Anda di halaman 1dari 8

1.

Gusti Ayu (1907531161)


Apakah dengan adanya sistem pengendalian internal tujuan perusahaan akan tercapai?
Jawaban:
Jadi dengan adanya pengendalian internal tujuan dari perusahaan akan tercapai, karena
tujuan dari adanya pengendalian internal, yaitu Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat
dicapai, Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya, dan Kegiatan
perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal memiliki peranan penting seperti Membantu manajemen dalam
mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi, Menciptakan pengawasan
melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personil, serta mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dan kecurangan, serta Membantu auditor dalam menentukan ukuran
sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan. Oleh karena itu, dengan adanya
pengendalian internal dalam suatu perusahaan maka tujuan perusahaan tersebut bisa tercapai.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern
https://babelreview.co.id/pentingnya-pengendalian-internal-bagi-suatu-perusahaan

2. Indah Parama
Mohon jelaskan menurut kelompok penyaji apakah suatu pemrosesan transaksi dapat
mempengaruhi baik atau buruknya pengendalian internal yang ada dalam sebuah perusahaan?
Jawaban:
Sebelum masuk ke jawaban, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa pemrosesan transaksi
yakni suatu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen dari proses
pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu disetiap siklus
transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi ini mencangkup pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi yang mempunyai tugas masing-masing. Dari pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi terdapat beberapa prosedur yang harus dijalankan contohnya saja
dalam pengendalian umum perlu terlaksananya perencanaan organisasi pemrosesan data,
prosedur operasi secara umum, pengendalian peralaatan dan pengendalian akses data dan
peralatan. Semua prosedur yang ada pada pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
harus berjalan sesuai tugas nya, jika hal-hal tersebut tidak berjalan dengan baik maka terdapat
kesalahan dalam pengendalian pemrosesan transaksi. Jika ada kendala pada pengendalian
pemrosesan transaksi maka akan berdampak langsung ke pengendalian internal karena
pemrosesan transaksi berisi prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen dari
proses pengendalian internal dapat diimplementasikan dengan benar dan tepat.

Tambahan dari Ayu:

Pengendalian internal dilakukan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko. Nah, salah
satu eksposur umum yang sering terjadi dalam organisasi adalah akuntansi yang tidak akurat
dimana Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat, atau secara signifikan
berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian
transaksi, kesalahan waktu pencatatan transaksi, atau kesalahan klasifikasi transaksi. Sehingga
Dampak kesalahan dapat berakibat pada informasi yang tidak akurat guna pengambilan
keputusan atau laporan keuangan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan. Jadi,
menurut kami pemrosesan transaksi ini berhubungan dengan pengendalian internal, dan baik
buruknya itu tergantung dengan bagaimana pemrosesan transaksi tersebut dilakukan

3. I Wayan Angga Santika (1907531157)


Tadi dijelaskan kejahatan kerah putih kerap kali dalam kasus kejahatan ini tidak ada pihak
yang merasa menjadi korban. Apa saja cara yang harus dilakukan agar terhindar dari
kejahatan kerah putih?
Jawaban:
Pencegahan kejahatan kerah putih merupakan langkah efektif yang murah
untukmenanggulangi terjadinya kejahatan kerah putih. Untuk mencegah terjadinyakejahatan
kerah putih kita harus memahami terlebih dahulu tentang Segitiga Kejahatan Kerah Putih
(Fraud Triangle).
Segitiga kejahatan kerah putih menjelaskan mengapa seseorang itu melakukan kecurangan
atau kejahatan kerah putih Seseorang itumelakukan kejahatan kerah putih dikarenakan
adanya:
• Dirasakannya ada tekanan (perceived pressure)
• Dirasakannya ada peluang (perceived opportunity)
• Adanya pembenaran untuk melakukan kejahatan kerah putih (rationalization)
Terdapat dua cara yang utama dalam mencegah kejahatan kerah putih. Kedua cara tersebut
adalah: 1) Menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, serta sikap salingmembantu; 2)
Menghilangkan peluang terjadinya kejahatan kerah putih
1. Menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, serta sikap saling membantu
Terdapat tiga faktor utama dalam mencegah kejahatan kerah putih yang terkaitdengan
penciptaan budaya kejujuran, keterbukaan, serta sikap saling membantu.Ketiga faktor
utama tadi adalah: a) Menerima karyawan yang jujur serta memberikan pelatihan
kesadaran akan kejahatan kerah putih; b) Menciptakan lingkungan kerjayang positif; c)
Memberikan program asistensi karyawan
2. Menghilangkan peluang terjadinya kejahatan kerah putih
Seperti telah dijelaskan bahwa motivasi untuk melakukan kejahatan kerah putihadalah
dikarenakan adanya tekanan, peluang, serta pembenaran (segitiga kejahatankerah putih).
Bila salah satu atau beberapa unsur tersebut berkurang atau hilang, makakejahatan kerah
putih akan menurun. Terdapat lima (5) metode untukmenghilangkan peluang terjadinya
kejahatan kerah putih :
a) Memiliki pengendalian atau pengawasan internal yang baik;
b) Mencegah kolusi antara karyawan dan konsumen, atau pemasok, serta secara
jelasmemberikan informasi kepada pemasok serta pihak – pihak lain tentang kebijakan
perusahaan melawan kejahatan kerah putih;
c) Memantau para karyawan dan manajemen serta memberikan hotline (sistem
wistleblower) tanpa mengungkap nama;
d) Menciptakan ekspektasi akan hukuman;
e) Melaksanakan pemeriksaan atau audit yang efektif.
https://www.academia.edu/30379984/documents_tips_bab_9_kejahatan_kerah_putih_penceg
ahan_dan_penindakan

4. Tri Widiastuti (1907531059)


Mengapa pengendalian internal dikatakan sebagai hal yang penting dalam Sistem Informasi
Akuntansi?
Jawaban:
Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem informasi
akuntansi. Tanpa dukungan sistem pengendalian internal yang memadai, sistem informasi
akuntansi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang handal untuk pengambilan
keputusan. Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi
sangat berguna untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Sistem
pengendalian internal juga dapat digunakan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang terjadi
sehingga dapat dikoreksi.
Sehingga Suatu Sistem Informasi Akuntansi yang baik harus mempunyai suatu pengendalian
Internal yang andal.
Tambahan dari manik:
Pengendalian Intern terdiri dari rencana organisasi serta seluruh metode koordinasi dan
pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktivanya, menguji keakuratan
dan keandalan data akuntansinya, mendukung efisiensi operasionalnya, serta mendorong
dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Laporan COSO (AICPA, seperti dikutip oleh Sunarto, 2003) mendefiniskan pengendalian
intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, personel
satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang
dan peraturan yang berlaku, serta efektifitas dan efisiensi operasi-operasi.
Jadi, pengendalian intern merupakan cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu
sendiri. Semua aktivitas ekonomi yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan akan
diproses dalam suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi dimana sistem informasi
akuntansi ini
dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu
menghasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam
mencapai hal tersebutlah, peran pengendalian internal sangat penting dilakukan agar tercapai
dari tujuan sistem informasi akuntansi yang diharapkan oleh perusahaan.
https://media.neliti.com/media/publications/220178-peranan-sistem-informasi-akuntansi-
terha.pdf

5. Luh Gede Rai (1907531212)


Berdasarkan materi terkait identifikasi pengendalian proses aplikasi dan pengendalian umum,
lalu apakah dapat dijelaskan secara lebih rinci terkait dengan aspek-aspek yang membedakan
proses pengendalian aplikasi dan pengendalian umum tersebut?
Jawaban:
Perbedaan utama antara pengendalian umum dan pengendalian aplikasi adalah bahwa
sifat pengendalian umum adalah prosedural, sedangkan pengendalian aplikasi bersifat lebih
berorientasi pada data. Oleh sebab itu, bagi auditor mungkin saja menilai pengendalian
umumnya secara terpisah dari penilaian terhadap pengendalian aplikasi. Perbedaan lainnya
general control merupakan pengendalian yang lebih luas dimana tidak hanya pengendalian
dalam sistem computer tetapi juga pengendalian di lingkungan proses sistem tersebut
berlangsung seperti maintenance sistem computer dan pemisahan tugas dalam departemen
EDP misalnya, EDP manajer, system analis, programmer, operator computer,data entry
operator,librarian, serta data control group.
Sedangkan application control berfokus pada pengendalian dalam sistem computer
terhadap input, proses, output. Pengendalian input lebih kepada memeriksa kesesuaian data
yang di entry dengan file yang terdapat di computer. Pengendalian proses dengan memeriksa
data yang error saat pemrosesan seperti urutan program yang tidak sesuai dan pengendalian
output dimana memeriksa apakah informasi yang dihasilkan sudah akurat dan lengkap.

https://www.coursehero.com/file/phk9al/23-PERBEDAAN-PENGENDALIAN-UMUM-
DAN-PENGENDALIAN-APLIKASI-Perbedaan-utama-antara/

6. Ratna Kusuma Dewi (1907531214)


Apa tujuan dari pengendalian aplikasi dan apabila terjadi sabotase atau penyalahgunaan dalam
perusahaan, apakah ada pihak yang berwenang yang dapat mengatasi masalah tersebut dan
bagaimana cara menanggulanginya?
Jawaban:
Tujuan dari pengendalian aplikasi adalah menetapkan prosedur pengendalian khusus atau
aplikasi akuntansi dan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua transaksi
telah diotorisasi dan dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu. Sabotase
merupakan tindakan masuk kedalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking
dimana hacking ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal-hal yang harus dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut yakni:
1. Pastikan perusahaan selalu mengunci router dan juga mengenkripsi seluruh informasi dari
mata-mata. Bila perlu, selalu beri pasword dalam seluruh jaringan data komputer dan bila
perlu cobalah untuk hidden seluruh sistem. Dengan menyembunyikan data, maka
setidaknya kita telah mencegah kejahatan dalam perusahaan.
2. Membatasi akses sistem komputer terhadap dokumen sensitif dan mengelola sistem untuk
mengaudit akses. Dokumen sensitif seperti invoice, jurnal, buku besar dan lainnya perlu
dibatasi hanya bagi karyawan yang membuthkan informasi untuk bagian pekerjaan
mereka.
3. Selalu backup data atau file perusahaan sesering mungkin yang perusahaan bisa.
Setidaknya jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti sabotase, perusahaan bisa
memberikan bukti atau mempunyai pegangan backup file sebagai salinan.
4. Melakukan audit random dimana audit random terhadap inventaris, cash, pengeluaran,
pembelian, billing dan akun-akun lainnya oleh internal atau eksternal auditor bertujuan
mencegah pelaku kecurangan memanfaatkan waktu untuk mengubah, menghancurkan dan
memindahkan rekam jejak atau bukti lain dari perbuatan mereka.

Jika sabotase tersebut sudah masuk ke tahap yang benar-benar darurat maka segera lakukan
investigasi dengan bantuan aparat keamanan. Dengan menyegerakan investigasi terhadap
laporan kecurangan tersebut dapat mengurangi besar kerugian yang mungkin diderita oleh
perusahaan dan oknum yang melakukan sabotase bisa diadili.

https://surabaya.proxsisgroup.com/jenis-jenis-ancaman-terhadap-sistem-informasi/

https://www.integrity-indonesia.com/id/blog/2018/02/23/11-langkah-ini-cegah-kecurangan-dan-
pencurian-di-perusahaan-anda/

https://koinworks.com/blog/3-cara-mengamankan-sistem-informasi-perusahaan/
Pertanyaan kedua:

Apakah dengan SPI dapat menjamin bahwa output SIA benar dan mutlak ?

Jawaban:

Pengendalian internal memang tidak dapat menjamin laporan keuangan benar secara mutlak,
karena pengendalian internal tidak dapat mendeteksi kolusi dan kongkalikong yang dilakukan
oleh personil organisasi atau bahkan oleh manajemen sendiri. Untuk itu peran audit independen
yang dilakukan oleh auditor eksternal/independen (akuntan publik).Laporan auditor independen
akan menyampaikan kondisi laporan keuangan yang sebenarnya.

Pertanyaan ketiga:

Bagaimana contoh implementasi pengendalian internal dalam sia?

Jawaban:

Implementasi yang diharapkan dari suatu pengendalian internal dalam Sistem Informasi
Akuntansi yakni melihat sejauh mana efektivitas dan pengawasan terhadap ketidaksesuaian
dalam mencari peluang perbaikan perusahaan. Pengendalian internal yang dimaksud adalah tidak
adanya sistem internal audit, atau pengawasan pada sistem organisasi atau perusahaan. Hal
itupun tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada komitmen yang baik dari dari masing-
masing manajemen.

Contoh:

Ketika kita melakukan pengambilan uang tunai di ATM maka sebenarnya kita sedang
memerintahkan bank untuk melakukan pencatatan akuntansi. Pengambilan uang tunai tersebut
menyebabkan uang tunai di bank berkurang dan saldo direkening kita di bank juga berkurang
sebesar nilai rupiah yang kita sebutkan/ kita tarik tunai. Disanalah letak implementasi dari
pengendalian internal dimana semua prosedur atau cara kerja dari sudah berjalan dengan baik
yakni contohnya pengambilan uang tunai ini. Jika pengendalian internal tidak diimplementasikan
maka bisa terjadi hal yang tidak diinginkan seperti bank mengurangi saldo rekening kita lebih
banyak dibandingkan jumlah rupiah yang kita terima. Tentunya kita akan menanyakan
permasalahan tersebut ke bank, itulah mengapa implementasi pengendalian internal harus sesuai
prosedur dengan benar dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai