Anda di halaman 1dari 4

Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

(Putu Mega Selvya Aviana)

Meutia Layli (15919037)


meutialayli92@gmail.com
Magister Akuntansi / Universitas Islam Indonesia

Sistem informasi merupakan suatu bentuk kombinasi dari manusia, fasilitas teknologi,
media, prosedur, dan pengendalian yang memiliki tujuan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi secara rutin, mengirimkan sinyal terhadap kejadian internal
maupun eksternal kepada manajemen, serta menyediakan dasar pengambilan keputusan yang
cerdas. Teknologi informasi sangat penting untuk ditrerapkan dalam sebuah perusahaan karena
dapat menjadi penentu bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan teknologi dan akan
memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis.

Perkembangan teknologi saat ini dapat memungkinkan segala sesuatu diatur dengan
maksimal dan sistem kerja secara manual sedikit demi sedikit semakin tergeser. Akan ada
banyak struktur yang berubah jika adanya perubahan teknologi pada sistem manual menjadi
komputerisasi, yaitu perubahan struktur organisasi, perubahan simpanan data, perubahan
pemrosesan volume data besar, perubnahan pada ketersediaan informasi, serta perubahan pada
pengendalian internal.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang telah terkomputerisasi sebagai suatu sistem yang
terbuka (open system) tidak dapat menjamin bebas dari kesalahan atau kecurangan, sehingga
pengendalian internal yang baik akan melindungi sistem dari hal-hal yang merugikan.
Pengendalian yang memadai tentunya sangat diperlukan untuk mengawasi jalannya aktivitas
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan
kerugian perusahaan, sebagai contoh yaitu penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan
pencurian dari pihak luar maupun pihak dalam perusahaan, dan juga dapat mengevaluasi atau
mengambil tindakan perbaikan untuk mengantisipasi kelemahan perusahaan. Namun,
pengendalian internal diharapkan mampu meminimalisir kelemahan, kesalahan, dan kecurangan
yang terjadi pada perusahaan. SIA merupakan suatu proses kegiatan input, proses, dan output
data yang dilakukan oleh perusahaan. Kemudaian hasil data akhir yang telah di proses oleh SIA
dapat menjadi pelaporan bagi pihak internal dan eksternal untuk melakukan pengendalian
perusahaan tersebut.

Pengendalian internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang penvapaian tiga golongan berikut: keandalan pelaporan
keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku. Internal Control - Integrated Framework yang dikeluarkan oleh Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), yaitu kerangka kerja
pengendalian internal yang dirancang dan di implementasikan oleh manajemen untuk
memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai.

Menurut Arens dkk. (2008:375-386) komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-
hal berikut ini:

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang
mencerminkan sikap manajemen puncak, direktur, dan pemilik entitas. Faktor lingkungan
pengendalian meliputi integritas, nilai etis, gaya operasi manajemen, sistem pelimpahan
wewenang, dan proses untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia dalam
organisasi.
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko oleh manajemen untuk menilai risiko sebagai bagian dari perancangan
dan pelaksanaan pengendalian internal dengan tujuan untuk meminimalkan kekeliruan
dan kecurangan yang mungkin terjadi. Proses penilaian risiko yaitu, mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko, menilai signifikan risiko dan kemungkinan
terjadinya, menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, yang dapat memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko untuk mencapai tujuan
entitas. Aktivitas pengendalian dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
a. Pemisahan tugas yang memadai
b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
e. Pemeriksaan kinerja secara independen
4. Informasi dan Komunikasi
Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas yaitu untuk memulai,
mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitas terkait.
5. Pemantauan
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara
berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu
telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan
kondisi.

Gondodiyoto (2007:182-183), menyatakan bahwa sistem pengendalian internal dapat


dikelompokkan beberapa kategori berikut:

1. Pengendalian Administratif
Meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan proses pengambilan keputusan yang dengan pengesahan transaksi-transaksi oleh
manajemen. Pengesahan tersebut merupakan fungsi manajemen yang secara langsung
dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan dan merupakan titik awal
untuk menyusun pengawasan akuntansi atas transaksi-transaksi.
2. Pengendalian Akuntansi
Meliputi struktur organisasi, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan pengamanan aset dan dipercayainya catatan finansial, dan konsekuensinya, serta
berkaitan dengan rencana organisasi, prosedur, catatan untuk menjamin pengamanan
harta, dapat diandalkannya laporan keuangan, dan adanya keyakinan bahwa:
a. Setiap transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi yang berwenang.
b. Setiap transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, maupun dalam rangka untuk
akuntanbilitas kepengurusan perusahaan.
c. Akses terhadap asset hanya sesuai dengan otorisasi yang ada.
d. Catatan tentang akuntabilitas asset adalah sesuai dengan yang ada, dapat
direkonsiliasikan dan telah dilakukan tindakan yang perlu bila terjadi perbedaan
karena interval waktu yang dapat dijelaskan.

Pengendalian akuntansi meliputi metoda dan prosedur yang menyangkut dan berhubungan
langsung dengan pengamanan harta serta dapat dipercayainya catatan keuangan. Pada umumnya
pengendalian akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi), pemisahan tugas,
pengawasan fisik dan cek ulang atas akurasi pekerjaan oleh orang lain (verifikasi independen).

Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan serta prosedur yang dipakai untuk


memastikan tindakan yang diambil untuk menghadapi resiko organisasi yang diidentifikasi.
Pengendalian internal dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu (Hall, 2001:158-163):

1. Pengendalian internal komputerisasi


2. Pengendalian tradisional atau manual

Sistem informasi akuntansi yang baik harus memiliki suatu pengendalian. Sistem
pengendalian pada SIA dapat berguna untuk mencepada SIA dapat berguna untuk mencegah atau
menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya kesalahan atau kecurangan.
Adanya pengendalian internal juga dapat digunakan untuk melacak kealahan-kesalahan yang
sudah terjadi pada saat penggunaan SIA sehingga dapat dikoreksi.

Anda mungkin juga menyukai