Anda di halaman 1dari 10

Analisis Permasalahan Pilkada di Desa Sayurmatinggi

Kecamatan Ujung Padang

Evi Oktaviana1, Jesica Novita Barus2


Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan tahun 2020 saat ini akan dilakukan dalam kondisi pandemi
COVID-19, Kabupaten Ponorogo merupakan salah satunya, pelaksanaan pilkada memberikan tantangan terkait
praktik demokrasi dan menjaga masyarakat supaya aman sesuai protokol kesehatan yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat seberapa besar peluang peserta dalam Pilkada, selain itu bagaimana kesiapan mereka.
Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data sekunder dari pemberitaan media dan
juga hasil penelitian, data yang terkumpul kemudian diuji keabsahan menggunakan triangulasi. Hasil penelitian
memperlihatkan ada 2 (dua) calon kepala daerah yang diprediksi akan maju, yang pertama adalah Ipong Muhlisoni
yang merupakan calon Incumbent, yang kedua adalah salah satu tokoh masyarakat yang pada periode pilkada
sebelumnya menjadi pesaing yakni Sugiri Suncoko. Melihat pemilukada di era pandemi COVID–19, banyak hal
yang harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara pemilu, kandidat bupati dan calon bupati, serta massa
pendukungnya, yakni mematuhi protokol kesehatan dan juga menjaga nilai pokok dari praktik demokrasi supaya
dapat terpenuhi, yakni: transparan, profesional dan dapat dipertanggungjawabkan. Melihat kandidat yang muncul,
sepertinya belum siap mengikuti pemilukada di tengah Covid - 19.

Kata Kunci : COVID-19, Pemilukada

ABSTRACT
The Regional Head Election which is being held in 2020 will now be carried out under the conditions of the
COVID-19 pandemic, Ponorogo Regency is one of them, the implementation of the regional head elections presents
challenges related to democratic practices and keeping people safe according to good health protocols. This study
aims to see how much chance the participants will have in the Pilkada, in addition to their readiness. The research
method is descriptive qualitative, by collecting secondary data from media coverage and also research results, the
data collected is then tested for validity using triangulation. The results show that there are 2 (two) regional head
candidates who are predicted to advance, the first is Ipong Muhlisoni who is an Incumbent candidate, the second is
one of the community leaders who in the previous election period became a competitor, namely Sugiri Suncoko.
Seeing the post-conflict local election in the era of the COVID-19 pandemic, there are many things that must be
considered by election organizers, regent candidates and regent candidates, as well as the supporting masses,
namely complying with health protocols and also maintaining the core values of democratic practices so that they
can be fulfilled, namely: transparent, professional and can be accounted for. Seeing the emerging candidates, it
seems that they are not ready to take part in the post-conflict local election in the middle of Covid – 19

Keywords: Corona Virus, post-conflict local election

1. PENDAHULUAN Pasca reformasi, demokrasi Indonesia


mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Peningkatan partisipasi publik dalam kehidupan
Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat berbangsa dan bernegara disalurkan melalui
dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang pengaturan mekanisme yang semakin mencerminkan
berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan prinsip keterbukaan dan persamaan bagi segenap
partai politik atau secara independen dan yang telah warga Negara. Salah satu bentuknya adalah
memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).
Dalam pemilihan kepala daerah seperti gubernur, presiden dan pemilihan kepala daerah
bupati dan walikota sejak Indonesia merdeka sebelum (pilkada)/pemilukada) harus dapat dilaksanakan
tahun 2005 hanya dipilih melalui Dewan Perwakilan dengan cara yang baik, jujur dan adil, tanpa ada
Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Sejak berlakunya paksaan terhadap individu sebagaimana yang terjadi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang di masa lalu. Apalagi penyelenggaraan pemilu itu
Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara adalah untuk memilih pemimpin dan membentuk
langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala lembaga-lembaga demokrasi lainnya.
Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada
bulan Juni 2005. Dalam kontek demokrasi lokal, pemilihan kepala
daerah (pilkada) atau pemilihan umum kepala daerah
(pemilukada) merupakan upaya dalam mencari
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 pemimpin daerah yang berkualitas dengan cara-cara
Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan yang damai, jujur, dan adil. Salah satu prinsip
Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, demokrasi yang terpenting didalamnya adalah
sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum pengakuan terhadap perbedaan dan penyelesaian
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau secara damai.
disingkat Pemilukada. Pemilihan umum kepala
daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan
undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Penyelenggaraan pilkada tidak bisa lepas dari
pijakan dasarnya terkait penyelenggaraan
pemerintahaan daerah yang menggunakan prinsip
Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru otonomi daerah ,sedangkan perkembangan otonomi
mengenai penyelenggara pemilihan umum yaitu daerah sebagai bagian dari proses desentralisasi akan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam selalu terkait dengan keberhasilan orde reformasi
undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah yang telah membuat pelaksanaan prinsip otonomi
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. daerah di Indonesia semakin membaik, dan membuka
ruang bagi daerah untuk berkreasi secara mandiri.

Dari mekanisme demokrasi yang telah


dijalankan, pemilukada mendapat perhatian luas dan Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari
masih mengundang pertanyaan. Ada yang penulisan paper ini adalah untuk mendeskripsikan
mengusulkan perubahan UUD 1945 dilakukan lagi, bagaimana Permasalahan pilkada.
antara lain karena pelaksanaan pemilukada dinilai
banyak menimbulkan efek negatif.
2.LANDASAN TEORI

Pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu A. Pengertian Pilkada


parameter bagi sebuah negara yang menjalankan
prinsip-prinsip demokrasi. Asaz utama didalamnya
adalah terlaksananya pemerintahan yang didasarkan Pemilihan kepala daerah (Pilkada atau
pada konsepsi pemilihan umum dari rakyat, oleh Pemilukada) dilakukan secara langsung oleh
rakyat dan untuk rakyat. Dalam menyelenggarakan penduduk daerah administratif setempat yang
pemilu, suatu negara demokratis seperti Indonesia, memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah
akan menyelenggarakan pemilu selama dua kali, dilakukan satu paket bersama dengan wakil
pertama adalah untuk memilih anggota legislatif yang kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala
akan duduk sebagai wakil rakyat di parlemen , dan daerah yang dimaksud mencakup:
kedua adalah untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden yang duduk sebagai eksekutif . Mekanisme
semacam ini juga berlaku hingga di tingkat daerah, Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
yaitu dengan memilih kepala daerah yang meliputi
pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, pemilihan
Bupati/Wakil Bupati, serta pemilihan Walikota/Wakil Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
Walikota.

Wali kota dan wakil wali kota untuk kota


Karena menjadi ukuran derajat demokrasi suatu
negara, pelaksanaan pemilu (legislatif, pemilihan
B. Sejarah Pilkada digarisbawahi (walaupun dalam pelaksanaan
Pemilukada tidak langsung nanti ternyata
menyenangkan rakyat) adalah: Pertama,
Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan Pemilukada tidak langsung menyebabkan hak
wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan pilih rakyat hilang. Kedua, Pemilukada tidak
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak langsung menyebabkan anggota DPRD
berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun mendapat dua hak sekaligus, yakni hak pilih dan
2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala hak legislasi. Padahal jika Pemilukada secara
daerah dipilih secara langsung oleh rakyat langsung, tidak menyebabkan hak pilih anggota
melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil DPRD (sebagai warga negara) hak pilihnya tetap
Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada ada.
pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni
2005, dilaksanakan di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. C. Pengertian Perilaku Memilih ( Voting
Behaviour)

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor


22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Perilaku merupakan sifat alamiah manusia
Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, yang membedakannya atas manusia lain, dan
sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum menjadi ciri khas individu atas individu yang
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau lain. Dalam konteks politik, perilaku
disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah dikategorikan sebagai interaksi antara
pertama yang diselenggarakan berdasarkan pemerintah dan masyarakat, lembaga-lembaga
undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta pemerintah, dan diantara kelompok dan individu
2007. dalam masyarakat dalam rangka proses
pembuatan, pelaksanaan, dan penegakkan
keputusan politik pada dasarnya merupakan
Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru perilaku politik.
mengenai penyelenggara pemilihan umum yaitu
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di
dalam undang-undang ini, istilah yang digunakan Definisi tersebut menjelaskan bahwa
adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali perilaku dari setiap individu sangatlah unik,
Kota. karena terjadi perbedaan dalam menentukan
setiap tindakannya. Dalam menentukan
perilakunya, individu melibatkan beberapa hal
Pada tahun 2014, DPR-RI kembali yang diantaranya; kognitif seperti; persepsi,
mengangkat isu krusial terkait pemilihan kepala perhatian, motivasi, minat, dll, dan psikomotorik
daerah secara langsung. Sidang Paripurna DRI atau anggota tubuh seperti; otak, tangan, kaki,
RI pada tanggal 24 September 2014 memutuskan telinga, mata, dst.
bahwa Pemilihan Kepala Daerah dikembalikan
secara tidak langsung, atau kembali dipilih oleh
DPRD. Putusan Pemilihan kepala daerah tidak Sementara dalam konteks perpolitikan,
langsung didukung oleh 226 anggota DPR-RI perilaku yang dikategorikan sebagai interaksi
yang terdiri Fraksi Partai Golkar berjumlah 73 yang terjadi antara individu yang satu dengan
orang, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) individu lainnya merupakan sebuah bentuk
berjumlah 55 orang, Fraksi Partai Amanat konsep yang dilakukan baik secara langsung
Nasional (PAN) berjumlah 44 orang, dan Fraksi maupun tidak langsung, baik secara aktif
Partai Gerindra berjumlah 32 orang. maupun secara pasif. Konsep perilaku tersebut
bisa berupa partisipasi politik. Lebih jauh lagi
bahwasanya konsep perilaku turut serta
Keputusan ini telah menyebabkan beberapa berpartisipasi politik merupakan sebuah
pihak kecewa. Keputusan ini dinilai sebagai hubungan timbale balik yang dilakukan
langkah mundur di bidang "pembangunan" pemerintah dengan masyarakatnya. Perilaku
demokrasi, sehingga masih dicarikan cara untuk tersebut bisa bersifat pribadi-pribadi atau
menggagalkan keputusan itu melalui uji materi kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau
ke MK. Bagi sebagian pihak yang lain, sporadis,secara damai atau dengan kekerasan,
Pemilukada tidak langsung atau langsung dinilai legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.
sama saja. Tetapi satu hal prinsip yang harus
Memilih ialah suatu aktifitas yang Pada masa orde baru, penguasa bercorak
merupakan proses menentukan sesuatu yang militeristik begitu kuat, kelompok civil society
dianggap cocok dan sesuai dengan keinginan tak berdaya membendung berbagai kebijakan tak
seseorang atau kelompok, baik yang bersifat populis. Kondisi demikian mendorong
eksklusif maupun yang inklusif. Memilih sekelompok intelektual yang dikomandoi Arif
merupakan aktifitas menentukan keputusan Budiman untuk menentang ketidak adilan
secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku struktural lewat gerakan moral.
memilih ialah keikutsertaan warga Negara dalam
pemilihan umum merupakan serangkaian
kegiatan membuat keputusan, yakni apakah Gerakan moral ini kemudian dikenal dengan
memilih atau tidak memilih dalam pemilihan golongan putih (golput) yang dicetuskan pada 3
umum. Juni 1971, sebulan menjelang pemilu.Pada
awalnya golput merupakan gerakan untuk
melahirkan tradisi di mana ada jaminan
D. Golput ( Not voting Behavior) perbedaan pendapat dengan penguasa dalam
situasi apapun. Gerakan itu lahir didorong oleh
kenyataan bahwa dengan atau tanpa pemilu,
Pengertian Golput sistem politik waktu itu tetaplah bertopang
kepada Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI). Lebih-lebih dengan berbagai cara,
Golput dimaknai sebagai prilaku apatisme penguasa melindungi dan mendorong
(jenuh) dengan tema-tema pemilihan. definisi kemenangan Golongan Karya (Golkar), sehingga
tersebut menjelaskan bahwa Kejenuhan tersebut meminggirkan partai politik lain yang berjumlah
disebabkan oleh suatu kondisi psikologis 10 kontestan untuk dapat bertanding merebut
masyarakat yang hampir tiap tahun mengalami suara secara fair. Jadi, dalam konteks ini, cikal
pemilu, pilgub, pilkada dan bahkan pilkades. bakal golput merupakan gerakan moral yang
Disisi lain, penyelenggaraan pemilu yang ditujukan sebagai “mosi tidak percaya” kepada
berulang-ulang tak juga memberikan banyak hal struktur politik yang coba dibangun oleh
terkait perbaikan nasib bagi masyarakat. Pada penguasa waktu itu. Gerakan moral ini
titik tertentu rasa jenuh tersebut sampai pada rasa memberikan kesan pada publik bahwa putih
tak peduli apakah dirinya masuk dalam daftar disebandingkan dengan lawannya, yakni hitam,
pemilih tetap atau tidak sama sekali. Dengan kata kotor.
lain, golput merupakan akumulasi sikap jenuh
masyarakat terhadap seputar pemilu baik janji
politik, money politik dan kekerasan politik dan Menurut Varma tejadinya golput dinegara
kondisi-kondisi yang tak kunjung membaik. berkembang seperti Indonesia lebih disebabkan
oleh rasa kecewa dan apatisme.

Dari pengertian di atas, dapatlah


disimpulkan bahwa golput adalah pilihan tidak “Di negara berkembang lebih disebabkan
memilih sebagai bentuk akumulasi rasa jenuh oleh kekecewaan masyarakat terhadap kinerja
(apatis) masyarakat yang nyaris setiap tahun pemerintahan hasil pemilu yang kurang amanah
mengalami pemilihan kepala daerah, golput juga dan memandang nilai-nilai demokrasi belum
sebagai reaksi atau protes atas pemerintahan dan mampu mensejahterakan masyarakat. Kondisi ini
partai-partai politik yang tidak menghiraukan jelas akan mempengaruhi proses demokratisasi
suara rakyat, perlawanan terhadap belum kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
membaiknya taraf kehidupan masyarakat baik terjadi paradoks demokrasi atau terjadi
secara ekonomi, politik, hokum dan budaya. kontraproduktif dalam proses demokratisasi”.
Golput merupakan respon atas ketidakmampuan
partai atau penguasa dalam menjalankan
fungsinya sebagai wakil rakyat yang telah Penyataan diatas menunjukkan bahwa
menerima mandat. Secara empirik peningkatan angka Golput
tersebut terjadi antara lain oleh realitas sebagai
berikut: Pertama, pemilu belum mampu
Sejarah Golongan Putih menghasilkan perubahan berarti bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedua,
menurunnya kinerja partai politik yang tidak
memiliki platform politik yang realistis dan
kader politik yang berkualitas serta komitmen e.Tokoh politik (Political figure)
politik yang berpihak kepada kepentingan publik,
melainkan lebih mengutamakan kepentingan
kelompok atau golongannya. Ketiga, merosotnya Jadi, partai politik (parpol) merupakan salah
integritas moral aktor-aktor politik (elit politik) satu bagian dari system politik yang ada dalam
yang berperilaku koruptif dan lebih mengejar suatu negara. Parpol merupakan salah satu
kekuasaan/kedudukan daripada memperjuangkan infrastruktur politik, yaitu struktur politik
aspirasi publik. Keempat,tidak terealisasinya kemasyarakatan yang memiliki peran cukup
janji-janji yang dikampanyekan elit politik penting dalam arah kebijakan politik.
kepada publik yang mendukungnnya. Kelima,
kejenuhan pemilih karena sering adanya
Pemilu/Pilkada yang dipandang sebagai kegiatan Partai politik maupun infrastruktur politik
seremonial yang lebih menguntungkan bagi para yang lain sama-sama memiliki kekuatan untuk
elit politik. Keenam, kurang netralnya mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Tetapi
penyelenggara Pemilu/Pilkada yang masih ada pembeda yang membedakan partai politik
berpotensi melakukan keberpihakan kepada dengan infrastruktur politik yang lain. Salah
kontestan tertentu, di samping juga kurangnya satunya adalah partai politik merupakan
intensitas sosialisasi Pemilu secara terprogram organisasi resmi yang bisa menjadi peserta dalam
dan meluas. pemilihan umum.

E. Partai Politik Banyak batasan atau definisi yang diberikan


oleh para ahli terhadap partai politik. Parpol
sebagai : Sekelompok manusia yang terorganisir
Pengertian Parpol secara stabil dengan tujuan merebut dan
mempertahankan pengawasan terhadap
pemerintahan bagi pimpinan partainya dan
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat berdasarkan pengawasan ini memberikan kepada
nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga anggota partainya kemanfaatan yang bersifat
negara Indonesia secara sukarela atas dasar ideal maupun material.
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, Definisi tersebut menekankan bahwa tujuan
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan dari partai politik adalah merebut dan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan mempertahankan fungsi pengawasan terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik pemerintahan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
Indonesia Tahun 1945.19 menempatkan orangorangnya dalam parlemen
yang terlebih dahulu harus berusaha
memenangkan pemilihan umum.
Berdasarkan teori yang telah banyak
diterima secara luas, Sudijono Sastroatmodjo
menyebutkan bahwa infrastruktur politik terdiri Definisi tersebut sejalan dengan pendapat
atas komponenkomponen: dari Roger H. Soltau, yang mengatakan bahwa
Partai politik terdiri dari sekelompok warga
negara yang sedikit banyak terorganisir, yang
a.Partai politik (Political Party ) bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan
yang memakai kekuasaan memilih bertujuan
mengawasi pemerintahan dan melaksanakan
b.Kelompok kepentingan (Interest group) kebijaksanaan umum mereka.

c.Kelompok penekan (Pressure group ) Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis


terdorong untuk membahas lebih lanjut mengenai;
Analisis Permasalahan Pilkada di Desa
d.Media komunikasi politik (Political Sayurmatinggi Kecamatan Ujung Padang”.
communication media)
3.METODOLOGI PENELITIAN dapat memamabh masalah baru, jadi seahrusnya
bagi paslon yang kalah harus menerima.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa
sayurmatinggi kecamatan ujung padang, kabupaten
simalungun. Dengan waktu penelitian pada hari rabu
09 desember 2020. Populasi pada penelitian ini 2. syahdenan umur 39 tahun sebagai ketua kpps
adalah masyarakat di Desa sayurmatinggi. Dan menurutnya kendala yang dihadai saat pilkada
sampel dalam penelitian ini adalah beberapa adalah tidak lengkapnya alat yang disediakan
masyarakat di Desa sayurmatinggi. Teknik untuk protocol kesehatan, dan mengenai
pengambilan/pengumpulan data dalam penelitiam ini kecurangan menggunakan pemuda pancasila itu
adalah dengan mengambil data kualitatif yakni; menurutnya juga sebagai kecurangan yang tidak
pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan bias diterima karena dsitu mereka memaksa
dan penelitian lapangan yairu wawancara. masyarakat sehingga dapat dianggap
Pengambilan data melalui lisan dengan sumber data kejahatan.dan pilkada ini seharusnya di ulang dan
yang dilakukan dengan tatap muka. Wawancara silakukan secara jujur .
dilakukan terhadap beberapa masyarakat yang berada
di Desa Sialang Bungkuk, Bandar Petalangan, 3. zulkarnain umur 25 tahun sebagai saksi paslon
Kabupaten Pelalawan, Riau. Untuk analisis 2 menurutnya kedala yang dialami pada saat
datamelalui penelitian pustaka dan wawancara melakukan pilkada ini banyak nya masyarakat
dengan cara mencari data/informasi dari beberapa yng kurang memperhatikan protocol kesehatan
masyarakat tentang permasalahan ekonomi yang dan kurangnya fasilitas yang disediakan , terkait
dihadapi saat adanya pandemi covid19. dengan adanya kecurangan tersebut saya juga
setuju apa bila pilkada harus diulang .
4.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
B.PEMBAHASAN
Dari hasil yang kami dapatkan di lapangan tepatnya
Di Desa sayurmatinggi kecamatan ujung padang, 1. Pengertian Pilkada (Pemilihan Kepala
kabupaten simalungun melakukan berbagai metode Daerah)
untuk mengetahui potensi pada daerah ini yaitu salah
satunya melalui metode wawancara. Ada beberapa Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
pertanyaan yang kami tanyakan diantaranya : Wakil Kepala Daerah atau biasa disebut dengan
Pilkada atau Pemilukada adalah Pemilihan Umum
1. Apakah kendala yang dihadapai dalam untuk memilih pasangan calon Kepala Daerah
melaksanakan pilkada di masa pandemi covid19 ? yang diusulkan oleh Partai Politik (Parpol) atau
gabungan parpol dan perseorangan. Pilkada
2 bagaimana anda menyikapi tentang pilkada ini (Pemilihan Kepala Daerah) merupakan sebuah
terkait dengan adanya kecurangan yang dilakukan pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh
oleh salah satu paslon dengan memanfaatkan pemuda para penduduk daerah administratif setempat yang
pancasila ? telah memenuhi persyaratan.
3. Bagaimana nenurut anda jika pilkada ini diulang? Di Indonesia, saat ini pemilihan kepala
daerah dapat dilakukan secara langsung oleh
Berikut adalah hasil jawaban dari masyarakat yang penduduk daerah administratif setempat yang
kami wawancarai di Desa sayurmatinggi : sudah memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah
juga dapat dilakukan satu paket bersama dengan
1. Yutri diansi umur 36 tahun bekerja sebagai
wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil
guru tk paud intan sebagai anggota kpps
kepala daerah yang dimaksud mencakup sebagai
mengatakan banyak kendala yang dihadapai
berikut :
dalam pelihan ini salah satu nya adalah harus
mematuhi protocol kesehatan yang ada , dan Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi.
pemilihan tahun ini sangat berbeda dengan tahun
yang lalu dimana terlalu banyak peraturan baru Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten.
sehingga mempersulit.dan menurutnya terkait
dengan adanya kecurangan yaitu dengan Wali kota dan wakil wali kota untuk kota.
memanfaatkan pemuda pancasila merupakan
sebuah kecurangan ,tetapi saya kurang setuju Dasar Hukum PILKADA
apabila pilkada tahun ini harus di ulang karena
Selain itu, pilkada juga dapat diartikan dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara
sebagai Pemilihan Gubernur dan pemilihan resmi bernama sebagai Pemilihan Umum Kepala
Bupati atau Walikota yang merupakan sarana Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat
pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan Pemilukada.
Kabupaten atau Kota untuk memilih Gubernur
dan Bupati atau Walikota berdasarkan Pancasila Pemilihan kepala daerah pertama yang
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik diselenggarakan ini berdasarkan undang-undang
Indonesia Tahun 1945. ini yakni Pilkada DKI Jakarta 2007 . Pada tahun
2011, terbit undang-undang baru mengenai
Undang-Undang yang mengatur tentang sebuah penyelenggaran pemilihan umum yaitu
Dasar Hukum Penyelenggaraan PILKADA adalah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di
sebagai berikut. dalam undang-undang ini, istilah yang sudah
digunakan yaitu Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Wali Kota.
Pemerintah Daerah.
Pengertian PILKADA Menurut Para Ahli
Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang
Penjelasan Pemerintahan Daerah. 1. Suryo Untoro

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 17 tentang Pilkada yaitu suatu pemilihan yang dilakukan
Perubahan atas Peraturam Pemerintah nomor 6 oleh rakyat Indonesia. Terutama rakyat yang telah
tahun 2005tentang pemilihan, pengesahan memiliki hak pilihnya. Hak ini digunakan untuk
pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah memilih wakil-wakilnya di MPR, DPR, dan
dan wakil kepala daerah. DPRD.

PP Pengganti UU Nomor: 3 tentang PERPU NO 3 2. Harris G. Warren dkk


TAHUN 2005.
Pilkada yakni kesempatan rakyat memilih
Peserta pilkada adalah pasangan calon yang pempimpin mereka. Serta memutuskan, apa yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai ingin pemerintah lakukan untuk mereka.
politik, hal ini didasarkan pada Undang-Undang Keputusan rakyat ini juga menentukan hak yang
Nomor 32 Tahun 2004. mereka miliki dan ingin mereka jaga.

Ketentuan ini kemudian sudah diubah oleh 3. Ramlan


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang
menyatakan bahwa para peserta pilkada juga bisa Pilkada ialah sebuah mekanisme penyeleksian
berasal dari pasangan calon perseorangan yang serta pendelegasian. Atau penyerahan kedaulatan
didukung oleh sejumlah orang. kepada orang atau partai yang dipercayai.

Undang-undang ini menindaklanjuti sebuah 4. Ali Moertopo


keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang
membatalkan beberapa pasal menyangkut para Pilkada yaitu uatu Lembaga Demokrasi yang
peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 dipakai untuk memilih anggota-anggota
Tahun 2004. perwakilan rakyat. Seperti memilih anggota MPR,
DPR, maupun DPRD yang akan bertugas
Sejarah PILKADA bersama-sama dengan pemerintah serta
menetapkan politik dan jalannya pemerintahan
Sejarah Sebelum tahun 2005, kepala negara.
daerah dan wakil kepala daerah ini dipilih oleh
para Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Syarat Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Sejak telah berlakunya Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,  Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat  Setia kepada Pancasila sebagai Dasar
yang melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Negara, Undang-Undang Dasar Negara
Kepala Daerah atau bisa disingkat sebagai Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita
Pilkada. Pilkada ini pertama kali diselenggarakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
pada bulan Juni 2005. Sejak sudah berlakunya 1945, dan kepada Negara Kesatuan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Republik Indonesia.
Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada ini  Berpendidikan paling rendah sekolah
lanjutan tingkat atas atau sederajat.
 Telah mengikuti uji publik. Pilkada ditujukan sebagai perwujudan
 Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) kedaulatan rakyat. Serta menunjukan demokrasi
tahun untuk calon gubernur dan 25 (dua terletak di tangan rakyat. Sehingga rakyat dapat
puluh lima) tahun untuk calon bupati dan menentukan wakil rakyat yang akan mengatur
calon walikota. jalannya pemerintahan. Pilkada dijadikan sebagai
 Mampu secara jasmani dan rohani sarana untuk membentuk perwakilan politik.
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan Sehingga rakyat dapat memilih wakil yang bisa
menyeluruh dari tim dokter. dipercaya. Serta bisa mewakili aspirasi dan
 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara kepentingan rakyat yang memilihnya. Sehingga
berdasarkan putusan pengadilan yang semakin tinggi kualitas pemilu akan semakin baik
telah mempunyai kekuatan hukum tetap juga kualitas para wakil rakyatnya. Pilkada
karena melakukan tindak pidana yang dijadikan sebagai sarana guna melakukan
diancam dengan pidana penjara di atas 5 penggantian pemimpin secara konstitusional.
(lima) tahun. Pilkada diadakan untuk mewujudkan reformasi
 Tidak sedang dicabut hak pilihnya pemerintahan. Melalui pilkada, pemerintahan
berdasarkan putusan pengadilan yang yang aspiratif dapat memperoleh kepercayaan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. rakyat untuk memimpin kembali. Atau
 Tidak pernah melakukan perbuatan sebaliknya, apabila rakyat tidak percaya maka
tercela. pemerintahan akan berakhir dan diganti.
 Menyerahkan daftar kekayaan pribadi.
 Tidak sedang memiliki tanggungan utang Pilkada sebagai sarana pemimpin politik
secara perseorangan dan/atau secara dalam memperoleh legitimasi. Pada dasarnya,
badan hukum yang menjadi tanggung pemberian suara adalah mandat yang diberikan
jawabnya yang merugikan keuangan rakyat kepada pemimpin yang dipercaya untuk
negara. menjalankan roda pemerintahan. Pemimpin yang
 Tidak sedang dinyatakan pailit terpilih akan mendapatkan legitimasi (keabsahan)
berdasarkan putusan pengadilan yang dari rakyat. Pemilu dijadikan sarana partisipasi
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. politik masyarakat. Rakyat mampu secara
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak langsung menetapkan kebijakan publik melalui
(NPWP) dan memiliki laporan pajak dukungannya. Selanjutnya pemimpin yang
pribadi. terpilih harus merealisasikan janji-janjinya.
 Belum pernah menjabat sebagai
gubernur, bupati, dan/atau walikota Asas PILKADA
selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam
jabatan yang sama. Langsung : Rakyat yang berperan sebagai pemilih
 Berhenti dari jabatannya bagi gubernur, mempunyai hak yakni memberikan suaranya
bupati, dan walikota yang mencalonkan secara langsung sesuai dengan hati serta tidak
diri di daerah lain. memakai perantara.
 Tidak berstatus sebagai penjabat
gubernur, penjabat bupati, dan penjabat Umum : Asas umum membuat semua warga
walikota. berhak mengikuti pemilu. Warga yang berhak
 Tidak memiliki konflik kepentingan mengikuti pemilu harus sudah memenuhi
dengan petahana. perdyaratan sesuai dengan undang-undang yang
 Memberitahukan pencalonannya sebagai berlaku. Dalam pemilu, tidak ada diskriminasi
gubernur, bupati, dan walikota kepada seperti suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,
Pimpinan DPR, DPD, atau DPRD bagi kedaerahan, pekerjaan, status sosial dan lain-lain.
anggota DPR, DPD, atau DPRD.
Bebas : Rakyat bebas dalam menentukan
 Mengundurkan diri sebagai anggota
pilihannya. Tidak ada paksaan dari siapapun,
TNI/Polri dan PNS sejak mendaftarkan
setiap warga negara akan dijamin keamanannya.
diri sebagai calon.
 Berhenti dari jabatan pada Badan Usaha Rahasia : Suara dari pemilih akan dijamin
Milik Negara atau Badan Usaha Milik kerahasiannya.
Daerah; dan
 Tidak berstatus sebagai anggota Panlih Jujur : Dalam penyelenggaraan pemilu, Baik
gubernur, bupati, dan walikota. penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta
pemilu, pengawas pemilu pemilu dilaksanakan
Manfaat Pilkada secara jujur sesuai dengan peraturan perundang-
undang.
Adil : Setiap pemilu dan orang yang di pilih 3. Perspektif Demokrasi Liberal
mendapatkan peralatan yang sama dan pasti
terbebas dari kecurangan pihak manapun. Pilkada merupakan upaya menegaskan serta
melibatkan individu dalam tiap tiap sistem politik.
Tahapan Pemilihan Kepada Daerah
Tujuan Pilkada
Tahap Persiapan
Tujuan pilkada yaitu untuk pilih wakil rakyat dan
Pada Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang No. wakil area untuk membentuk pemerintahan yang
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah demokratis.
disebutkan tahap persiapan terbagi menjadi lima
pelaksanaan, yaitu: Selain itu, pilkada termasuk memiliki tujuan
untuk berpengaruh dan memperoleh sumbangan
 Pemberitahuan DPRD kepada Kepala rakyat fungsi mewujudkan tujuan nasional yang
Daerah mengenai berakhirnya masa tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945.
jabatan.
 Pemberitahuan DPRD kepada KPUD Parameter Demokrasi Pilkada
mengenai berakhirnya masa jabatan
Kepala Daerah. Suatu parameter untuk mengamati terwujudnya
 Perencanaan penyelenggaraan, meliputi suatu demokrasi apabila :
penetapan tata cara dan jadwal tahapan
pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah. Menggunakan mekanisme pemilihan umum yang
 Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, teratur
PPS, dan KPPS.
 Pembentukan dan pendaftaran pemantau. Memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan

Tahap Pelaksanaan Mekanisme rekrutmen dilakukan secara terbuka

Pada Pasal 65 ayat (3) Undang-Undang Akuntabilitas publik.


No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
tahap pelaksanaan terdiri dari enam kegiatan,
yang masing-masing merupakan rangkaian yang
SIMPULAN
saling terkait, yaitu:
Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam
 Penetapan daftar pemilih.
 Pendaftaran dan penetapan calon Kepala memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal
Daerah atau Wakil Kepala Daerah. dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai
 Kampanye. politik atau secara independen dan yang telah
 Pemungutan suara. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131).
 Perhitungan suara.
 Penetapan pasangan calon Kepala Pasca reformasi, demokrasi Indonesia
Daerah atau Wakil Kepala Daerah
terpilih. mengalami perkembangan yang sangat pesat.
 Pengesahan dan pelantikan. Peningkatan partisipasi publik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara disalurkan melalui
pengaturan mekanisme yang semakin mencerminkan
Makna Pilkada prinsip keterbukaan dan persamaan bagi segenap
warga Negara. Salah satu bentuknya adalah
1. Perspektif Tujuan pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

Pilkada ditujukan sebagai pemindahan konflik. Pemilihan umum (pemilu) menjadi salah
Pemindahan dari masyarakat kepada perwakilan
satu parameter bagi sebuah negara yang menjalankan
politik bersama tujuan menanggung integrasi
masyarakat. prinsip-prinsip demokrasi. Asaz utama didalamnya
adalah terlaksananya pemerintahan yang didasarkan
2. Perspektif Tingkat Perkembangan Negara pada konsepsi pemilihan umum dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Dalam menyelenggarakan
Pilkada diselenggarakan sebagai alat untuk
membetulkan rezim yang berkuasa. pemilu, suatu negara demokratis seperti Indonesia,
akan menyelenggarakan pemilu selama dua kali,
pertama adalah untuk memilih anggota legislatif yang
akan duduk sebagai wakil rakyat di parlemen , dan
kedua adalah untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden yang duduk sebagai eksekutif . Mekanisme
semacam ini juga berlaku hingga di tingkat daerah,
yaitu dengan memilih kepala daerah yang meliputi
pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, pemilihan
Bupati/Wakil Bupati, serta pemilihan Walikota/Wakil
Walikota.

DAFTAR PUSTAKA
https://seputarilmu.com/2020/10/pilkada-
adalah.html(diakses 13 desember 2020)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_da
erah_di_Indonesia (diakses 13 desember 2020

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Microsoft/Windo
ws/INetCache/IE/T7B9YPXO/08410166_Bab_2[1].p
df

Anda mungkin juga menyukai