Anda di halaman 1dari 6

Nama : BELI YATRA

BP : 1910023810156
Mata Kuliah : Teori Administrasi Publik

Jenis Malaadministrasi pada penyelenggaraan Publik :


1. Penundaan berlarut dalam pelayanan (undue delay)
Contoh Kasusnya adalah :
Tindakan penundaan berlarut dari Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berimplikasi menghambat menerbitkan KTUN telah menimbulkan persoalan
hukum yang dapat terindikasi maladministrasi.Tindakan penundaan berlarut ini
dikategorikan sebagai biropatologi yang dapat menurunkan kepercayaan
masyarakat dan legitimasi birokrasi.Karena itulah, permasalahan yang dikaji
berupa Pertama, bentuk perlindungan hukum terhadap tindakan penundaan berlarut
yang berimplikasi maladministrasi dalam Pembuatan KTUN; dan Kedua,
perlindungan hukum melalui penegakan disiplin PNS dalam tindakan penundaan
berlarut pembuatan KTUN. Metode yang digunakan adalah doktrinal dengan
pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus dan pendekatan konseptual.
Analisis hukum digunakan secara nornatif kualitatifmelalui penafsiran secara
gramatikal dan sistematis. Dari hasil analisis ditemukan bahwa perlindungan
hukum adalah kewajiban pemerintah untuk menciptakan kepastian dan keadilan
hukum bagi masyarakat/badan hukum yang mengajukan permohonan KTUN.
Bentuk perlindungannya dapat berupa mengajukan gugatan di Peradilan Tata
Usaha Negara dan pemberian sanksi disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil yang
mengabaikan tugasnya

2. Penyimpangan/kesalahan dalam mengambil suatu tindakan (tidak Proporsional)


Contoh Kasusnya adalah :
Pada PT. Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan
permodalan yang sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk
produknya. Nike kemudian hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk
menarik minat konsumen. Selain itu untuk menekan biaya yang besar, Nike
membeli sepatu darisupplier Asia. Para pekerja Asia yang terkenal murah bisa
menekan harga yang ditawarkan supplier sehingga Nike bisa membeli dengan
harga yang lebih murah.
Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu
PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini
memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baikuntuk
anak-anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telahdiberikan
oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadiIndustri sesuai
dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yangtelah dihasilkan oleh
PT. Pratama abadi Industri, tidak boleh dipasarkan di dalamnegeri. Semua hasil
produksi yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yangada di Beverton
(USA) untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain,seperti Perancis, swedia,
India, Belgia, Kanada, USA, AfrikaSelatan, Argentina, Uruguay, Chillie.
Pada tahun 1983, kepercayaan knight melakukan kesalahan dalam
pengelolaan nike, sehingga berdampak pada 350 karyawan yang ia miliki,
olehkarena itu PHIL sebagai Ketua Dewan Direksi memutuskan untuk
mendapatkankembali posisi produsen sepatunomor satu melalui kecepatan
penjualannyadengan konsep "Nike Global Segmentation & Targeting
Positioning"

3. Penyimpangan/kesalahan dalam prosedur


Contoh Kasusnya adalah :
Contoh kasus An. Raffles. di Rumah Sakit X ( Jakarta ) umur 1 tahun 6 bulan
pada tanggal 11 Juni 2014, pasien di rawat di ruangan Mawar dengan diagnosa
Kejang demam . Sesuai instruksi dokter yang merawat bahwa diperintahkan agar
diberikan obat anti kejang yang bernama Pentoin secara infus , dengan tujuan
mencegah kembali pasien kejang . Perawat yang baru bertugas tanpa melihat
catatan petugas perawat sebelumnya, langsung mencabut infus. Apa yang terjadi ;
beberapa menit setelah pencabutan infus pasien mengalami kejang-kejang sampai
tidak sadarkan diri. Segera keluarga pasien melaporkan kejadian ini.
Analisa dari kasus diatas : terlihat bahwa kelalaian perawat sangat
membahayakan keselamatan pasien. Seharusnya saat pergantian jam dinas semua
perawat diwajibkan mengikuti sesi laporan harian yang disampaikan oleh petugas
sebelumnya, dengan mengikuti sesi laporan tersebut, petugas yang akan bertugas
akan mendapatkan berita tentang kondisi semua pasien yang dirawat dan rencana
baru sesuai instruksi kerja yang terakhir diberikan oleh dokter. Didalam kasus ini
perawat juga tidak menjalankan prinsip yang benar dalam pemberian obat.
Seharusnya perawat melihat terapi yang akan diberikan kepada pasien sesuai atau
tidak dengan order, dalam hal ini perawat tidak menjalankan prinsip itu.
Disamping itu terkait dengan hal ini perawat tidak mengaplikasikan konsep patient
safety dengan benar, terbukti dari kesalahannya pasien mengalami kejang kembali,
tentu hal ini samhat membahayakan, bahkan dengan pasien tidak sadarkan diri
sudah terjadi kelainan di jalan nafasnya, atau pasien bisa mengalami kematian
secara mendadak.

4. Kesalahan menyajikan informasi/penjelasan


Contoh Kasusnya adalah :
Sebuah perusahaan melakukan kesalaha, misalkan entitas salah menghitung
depresiasi aset tetap yang diperoleh pada tahun 2008, depresiasi yang dilakukan 10
seharusnya 25. Kesalahan tersebut baru diketahui pada tahun 2012.
Bagaimana perlakukan akuntansinya. Sesuai dengan PSAK 25, koreksi
kesalahan harus diberlakukan secara retrospektif dimulai saat kesalahan tersebut
ditemukan. Sesuai dengan PSAK 1 ketika terjadi penyajian kembali (retrospektif)
yang berdampak pada lebih dari periode lalu, maka laporan posisi keuangan
disajikan komparatif untuk periode sekarang, komparatif periode lalu dan awal
peride lalu.
Kesalahan tersebut akan mengoreksi saldo laba dan nilai akumulasi
depresiasi. Perusahaan harus menyajikan kembali laporan keuangan komparatif
yang disajikan kembali dengan mengoreksi akumulasi depresiasi dari tahun 2008.
Dampak kesalahan tersebut juga harus dikoreksi dari tahun 2008. PSAK 25
menyebutkan jika tidak praktis untuk kembali ke periode di mana kesalahan terjadi,
maka entitas dapat melakukan penyesuaian dimulai di mana periode tersebut
praktis. Pengungkapan diperlukan untuk menjelaskan alasan tidak praktis tersebut.

5. Tata kelola pencatatan/pengarsipan yang tidak memadai


Contoh Kasusnya adalah :
Contohnya pada kasus penyelesaian pengelolaan adminstrasi arsip pada
kantor konsultan pajak Jakarta. Dalam pengelolaan arsip yaitu minimnya
pengetahuan pegawai tentang kearsipan. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian
Direktur Utama dalam memajukan kualitassumberdaya pegawai dalam bidang
kearsipan. Walaupun semua pegawai di KKP Jakarta minimal mengenyam
pendidikan (baik tingkat sarjana atau sekolah menengah atas), namun belum ada
pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kearsipan, baik secara
formal maupun informal. Hal tersebut berimbas pada pengelolaan arsipnya yang
hanya meniru dan melanjutkan apa yang telah dilaksanakan oleh pegawai yang
sebelumnya, tanpa mengetahui apakah prosedur yang telah dilaksanakan tersebut
telah sesuai atau tidak, pertama yang kedua Luas dari ruang yang digunakan untuk
menyimpan arsip tidak mencukupi. Ruang kerja menjadi satu ruang dengan arsip.
Dengan terbatasnya ruang tersebut membuat fasilitas kearsipan kurang baik.
Akibatnya odner arsip menjadi satu tempat dengan penyimpanan alat tulis kantor dan
barang-barang lainnya (seperti map, name tag, amplop, kertas, dan peralatan kantor
lainnya), ketiga lemari arsip yang masih kurang memenuhi syarat dan tidak
mengikuti perkembangan arsip, keempat pegawai KKP Jakarta seringkali menunda
proses penyimpanan dokumen sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan dan
kerusakan dokumen dan terakhir adalah proses pencarian arsip yang dibutuhkan
membutuhkan waktu yang lama karena penyimpanan arsip masih menggunakan
sistem manual.

6. Kesalahan dalam melakukan investigasi


Contoh Kasusnya adalah :
Misalnya masyarakat akan mengurus Izin Mendirikan Bangunan ke kantor
Camat disana sudah ada aturannya tentang Retribusi pengurusan Perizinan sudah
ada aturannya kalau masyarakat ingin mengurus IMB berapa ukurannya dan
berapa harus membayar .Tapi di bagian Pelayanan perizinan meminta lebih dari
retribusi tersebut tetapi karena masyarakat tidak tau tentu mereka akan membayar
saja,akan tetapi masyarakat tersebut ada kenalan di kantor perizinan DPMPTSP
dan diapun bertanya kalau Dia mengurus perizinan membayar sekian sehingga
temannya tersebut pun mengatakan kalau mengurus IMB yang luasnya segitu
kamu tidak membayar sebanyak itu
7. Kesalahan dalam menanggapi persoalan
Contoh Kasusnya adalah :
Terkait upaya pengendalian virus corona penyebab Covid-19 menurutnya
perlu banyak melibatkan masyarakat untuk turut memahami risiko dari penyakit ini
serta mematuhi anjuran protokol kesehatan yang telah dibuat. Dikonfirmasi
terpisah, menurut Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Rose Mini
Agoes Salim, manusia akan melakukan sesuatu secara sukarela bila ia mendapat
pemahaman yang jelas dan melekat pada dirinya. Dia menggambarkanya dengan
sebuah pengandaian sederhana, yaitu apabila ada satu keluarga yang tiba-tiba
terkena Covid-19, akhirnya keluarga ini harus menjalani isolasi. Pada saat itulah
mereka baru memahami bahwa bahayanya ternyata sangat besar, sehingga
akhirnya keluarga itu secara sukarela dan dengan disiplin menjalankan protokol
pencegahan Covid-19. "Itu artinya, dia mau melakukan hal yang luar biasa itu
kalau dia paham dan merasa perlu melakukan itu. Karena dia pernah mengalami
hal tersebut," kata Romy, begitu ia biasa disapa, saat dihubungi Kompas.com
(26/6/2020). Dari pengandaian itu, dapat dipahami bahwa saat ini ada sebagian
masyarakat Indonesia yang masih mengabaikan protokol kesehatan karena mereka
masih belum merasakan bahaya dari Covid-19 atau bahkan belum mengetahui
tentang virus corona.

8. Komunikasi yang tidak memadai


Contoh Kasusnya adalah :
PT Golden Castle ,bergerak dalam bidang konveksiatautextil, mengalami
permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang
disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya.
Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau
upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para
karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak
perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo
perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-besaran yang dilakukan
oleh perusahaan. Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan
internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan
lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relative kecil seperti
masalah adu mulut tentang pribadi antar karyawan, sampai yang relative besar
seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh
lainnya dari permasalahan yang relative besar yakni antara karyawan dan
manajemen. Secara kasat mata kita bias ikuti berita sehari-hari di berbagai media.
Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah
hal itu karena tuntutan besarnyak ompensasi, kesejahteraan, keadilan promosikarir,
ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

9. Gagal / tidak memenuhi janji / komitmen


Contoh Kasusnya adalah :
Komitmen Wali nagari dan juga Bagian Pertanahan Nasional untuk datang
ke Nagari Pakan Rabaa dalam rangka Pembuatan Sertipikat Prona yang gratis janji
orang Bagian Agriria tersebut akan datang hari Kamis sehingga masyarakatpun
merasa senang dan memilih untuk tidak bekerja dulu pada hari tersebut ( dirumah
saja ) supaya kalau orang Agraria datang bisa dilakukan pengukuran .Setelah
dilakukan pengukuran oleh orang Agraria tersebut dan mereka berjanji akan
mengeluarka sertipikat tanah masyarakat dalam jangka waktu satu tahun tapi
setelah satu tahun sertipikat mereka belum juga keluar sedangakan surat tanah
( sega,hiba ) sudah mereka berikan.

Anda mungkin juga menyukai