
yang lengkap harus terkumpul dahulu, maka tidak akan ada suatu keputusan.
Keputusan dapat dimulai dari judgment rasional dari seorang pemimpin.
2. Perumusan tujuan
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu
masalah? Asumsi dasar untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan
dibuat oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak
hanya masalah yang dipecahkan saja yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang akan
dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai
pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk
suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh “apakah tujuan
yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”. Tujuan untuk
masalah-masalah yang generik harus dirumuskan secara umum dan mendasar,
yang kemudian diterjemahkan kedalam tujuan-tijuan yang lebih operasional
yang disebut dengan objektif. Setiap objektif perlu pula dijabarkan kedalam
target-target baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Suatu “decision
tree” perlu dikembangkan sehingga jangkauan dampak dan lingkup suatu
keputusan dapat diketahui dengan jelas.
a. Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b. Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin
diciptakan
c. Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
d. Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang
dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
e. Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang
lebih baik dari keadaan sekarang.
Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh pembuat
keputusan. Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi dan
sulit dilaksanakan, tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan. Dalam
manajemen acapkali ditemukan suatu alternatif solusi yang sangat mahal yang
harus diambil untuk suatu hasil yang mempunyai nilai sangat tinggi.
1. Legalisasi Keputusan
Langkah ini diperlukan dalam suatu proses pembuatan keputusan sebagai
suatu cara untuk memperoleh keabsahan dan komitmen serta dasar hokum dari
suatu keputusan sehingga seluruh anggota, unsur-unsur pimpinan dan seluruh
jajaran organisasi terikat untuk melaksanakan keputusan itu. Legalisasi ini
diwujudkan berdasarkan ketentuan yang diberlakukan dalam suatu organisasi.
2. Plan of actions
Atas dasar keputusan formal organisasi yang secara hukum memperoleh
kekuatan, maka rancangan oprasional atau plan of action dapat disusun. Plan of
action mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Objective dan sasaran operasional
b. Penentuan tugas dan tanggung jawab bagi setiap, personel yang terlibat
c. Mekanisme organisasi dalam melaksanakan keputusan termasuk mekanisme
pengawasan
d. Penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan,
termasuk sumber dana
e. Time-line dari langkah awal hingga langkah review dan evaluasi
4. Action
Tahapan ini merupakan titik tumpu untuk keberhasilan tahapan
implementasi keputusan. Tahapan action ini merupakan ”putting thing into
practice”. Keseluruhan persiapan termasuk mekanisme organisasi yang telah
disusun dicoba untuk bekerja melaksanakan keputusan yang telah diambil.
Koordinasi, Komunikasi, dan kerja sama adalah kunci dari kelancaran proses
implementasi ini
Dalam pelaksanaan action ini ada beberapa hal yang kritis yaitu:
organisasi, personnel, dan dana dalam suatu interaksi manajemen. Unsur
kemampuan pimpinan untuk menggerakan rancangan adalah sangat penting.
Pada awal action tentu akan ditemui berbagai kesulitan, pada langkah awal
inilah diperlukan kesiapan seluruh aparat eksekutif untuk selalu siaga dalam
menangani berbagai kesulitan yang muncul.
5. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan
atau monitoring, evaluasi dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui
tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditentukan. Pengawasan ini
dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh unsur
pimpinan kepada bawahannya.
1. Keterampilan Kognitif
Keterampilan ini mencakup: keterampilan dalam mengindentifikasi masalah,
mengidentifikasi berbagai alternatif solusi, keterampilan memutuskan dengan cepat
dan tepat, keterampilan analisis, keterampilan antisipatik, dan keterampilan berikfir
kreatif terutama dalam mengidentifikasi berbagai alternatif solusi.
3. Keterampilan komunikasi
Keterampilan komunikasi mencakup: keterampilan menjelaskan dengan tepat
dan menarik tentang keputusan yang diambil kepada masyarakat, keterampilan
membaca aspirasi dan kecenderungan masyarakat, keterampilan berbicara, dan
keterampilan menulis untuk memaparkan keputusan-keputusan baik secara lisan
maupun tertulis.
4. Keterampilan Mempengaruhi
Keterampilan mempengaruhi adalah keterampilan untuk menjual keputusan
kepada masyarakat dan anggota dengan meyakinkan sehingga terjadi perubahan
untuk mendukung dan ikut melaksanakan keputusan yang telah diambil.
Keterampilan ini biasanya didukung oleh keterampilan untuk bersosialisasi,
keterampilan untuk bergaul dan mendekati orang lain, keterampilan membaca
aspirasi orang lain, keterampilan berbicara dan berpidato dengan meyakinkan, dan
keterampilan membuat orang lain tertawa, gembira dan menangis sedih.
5. Keterampilan Managerial
Keterempilan managerial yang mendukung prses pembuatan keputusan adalah:
keterampilan pemimpin terutama dalam implementasi keputusan, keterampilan
teknis operasional terutama dalam merumuskan keputusan, kererampilan hubungan
manusia, terutama dalam proses sosialisasi keputusan, keterampilan konseptual yang
diperlukan untuk merumuskan masalah, identifikasi alternatif solusi, dan memilih
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketrampilan lain
yang mendukung pembuatan keputusan ini terutama dalam tahapan implementasi
adalah keterampilan mengembangkan rencana dan program dan keterampilan
memecahkan konflik yang terjadi sebagai akibat benturan kepentingan. Keseluruhan
keterampilan managerial ni merupakan perangkat esensial untuk keberhasilan
keputusan yang bermutu dan generik serta mempengaruhi secara mendasar dan
menyeluruh masa depan organisasi
PROBLEM
KEPUTUSAN
ANGGOTA UNTUK
DILAKSANAKAN
Model 2: Shared Decision Making
MANAGER WAKIL-WAKIL
ANGGOTA
KEPUTUSAN
ANGGOTA
UNTUK DILAKSANAKAN
MANAGER PERMASALAHAN
KEPUTUSAN
ANGGOTA
Ketiga model ini hanya merupakan contoh, tidak berarti pemimpin atau manager
hanya dibatasi oleh ketiga model ini saja untuk menjadikan dirinya seorang manager
yang efektif dalam pembuatan keputusan. Ramuan berbagai model yang dilandasi oleh
persepsi dan wawasan serta pengalaman yang luas dalam manajemen, merupakan modal
utama untuk membuat keputusan yang efektif dan profesional.
Ada beberapa syarat yang perlu memperoleh perhatian bagi pembuat keputusan
yaitu:
a. Kelengkapan data yang relevant dan accessable yang didukung oleh sistem
informasi yang dapat diandalkan.
b. Kemampuan analisis sehingga data itu mempunyai arti yang fungsional dalam
pembuatan keputusan.
c. Keandalan sistem komunikasi dalam manajemen yang dapat mendukung
proses sosialisasi dan komunikasi keputusan dalam waktusingkat keseluruh
jajaran organisasi.
d. Kecepatan berfikir, bertindak dengan dibantu oleh percaya diri dan keberanian
mengambil resiko dengan perhitungan yang matang.
e. Memiliki sense of time dalam arti setiap detik dan menit waktu amat
berharga dan karenanya waktu adalah mitra kerja yang memerlukan perhatian
terus menerus.
Keseluruhan persyaratan di atas merupakan token bagi manager untuk
menjadikan dirinya seorang manager yang mempunyai visi dan imaginasi.
A.Kesimpulan
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota yang lain
yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi suatu
penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan itu
karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota
merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana dijalankan
dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua
tumpuan dan harapan berada di tanganya
B.Saran
Untuk menyempurnakan dan memperbaiki isi dan sistematis dalam penulisan dan
penyajian maka kami dari penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang menghasilkan perbaikan pada masa yang akan datang.
38
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mengukirperadaban.com/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam-
organisasi.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196807291998021-
SURYADI/BAHAN_AJAR_P_K.pdf
https://www.academia.edu/10227278/kepemimpinan_dalam_organisasi
39