Anda di halaman 1dari 6

KASUS DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

DAN PENGENDALIAN NYA

Kelompok 3

Liza Olivia C1C020041


Ririn Oktarina C1C020025
C1C020151
Tsalisa Ramadhani Z1K022081
Apriliyah Nur Hanifah Z1K022009

Kelas : 5E

Dosen Pengampu : Vika Fitranita, SE.,M.Ak

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKUULU

2022
1. Kecurangan Sistem Informasi Akuntansi (Contoh Kasus Audit Aset Tetap)

Pada Desember 2018 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan
korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset
PT. Industri Sandang Nusantara (ISN), sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil,
dengan asset PT. GDC, sebuah perusahaan swasta. Dalam ruislaag tersebut PT.
ISNmenukarkan tanah seluas 178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan Tanah
seluas 47 hektar beserta Pabrik dan mesin di karawang. Berdasarkan hasil temuan Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran 2016/2017, menyatakan ruislaag
itu berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 121,628 miliar.Kerugian itu terdiri
dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar,
berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999;penyusutan nilai asset
pabrik milik PT. GDC senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah
senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat nilai saham yang belum
dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26 miliar.

Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syarat-syarat tukar
guling asset, sehingga sangat rawan untuk diselewengkan. Seharusnya keputusan Tukar
Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan
beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah
aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan penyelewengan
menjadi berkurang. Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian
tim penilik yang meneliti kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset,
sehingga tidak ada manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses tukar menukar. Walaupun
menggunakan jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah
kecurangan-kecurangan. Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki
pengendalian intern yang sangat buruk. Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-
rekanan bisnisnya maupun oleh oknum-oknum pejabat perusahaan yang ingin mengambil
keuntungan. Oleh karena itu hal pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN adalah soal
Pengendalian Internnya.

Pengendalian yang seharusnya dilakukan :

Seharusnya keputusan Tukar Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu
pejabat saja, melainkan melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang
baik. Selain itu juga diperlukan sebuah aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar guling,
sehingga kemungkinan penyelewengan menjadi berkurang. Diperlukan juga control dari
lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik yang meneliti kelengkapan mengenai
status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak ada manipulasi dari nilai asset
tersebut serta proses tukar menukar. Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN
memiliki pengendalian intern yang sangat buruk. Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh
rekanan-rekanan bisnisnya maupun oleh oknum-oknum pejabat perusahaan yang ingin
mengambil keuntungan. Oleh karena itu hal pertama yang harus dibenahi oleh PT. ISN
adalah soal Pengendalian Internnya.

Ada beberapa teknik untuk mengatasi masalah fraud (kecurangan) diantaranya adalah sebagai
berikut:

a. Mendeteksi, Mencegah, dan Pelaporan Eksternal Penipuan dan Internal

b. Mengembangkan suatu Penipuan Manajemen Risiko untuk Program Organisasi.

c. Mengevaluasi Etika Organisasi

d. Financial Pernyataan Penipuan Deteksi untuk Auditor Internal

e. Penipuan Pemeriksaan ACL

f. Penipuan Kesadaran untuk CAEs dan Manajemen

g. Penipuan Deteksi dan Penyelidikan untuk Pemerintah Auditor

h. Penipuan Deteksi dan Penyelidikan untuk Auditor Internal

i. Penyelidikan Alat dan Teknik Penipuan

j. Audit internal untuk Penipuan

Untuk membantu manajemen dan dewan deriksi dalam upaya mengurangi


kecurangan, AICPA bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan (Program
dan Antikecurangan; pedoman untuk membantu mencega, menghalangi, dan mendetiksi
kecurangan). Program ini mempunyai tiga unsur: Budaya jujur dan etika yang tinggi
Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan Pengawasan oleh komite
audit. (Auditing dan jasa Assurance, Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley,
bab 11). Sedangkan cara yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
kecurangan atau pencurian data melalui sistem Teknologi Informasi (TI) adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus
2. Membatasi akses fisik ke data pemegang kartu
3. Mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengamanan khusus
4. Mengnkripsi tranrsmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka
melacak dan mengakses kesemua sumber daya jaringan dan data pemegang kartu
secara terus-menerus.
Sumber:https://www.cnbcindonesia.com/market/20210726191301-17263827/deretan-
skandal-lapkeu-di-pasar-saham-ri-indofarma-hanson

2. Kasus Fraud dalam Sistem Informasi Akuntansi (Kasus  Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau)

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar,
Riau, Masril ditangkap Polres Kampar karena melakukan transfer fiktif senilai Rp 1,6
miliar. Kasus transfer fiktif ini dilaporkan oleh Kepala BRI Kabupaten Kampar, Sudarman
dan seorang pejabat di BRI Rustian Marta. Pencatatan yang salah dalam pembukuan atau
laporan dan dokumen kegiatan usaha. Laporan rekening atau transaksi yang dilakukan
tersangka sebesar Rp 1,6 miliar tanpa disertai uang. Cuma di nota ada transfer uang, faktanya
fiktif. Seperti dilansir detikcom, kronologi transfer fiktif ini dimulai Rabu (23/02) lalu. Saat
tim pemeriksa internal BRI Cabang Bangkinang Ibu Kota Kabupaten Kampar melakukan
pemeriksaan di BRI Unit Tapung, ditemukan kejanggalan dalam transaksi tersebut. Hasil
pemeriksaan menyebutkan, ada perbedaan antara jumlah neraca dan saldo kas. Setelah
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dibukanya setoran tunai sebesar Rp 1,6 miliar. Uang
sebesar itu diketahui ditransfer dari BRI Unit Pasir Pangarian II ke BRI Unit Tapung.

'Dalam kasus ini, tersangka membuat laporan transaksi Rp 1,6 miliar, namun
dalam   pemeriksaan tim BRI Bangkinang, transfer tersebut tidak disertai
uang. Kecanggungan inilah yang akhirnya membuat tim pemeriksa internal BRI mengungkap
adanya transaksi fiktif tersebut. Hingga kasus penggelapan ini dilaporkan ke polisi, jelas
Muttaqien. Dalam kasus ini, tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang   Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Tersangka diancam 10 tahun penjara ditambah denda. ''Kami juga masih
memeriksa sejumlah saksi dari pihak BRI sendiri serta tim ahli perbankan. Kami telah
menangkap tersangka sekarang,'' jelas Muttaqien.

Pengendalian / solusi :
Menurut kelompok kami, permasalahan yang dihadapi Bank Rakyat Indonesia (BRI) di
Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau adalah karena lemahnya pengawasan
Bank BRI. sehingga menciptakan peluang bagi pelaku untuk melakukan Fraud atau
Kecurangan. Menurut kami, yang perlu dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) di
Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar, Riau dalam menangani kasus ini adalah
memperbaiki sistem operasi. Yang mengharuskan perusahaan memiliki 4 hal yaitu :

1. Menciptakan Lingkungan Operasi yang baik


Lingkungan Operasi adalah lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh
perusahaan untuk para karyawan. Unsur-unsur lingkungan pengendalian meliputi hal-
hal berikut ini:
· Peran dan contoh manajemen
· Komunikasi manajemen
· Rekrutmen yang akurat
· Struktur organisasi yang jelas
· Audit internal perusahaan yang efektif
2. Arus komunikasi dan informasi yang baik
Setiap penipuan harus mencakup tindakan penipuan, penyembunyian penipuan, dan
konversi. Sistem akuntansi yang baik dapat memberikan jejak audit yang dapat
membantu penipuan ditemukan dan mempersulit penyembunyian. Sistem akuntansi
yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang dicatat mencakup kriteria berikut:
· Sah
· Diotorisasi dengan benar
· Lengkap
· Diklasifikasikan dengan benar
· Dilaporkan dalam periode yang benar
· Dievaluasi dengan benar
· Diringkas dengan benar
3. Kegiatan atau prosedur penanganan yang baik
Agar perilaku karyawan sejalan dengan apa yang diinginkan perusahaan, dan
membantu perusahaan mencapai tujuannya, diperlukan lima prosedur operasi utama:
· Pemisahan tugas atau pengawasan ganda
· Sistem otorisasi
· Verifikasi independen
· Keamanan fisik
· Dokumen dan catatan
4. Pengawasan yang baik
Pengawasan yang baik di setiap bagian perusahaan merupakan hal yang efektif dalam
mengurangi tindakan kecurangan atau kecurangan. Menurut penulis, semakin baik
pengawasan maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalahan pada suatu
sistem.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-1583444/polres-kampar-tahan-kepala-bri-
terkait-transfer-fiktif-rp-16-m

Anda mungkin juga menyukai