Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Nama Mahasiswa : Dhea Sari Aulya Albalqis


Nim : 2002110146
Mata Kuliah : Audit Internal
Materi : Introduction to Internal Auditing
Pertemuan : Pertama (1)

A. Pokok pikiran
Perkembangan profesi internal auditing, dewasa ini melaju sangat cepat seiring dengan
perkembangan jaman pada era globalisasi. Definisi / pengertian internal auditing juga
mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
1. Pengertian Menurut Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas
organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi.
2. Pengertian Menurut Institute of internal Auditor Internal audit adalah suatu aktivitas
independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang
untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara
memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan
meningkatkan keefektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan
dan pengelolaan organisasi.
PARADIGMA BARU INTERNAL AUDIT
Bertolak dari definisi tersebut diatas, dalam perkembangannya penekanan dan
mekanisme internal audit telah bergeser (berubah). Pada masa lalu fokus utama peran
internal auditor adalah sebagai ‘watchdog’ dalam perusahaan, sedangkan pada masa kini
dan mendatang proses internal auditing modern telah bergeser menjadi ‘konsultan intern’
(internal consultant) yang memberi masukan berupa pikiran-pikiran untuk perbaikan
(improvement) atas sistem yang telah ada serta berperan sebagai katalis (catalyst). Fungsi
internal auditor sebagai ‘watchdog’ membuat perannya “kurang disukai” kehadirannya
oleh unit organisasi lain. Hal ini mungkin merupakan konsekuensi logis dari profesi
internal auditor yang tugasnya memang tidak dapat dilepaskan dari fungsi audit
(pemeriksaan), bahwa antara pemeriksa (auditor) dan pihak yang diperiksa (auditee)
berada pada posisi yang saling berhadapan.
PERBEDAAN AUDITOR EKSTERNAL DENGAN AUDITOR INTERNAL
Diantara auditor internal dan auditor eksternal memiliki kesamaan, keduanya
merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam tata kelola organisasi atau
perusahaan/lembaga serta memiliki kepentingan bersama dalam hal efektivitas pengendalian
internal laporan keuangan. Profesi Keduanya memiliki pengetahuan yang luas tentang bisnis,
keuangan, industri, dan risiko strategis yang dihadapi oleh organisasi yang mereka layani.
Dari sisi profesionalitas, keduanya juga memiliki kode etik dan standar profesional yang
ditetapkan oleh institusi profesional masing-masing yang harus dipatuhi, serta sikap mental
objektif dan independensi dari kegiatan yang mereka audit.
Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien utama mereka
adalah manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris untuk entitas perusahan atau
badan pengurus dan badan pengawas untuk entitas lembaga, termasuk komite-komite yang
ada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan organisasi yang berasngkutan. Meskipun
dalam perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing atau co-
sourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya penanggung jawab aktivitas audit
internal tetaplah bagian integral dari organisasi. Sebaliknya, auditor eksternal merupakan
pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi. Mereka melakukan penugasan berdasarkan
kontrak yang diatur dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang
berlaku untuk auditor eksternal. Perbedaan Pemberlakuan Secara umum, fungsi audit internal
tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian untuk perusahaan yang bergerak di industri
tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal. Perusahaan-perusahaan milik negara
(BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal. Begitu halnya dipemerintahan
seperti BPK, BPKP, Bawasda dan Inspektorat.Auditor Eksternalharus memiliki kualifikasi
akuntan yang mampu memahami dan menilai risiko terjadinya errors dan irregularities,
mendesain audit untuk memberikan keyakinan memadai dalam mendeteksi kesalahan
material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada kebanyakan negara, termasuk di Indonesia,
auditor perusahaan publik harus menjadi anggota badan profesional akuntan yang diakui
oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perbedaan mendasar.
Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan,
sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan secara periodik biasa satu tahun pajak.
Auditor Internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya. Auditor Internal harus
menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun
demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
menyimpang atau melanggar hukum. Auditor Internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam
tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit interna atau
mendiskreditkan organisasinya.
Hubungan auditor eksternal dan auditor internal mengatur persyaratan-
persyaratantertentu pada area mana dan sampai sejauh apa, auditor eksternal dapat
menggunakan pekerjaan auditor internal dalam mencapai tujuan penugasannya. Auditor
eksternal harus menentukan apakah pekerjaan auditor internal bisa digunakan, dengan
mengevaluasi sejauh mana status organisasi, kebijakan maupun prosedur yang cukup guna
mendukung obyektif auditor internal, tingkat kompetensi auditor internal, apakah fungsi
audit internal menerapkan pendekatan yang sistematik dan teratur, termasuk menerapkan
pengendalian kualitas. Apabila ketiga hal tersebut tidak dipenuhi, auditor eksternal tidak
diperbolehkan menggunakan hasil dari pekerjaan audit internal.
SABANA OXLEY
Sarbanes Oxley Act section 404 berisi tentang penilaian laporan pengendalian internal
yang memaparkan hasil pengujian yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan dalam
rangka memastikan keefektifan pengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangan.
B. Contoh kasus
Evaluasi Kinerja Internal Audit (Studi Kasus: PT. TELKOM, Tbk).
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (“TELKOM”,
”Perseroan”, “Perusahaan”, atau “Kami”) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan
penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan
layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak
bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan
interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Sebagai BUMN,
Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas yang menguasai
sebagian besar saham biasa Perusahaan sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Saham
Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange
(“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa listing).
Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri
maupun di tingkat global, kami bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan
menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio,
transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia serta
transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya
diversifikasi bisnis TELKOM dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait
dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler
(Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME. Konsistensi kami dalam
berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang
berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave. Komitmen kami untuk mendukung
mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan
ritel maupun korporasi terhadap kualitas, kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk
yang kami tawarkan. Hal itu terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah
pelanggan kami, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010, atau
meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan
pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak,
dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler.
Fungsi internal audit TELKOM memiliki misi untuk menjadi divisi yang profesional,
dipercaya dan dihormati dengan didukung oleh tim yang berdedikasi tinggi, menjunjung kode
etik dalam rangka mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaan. Untuk itu fungsi internal
audit harus dapat memberikan manfaat kepada pihak terperiksa secara khusus dan perusahaan
secara umum melalui kegiatan pemberian rekomendasi atau konsultansi yang dapat
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan nilai ekonomi perusahaan. Dengan demikian
pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja internal audit PT.
TELKOM jika diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard 2. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja internal audit
Hasil evaluasi menunjukan bahwa fungsi internal audit TELKOM dapat memberikan
manfaat melalui perencanaan audit atas area-area yang berisiko tinggi, pelatihan internal
sebelum melakukan penugasan audit, target key performance indicator yang tinggi,
benchmarking, cross sharing / cross learning dan proyek penghematan biaya. Dapat
disimpulkan bahwa fungsi internal audit PT. TELKOM, Tbk telah dapat memberikan
manfaat dari perspektif audit committee, business unit management, internal audit process
maupun innovation and capabilities dari internal auditor
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, M. Arief, ”Komunikasi Komite Audit : Antara Harapan dan Kenyataan”, Majalah
Media Akuntansi, Jakarta, Edisi Juli – Agustus 2002.
_______________ , “Paradigma Baru Internal Auditor”, Majalah Auditor, Jakarta, Edisi
No. 5, 2002.
Aisyah, Siti, and Ridho Gilang Adiko. "Pemahaman Mengenai Perbedaan Auditor Internal
dan Eksternal pada Siswa SMA Swasta Al-Ittihadiyah Medan." Jurnal
Peradaban Masyarakat 2.5 (2022): 4-8.
Putra, Zulkarnaen E. "Peranan Auditor Internal dalam Penerapan Sarbanes Oxley Act Section
404 pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN)." Jurnal
Ilmiah Universitas Bakrie, vol. 3, no. 02, May. 2015

Anda mungkin juga menyukai