Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENERAPAN AUDIT INTERNAL PT TELKOM INDONESIA

Disusun oleh :

1. Aisyah Nurul Aryanto (2004311045)


2. Dinda Azzahra Andarmuna (2004311006)
3. Kyra Azzahra (2004311011)
4. Resa Widya Pauline Yohartan (2004311039)

Jurusan Akuntansi
Prodi D3 Akuntansi
Politeknik Negeri Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit internal adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang auditor dalam
perusahaan itu sendiri. Setiap perusahaan perlu melakukan audit internal untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Audit internal tidak hanya bertujuan untuk mengevaluasi
laporan keuangan saja, melainkan juga mengaudit kinerja karyawan dalam perusahaan itu sendiri
guna mengetahui perkembangan kinerja karyawan pada suatu perusahaan, khususnya karyawan
yang berkaitan dengan laporan seperti karyawan akuntansi, keuangan, satuan pengawasan
internal, dan sumber daya manusia.
Fungsi audit internal adalah membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui
evaluasi, pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan (good governance).
Peran audit internal sangat diharapkan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas
pengendalian intern perusahaan, pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate
Governance untuk menciptakan suatu perusahaan yang sehat dan berdaya saing. Disinilah peran
audit internal menjadi penting untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam suatu perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) atau yang dikenal juga tata kelola
perusahaan yang baik muncul sebagai suatu sistem yang diharapkan dapat menjawab tantangan-
tantangan yang dihadapi oleh perusahaan di era globalisasi ini. Secara teoritis, praktek Good
Corporate Governance (GCG) dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan
kinerja keuangan, mengurangi resiko yang mungkin terjadi, dan meningkatkan kepercayaan
investor.
Suatu perusahan yang telah berjalan sebaiknya memantau seluruh Kegiatan
operasionalnya. Sebuah pengendalian digunakan untuk membantu kegiatan-kegiatan perusahaan.
Pengendalian intern adalah proses yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak
mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan
efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Arens, 2006:412,
dalam Nanda, 2014:5). Maka dari itu, tujuan dibuatnya makalah ini untuk membahas penerapan
audit internal PT Telkom Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan audit internal pada PT Telkom Indonesia?
2. Apa saja tugas dan tanggung jawab audit internal pada PT Telkom Indonesia?
3. Bagaimana penerapan standar dan kode etik yang diterapkan pada PT Telkom Indonesia?
4. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh audit internal pada PT Telkom Indonesia?
5. Bagaimana cara PT Telkom Indonesia meminimalisir resiko/fraud jika ditemukan?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun yang menjadi tujuan masalah yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan audit internal pada PT Telkom Indonesia
2. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab audit internal pada PT Telkom Indonesia
3. Untuk mengetahui penerapan standar dan kode etik yang diterapkan pada PT Telkom
Indonesia
4. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi oleh audit internal PT Telkom
Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana caranya PT Telkom Indonesia dalam meminimalisir
risiko/fraud

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah
Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham
Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York
Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.
Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company,
TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan yang
berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut akan membuat
organisasi Telkom Group menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi
dengan perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru
juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer
experience yang berkualitas.
Kegiatan usaha Telkom Group bertumbuh dan berubah seiring dengan perkembangan
teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan
informasi. Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang sudah
ada sebelumnya.
Telkom mulai saat ini membagi bisnisnya menjadi 3 Digital Business Domain:
1. Digital Connectivity: Fiber to the x (FTTx), 5G, Software Defined Networking (SDN)/
Network Function Virtualization (NFV)/ Satellite
2. Digital Platform: Data Center, Cloud, Internet of Things (IoT), Big Data/ Artificial
Intelligence (AI), Cybersecurity
3. Digital Services: Enterprise, Consumer

2.2 Internal Audit PT Telkom Indonesia


Internal Audit (IA) PT Telkom berfungsi memberikan pandangan secara independen dan
objektif mengenai kondisi pengendalian internal, pengelolaan risiko, dan proses Tata Kelola
Perusahaan dalam kegiatan bisnis kami. Tujuan dari fungsi ini yaitu untuk menjadi katalisator,
melalui penyampaian rekomendasi bagi Telkom dalam memperbaiki operasional usahanya.
Internal Audit merupakan unit yang independen terhadap unit-unit kerja lain dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
Visi dan Misi Unit Audit Internal PT Telkom adalah sebagai berikut :
Visi: To be a trusted advisor and strategic partner untuk mendukung terwujudnya visi
Perusahaan dengan tetap memenuhi aspek Good Corporate Governance (GCG).
Misi:
1. Menyediakan jasa assurance dan konsultasi yang independen, objektif dan profesional
bagi manajemen Perusahaan, Unit Kerja, Anak Perusahaan, Perusahaan Terafiliasi dan
Entitas Lainnya untuk meningkatkan kecukupan dan efektivitas tata kelola dan
manajemen risiko.
2. Memberikan keyakinan (assurance) terhadap kelayakan pelaporan keuangan Perusahaan.
3. Mengawal secara aktif implementasi pengendalian internal, memberikan dukungan dalam
meningkatkan pelaksanaan GCG, dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan risiko
Perusahaan.

2.3 Penerapan audit internal pada PT Telkom Indonesia


Penerapan audit internal pada PT Telkom tidak terbatas pada pemeriksaan objektif saja,
dengan tujuan memberikan penilaian independensi terhadap kecukupan dan efektivitas tata
kelola, manajemen risiko, dan proses kontrol yang meliputi :
a. Menelusuri keandalan, efektivitas dan integritas dari proses dan sistem
manajemen informasi serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi tersebut. Termasuk
relevansi, akurasi, kelengkapan, ketersediaan serta kerahasiaan data.
b. Menelusuri sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, perencanaan prosedur, hukum dan peraturan yang dapat memiliki
pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta menentukan apakah
organisasi telah mematuhinya
c. Menelusuri perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverifikasi
keberadaan aktiva tersebut
d. Menelusuri informasi atau program untuk memastikan bahwa program
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan hasilnya telah sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan
e. Memberikan konsultasi dan masukan mengenai hal hal yang berhubungan dengan
tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal
f. Menelusuri isu pengadilan dan eksposur risiko yang signifikan termasuk risiko
kecurangan (fraud), isu tata kelola dan masalah lainnya berdasarkan kebutuhan
atau berdasarkan permintaan Direktur Utama atau Komite Audit.

2.4 Tugas dan tanggung jawab audit internal PT Telkom Indonesia


Menyusun rencana kerja dan program kerja audit tahunan yang berbasis risiko dan
diselaraskan dengan kecepatan perubahan dan business challenge yang sangat dinamis,
Melaksanakan rencana kerja dan program kerja audit tahunan yang telah disetujui oleh Komite
Audit dan diserahkan oleh Direktur Utama, Melaksanakan Audit Internal berdasarkan program
kerja yang telah disahkan, Melaksanakan Audit Internal di luar program kerja berdasarkan
instruksi dari Direktur Utama dan Komite Audit, Menguji dan mengevaluasi kecukupan
pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
Perusahaan, Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan
kegiatan lainnya, Melakukan review dan/atau audit atas laporan keuangan Perusahaan secara
periodik, Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang terkait, Mengidentifikasi alternatif perbaikan dan peningkatan efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya dan dana, Membuat laporan hasil laporan Audit Internal dan
menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Komite Audit, Memantau,
menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah direkomendasikan,
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkat Manajemen Perusahaan, Anak Perusahaan, Perusahaan Terafiliasi dan Entitas
lainnya, Memberikan konsultasi yang dibutuhkan oleh Perusahaan, Anak Perusahaan,
Perusahaan Terafiliasi dan Entitas lainnya sesuai dengan cakupan Audit Internal yang telah
disepakati, Melakukan sinergi audit dengan unit yang menjalankan fungsi internal audit di Anak
Perusahaan, Perusahaan Terafiliasi dan Entitas lainnya, Melakukan monitoring tindak lanjut atas
rekomendasi hasil Audit Internal yang berdampak signifikan dan melaporkan hasilnya kepada
Komite Audit, Menyusun metodologi evaluasi dan program untuk meningkatkan mutu kegiatan
Audit Internal bekerja sama/ berkoordinasi dengan Komite Audit, Melakukan review dan/atau
pemeriksaan pendalaman atas permintaan Komite Audit dalam rangka menindaklanjuti
whistleblower dan/atau dugaan adanya kecurangan (fraud) pada Perusahaan, Anak Perusahaan,
Perusahaan Terafiliasi dan Entitas lainnya, dan menyampaikan hasil Audit Internal tersebut
kepada Direktur Utama dan Komite Audit, Melakukan pemeriksaan pendahuluan dalam bentuk
audit operasional untuk tujuan tertentu sebagai tindak lanjut adanya whistleblower dan/atau
dugaan adanya kecurangan (fraud).
Peningkatan tanggung jawab audit internal juga dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas operasi perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk
memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui
pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu
proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu
pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. IA memiliki peran penting
dalam mekanisme pengadu yang merupakan domain Komite Audit dan Executive Investigative
Committee (“EIC”), dimana kepala IA ditunjuk sebagai sekretaris EIC. Mekanisme pengaduan
berfungsi untuk mengakomodasi setiap pengungkapan „pengaduan‟ oleh karyawan untuk
diteruskan kepada manajemen. Pada gilirannya, jika Komite Audit dan EIC menilai bahwa
umpan balik pengadu perlu diselidiki lebih lanjut, IA akan mengambil tindakan untuk
menindaklanjuti sebagai bagian dari tugas audit. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya, internal audit memberikan konsultasi bagi perusahaan. Pada tahun 2010, layanan
konsultansi internal diarahkan pada penyelenggaraan operasional Perusahaan yang dapat
dikelompokkan menjadi pengelolaan infrastruktur (alat produksi) dan produk, perdagangan dan
operasi pendukung, termasuk Manajemen Risiko Perusahaan (“ERM”), identifikasi Risiko
Pelaporan Keuangan Group (Group Financial Reporting Risk/ GFRR) dan pengelolaan Sumber
Daya Manusia (Human Capital Management). Aktivitas konsultasi internal ini lebih merupakan
solusi pencegahan sebagai antisipasi agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan
mengindahkan rambu-rambu peraturan yang berlaku.

2.5 Analisis Penerapan Standar dan Kode Etik yang Diterapkan


Auditor internal diharapkan menerapkan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan
aturan-aturan berikut :
a. Integritas
Integritas auditor internal harus dijaga sehingga hasil penilaiannya dapat
diandalkan, dengan cara :
1. Menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kehati-hatian dalam melakukan
tugas dan tanggung jawabnya
2. Mematuhi hukum dan membuat pengungkapan yang sesuai dengan
ketentuan hukum dan profesi
3. Tidak terlibat dalam kegiatan ilegal atau kegiatan yang dapat
mendiskreditkan profesi auditor internal maupun perusahaan
4. Menghormati dan memberikan kontribusi pada tujuan perusahaan
b. Objektivitas
Auditor internal menunjukkan objektivitas secara profesional dalam
memperoleh, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas
atau proses yang diuji. Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas
berbagai hal yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau
pihak lain dalam memberikan pertimbangan, dengan cara :
1. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat
menghalangi penilaian secara objektif. Termasuk dalam hal ini adalah
kegiatan atau hubungan apapun yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan dengan perusahaan
2. Dilarang menerima apapun yang dapat mempengaruhi pertimbangan
profesional
3. harus mengungkapkan semua fakta penting yang diketahui agar tidak
terjadi distorsi pada laporan hasil penilaian
c. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang sah,
kecuali ada kewajiban hukum atau profesional untuk melakukannya, dengan cara:
1. Menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh selama
melaksanakan tugas dengan prinsip kehati-hatian (prudent)
2. Tidak menggunakan informasi yang diperoleh selama melaksanakan tugas
untuk mendapatkan keuntungan pribadi, atau dengan cara apapun yang
bertentangan dengan hukum atau merugikan perusahaan.

d. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan dalam menjalankan audit internal, dengan cara:
1. Hanya terlibat dalam audit internal yang memerlukan pengetahuan,
keahlian, dan pengalaman yang dimiliki
2. Menjalankan audit internal sesuai dengan IPPF
3. Meningkatkan keahlian dan efektivitas dalam menjalankan audit internal
serta meningkatkan kualitas hasil audit internal.

2.6 Tantangan yang Dihadapi oleh Audit Internal PT Telkom


1. Permasalahan akuntansi dan pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang
berpotensi mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan Perusahaan
2. Permasalahan audit terutama yang menyangkut independensi Kantor Akuntan Publik
3. Pelanggaran terhadap peraturan perundangan dan peraturan pasar modal yang berkaitan
dengan operasi Perusahaan
4. Pelanggaran terhadap peraturan internal yang berpotensi mengakibatkan kerugian bagi
Perusahaan
5. Kecurangan (fraud) dan/atau penyalahgunaan jabatan yang dilakukan oleh pejabat
dan/atau karyawan di lingkungan TELKOM Group
6. Perilaku Dewan Komisaris, Organ Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen dan karyawan
Perusahaan yang tidak terpuji seperti namun tidak terbatas pada: tidak jujur, benturan
kepentingan (conflict of interest) dan memberi informasi yang menyesatkan kepada
publik yang langsung maupun tidak langsung berpotensi mencemarkan reputasi atau
mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan
7. Gratifikasi dan suap

2.7 Cara Perusahaan Meminimalisir risiko/fraud jika ditemukan


1. Adanya program Whistleblowing System (WBS)
Telkom Integrated Line adalah Whistleblowing System (WBS), sistem yang
menampung pengaduan mengenai dugaan pelanggaran yang terjadi di Perusahaan. Sejak
tahun 2006, Telkom telah menerapkan WBS yang dirancang untuk menerima, menelaah
dan menindaklanjuti pengaduan dari para pemangku kepentingan Telkom Group, dengan
tetap menjaga kerahasiaan pelapor. Akhir tahun 2021 WBS Telkom memasuki phase
lanjutan (new-phase) dengan menambah kanal pengaduan menjadi 7 (tujuh) kanal
pengaduan.
Saluran-saluran untuk sistem pelaporan Telkom Integrity Line, meliputi :
1. Website : https://id.deloitte-halo.com/telkomwbs/
2. Hotline : +62 21 5088 4601
3. Faksimili : +62 21 5088 4602
4. Email : telkomwbs@tipoffs.info
5. PO Box : Telkom Integrity Line
PO Box 2800
JKP 10028
6. SMS : +62 813 9000 3217
7. WhatsApp : +62 813 9000 3217
2. Melakukan review dan/atau pemeriksaan pendalaman atas permintaan Komite Audit
dalam rangka menindaklanjuti whistleblower dan/atau dugaan adanya kecurangan (fraud)
pada Perusahaan, Anak Perusahaan, Perusahaan Terafiliasi, dan Entitas Lainnya, dan
menyampaikan hasil audit internal tersebut kepada Direktur Utama dan Komite Audit.

3. Melakukan pemeriksaan pendahuluan dalam bentuk audit operasional untuk tujuan


tertentu sebagai tindak lanjut adanya whistleblower dan/atau dugaan adanya kecurangan
(fraud). Yakni dengan menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomian dari masing
masing fungsi yang terdapat didalam perusahaan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit internal dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin
terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Auditor internal
menunjukkan objektivitas secara profesional dalam memperoleh, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang diuji. Tidak berpartisipasi
dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat menghalangi penilaian secara objektif. Tidak
menggunakan informasi yang diperoleh selama melaksanakan tugas untuk mendapatkan
keuntungan pribadi, atau dengan cara apapun yang bertentangan dengan hukum atau merugikan
perusahaan. Penerapan audit internal pada PT Telkom tidak terbatas pada pemeriksaan objektif
saja, dengan tujuan memberikan penilaian independensi terhadap kecukupan dan efektivitas tata
kelola, manajemen risiko, dan proses kontrol yang meliputi Menelusuri keandalan, efektivitas
dan integritas dari proses dan sistem manajemen informasi serta cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi tersebut. Telkom
Integrated Line adalah Whistleblowing System (WBS), sistem yang menampung pengaduan
mengenai dugaan pelanggaran yang terjadi di Perusahaan. Melakukan pemeriksaan pendahuluan
dalam bentuk audit operasional untuk tujuan tertentu sebagai tindak lanjut adanya whistleblower
dan/atau dugaan adanya kecurangan (fraud). Yakni dengan menilai efisiensi, efektivitas, dan
keekonomian dari masing masing fungsi yang terdapat didalam perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.telkom.co.id/sites/about-telkom/id_ID/page/unit-internal-audit-62
https://www.telkom.co.id/sites/about-telkom/id_ID/page/sistem-pelaporan-pelanggaran-82
https://www.telkom.co.id/sites/about-telkom/id_ID/page/profil-dan-riwayat-singkat-22

Anda mungkin juga menyukai