INTERNAL CONTROL
DISUSUN OLEH:
2002112812
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
MARET 2023
Suatu perusahaan yang berjalan harus melakukan pengendalian intern untuk memastikan
perusahaan dapat berjalan dengan benar dan dapat mencapai tujuannya. Hal ini diatur oleh
dewan komisaris, manajemen serta personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk
memperoleh keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan dalam hal berikut: keandalan
laporan keuangan, bersesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, efektifitas
dan efisiensi operasi.
Pengendalian intern mencakup struktur organisasi dan seluruh cara-cara dan juga alat-alat
yang di koordinasikan yang dipakai dalam perusahaan yang bertujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntanasi, memajukan
efisiensi dalam operasional dan membantu menjaga, mematuhi kebijaksanaan manajemen yang
sudah ditentukan terlebih dahulu.
Bila pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka hal ini akan berdampak pada
perusahaan di mana kemungkinan untuk terjadi kecurangan dalam perusahaan akan meningkat.
Hal ini tentunya diikuti dengan meningkatnya risiko yang diterima oleh akuntan publik dalam
menjalankan pekerjaannya. Semakin besar risiko kecurangan yang terjadi pada perusahaan, maka
auditor harus semakin berhati-hati karena bila tidak, ada kemungkinan auditor tidak
mengidentifikasi beberapa kecurangan yang terjadi dan salah memberikan opini yang akan
berdampak bagi perusahaan dan auditor itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini
maka sangat diperlukan pengendalian intern yang baik pada perusahaan.
Hal ini berkaitan dengan proses otorisasi, kelengkapan dan keakuratan data
keuangan. Pengendalian pemrosesan informasi digolongkan menjadi dua (2), yaitu:
Pengendalian umum
Pengendalian aplikasi
c. Komunikasi Internal
Komunikasi memungkinkan dan mendukung pemahaman dan pelaksanaan
tujuan pengendalian internal, proses dan tanggung jawab individual di semua
tingkat organisasi.
d. Komunikasi Eksternal
Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian tujuan pelaporan keuangan
dikomunikasikan dengan pihak-pihak luar.
5. Monitoring
Monitoring adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (ongoing activities), evaluasi secara
terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya.
Tujuan monitoring adalah menaksir kualitas struktur pengendalian internal dari
waktu ke waktu melalui aktivitas monitoring. Contoh aktivitas monitoring: supervisi
atas aktivitas karyawan dari hari ke hari dan audit atas catatan akuntansi.
Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas
pemantauan seperti apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila
dibutuhkan.
Berkaitan dengan pengawasan terhadap seluruh proses bisnis organisasi. Metode
yang dilakukan untuk mengawasi kinerja adalah:
Dilakukan supervisi yang efektif
Pelaporan yang bertanggung jawab
Audit internal
Contoh Monitoring:
Ada tiga cara yang bisa digunakan oleh akuntan publik, yaitu Internal Control
Questionnaires, Flow Chart, dan Narrative.
Kontrol tingkat transaksi bahkan lebih rinci dalam fokus mereka kemudian tingkat
kontrol proses dan mengurangi risiko relatif terhadap kelompok atau berbagai kegiatan
tingkat operasi atau transaksi dalam suatu organisasi. Mereka dirancang untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional atau transaksi individu, secara akurat diproses
secara tepat waktu.
Contoh kontrol tingkat transaksi meliputi:
Otorisasi,
Dokumentasi
Pemisahan tugas, dan
Pengendalian aplikasi IT
Kontrol sekunder mengurangi tingkat risiko residual ketika kontrol kunci tidak
beroperasi secara efektif, tetapi tidak memadai, sendiri, untuk mengurangi risiko
kunci tertentu ke tingkat yang dapat diterima.
c. Kompensasi control
Kontrol kompensasi dirancang untuk melengkapi kontrol kunci yang tidak efektif
atau tidak dapat sepenuhnya mengurangi risiko atau kelompok risiko sendiri ke
tingkat yang dapat diterima dalam risk appetite yang ditetapkan oleh manajemen dan
dewan. Misalnya, pengawasan yang ketat di saat-saat pembagian tugas yang
memadai tidak dapat dicapai mungkin kontrol kompensasi.kontrol tersebut juga dapat
membuat cadangan atau duplikat beberapa kontrol.
Seperti disebutkan sebelumnya, kontrol sekunder dan kompensasi kontrol yang
diperlukan ketika tombol kontrol yang efektif tidak dapat dibuat atau dirancang untuk
secara memadai mengurangi risiko atau kelompok risiko dalam risk appetite yang
ditetapkan manajemen. Ini mungkin hasil dari kendala ekonomi atau kompleksitas
operasional atau keduanya. Seringkali, kompensasi kerja kontrol bersamaan dengan
kontrol kunci terkait atau tumpang tindih, sementara melayani sebagai kontrol
sekunder untuk kontrol kunci tertentu.
Kedua jenis kontrol ini bekerja sama untuk memastikan kelengkapan, keakuratan,
dan validitas keuangan dan informasi lainnya dalam sistem. Kontrol komputasi
umum dianggap tingkat kontrol badan karena mereka berlaku di organisasi dan
banyak aplikasi komputernya.