Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA”


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah

Manajemen Sumber Daya Manusia

Disusun Oleh :
BELI YATRA
BP : 1910023810156

Dosen Pengampu:
RIZKI AFRI MULIA

SEKOLAH TINGGI SOSIAL DAN ILMU POLITIK


IMAM BONJOL PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja”, makalah ini
disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Sumber Daya
Manusia”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini banyak kekurangan dan


keterbatasan dalam penyajian materi dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetauan bagi pembaca.

Demikian makalah ini penulis susun, apabila terdapat kesalahan dan


kekurangan, penulis mohon maaf.

Abai, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan......................................................... 3
2. Kepemimpinan Dalam Organisasi.............................................. 4
3. Konsep Kepemimpinan Perubahan............................................ 5
4. Teori Kepemimpinan.................................................................. 7
5. Tipologi Kepemimpinan............................................................. 8
6. Gaya Kepemimpinan.................................................................. 10
7. Dimensi-Dimensi Kepemimpian................................................ 11
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan......... 13
B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja........................................................ 13
2. Aspek Motivasi......................................................................... 14
3. Dimensi-Dimensi Motivasi Kerja............................................. 15
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja.................. 17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi


pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat
mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka untuk mencapai
tujuan dari perpustakaan tersebut. Sebagai seorang pemimpin diharuskan
memiliki kepemimpinan ynag baik. Dalam kepemimpinan organisasi
kepemimpinan adalah suatu gaya yang harus melekat pada pemimpin dapat
dikatakan kepemimpinan adalah hal-hal yang menunjukkan bagaimana
seorang memimpin organisasi. Seorang pemimpin diharuskan memiliki
kepemimpinan yang baik, keberhasilan suatu organisasi baik sebagai
keseluruhan maupun kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat
tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang
bersangkutan dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat
dalam organisasi memainkan peranan dominan dalam keberhasilan
organisasi tersebut dalam menyelenggarakan keberhasilan kegiatannya.
Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Jadi dalam makalah ini kami akan membahas tentang
materi yang berkaitan dengan Hubungan Kepemimpinan Dan Motivasi
Kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kepemimpinan?
2. Bagaimana Kepemimpinan Dalam Organisasi?
3. Bagaimana Konsep Kepemimpinan Perubahan?
4. Apa saja Teori Kepemimpinan?
5. Apa saja Tipologi Kepemimpinan?

1
6. Bagaimana Gaya Kepemimpinan?
7. Apa saja Dimensi-Dimensi Gaya Kepemimpinan?
8. Apa saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan?
9. Apa Pengertian Motivasi Kerja?
10. Apa saja Aspek Motivasi?
11. Apa saja Dimensi-Dimensi Motivasi Kerja?
12. Apa saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan.
2. Untuk Mengetahui Kepemimpinan Dalam Organisasi.
3. Untuk mengertahui Konsep Kepemimpinan Perubahan.
4. Untuk mengertahui saja Teori Kepemimpinan.
5. Untuk mengertahui Tipologi Kepemimpinan.
6. Untuk mengertahui Gaya Kepemimpinan.
7. Untuk mengertahui Dimensi-Dimensi Gaya Kepemimpinan.
8. Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya
Kepemimpinan.
9. Untuk mengertahui Pengertian Motivasi Kerja.
10. Untuk mengertahui Aspek Motivasi.
11. Untuk mengertahui Dimensi-Dimensi Motivasi Kerja.
12. Untuk mengertahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan
organisasi, terlebih lagi dalam menuju perubahan. Kepemimpinan
dibutuhkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri
manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin.
Pemimpin merupakan unsur esensial dari kepemimpinan karena tanpa
pemimpin tidak akan ada kepemimpinan.
Menurut Robbert D Stuart ( 2002 : 352 ) bahwa pemimpin adalah
seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu menentukan
individu untuk mencapai tujuan organisasi. Seiring dengan itu James P.
Spillane ( 2006 : 10 ) menyatakan bahwa pemipin itu agen perubahan
dengan kegiatan mempengaruhi orang–orang lebih daripada pengaruh
orang–orang tersebut kepadanya.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin
adalah orang yang dikenal oleh dan berusaha mempengaruhi para
pengikutnya untuk mewujudkan visinya.
Menurut Dubrin ( 2005 : 3 ) mengemukakan bahwa kepemimpinan
itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi
untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau
perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis
penting memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan
dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai.1
1
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

3
Menurut Siagian ( 2002 : 62 ) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain ( para bawahannya ) sedemikian rupa sehingga orang lain itu
mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu
mungkin tidak disenanginya. Menurut Nimran ( 2004 : 64 )
mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah
merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar
perilaku seperti yang dikehendaki. Menurut Robbins ( 1996 : 39 )
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.
Dari keenam pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah perilaku seseorang untuk mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Kepemimpinan Dalam Organisasi
Dalam mencapai tujuan anggota organisasi dipimpin oleh
pemimpin yang disebut pimpinan administratif yaitu orang yang secara
sah menduduki suatu jabatan administratif dalam organisasi yang
didirikan secara formal. Kepemimpinan dalam masing–masing
organisasi mempnyai ciri–ciri khusus walau masih dalam satu kerangka
umum kepemimpinan. Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan
tujuan dan anggota organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu
aspek manajerial terpenting dalam kehidupan organisasi, serta
merupakan faktor penentu kunci keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Stoner dan
Mary Parket Follet yang dikutip T. Hani Handoko, sebagai berikut : “…
bahwa kepemimpinan telah didefinisikan : kepemimpinan manajerial
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan–kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasmya”.
Sasaran merupakan elemen dasar dari organisasi. Oleh sebab itu
organisasi mempunyai beberapa program atau metode untuk mencapai

4
sasraran. Untuk mencapai sasaran pasti adanya sebuah rencana –
rencana akan menetukan apa yang harus dikerjakan, tanpa adanya
rencana kemungkinan besar tidak ada organisasi yang dapat bertindak
efektif. Dalam organisasi dalam mencapai sasarannya dibutuhkan
seorang manajer atau pemimpin. Pimpinan inilah yang akan
mementukan gaya dalam mempengaruhi sikap karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaannya.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang – orang lain agar bekerja mencapai tujuan
dan sasaran. Manajemen mencakup fungsi – fungsi lain seperti
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan. Aspek pertama
pendekatan perilaku kepemipinann menekankan pada fungsi – fungsi
yang dilakukan pemimpin dalam kelompok. Agar kelompoknya
berjalan efektif pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utama :
a. Fungsi pertama berkaitan dengan pemberian saran penyelesaian,
informasi dan pendapat.
b. Fungsi kedua, mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain,
penengah pendapat, dan sebagainya. Pemimpin yang mampu
menjalankan kedua fungsi tersebut secara berhasil pasti akan
menjadi seorang pemimpin yang efektif.2
3. Konsep Kepemimpinan Perubahan
Pada dasawarsa akhir ini, kepemimpinan lebih populer dengan
kepemimpinan perubahan. Richard L. Daff mengemukakan konsep
kepemimpinan dalam satu definisi saja yaitu “kepemimpinan adalah
merupakan suatu pengaruh hubungan antara pemimpin dan pengikut (
followers ) yang bermaksdu pada perubahan dan hasil nyata yang
mencerminkan tujuan bersama.” Dari definisi tersebut tercakup tujuh
unsur yang esensial dalam kepemimpinan, (1) pemimpin ( leader ), (2)
2
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

5
pengaruh ( Influence ), (3) pengikut ( Followers ), (4) maksud (
Intention ), (5) tujuan bersama ( shared purpose ), (6) perubahan (
change ). (7) Tanggung jawab pribadi ( personal responbility ).
Pengaruh adalah hubungan timbal balik bukan satu arah antara
pemimpin dengan pengikut dengan maksud dan harapan terjadi
perubahan yang berarti sebagai hasil dari tujuan bersama.
Dari pandangan Daff di atas dapat dipahami bahwa pengaruh tidak
dikaitkan dengan unsur kekuasaan maupun paksaan yang dilakukan
pemimpin terhadap bawahan. Pemimin mempengaruhi bawahan dan
juga bawahan dapat mempengaruhi pemimpin, malahan menurut Daff
pengikut yang baik bukanlah “Yes people” kadang-kadang pemimpin
yang efektif sama dengan pengikut yang efektif, hanya berbeda dalam
memainkan perannya. Kemudian unsur tanggung jawab pribadi dan
integritas ( personal responbility and integrity ) menunjukkan adanya
tanggung jawab antara pemimpin dan orang – orang yang ada dalam
organisasi harus sama–sama mempunyai tanggung jawab penuh untuk
mencapai tujuan. Sedangkan unsur perubahan ( change ) merupakan
hasil dari pimpinan dan pengikut yang menjadi harapan masa depan dan
merek sama–sama menciptakan perubahan, bukan memelihara status
quo. Atau dengan kata lain perubahan adalah gambaran dari tujuan
bersama ( shared purpose ).
Jika dicermati ketujuh elemen kepemimpinan yang dikemukakan
oleh Daff, terkandung makna penting, bahwa antara pimpinan dan
pengikut tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam memberikan
pengaruh dan tanggung jawab untuk mencapai perubahan. Yang
berbeda adalah peran antara pemimpin dan pengikut.3
4. Teori Kepemimpinan

3
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

6
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat
diterangkan melalui tiga aliran teori sebagai berikut:4
a. Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and
not made” (pemimpin itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya
dibuat). Para penganut aliran teori ini berpendapat bahwa seorang
pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan yang
bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan
menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai
pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan
ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
b. Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada
satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya.
Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are made and not
born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati).
Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para
penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan
bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup.
c. Teori Ekologis
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori
tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori
ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki
bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
4
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

7
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu
sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati
kebenaran.
5. Tipologi Kepemimpinan
Terdapat beberapa tipe kepemimpinan, yaitu:5
a. Tipe pemimpin yang otokratik. Seorang pemimpin yang otokratik
ialah seorang pemimpin yang :
1. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
2. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
3. Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
5. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
6. Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan
approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat
menghukum)
b. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
seorang pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang
pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
1. Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering
dipergunakan
2. Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada
pangkat dan jabatan
3. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
c. Tipe pemimpin yang paternalistic
1. Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa
5
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

8
2. Bersikap terlalu melindungi
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan
4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil inisiatif
5. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasi
6. Sering bersikap mau tahu
d. Tipe pemimpin yang kharismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai
daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun
para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin
yang karismatik, maka sering hanyadikatakan bahwa pemimpin
yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural
powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat
dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
e. Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia

9
2. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya
3. Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari
bawahan
4. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam
usaha mencapai tujuan
5. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki
agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain
6. Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
7. Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
6. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu kegiatan menggerakan atau
memberi motivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang
selalu terarah pada pencapain tujuan organisasi banyak cara dilakukan
oleh seorang pimpinan. Cara itu merupakan cerminan sikap dan
pandangan pimpinan terhadap orang yang dijalankan. Secara teoritis
gaya kepemimpinan dibagi menjadi tiga, yaitu gaya kepemimpinan
otoriter, gaya kepemimpian demokrasi, dan gaya kepemimpinan
bebas/laissez faire (free-rein).6
Gaya kepmimpinan mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seseorang pemimpin, yang menyangkut
kemapuannya dalam memimpin.7 Gaya kepemimpinan dalam Islam
dapat diartikan sebagai suatu cara untuk bersikap, berperilaku sebagai

6
Yusuf Pawit M, Persepektif Manajemen Pengetahuan,Informasi, Komunikasi,
Pendidikan, dan Perpustakaan, (Jakarta: Rajawali Press,2012), hlm. 320
7
Sudaryono, Leadership Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu
Cendikia, 2014) hlm. 200

10
pemimpin untuk membimbing, menuntun, mengajari, para pengikutnya
sesuai ajaran-ajaran Islam yang diridhoi Allah SWT.8
Menurut Flippo gaya kepemimpinan sebagai pola perilaku yang
dirancang untuk memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan
personalia guna mengejar beberapa sasaran. Sedangkan menurut Agus
Dharma. Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai pola tingkah laku
yang ditunjukan seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi orang.9
7. Dimensi-Dimensi Gaya Kepemimpinan
Menurut Paul Hersley dan Kennerh H. Blanchard kepemimpinan
situasional merupakan teori kontingensi yang memfokuskan
pembahasannya pada para pengikut atau karyawan sebagai bawahanya.
Teori ini berpijak pada kemampuan memilih gaya kepemimpinan yang
tepat berdasarkan tingkat kesiapan (readiness) dan kematagan
(Maturity) karyawan atau bawahan. Berdasarkan kesiapan dan
kematagan. Perilaku atau gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat
jenis, yaitu:10
a. Telling Style
Perilaku pada telling style berorientasi tinggi pada tugas
dan rendah pada hubungan dengan karyawan. Pemimpin
merupakan pusat kegiatan karena kesiapan dan kematangan
bawahan rendah, mengaruskan pemimpin menjelaskan peran setiap
karyawan atau bawahan tentang apa, bagaimana, kapan dan dimana
melaksanakan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaanya.
Pemimpin memberikan instruksi secara spesifik, pengarahan dan
pengawasan ketat.
b. Selling Style

8
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2001), hlm. 28-29
9
Sudaryono, Leadership Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu
Cendikia, 2014) hlm. 201
10
Sudaryono, Leadership Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu
Cendikia, 2014) hlm. 185-187

11
Perilaku kepemimpinan ini dilaksanakan dengan perilaku
orientasi tugas dan hubungan yang kedua-duanya tinggi. Perilaku
ini ditunjukan oleh karyawan yang kemampuan kerjanya belum
memadai (sekedarnya saja) dan kadang-kadang berkamampuan
atau sebaliknya tidak berkemauan dalam melaksanakan tugas-
tugas. Pemimpin harus memberikan pengarahan pada yang
kemampuan dan kemauannya rendah dalam bekerja. Pemimpin
berperilaku sebagai pengarah dan pendukung bagi setiap karyawan
sebagai bawahan.
c. Participating Style
Perilaku ini dilaksanakan dengan orientasi pada tugas
rendah dan orientasi hubungan dengan karyawan tinggi. Gaya
kepemimpinan ini menunjukkan kesediaan dan kemampuan
pemimpin dalam mengikutsertakan atau mempartisipasikan atau
mendayagunakan karyawan sebagai bawahan. Perilaku
kemepemimpinan ini akan efektif apabila bawahan sudah tinggi
kesiapan dan kematagannya, dalam arti mrmiliki kemampuan dan
kemauan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Salah satu hal
penting dalam perilaku ini adalah pengabilan keputusan yang
dilakukan bersama atau dilakukan sendiri oleh pimpinan sebagai
atasan.
d. Delegating Style
Perilaku kepemimpinan ini dilaksanakan dengan orientasi
tugas rendah dan hubungan dengan karyawan sebagai bawahan
rendah. Gaya kepemimpinan ini efektif apabila karyawan sebagai
bawahan sangat tinggi kesiapan dan kematengannya dalam bekerja.
Situasi karyawan sebagai bawahan menunjukkan kemampuan atau
keahlian bekerja yang tinggi dan kemauan yang besar untuk
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Sehingga layak
untuk diberikan pelimpahan wewenang dalam bekerja.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

12
Menurut H. Jodeph Reitz yang dikutip Nanang Fattah, faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu:11
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan
pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan
pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya
kepemimpinan.
b. Harapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi
terhadap apa gaya kepemimpinan.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi
gaya pemimpin.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan
perilaku bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan.

B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata lain “movere” yang berarti dorongan
atau daya penggerak.12 Banyak istilah lain yang digunakan untuk
menyebutkan motivasi antara lain kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (want), dan dorongan (drive).13 Jadi motivasi merupakan
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.14
Menurut Husaini Usman motivasi merupakan keinginan yang
terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar seseorang berpriaku.

11
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999). hlm. 98.
12
Malayu Hasibuan, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara,2000), hlm.92.
13
Miftah Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2010), hlm. 262.
14
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Manajemen Sumber Daya Manusia edisi
ke-2, (Yogyakarta: BPFE,2010), hlm.252.

13
Motivasi kerja dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang
melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja.15
Menrut Hasibuan, motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan.16 Selain itu Munandar juga menyimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
tercapainya tujuan tertentu.17
2. Aspek Motivasi
Menurut Siagian mengemukakan bahwa dalam kehidupan
berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis,
aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para
manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu:18
a. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang
dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan
“ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.
b. Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya
bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis.
c. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.
d. Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan,
mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama
efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk
seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.
3. Dimensi-dimensi Motivasi Kerja

15
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm.95
16
Malayu Hasibuan, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara,2000), hlm.95
17
Ashar Sunoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: UI-Press,2001),
hlm.323
18
Gendis Dwi Aprilia, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi, 2015,
https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-dan-motivasi-kerja-
terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2021

14
Seperti yang kita pahami bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan yang berbeda. Maslow telah menyusun kebutuhan manusia
dalam lima tingkat yang akan dicapai menurut tingkat kepentingannya
sebagai berikut:19
1. Kebutuhan Fisiologi (Pysiological Needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama
yang paling rendah yang harus dipenuhi dan dipuaskan oleh
karyawan sebelum dirinya mencapai kebutuhan pada tingkat yang
lebih tinggi. Kebutuhan ini terdiri atas makan, minum, pernapasan,
dan lain-lain kebutuhan yang bersifat biologis seperti tidur dan seks.
Setelah kebutuhan ini terpenuhi barulah muncul keinginan
berikutnya, yaitu keamanan. Contohnya, secara umum karyawan
terlebih dahulu menginginkan pekerjaan yang memberi gaji yang
memadai untuk memuaskan kebutuhannya sebelum dirinya
menginginkan kebutuhan akan keamanan untuk mencapai prestasi
kerja.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs)
Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan tingkat kedua yang
harus dipenuhi setelah kebutuhan tingkat pertama dipenuhi dan
dipuaskan. Kebutuhan-kebutuhan yang termasuk dalam kebutuhan
keamanan adalah kestabilan, ketergantungan, perlindungan bebas
dari rasa takut dan ancaman. Termasuk juga kebutuhan dalam
mengikuti peraturan secara struktural, peraturan dan tata tertib,
undang-undang dan batasan-batasan tertentu, dan sebagainya.
Contohnya, setiap karyawan selain dirinya ingin memperoleh gaji
yang memuaskan dalam bekerja, maka ia juga membuthkan
pekerjaan yang dapat memberi keamanan dan keselamatan diri serta
bebas dari ancaman agar dirinya dapat bekerja lebih berprestasi.

Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi (Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
19

Sumber Daya Manusia), (Jakarta: PRENADAMEDIA GRUP,2010), hlm.28-31

15
3. Kebutuhan sosial dan kasih sayang (Social and Belongingness
Needs)
Kebutuhan akan sosial dan kasih sayang (social and
belongingnees). Yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan orang
lain, pada saat ini individu akan merasa sangat kesepian dan
terisolasi dari pergaulan. Individu akan memutuhkan teman dan
perhatian dari seseorang. Contohnya, setiap karyawan selain
menginginkan pekerjaan yang aman dan selamat, dirinya juga ingin
dapat berintraksi dengna orang lain dan mau dirinya untuk dikasihi
dan diterima oleh orang lain agar tidak merasa kesepian sehingga dia
dapat berprestasi dalam bekerja. Ketiga kebutuhan di atas merupakan
kebutuhan tingkat rendah (lower level needs). Dua kebutuhan
berikutnya ialah kebutuhan peringkat tinggi (higher level needs).
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Kebutuhan harga diri dapat dibagi menjadi dua kategori:
a. Pertama, kebutuhan terhadap kekuasaan, berprestasi,
pemenuhan diri, kekuatan, dan kemampuan untuk memberi
keyakinan, dan kehidupan serta kebebasan.
b. Kedua, kebutuhan terhadap nama baik (reputation) atau prestise,
status, keberhasilan, pengakuan, perhatian, dan penghargaan.
Pemuasan kebutuhan terhadap harga diri akan membawa kepada
keyakinan diri, kekuatan, kemampuan, dan pemenuhan diri.
Contonya, setiap karyawan umumnya mempunyai harapan
untuk dapat mencapai kebebasan diri dan memperoleh
penghargaan dan kemampuan setelah kebutuhan sosial dan
harga dirinya telah dipuaskan untuk mencapai prestasi kerja.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri atau perwujudan diri yang merupakan
kebutuhan tingkat kelima yang paling tinggi bagi karyawan yang
juga ingin dipenuhi dan dipuaskanya. Pada peringkat ini setiap
individu dalam memenuhi kebutuhan ini sangat berbeda satu sama

16
lain. Masing-masing ingin mewujudkan diri sebagai seorang yang
mempunyai kemampuan unik. Kebutuhan ini ada hanya setelah
empat kebutuhan sebelumnya dicapai secara memuaskan. Pada
darasnya kebutuhan ini bertujuan untuk membuat seluruh potensi
yang ada dalam diri seseorang sebagai suatu wujud nyata, yaitu
dalam bentuk usaha aktualisasi diri. Contohnya, karyawan yang
mempunyai jabatan setaraf dengan manajemen biasanya cenderung
menginginkan pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk
dapat mewujudkan dan meningkatkan potensi diri, kenaikan tingkat
dalam mencapai prestasi setelah kebutuhan penghargaan diri sebagai
kebutuhan tingkat keempat telah dipuaskan.
4. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Harzberg yang dikutip oleh Munandar ada dua faktor
yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu:20
a. Faktor intrinsik (motivator)
Faktor intrinsik dari pekerjaan itu sendiri yang terdiri dari:
1. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung
jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja
2. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga
kerja dapat maju dalam pekerjaan.
3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan
tenaga kerja dari pekerjaannya.
4. Capaian (achivement), besar kecilnya kemungkinan tenaga
kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
5. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang
diberikan tenaga kerja atas unjuk kerjanya.
b. Faktor ekstrinsik (hygiene)
Faktor ekstrinsik dari pekerja yang terdiri dari beberapa faktor
antara lain:

20
Ashar Sunoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: UI-Press,2001),
hlm. 331

17
1. Administrasi dari kebijakan perusahaan derajat kesesuaian yang
dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang
berlaku dalam perusahaan.
2. Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan dan
diterima oleh tenaga kerja.
3. Gaji, derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan
dalam bekerja.
4. Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan
dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
5. Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
Dari pendapat ahli diatas mengenai beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok faktor motivasi kerja
yang lebih bercorak proaktif, sedangkan faktor-faktor yang
termasuk dalam kelompok faktor hygiene cenderung menghasilkan
motivasi kerja yang lebih reaktif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski
memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar-manusia

18
organisasional. Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat
suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan
tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti
antara kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat.
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk
mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti
membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi
utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan
untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting. Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati sealalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang
diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari
dalam diri sesorang. Kepemimpinan lahir dari sesorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal.

B. Saran
Kita sebagai para calon pemimpin nantinya, ataupun para pemimpin
yang sudah ada, sebaiknya dalam menjadi seorang pemimpin harus
mempunyai hubungan atau membuat hubungan yang baik dengan para
anggota atau para bawahan. Selain itu kita sebagai pemimpin harus bisa
memotivasi bawahan, karena dengan memotivasi mereka akan
menimbulkan efek semangat kerja yang baik, sehingga tujuan dari yang
telah ditentukan bersama akan tercapai.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Dwi, Gendis. (2015). Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informmasi.,


https://gendhisdwi.wordpress.com/2015/05/28/pengaruh-kepemimpinan-
dan-motivasi-kerja-terhadap-produktivitas-kerja-pustakawan/. Diakses pada
tanggal 08 Januari 2021

Fattah, Nanang. (1999). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Handoko, Hani, T. (2010). Manajemen Personalia Dan Manajemen Sumber Daya


Manusia edisi ke-2. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. (2000). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan


Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

M, Pawit, Yusuf. (2012). Persepektif Manajemen Pengetahuan,Informasi,


Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta: Rajawali Press.

Munandar, Sunoto, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-
Press.

Nawawi, Hadari. (2001). Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sudaryono. (2014). Leadership Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Lentera


Ilmu Cendikia.

Thoha, Miftah. (2010). Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini. (2006). Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri & Organisasi (Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia). Jakarta: PRENADAMEDIA
GRUP.

Anda mungkin juga menyukai