Anda di halaman 1dari 4

RESUME PENCEGAHAN FRAUD

Kelompok 5

Indah Risqi Ramadani Putri   195030401111045


Karamina Safira Noor             195030407111032
Imely Leona Sugianto             195030407111033

A. Pembentukan dan Internalisasi nilai- nilai dasar organisasi

Faktor-faktor penentu keberhasilan


Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan yang
akan mendukung secara efektif penerapan nilai- nilai budaya kerja, sangat erat hubungan dengan
hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling terkait satu dengan yang lainnya
sebagai berikut :

1. Komitmen dari Top Manajemen Dalam Organisasi


Manajemen harus memberikan tauladan dan kemauan yang kuat untuk membangun suatu kultur
yang kuat dalam organisasi yang dipimpinnya. Peranan moral/kepribadian yang baik dari seorang
pimpinan dan komitmennya yang kuat sangat mendorong tegaknya suatu etika prilaku dalam suatu
organisasi dan dapat dijadikan dasar bertindak dan suri tauladan bagi seluruh pegawai.
2. Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif
Banyak hasil penelitian memberikan indikasi perbuatan salah atau perbuatan curang seperti tindak
pidana korupsi terjadi dalam suatu organisasi karena kurangnya kepedulian positif karyawan
terhadap perbuatan salah tersebut bahkan dipandang sudah hal yang biasa atau pura-pura tidak
mengetahuinya.
Berikut ini hal-hal yang dapat membantu terwujudnya lingkungan kerja yang positif dalam
mengurangi resiko kecurangan yaitu :
a. Memperkenalkan reward system yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan hasil
b. Memiliki kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan
c. Adanya tim orientik , kerjasama dalam mengambil suatu keputusan
d. Program kompensasi administarasi yang profesional
e. Program pelatihan yang profesional dan proritas dalam pembinaan karir.
3. Pelatihan Yang Berkesinambungan
Pegawai baru sebaiknya diberi pelatihan tentang nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-
standar pelaksanaan pada saat perekrutan.
4. Menciptakan Saluran Komunikasi Yang Efektif
Manajemen membutuhkan informasi mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban pekerjaan
apakah sudah susuai dengan kode etik atau tidak dari masing-masing pegawai. Masing-masing
pegawai harus dapat menginformasikan tentang pelaksanaan kode etik tersebut mulai dari
pemegang posisi tertinggi sampai yang terendah.

B. Sistem Pengendalian Internal dan Early Warning System


Untuk mengurangi Tindakan kecurangan maka perlu mengefektifkan aktivitas pengendalian seperti
dengan cara;
(1) Review Kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, prakiraan, atau kinerja priode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian data yang
berbeda operasi atau keuangan satu sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan dan
tindakan penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas seseorang
manajer kredit atas laporan cabang perusahaan tentang persetujuan dan penagihan pinjaman.
(2) Pengolahan informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi
transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi adalah pengendalian
umum ( general control ) dan pengendalian aplikasi ( application control). Pengendalian umum
biasanya mencakup pengendalian atas operasi pusat data, pemerosesan dan pemeliharaan
perangkat lunak sistem, keamanan akses, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi.
Pengendalian ini berlaku untuk maiframe, minicomputer dan lingkungan pemakai akhir (end-user ).
Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya, dan
diolah secara lengkap dan akurat.
(3) Pengengendalian fisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva, penjagaan yang memadai terhadap
fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke program
komputer dan data files; dan perhitungan secara periodik dan pembandingan dengan jumlah yang
tercantum dalam catatan pengendali.

Fraud Early Warning System adalah sebuah sistem dan mekanisme yang dirancang untuk mendeteksi
atau memprediksi terjadinya suatu fraud guna memperkuat sistem pengendalian internal. Sudut
pandang dalam melihat fraud sebagai sebuah bencana membuat beberapa peneliti berlatar-
belakang akuntansi memberikan penanganan yang mirip antara bencana dengan korupsi.
Penanganan tersebut dilakukan dengan menggunakan konsep “Sistem Peringatan Dini”. (Kurniawan,
2011)

C. Mengembangkan Fraud Awareness dalam Organisasi

Mengembangkan fraud awareness dapat dilakukan dengan melakukan penyaringan terhadap


pelamar kerja secara efektif sehingga hanya calon pegawai jujur yang dipekerjakan.

Melakukan verifikasi atas semua informasi yang ada di resume dan/atau aplikasi pelamar
sebaiknya :
1. Mensyaratkan semua pelamat untuk memberikan pernyataan bahwa semua informasi yang ada di
aplikasi dan/atau resume mereka telah akurat.
2. Memberikan pelatihan kepada oaring-orang yang terlibat dalam proses perekrutan untuk
melakukan wawancara secara lebih terampil dan terperinci.
3. Menggunakan pendekatan industry yang spesifik atau pendekatan lainnya yang dibutuhkan
(pengecekan kredit, sidik jari, pengujian obat-obatan, pencarian catatan public, pengujian kejujuran
dan sebagainya)
Dalam lingkungan pengendalian yang sangat ketat, pegawai yang tidak jujur dengan tekanan yang
berat sering kali dapat dengan mudah melakukan kecurangan. Salah satu tanggung jawab yang
paling penting dari pemberi kerja adalah perekrutan dan pengelolaan sumber daya tenaga kerja
mereka. Dalam pasar saat ini rotasi kerja cenderung semakin tinggi dan loyalitas pegawai menjadi
rendah.

D. PENDETEKSIAN PROAKTIF FRAUD

Adalah untuk menentukan jalan yang proaktif dalam membantu kita mendeteksi kecurangan dengan
sedini mungkin. Kemudian kita memeriksa dengan 2 metode, yaitu dua metode inductive fraud
detection berdasarkan teknologi dan satu metode deductive fraud detection.

● METODE INDUCTIVE:

1. COMMERCIAL DATA-MINING SOFTWARE


Satu dari sekian banyak pendekatan pendeteksian yang sering digunakan adalah commercial data-
mining software, yang terdiri atas command languange (ACL) atau CaseWare IDEA, untuk melihat
keganjilan didalam database.
Keuntungan utama dalam menggunakan commercial data-mining software adalah penggunaannya
yang mudah. Pada database yang sederhana, mempunyai kemampuan yang unggul dalam
mengindentifikasi trends, keganjilan, dan aktivitas lain yang luar biasa. Keuntungan lainnya adalah
kemampuan untuk menulis di setiap paket data-mining.

2. DIGITAL ANALYSIS DATABASE PERUSAHAAN


Perangkat data-mining software adalah salah satu tipe dari analisis inductive. Tipe pencarian
database perusahaan lainnya mirip dengan cara pemeriksaan prosedur analisis yang telah dikenal
oleh kebanyakan akuntan. Ide dibalik analisis ini adalah untuk menggunakan database perusahaan
itu sendiri dalam pencarian akuntansi yang ganjil atau tidak biasa atau hubungan angka yang tidak
terduga.

● METODE DEDUCTIVE FRAUD DETECTION:


Metode ini menentukan tipe kecurangan seperti apa yang akan muncul dalam situasi yang khusus
dan kemudian menggunakan teknologi dan metode lainnya untuk menentukan kenapa kecurangan
tersebut ada. Metode ini menggunakan 5 langkah dalam prosesnya:

1. Mempelajari dan memahami bisnis dan operasional


2. Memahami tipe kecurangan seperti apa yang akan terjadi (pembongkaran kecurangan) didalam
operasional
3. Menentukan gejala yang bisa menyebabkan kemungkinan kecurangan tersebut muncul
4. Menggunakan databse dan sistem informasi untuk mencari gejala tersebut
5. Menelusuri gejala tersebut untuk menentukan kecurangan yang sebenarnya atau faktor lain yang
bisa menyebabkannya.

E. Studi kasus: Nilai-nilai dasar kementerian keuangan & whistle blowing systems
Wistleblowing adalah sebuah tindakan mengungkapkan informasi dari sebuah organisasi privat
ataupun publik untuk membuka kasus-kasus korupsi yang berbahaya kepada publik (Kumar dan
Santoro, 2017). Whistleblowing System, aplikasi yang disediakan oleh Kementerian Keuangan bagi
Anda yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang
terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tidak perlu khawatir terungkapnya
identitas diri, karena Kementerian Keuangan akan merahasiakan identitas diri sebagai
whistleblower. Kementerian Keuangan menghargai informasi yang Anda laporkan. Pengaduan Anda
akan mudah ditindaklanjuti apabila memenuhi unsur sebagai berikut:

1. What: Perbuatan berindikasi pelanggaran yang diketahui


2. Where: Dimana perbuatan tersebut dilakukan
3. When: Kapan perbuatan tersebut dilakukan
4. Who: Siapa saja yang terlibat dalam perbuatan tersebut
5. How: Bagaimana perbuatan tersebut dilakukan (modus, cara, dsb.)

Agar Kerahasiaan lebih terjaga, perhatikan hal-hal berikut ini:

1. Jika ingin identitas Anda tetap rahasia, jangan memberitahukan/mengisikan data-data pribadi,
seperti nama Anda, atau hubungan Anda dengan pelaku-pelaku.
2. Jangan memberitahukan/mengisikan data-data/informasi yang memungkinkan bagi orang lain
untuk melakukan pelacakan siapa Anda.
3. Hindari orang lain mengetahui nama samaran (username), kata sandi (password) serta nomor
registrasi Anda.

Kasus-kasus yang melibatkan whistleblower yang terjadi di Indonesia, diantaranya adalah kasus
Susno Duaji yang mengungkapkan adanya mafia pajak di instansinya. Kasus ini melibatkan Gayus
Tambunan seorang staf Direktorat Jenderal Pajak. Kasus yang dialami adalah pencucian uang dan
korupsi dalam upaya pembebasan Susno Duaji dari dakwaan pencucian uang. Contoh kasus
whistleblowing lainnya yang telah terjadi di Indonesia adalah Agus Condro dalam pemilihan Deputi
Senior Bank Indonesia dan Yohanes Wowuruntu dalam kasus Sistem Administrasi Badan Hukum
(Sumendawai, etal., 2011).

Anda mungkin juga menyukai