biasanya ialah:
Tujuan dari pengendalian internal dari pendapat ( Mulyadi) ialah berikan sesuatu kepercayaan yang
mencukupi dari 3 kelompok tujuan ialah:
Sebab seluruh tujuan pengendalian intern tersebut belum pasti relevan dengan audit atas laporan
keuangan, tanggung jawab auditor dalam mentaati standar pekerjaan lapangan kedua ialah kepatuhan
terhadap hukum serta peraturan yang berlaku, cuma dibatasi pada kalangan tujuan awal keandalan
pelaporan keuangan. Oleh karena itu, auditor memiliki kewajiban buat menguasai pengendalian intern
yang terdapat guna membagikan kepercayaan mencukupi kalau laporan keuangan sudah disajikan
secara normal cocok dengan prinsip akuntansi berterima universal di Indonesia.
2. 2. 2 Keterbatasan Pengendalian Internal
Pengendalian internal tiap entitas pasti terdapat keterbatasan bawaan. Ditinjau dari pendapat
Mulyadi( 2003) yang menjabarkan keterbatasan pengendalian internal seperyi dijelaskan berikut:
Kesalahan( Error), kesalahan dapat timbul bila pegawai melakukan pertimbangan yang kirang tepat dan
fokus kerjanya teralihkan.
Kolusi( Collusion), ialah dapat diartikan sebagai aksi manakala terdapat dua ataupun lebih pegawai
bekerjasama atas tindak kejahatan seperti korupsi dalam ruang lingkup kerja.
Penyimpangan manajemen, hal ini dapat timbul sebab otoritas manajer dalam perusahaan yang besar
karena itu pengendalian akan lebih efektif terlaksana dalam lingkup lini bawah dari pada lini atas
Manfaat dan biaya, Adakalanya biaya yang telah dikeluarkan entitas atas pengendalian internal itu
sendiri tidak lebih besar dari manfaat yang didapat, suatu pengendalain dikatakan efektif maupun
efisien bila pengendalian internal tersebut dapat dinilai besar manfaatnya dari pada biaya yang
dikeluarkan.
Lingkungan pengendalian adalah hal yang penting sebagai komponen utama pengendalian internal.
Karena dari lingkungan ini berpengaruh terhadap individu tentang pemahamannya terkait dengan
pengendalian internal. Kedisiplinan dan struktur pengendalian akan terbentuk dalam komponen inj.
Sehingga auditor perlu memahami lingkungan pengendali guna memperoleh sebuah keyakinan tentang
pemahaman, perilaku manajemen maupun dewan komisaris dalam lingkungan pengendalian internal
sehingga dapat meninjau substansi pengendalian dan efeknya secara menyeluruh.
Penaksiran resiko ialah aktivitas identifikasi entitas serta analisis atas suatu resiko yang relevan guna
menggapai suatu tujuan entitas, dan juga sebagai tumpuan tentang bagaimana baiknya resiko akan
dikelola, sehingga nantinya tidak menghambat entitas dalam pencapaian tujuannya.
Kegiatan pengendalian ialah seperangkat prosedur serta peraturan guna menjamin perintah
manajemen telah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan memilimalkan resiko yang
mungkin terjadi. Dalam konponen ini mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda serta diadopsi dalam
setiap bagian entitas maupun organisasi.
Dalam suatu organisasi maupun entitas informasi dan komunikasi ialah suatu hal yang menunjang
aktivitas operasional entitas atau organisasi dalam pelaksanaan tanggung jawab pengendalian agar
tercapainya tujuan entitas. Informasi yang relevan dan membangun pengendalian internal yang berasal
dari internal ataupun eksternal entitas, merupakan informasi yang dibutuhkan manajemen. Informasi ini
diperoleh dari suatu komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak yang berkepentingan atas suatu entitas
baik berasal dari lingkungan internal maupun eksternal.
Monitoring
Pemantauan ialah suatu proses yang memantau mutu kinerja pengendalian internal sudah efektif
terlaksana. Pemantauan tercantum memastikan desain serta pembedahan pengendalian pas waktu
serta penentuan aksi revisi. Perihal tersebut dicoba dengan aktivitas yang berlangsung secara terus
menerus, penilaian secara terpisah, ataupun dengan bermacam campuran dari keduanya. Di bermacam
entitas, auditor internal ataupun eksternal yang melaksanakan pekerjaan seragam berikan sesuatu
donasi dalam memantau kegiatan entitas. Kegiatan pemantauan meliputi penggunanaan data ataupun
komunikasi dengan pihak luar entitas semacam keluhan pelanggan ataupun reaksi dari tubuh pengatur
yang bisa membagikan petunjuk tentang permasalahan ataupun bidang yang membutuhkan
terdapatnya revisi. Komponen pengendalian internal hendak berlaku dalam audit tiap entitas.
Komponen tersebut butuh dipertimbangkan dengan sebagian perihal semacam ciri kepemilikan dimensi
entitas,
serta organisasi entitas, watak bisnis entitas, keberagaman serta kompleksitas pembedahan entitas, tata
cara yang digunakan pada entitas buat memelihara, mencerna, mengirimkan, serta mengakses data, dan
pelaksanaan persyaratan hukum serta peraturan.
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee yang biasa disingkat
CoCo merupakan suatu bentuk pengendalian internal yang serupa dengan COSO namun memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada sebab CoCo fokus pada 4 perihal berikut ini, ialah:
Terdapat 4 komponen yang dimiliki CoCo atas keempat persoalan diatas ialah purpose, commitment,
capability, monitoring serta learning. Model pengendalian internal CoCo bisa digunakan dalam
bermacam bentuk organisasi, pada tiap tingkatan yang memungkinkan terdapatnya reaksi secara
universal atas SPI yang merata. Ada pula kriteria yang diterapkan CoCo pada keempat komponen
tersebut dapat dijabarkan dibawah ini:
Purpose( Tujuan)
Tujuan wajib diresmikan serta sampaikan kepada seluruh stakeholder yang ada falam suatu organisasi
atau entitas.
Pengidentifikasi dan penilaian resiko signifikan baik dari lingkup internal ataupun eksernal organisasi
yang terpaut dengan pencapaian tujuan organisasi atau entitas
Guna pencapaian tujuan serta pengelolaan resiko entitas maka di bentuklah suatu kebijakan
Perancangan dan penyampaian suatu rencana yang mendorong terbentuknya tujuan dari prganisasi
atau entitas..
Perumusan sasaran maupun indikator kinerja sebagai ukuran pencapaian tujuan organisasi atau entitas
Nilai etika butuh disesuaikan serta dirancang dan disampaikan pada setiap individu dalam suatu
organisasi atau entitas
Sejalannya praktek kebijakan manajemen Sumber Daya Manusia dengan nilai-nilai dan etika dalam
upaya perwujudan tujuan organisasi atau entitas.
Kewenangan, tanggungjawab serta akuntabilitas wajib diuraikan dengan jelas serta konsisten
Sikap keyakinan yang besar perlu dijaga serta didukung oleh data yang mengalir antara pegawai serta
kinerja mereka buat menunjang pencapaian tujuan organisasi.
Capability (Kemampuan)
Upaya penunjang tercapainya tujuan organisasi atau entitas maka pegawai wajib mempunyai
pengetahuan, kemampuan serta perlengkapan yang memadai.
komunikasi sebagai sarana penunuang nilai- nilai organisasi serta perolehan tujuan
Informasi perlu diidentifikasi serta disampaikan dikala yang tepat sehingga nantinya pegawai bisa
melakukan tugasnya dengan baik.
Mengoordinasikan keputusan serta perbedaan aksi dari berbagai pihak dalam lingkup organisasi atau
entitas.
Perancanangan kegiatan pengendalian dengan mencermati resiko, tujuan maupun hubungan yang
terpaut antar komponen pengendalian menjadi kesatuan yang merata dalam organisasi
Pemantauan lingkungan internal serta eksternal untuk memperoleh informasi sehingga dapat
mengetahui ketika ada hal-hal yang perlu ditinjau ulang
Membandingkan kinerja dengan sasaran yang telah ditetapkan sebagai indikator telah tercapainya
kinerja yang efektif efisien.
Pengkajian ulang mengenai informasi serta sistem informasi yang dibutuhkan sejalan dengan adanya
pergantian tujuan atau adanya pelaporan suatu tindak penyimpangan
Guna memastikan suatu perubahan akan suatu kegiatan tepat diterapkan maka disusunlah prosedur
tindak lanjut.
Perlunya perhitungan secara berkala oleh manajemen atas efektifitas pengendalian internal apa yang
tepat untuk diterapkan.