KERANGKA TEORITIS
A. LANDASAN TEORI
1. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
1.1 Pengertian pengendalian internal
Pengendalian internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan
yaitu sebagai alat yang dapat membantu pimpinan dalam melakukan tugasnya. Pimpinan
dapat menilai struktur organisasi yang ada serta kegiatan yang dilakukan dalam organisasi,
hal ini bertujuan untuk mencegah dan menghindarkan dari kecurangan dan penyelewengan.
Berikut ini adalah beberapap definisi pengendalian internal dari berbagai sumber
menurut para ahli:
1) COSO (Committee of Sponsoring Organization)
COSO merupakan komite yang membuat kerangka konsep pegendalian internal yang
banyak digunakan oleh perusahaan nasional maupun multinasional saat ini. COSO
mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yng dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajemen, dan karyawan yang drancang dalam rangka memberikan
jaminan bahwa organisasi dapat mencapai tujuan melalu efisiensi dan efektivitas
produksi, penyajian laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan serta
ketaatan terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku.
2) IFAC (International Federation of Accountants)
IFAC mendefinisikan pengendalian internal sebagai sistem yang dimiliki organisasi
untuk mengelola risiko yang dilaksanakan, dipahami, dan diawasi oleh tingkat
pimpinan, manajemen, hingga karyawan untuk mendapatkan keuntungan dan
mencegah kerugian guna mencapai tujuan organisasi.
3) OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Menurut OJK, pengendalian internal merupakan sistem yang dirancang oleh
perusahaan untuk meningkatkan efisinsi, mengamankan harta, menjaga ketelitian data
perakunan, menegakkan disiplin, dan meningkatkan ketaatan karyawan terhadap
kebijakan perusahaan.
Selanjutnya menurut Wakhyudi (2018:18) Pengendalian Internal adalah proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain dalam organisasi untuk
memberikan keyakinan yang memadai terkait percapaian tujuan.
Tujuan utama pengendalian internal adalah agar perusahaan bisa mencapai tujuannya
dengan cara mendapatkan kesempatan dan keuntungan serta mencegah adanya resiko
kerugian, termasuk mencegah adanya tindak kecurangan karywan seperti administration
fraud atau financial fraud. Sedangkan tujuan lainnya dari pengendalian internal adalah
Tujuan dari pemisahan tersebut adalah agar tidak ada yang harus mengendalikan dua
sampai tiga tanggung jawab atau pekerjaan. Jika departemen atau orang yang berbeda
melaksanakan suau transaksi maka bisa mendapatkan keuntungan yaitu tidak terjadi
kecuranggan kecuali kerja sama (collusion) dan dengan adanya koordinasi yang tepat
maka suatu transaksi dapat terselenggara secara efisien serta terhindar dari kesalahan
karena bisa saling cek (cross-check).
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibntuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem
yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi.
3. Praktik yang sehat. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika
tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai degan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan
merupakan unsur sistem pengendalian internal yang sangat penting. Jika perusahaan
memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat
dikurangi sampai batas yang minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan semua aspek yang membentuk struktur, standar,
perilaku, dan pedoman yang menjalankan operasional perusahaan. Lingkungan
pengendalian merupakan suatu fondasi untuk membentuk unsur-unsur pengendalian
internal lain yang baik. Sebagai contoh adalah kebijakan operasional terkait
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kaitannya dengan pengembangan,
tata kelola, pelatihan, atau evaluasi jabatan. Tanpa didukung dengan kebijakan yang
baik, sulit bagi perusahaaan untuk memiliki SDM unggul yang memiliki kompeten
sesuai dengan tujuan perusahaan.
Terhadap beberapa hal yang memengaruhi lingkungan pengendalian internal yaitu:
a) Filosofi dan gaya operasional manajemen
b) Integritas, nilai-niai dan kode etik perusahaan
c) Komitmen pada kompetensi
d) Struktur organisasi
e) Praktik administrasi dan personalia
f) Kebijakan operasional
2. Penilaian Resiko
Setiap aktivitas memiliki resiko termasuk aktivitas operasional maupun produksi
perusahaan. Baik risiko yang berkaitan dengan bisnis secara langsung maupun tidak.
Dimana pada tahap awal, perusahaan menilai risiko yang akan dihadapi dengan
melakukan manajemen risiko yang terdiri dari analisis, tindakan dan evaluasi.
Penilaian resiko berkaitan dengan proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan
memitigasi risiko, perusahaan dapat lebih mudah mencapai tujuan yaitu mendapatkan
keuntungan yang maksimal dan mengurangi kerugian. Beberapa risiko yang harus
dihadapi perusahaan adalah risiko perubahan hukum, situasi politik dan ekonomi,
internal fraud, ancaman pesaing, hinggan anomali permintaan pasar.
3. Prosedur pengendalian
Dalam pelaksanaan pengendalian harus berpedoman pada prosedur atau pedoman
yang telah ditetapkan supaya proses pelaksanaan pengendalian dapat sesuai untuk
mencapai tujuan perusahaan. Prosedur atau pedoman dalam pelaksanaan
pengendalian juga harus bisa mendeteksi kemungkinan adanya tindak kecurangan
dalam perusahaan. Prisedur pengendalian internal meliputi karyawan yang
berkompetensi, rotasi kerja dan kewajiban cuti, pemisahan fungsi dan tanggung
jawab, ulasan kinerja, serta perlindungan aset dan data akuntansi.
4. Pengawasan
Fungsi pengawasan dalam pengendalian internal adalah untuk memastikan bahwa
setiap aktivitas pengendalian berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur yang
telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan, manajemen perusahaan juga bisa
melakukan identifikasi langkah-langkah dan proses mana yang dinilai lebih efektif
dalam mencapai tujuan. Pengawasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian
khusus atau audit internal keuangan dan mengidentifikasi adanya sinyal peringatan
yang berhubungan dengan perilaku karyawan dan/atau sistem akuntansi.
5. Informasi dan Komunikasi
Komponen Informasi dan komunikasi juga memiliki peranan penting sebagaimana
elemen-elemen lain. Tanpa adanya informasi yang memadai, proses pengendalian
yang dimulai dari pembentukan kebijakan, analisis risiko, hingga pengawasan cukup
sulit untuk bisa dilakukan dengan baik. Informasi dan komunikasi juga bisa
digunakan untuk menilai suatu kejadian atau kondisi yang berpengaruh dalam
pengambilann keputusan pelaporan.
Pengendalian internal yang bersifat terbatas merupakan salah satu kekurangan tersendiri
dalam pengendalian. Efektivitas sistem pengendalian sangat bergantung pada sifat dan
dukungan manajemen serta faktor-faktor lainnya. Artinya dengan keberadaan dan peran
pengendalian internal tidak secara ajaib mampu mengubah sistem manajemen atau
keberhasilan perusahaan Keterbatasan lainnya yang sulit dikendalikan oleh sistem
pengandalian internal antara lain:
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Pada tugas akhir ini penulis ingin membahas tentang bagaimana proses pengendalian
internal terhadap kas dan setara kas pada PT ABC. Tentu saja pengendalian internal
merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan agar tidak terjadinya penggelapan dana
yang dapat menyebabkan kerugian. Kas dan setara kas merupakan pos yang paling mudah
bagi karyawan untuk berbuat curang, dengan sifat yang sangat likuid dan akan digunakan
dalam hampir setiap transaksi dalam perusahaan membuat aliran kas dan setara kas harus
memiliki pengendalian internal yang jelas dan baik. Permasalahan yang akan dibahas penulis
adalah mengenai proses pengendalian internal terhadap kas dan setara kas pada PT. ABC dan
melihat apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah berjalan dengan baik ataukah
ada kekurangan dan kendala dalam pengendalian internal tersebut.
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
PT ABC
SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
SISTEM PENGENDALIAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS DAN
INTERNAL KAS DAN SETARA SETARA KAS PADA PT
KAS BERDASARKAN TEORI ABC
KESIMPULAN DAN
SARAN