Anda di halaman 1dari 20

1 Pengendalian Internal Menurut COSO

Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan tujuan perusahaan tidak dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti dari
pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem
yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau organisasi
tertentu. Perusahaan umumnya menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk
mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. Definisi
pengendalian internal yang dikemukan oleh banyak penulis pada umumnya bersumber dari
definisi yang dibuat oleh COSO (The Committee Of Sponsoring Organizations Of Treadway
Commission).
Pada edisi yang baru, COSO (2013) mendefinisikan pengendalian internal sebagai
berikut: "Internal control is a process, affected by an entity's board of directors,
management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the
achievement of objectives relating to operations, reporting, and compliance"
Pengertian pengendalian internal control menurut COSO tersebut, dapat dipahami
bahwa pengendalian internal adalah proses, karena hal tersebut menembus kegiatan
operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar.
Pengendalian internal hanya dapat menyediakan keyakinan memadai, bukan keinginan
mutlak. Hal ini menegaskan bahwa sebaik apapun pengendalian internal itu dirancang dan
dioperasikan,hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai, tidak dapat sepenuhnya
efektif dalam mencapai tujuan pengendalian internal meskipun telah dirancang dan disusun
sedemikian rupa dengan sebaik baiknya. Bahkan bagaimanapun baiknya pengendalian
internal yang ideal di rancang, namun keberhasilannya bergantung pada kompetisi dan
kendala dari pada pelaksanaannya dan tidak terlepas dari berbagai keterbatasan.

Tujuan pengendalian internal


Dari beberapa pendapat para ahli dapat dijelaskan bahwa tujuan pengendalian
internal yaitu mencakup tiga hal pokok yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari
semua operasi perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Tujuan-tujuan pelaporan
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan
catatan akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak
menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.
3. Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatan entitas terhadap
hukum hukum dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, pembuat aturan terkait,
maupun kebijakan kebijakan entitas itu sendiri.
Ketiga tujuan pengendalian internal tersebut merupakan hasil (output) dari suatu
pengendalian internal yang baik, yang dapat dicapai dengan memperhatikan unsur unsur
pengendalian internal yang merupakan proses untuk menghasilkan pengendalian internal
yang baik. Oleh karena itu, agar tujuan pengendalian internal tercapai, maka perusahaan
harus mempertimbangkan unsur unsur pengendalian internal.

2 Unsur unsur pengendalian internal


COSO menyatakan mengenai unsur unsur pengendalian internal sebagai berikut:
"Internal control consists of five integrated components:
1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Control Activities
4. Information And Communication
5. Monitoring Activities"
Adapun hubungan diantara kelima tujuan dan komponen komponen pengendalian
internal tersebut digambarkan oleh COSO dalam bentuk kubus sebagai berikut:

Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung


antara tujuan tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen komponen
pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan itu,
serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit, operasi, fungsi, dan
lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh
kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan
struktur organisasi entitas direpresentasikan oleh ketiga dimensinya.
Agar lebih jelas berikut ini akan dijelaskan kelima komponen pengendalian internal
tersebut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Invironment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi
dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian. Lingkungan
pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian internal yang
membentuk disiplin dan struktur.
Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai
seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal di seluruh organisasi.
Selanjutnya, COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan
atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat
terwujud dengan baik, yaitu:
Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan
komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam mengawasi
pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan,
wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan.
Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab
pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif
untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri
dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini
dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. Oleh karena itu, penilaian risiko
membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi.
Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut:
Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan
identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis
risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian
tujuan.
Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi
sistem pengendalian internal.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)


Menurut COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan
melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa
arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas
pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis,
dan atas lingkungan teknologi.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam
berbagai tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang
berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan
harta perusahaan dan pemisahan fungsi.
COSO menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung
aktivitas pengendalian yaitu sebagai berikut:
Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap
mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima.
Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk
mendukung tercapainya tujuan.
Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan
kebijakan ke dalam tindakan.

4. Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication)


COSO menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk
melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-
tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan
berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang
digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain pengendalian internal.
Informasi diperoleh ataupun dihasilkan melalui proses komunikasi antar pihak internal
maupun eksternal yang dilakukan secara terus- menerus, berulang, dan berbagi. Kebanyakan
organisasi membangun suatu sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
andal, releva,n dan tepat waktu.
Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam
pengendalian internal menurut COSO, yaitu:
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan
yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung
jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.
Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi
pengendalian internal.

5. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)


Aktivitas pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan
beberapa bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya
yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen
pengendalian internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan berfunsi.
Evaluasi berkesinambungan ,(terus menerus) dibangun ke dalam proses bisnis pada tingkat
yang berbeda dari entitamenyajikanyajikan informasi yang tepat waktu. Evaluasi terpisah
dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada
penilaian risiko, efektifitas evaluasi yang sedang berlangsung, bahan pertimbangan
manajemen lainnya. Temuan-temuan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh
pembuat kebijakan, lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan
dewan direksi, dan kekurangan kekurangan yang ditemukan dikomunikasikan kepada
manajemen dan dewan direksi.
Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian
internal sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang
diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan
seharusnya dilakukan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik
pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat, guna
menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan
untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut telah disesuaikan dengan perubahan
keadaan yang selalu dinamis.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemantauan dilakukan untuk memberikan
keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak. Dari
hasil pemantauan tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan pengendalian
sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih baik.

Keterbatasan pengendalian internal


Pelaksanaan struktur pengendalian internal yang efisien dan efektif haruslah
mencerminkan keadaan yang ideal. Namun dalam kenyataannya hal ini sulit untuk dicapai,
karena dalam pelaksanaannya struktur pengendalian internal mempunyai keterbatasan-
keterbatasan. COSO menjelaskan bahwa pengendalian internal tidak bisa mencegah penilaian
buruk atau keputusan, atau kejadian eksternal yang dapat menyebabkan sebuah organisasi
gagal untuk mencapai tujuan operasionalnya. Dengan kata lain bahwa sistem pengendalian
internal yang efektif dapat mengalami kegagalan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada nungkin
terjadi sebagai hasil dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi prasyarat untuk pengendalian
internal tidak tepat, penilaian manusia dalam pengendalian keputusan yang dapat salah dan
bias, faktor kegagalan/kesalahananusia sebagai pelaksana, kemampuan manajemen untuk
mengesampingkan pengendalian internal, kemampuan manajemen, personel lainnya, ataupun
pihak ketiga untuk menghindari kolusi, dan juga peristiwa-peristiwa eksternal yang berada di
luar kendali organisasi.
Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian internal sebagaimana
dikekukakan oleh mulyadi (2003) yaitu:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian oleh manajemen
5. Biaya lawan manfaat.
3. SARBANES OXLEY ACT (SOX) apa itu?

Konggres di Amerika Serikat menetapkan undang-undang keuangan yang kemudian


dikenal dengan nama Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX). Undang undang ini dinamakan
Sarbanes-Oxley Act (SOX) berdasarkan dua sponsornya, Senator Paul Sarbanes (D-MD) and
Representatif Michael G. Oxley (R-OH). Undang-undang ini disetujui oleh Dewan dengan
suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden
George W. Bush dan ditetapkan pada tanggal 30 Juli 2002. Perdebatan mengenai untung rugi
penerapan SOX juga terjadi. Para pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan
memegang peranan penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal
nasional antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara para
penentangnya berkilah bahwa SOX tidak diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam
manajemen perusahaan menempatkan perusahaan-perusahaan AS pada kerugian kompetitif
terhadap perusahaan asing.
SOX ini dikeluarkan sebagai tanggapan atas sejumlah skandal akuntansi perusahaan
besar seperti Enron yang melibatkan kantor akuntan kondang Arthur Andersen. Skandal-
skandal tersebut menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga
saham perusahaan. Hal ini kemudian mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pasar
saham dunia. Kasus enron ini merupakan salah satu contoh tidak ditetapkan Good Corporate
Governance pada perusahaan. Meskipun skandal akuntansi itu telah berlalu, tapi diperoleh
dampak besar pengaruhnya terhadap reformasi di dunia praktek akuntansi dan profesi
akuntan terutama yang terkait dengan perusahaan publik dan hal ini membawa pelajaran yang
sangat besar.
SOX menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan manajemen
perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan
privat. SOX juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan
aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Undang-undang ini juga disebut-sebut
sebagai perubahan terbesar dalam pengaturan pengelolaan perusahaan dan pelaporan
keuangan sejak Undang-Undang Keuangan pertama kali ditetapkan di tahun 1933 dan1934.
SOX mengatur tentang akuntansi, pengungkapan & pembaharuan tatakelola, yang
mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan,
keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang
keuangan, pembatasan kompensasi ekskutif dan pembentukan komite audit yang independen.
Adanya SOX akan mengefektifkan pelaksanaan corporate reporting supply chain.
Konsep dari the corporate reporting supply chain merupakan sebuah model yang
menggambarkan proses pembuatan laporan keuangan, hingga penggunaan laporan tersebut
untuk pengambilan keputusan. Dalam proses pembuatan laporan keuangan, manajemen dan
pimpinan dari perusahaan berada di awal dari seluruh rangkaian proses sistem pelaporan
tersebut, yakni pihak yang berada di urutan pertama dari keseluruhan proses penyampaian
laporan keuangan kepada masyarakat, sekaligus merupakan pihak yang berada pada posisi
paling dominan dalam menentukan laporan keuangan yang akan disampaikan kepada
masyarakat, dengan kata lain pihak yang cukup dominan dalam menentukan tata kelola yang
baik (good corporate governance).

B. Isi Sarbanes Oxley Act


SOX terdiri dari 11 seksi sebagai berikut :
TITLE IPUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD
TITLE IIAUDITOR INDEPENDENCE
TITLE IIICORPORATE RESPONSIBILITY
TITLE IVENHANCED FINANCIAL DISCLOSURES
TITLE VANALYST CONFLICTS OF INTEREST
TITLE VICOMMISSION RESOURCES AND AUTHORITY
TITLE VIISTUDIES AND REPORTS
TITLE VIIICORPORATE AND CRIMINAL FRAUD ACCOUNTABILITY
TITLE IXWHITE-COLLAR CRIME PENALTY ENHANCEMENTS
TITLE XCORPORATE TAX RETURNS
TITLE XICORPORATE FRAUD AND ACCOUNTABILITY

C. Tujuan Sarbanes Oxley


Tujuan dari undang-undang ini adalah untuk :
1. Melindungi investor melalui pengungkapan keuangan yang lebih akurat, tepat waktu,
komprehensif, dan dapat dimengerti.
2. Tata kelola perusahaan yang lebih baik.
3. Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB.
4. Pengendalian internal yang lebih baik.

D. PCAOB
SOX menetapkan suatu lembaga semi pemerintah yang dinamakan Public Company
Accounting Oversight Board (PCAOB), yang mengawasi, mengatur, memeriksa, dan
mendisiplinkan kantor-kantor akuntan dalam peranan mereka sebagai auditor perusahaan
publik. SOX juga mengatur masalah-masalah seperti kebebasan auditor, tata kelola
perusahaan, penilaian pengendalian internal, serta pengungkapan laporan keuangan yang
lebih dikembangkan.

Tugas dari PCAOB adalah:


1. Mendaftar akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan yang
mencatatkan bursanya pada pasar modal.
2. Menetapkan standar tentang audit, pengendalian mutu, etika, independensi, dan standar
yang lain terkait dengan proses penyusunan laporan audit untuk perusahaan publik.
3. Melakukan pengawasan terhadap kantor akuntan publik.
4. Melakukan penyelidikan dan penegakan disiplin termasuk memberikan sanksi jika
diperlukan kepada kantor akuntan publik atau perorangan yang berasosiasi dengan suatu
kantor akuntan publik.

E. Pengaruh SOX
SOX di Amerika telah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan praktek
good corporate governance. Meskipun undang-undang ini ditujukan untuk perusahaan publik,
tetapi perusahaan yang belum go publik pun seharusnya juga diperlukan jika ingin
memperbaiki tata kelola dan pengendalian internalnya. Perusahaan yang tidak go publik juga
harus belajar mengenai berbagai aspek pengelolaan yang terjadi di perusahaan yang telah go
publik dan yakin bahwa praktek yang telah dijalankannya berjalan baik dan menggambarkan
niatnya untuk fokus pada integritas dan pengungkapan laporan keuangannya.
SOX sangat luas pengaruhnya, SOX mengarah pada perubahan yang ekstensif dalam sistem
pengungkapan dan pelaporan keuangan, serta menyatakan beberapa pembatasan mengenai
perusahaan publik dan para akuntannya berkegiatan. Hal yang paling berpengaruh adalah
adanya ketetapan yang terpadu yang berfokus pada masalah-masalah mendasar yang menjadi
penyebab skandal akuntansi, berupa prinsip-prinsip fundamental mengenai ethical corporate
conduct, yang berisi:
1. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang kondisi bisnis (Sections
401).
2. Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang akurasi (accuracy) dan
kelengkapan (completness) mengenai laporan keuangan perusahaan (Sections 302).
3. Jasa Non-Audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi untuk menjaga adanya
kemungkinan conflict of interest yang da pat menyangsikan kemungkinan integritas sebuah
pelaksanaan audit (audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206).
4. Perusahaan harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang independen, yang
menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi isu-isu utama dan
penting dari aktivitas manajemen dan auditor (Sections 301 dan 305).
5. Sebuah sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus ditegakkan untuk
mencegah penyalahgunaan wewenang dan fraud (Section 404).
6. Perusahaan harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya etis mulai dari pucuk
pimpinan hingga ke bawah (Section 406)

F. KESIMPULAN
SOX mengharuskan semua laporan keuangan untuk menyertakan laporan pengendalian
internal. Ini dirancang untuk menunjukkan bahwa tidak hanya data keuangan perusahaan
akurat, tetapi perusahaan memiliki pengendalian intern yang memadai. Laporan akhir tahun
keuangan harus mengandung penilaian terhadap efektivitas pengendalian internal.

TAMBAHAN
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identfikasi masalah yang ada, maka
dapat kita buat beberapa kesimpulan mengenai penerapan Sox section 302 dan
Sox section 404:
1. Kualitas pengungkapan kelemahan internal control, dalam rangka penerapan
Sox section 302 sangat tergantung pada komposisi anggota dari komite audit.
komite audit yang mempunyai pengalaman keuangan dan akuntansi (financial-
accountant expertise), terlebih lagi yang berpengalaman sebagai auditor, kap,
financial cotroller, dan sejenisnya, akan mampu mendeteksi kelemahan sistem
internal control, serta salah saji laporan keuangan.
peran akuntan independent juga sangat berpengaruh dalam memberikan review,
attest, serta memberikan pendapat dalam laporan auditnya terhadap sistem
internal control perusahaan sebagaimana diatur dalam Sox 404.
2. Dengan adanya Sox section 302 dan Sox section 404, dapat menigkatkan
kualitas laporan keuangan pada khususnya, dan internal control serta performa
perusahaan secara umum. manajemen perusahaan akan lebih hati-hati dalam
melakukan dokumentasi, pencatatan dan pelaporan keuangan. perusahaan juga
akan dapat melakukan perbaikan secara berkelanjutan, paling tidak setiap 3
(tiga) bulan sekali (kuartal report) oleh komite audit, dan paling tidak 1 (satu)
tahun sekali akan di-attesst melalui annual audit dari kap.
penomena yang menarik adalah aturan ini tidak hanya dilakukan oleh
perusahaan yang diwajibkan (perusahaan public) untuk menerapkan aturan Sox,
namun banyak juga dilakukan dengan sukarela oleh perusahaan non-publik yang
secara hukum tidak diwajibkan.
3. Meskipun biaya untuk melaksanakan aturan Sox section 302 dan Sox section
404 ini sangat besar, namun secara umum hampir semua investor sangat
mendukung pelaporan kelemahan internal-control. justru kebanyakan pemegang
saham mewajibkan manajemen perusahan untuk diaudit oleh kap the big-4 yang
dinilai mempunyai independensi dan litigasi yang sangat ketat. hal ini
ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa pada saat hari-h dan 3 (tiga) hari setelah
pengungkapan kelemahan internal control harga saham tidak signifikan
mengalami perubahan. namun investor harus menelaah kembali tentang
ekspektasi mereka terhadap nilai perusahaan.
4. Porsi Hukum harus lebih berimbang dalam memperkarakan pihak-pihak yang
bertanggung jawab (Komisaris, Direksi, Akuntan Manajemen, Komite Audit,
Kantor Akuntan Publik) apabila terjadi salah saji material, penyimpangan, bahkan
manipulasi dalam Laporan Keuangan. Yang tentunya akan merugikan
masyarakat banyak terutama Investor. Dalam banyak kasus, seringkali hanya
Akuntan Publik yang dipersalahkan jika terjadi kondisi diatas. Padahal
Keterbatasan Akuntan Publik untuk dapat mengungkapkan Fraud/ moral Hazard
dalam perusahaan yang diaudit sangat terbatas; waktu, lingkup penugasan,
budget. Dan jarang dapat terungkap jika tidak terdapat Whistle-Blowing
(informasi internal). Sementara Komite Audit sendiri yang ditunjuk sebagai
perwakilan publik (seperti diamanatkan Sox section 404), terbebas dari segala
tuntutan hukum. Padahal mereka telah mendapatkan gaji dan berbagai fasilitas
dari Manajemen, lebih cenderung bersifat formalitas dan hanya menumpang
nama.

4 Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia
yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang
dengan instan sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
kini muncul transaksi yang menggunakan media Internet untuk menghubungkan antara
produsen dan konsumen. Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama E-
Commerce dan E-Business. Secara umum E-commerce dapat diartikan sebagai segala bentuk
transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan
menggunakan media elektronik. Selain dari yang telah disebutkan di atas, kegiatan
perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Jadi e-commerce is a part of
ebusiness. Oleh karena itu, dalam dunia bisnis yang makin berkembang saat ini. Sangat
penting untuk mengetahui apa itu E-Business dan apa saja yang dapat kita lakukan dengan E-
Business sehingga kita memanfaatkannya secara maksimal.

Ruang Lingkup Ruang lingkup E-Business hanya berkisar pada kegiatan yang
dilakukan melalui internet. Baik untuk transaksi jasa maupun barang. Bahkan sampai
melakukan kerja sama. Tanpa harus melakukan kegiatan yang melibatkan kontak
secara langsung

1. E-Business adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi,


individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis
utama sehingga dapat memberikan keuntungan dapat berupa keamanan, fleksibilitas,
integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.

Hubungan E-Business dengan E-Commerce, E-Government, dan E- Learning Untuk


mengetahui hubungan antara e-business dengan e-goverment, e-commerce, e-learning dan
e-e lainnya dapat diperoleh dengan cara memfilter istilah-istilah tersebut
menggunakan definisi e-business yang telah ditetapkan sebelumnya. Arti istilah-istilah
tersebut perlu diketahui terlebih dahulu, kemudian melihat kesesuaian antara definisinya
dengan definisi e-business. Dari situ kita dapat melihat hubungan di antara keduanya.
E-Government (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan
pemerintahan lainnya. Bentuk e-government ada 4 macam, yaitu government-to-customer,
government-to-businessgovernment-to-employees,dan governmenttogovernment.
(http://en.wikipedia.org/wiki/E-government) E-Government dilakukan oleh pemerintah dan
menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk ]
mendukung proses bisnis-nya berupa pertukaran informasi dan pelayanan kepada penduduk,
perusahaan, dan pemerintah lainnya. E-Government dapat memberikan keuntungan berupa
kemudahan dalam pembuatan KTP, pembayaraan pajak, penyediaan data demografi, dan
sebagainya. E-Government adalah e-bisnis yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menjalankan proses bisnisnya, yaitu pemerintahan dan layanan masyarakat.

E-Commerce (EC) adalah pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui sistem
elektronik seperti internet dan jaringan komputer lainnya.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Ecommerce) E-Commerce adalah bagian dari e-business karena
adanya penggunaan teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk
menjalankan proses bisnis utama beruapa pembelian dan penjualan.

E-Learning adalah istilah payung yang menggambarkan pembelajaran yang dilakukan


menggunakan komputer, biasanya terkoneksi dengan jaringan, dan memberikan kita
kesempatan untuk belajar hampir setiap waktu, di mana pun.
(http://www.worldwidelearn.com/elearning-essentials/index.html).E-Learning dapat menjadi
bagian dari e-business jika pembelajaran menjadi salah satu proses bisnis utama dari
organisasi. Misalnya, perusahaan yang menyediakan e-learning bagi pembelajaran karyawan
pada intranetnya. Contoh yang lain, Cisco Systems yang membuka kelas online. Cisco dalam
satu tahun dapat menghasilkan 16 Dollar untuk setiap 1 Dollar yang dihabiskan pada program
e-learning. (Tom Kelly, Nader Nanjiani, The Business Case for E-Learning, Cisco Press,
2004).

KESIMPULAN

E-Bussiness,E-Commerce,E-Learning dan E-Goverment memiliki arti yang sama yaitu suatu


kegiatan (bisnis) yang dilakukan seseorang atau lebih melalui jasa internet. Yang
membedakannya hanyalah, dalam E-Bussiness dan E-Commece kegiatan yang dilakukan
oleh pebisnis yaitu kegiatan untuk transaksi jual beli barang atau jasa tertentu melalui jasa
internet, sedangkan dalam E-Learning hanya menggunakan jasa internet untuk melakukan
pembelajaran atau melakukan transakasi (ex: pembayaran SNMPTN secara online,
pembayaran uang SPP, dan lain sebagainya) yang berguna dalam pendidikan .

Dalam hal ini, E-Learning dapat menjadi bagian dari e-business jika pembelajaran menjadi
salah satu proses bisnis utama dari organisasi. dan pemerintah lainya yang dianggap berguna
dalam melakukan proses E-Government itu penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan
pemerintahan lainnya.

5. KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN

Ada dua tipe akuntansi : akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen ,


akuntansi manajemen memiliki dua arti yaitu sebagai akuntansi dan informasi.
AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengelolah masukan
berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan Output berupa
informasi akuntansi yang dibutuhkan , akuntansi manajemen merupakan suatu
pengolahan sistem informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan
informasi keuangan bagi kepentingan interen organisasi.
Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe akuntansi di antara dua type
akuntansi sebagai salah satu type informasi akuntansi manajemen merupakan type
informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai ukuran , yang digunakan untuk
membantu manajemen dalam pelaksanakan pengolahan perusahaan. Akuntansi
manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan output yang dihasilkan oleh
akuntansi manajemen.
AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU TIPE AKUNTANSI
Akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan
informasi keuangan yanng digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan
berdasarkan informasi pengambilan keputusan.Akuntansi keuangan merupakan tipe
Akuntansi yang yang megelola informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi
keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi,sedangkan akuntansi
manajemen merupakan tipe akuntansi yang mengelola informasi keuangan yang
terutama untuk memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi.
PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi dimanfaatkan oleh pihak
luar yang terdiri dari pemengang saham , kreditur , analis keuangan, organisasi
karyawan dan berbagai macam intansi pemerintahaan. Para pemakai luar ini
merupakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar pembuatan keputusan
tentang hubungan antara pihak interen dan exteren. Para kreditur memerukan
informasi keuangan dari pihak mengajukan permintaan kredit untuk memutuskan
pemberiman kredit dan bentuk kredit yang akan diberikan.Kantor Pelayanan Pajak
membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan pajak yang terhutang.
Manajemen memerlukan informasi keuangan untuk pengambil keputusan
mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya.Informasi keuangan ini merupakan
masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaan atau
bagiannya.Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan guna
mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka dengan suatu
perusahaan,para manajer memerluka informasi keuangan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang
dipimpinannya.Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh tipe akuntansi manajemen.
Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar berbeda
dengan karakteristik keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka hal ini
mempunyai dampak terhadap karakteristik sistem pengolahan informasi akuntansi
yang menghasilkan informasi keuangan. Perbedaan akuntansi keuangan dengan
akuntansi manajemensebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan terletak
pada:
1. Dasar Pencatatan.
2. Fokus Informasi
3. Lingkup Informasi
4. Sifat Laporan yang dihasilkan
5. Keterlibatan dalam perilaku manusia
6. Disiplin sumber yang melandasi.
PERKEMBANGAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU TIPE AKUNTANSI
Tiga tingkat pengembangan :
Pencatat skor
Dalam pengolahan perushaan manajemen melakukan perencanaan aktivitas
dan pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya .Akuntansi manajemen
ber[peran dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusunan rencana
aktivitas,yang memeberika informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber
daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan.Akuntansi manajemen juga
berperan besarbdalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen
mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telsh disusun.
Uintuk memnuhi fungsi sebagai pencacat skor bagi manajemen,akuntansi
manajemen harus memenuhi persyaratan:teliti,relevan,dan andal.Ketelitian
pencatatan skor setiap manajer merupakan syarat mutlak,karena informasi yang
disajikan kepada manajemen akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja mereka
.Setiap orang yang diukur kinerjanya akan peduli terhadap unsur-unsur yang
digunakan untuk mengukur kinerjanya.Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi
seandainya biaya yang seharusnya menjadi beban departemen lain,oleh bagian
akuntansi keliru dibebenkan kepada departemen tertentu,padahal setiap manajer
departemen akan dinilai oleh manajer atasannya dari efesiensi biaya ang dicapai oleh
setiap departemen.
Relevansi informasi dengan keputusan yang akan dilakukan oleh pemakai
informasi dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan akuntansi manajemen dalam
mengolah data akuntansi, akuntansi manajemen bertujuan menghasilkan informasi
historis yang unik untuk memenuhi segala macam tujuan.
Akuntansi manajemen didominasi oleh pengumpulan dan penyajian secara
teliti informasi biaya yang terjadi di masa lalu, dan pemakaian laporan dihasilkan
untuk melakukan penyesuain terhadap informasi akuntansi yang diterima sesuai
kebutuhan. Akuntansi manajemen berpusat pada keputusan keputusan yang
berpotensial akan di pengaruhi informasi akuntansi.
Akuntansi manajemen berperan sebagai spesialis informasi yang
menggunakan pendekatan biaya manfaat ( cost benefit) dalam pemilihan sistem
informasi yang menghasilkan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Agar akuntansi manajemen mampu berfungsi sebagai pencatat skor , skor
yang dicatat dan di sajikan harus mencerminkan kinerja yang relevan yang
digambarkan skor tersebut. Relevansi pencatatan skor akan dicapai jika pencatat
skor memahami aktivitas yang di lakukan oleh manajemen.
Untuk dapat berfungsi sebagai pencatat skor yang baik, keandalan adalah
atribut yang harus dimiliki oleh informasi manajemen sebagai pencatat skor ,
informasi manajemen harus bebas dari kecenderungan penyusunan untuk memihak.
Mengapa Informasi Akuntansi ?
Accounting is akuntansi business language. Sudah dikenal bahwa akuntansi
merupakan suatu bahasa bisnis. Sebagai suatu bahasa akuntansi merupakan alat untuk
berpikir manajer dalam bisnis dan untuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajer
kepada bawahan dan atasannya, kepada manajer lain, dan kepada pihak luar. Berpikir bisnis
berarti berpikir secara ekonomi rasional.
Manajer yang tidak menguasai akuntansi sebagai bahasa bisnis tidak dapat berpikir
secara bisnis karena tidak memiliki alat berpikir untuk itu. Seorang manajer puncak yang
tidak tahu akan peran akuntansi dalam mepengaruhi perilaku manajer dibawahnya, tidak akan
merancang tolak ukur kinerjayang menggunakan informasi akuntansi untuk memperoleh
peran serta para manajer dalam mencapai peran perusahaan. Contoh lain jika seorang manajer
produksi tidak memahami konsep perilaku biaya dan tidak memahami koncsep discretionary
fixed cost misalnya, maka sedikitpun tidak akan terlintas dipikirannya konsep tersebut pada
saat ia menghadapi masalah pengurangan biaya produksinya, ia akan mengurangiu biaya
produksinya tanpa memahami perbedaan karakteristik discrektionary fixed cost dan
commited fixed cost, akibatnya program tersebut mengalami kegagalan karena kurangnya
manajer tersebut menguasai konsep akuntansi tersebut sebagai bahasa bisnisnya. Ia tidak
memikirkan sama sekali biaya kebijakan dalam mempertimbangkan program pengurangan
biayanya sehingga ia tidak dapat mengkomunikasikannya terhadap manajer dibawahnya.
Manajer yang hanya mengetahui peran akuntansi sebagai pencatat informasi keuangan
dimasa lalu, tidak akan berpikir secara bisnis dalam menyusun rencana dan mengendalikan
aktivitas perusahaanya, karena perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan
menyangkut masa yang akan datang, maka informasi akuntansi yang relevan adalah
informasi akuntansi yang akan datang pula. Manajer tersebut tidak mempunyaio alat berpikir
bisnis, karena tidak dimiliki bahasa akuntansinya sebagai bahasa bisnis, dengan demikian
seorang manajer yang mempunyai pandangan yang salah mengenai peran akuntansi dalam
pengelolaan perusahaanya, akan kehilangan kemampuan mengelola perusahaanya secara
bisnis karena tidak dimiliki alat berpikir bisnis dalam diri manajer tersebut.
6

Tahapan SDLC

SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada .
Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari
kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan
tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan tahap evaluasi (User
Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan
kembali ke dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang
terbaru.

Tahap tahap SDLC dalam pembangunan sistem informasi Web :


1) Plaining
Plaining (perencanaan) adalah feasibility dan wawancara , observasi, Quesener. Jika pada
tahap Feasibility hasilnya baik maka langsung ketahap investigasi dan diberi form kepada
client untuk

mencatat kebutuhan client. Dalam sistem investigasi, dapat berupa wawancara, kuosiener
atau observation. Dalam tahap ini hal yang pertama dilakukan adalah memberikan form ke
user yang digunakan untuk mengetahui permintaan user.

2) Analisa
a. Analisa TeknologiMemerlukan data penyimpanan secara informasi produk, .Informasi
Berita digunakan database seeprti Mysql, MSAccess. Menganalisis teknologi apa yang
digunakan pemilik desain Web seperti menggunakan desain grafis maka memerlukan
teknologi seperti Adobe Photoshop, Macromedia Flash, Dreamweaver.
b. Analisa informasi. Mengenai informasi data yang akan menjadi data tetap dan data
dinamis, kategori informasi data tetap adalah : profile perusahaan, visi dan misi, sejarah
perusahaan, latar belakang perusahaan. Informasi dinamis adalah informasi yang selalu
berubah dalam setiap periodik dapat setiap hari atau setiap jam. Informasi dinamis dalam
sistem ini adalah :
1) Informasi persediaan ( stock ) produk
2) Informasi Harga Produk dan diskon
3) Informasi Artikel, tips dan trik
4) Informasi dari masing keunggulan Produk atau produk yang sedang trend
3) Desain
a. Desain Informasi. Dalam tahap ini dimodelkan informasi link dari setiap halaman, jika
dalam sistem tersebut terdapat database maka digunakan tahap development dan database
disain..
b. Desain Grafis. Dalam tahap ini disesuaikan dari warna, layout, gambar dan graphic.
c. Database Application
d. Model Development Database Design PHP Library Development. Tahap untuk
memodelkan seluruh peruses yang ada,seperti peruses penyimpanan data,update artikel, dan
menampilkan data dari database.
4) Implementasi
a. Penulisan Program dan Instalasi. Merupakan tahap penulisan program yang telah dianalisis
dan diesain semua maka perogeram yang digunakan adalah PHP dan database yang
digunakan MySql
b. Desain Review. Dalam tahap ini tidak hanya menguji desain yang digunakan namun
menguji semua sistem yang telah diterapkan seperti tidak ada lokasi lingk, image yang salah,
pengujian sistem seperti penyimpanan data, update artikel dan lain-lain.
c. Pemilihan Sumber daya Hardware dan Software. Dalam tahap ini software dan hardware
digunakan untuk Web server.
d. Pengujian Web dan Dokumen Web. Menguji Web dengan berbagai teknologi browser yang
ada, serta pemeriksaan dokumen Web.
Siklus hidup pengembangan sistem mempunyai beberapa tahapan, yaitu :
1) Analisis sistem, merupakan tahap awal dari SDLC, merupakan orang yang dididik khusus
untuk mengembangkan sistem secara profesional.
2) Perancangan sistem memiliki dua tujuan utama, yaitu memberikan perancangan sistem
logika atau perancangan sistem secara umum (general system design), dan memberikan
perancangan sistem secara terinci (detail system design).
3) Implimentasi system, proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan
sistem baru.
4) Operasi dan perawatan beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu
menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan sistem, dan
akan memberikan hasil sistem yang lebih baik. Kemudian kekurangnnya, yaitu hanya
menyediakan tahapan-tahapan saja, hasil dari metode ini sangat tergantung ari hasil di tahap,
analisis, membuthkan waktu yang lama, membutuhkan biaya yang relatif lebih besar, dan
hasilnya tidak luwes untuk dimodifikasi.

Supaya pengembangan sistem dapat bekerja dengan efisien dan efektif, maka metodologi
pengembangaan sistem perlu diketahui.
Metodologi pengembangan sistem yang populer dan banyak digunakan adalah metodologi
pengembangan sistem terstruktur, yang memberikan cara top down dan cara dekomposisi dan
beberapa abit pengembangan sistem.
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini
mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan
sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode,
pengujian, dan pemeliharaan.
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum
yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala
besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan
sistem yang besar.
1. Kelebihan
v Mudah diaplikasikan.
v Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
2. Kekurangan
v Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model
ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
v Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
v Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karenaharus
mengulang dari awal.
v Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek
harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

A.
PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN YANG TERKAIT

Pengauditan (auditing) telah dikenal sejak lama, banyak bukti yang menunjukkan
bahwa pada sejak jaman kuno orang-orang telah mengenal dan melakukan
auditing.
Pelaksanaan auditing dengan menggunakan auditor untuk meningkatkan
keandalan suatu informasi keuangan. Informasi keuangan yang dapat diandalkan
sangatlah penting dalam lingkungan masyarakat bisnis. Para investor membuat
suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham, pihak bank memutuskan
untuk menyetujui pinjaman, pemerintah memperoleh pajak dari laba perusahaan,
semuanya bergantung pada informasi yang disediakan oleh pihak lain. Oleh
karena itu, diperlukan adanya para auditor independen yaitu orang-
orang yang memiliki kemampuan profesional d
an integritas yang
dapat memberitahukan
bahwa
suatu informasi keuangan
sebuah perusahaan
sudah disaji
kan dengan wajar dan sudah menc
erminkan kondisi yang
senyatanya
atau
sebenarnya.

Bagi perusahaan kecil yang berbentuk perseorangan, yang pemiliknya


merangk
ap sebagai pimpinan perusahaan, laporan
keuangan
biasanya hanya
disajikan untuk memenuhi kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan
tersebut digunakan oleh pemilik untuk mengetahui hasil usaha dan posisi
keuangan perusahaannya.
Begitu pula untuk perusa
haan firma, laporan
keuangan biasanya hanya dimanfaatkan oleh para sekutu, yang sekaligus
sebagai pemimpin perusahaan. Selama kedua bentuk badan usaha tersebut
hanya
menggunakan modal yang berasal dari penyertaan pemilik, yang sekaligus
menjadi pemimpin pe
rusahaan, selama itu pula laporan keuangan mereka hanya
dibuat untuk memenuhi kepentingan intern saja, dalam kondisi seperti ini jasa
audit profesi akuntan
publik
belum diperlukan, baik oleh para pemimpin
perusahaan maupun oleh pihak luar perusahaan.
Pada
perusahaan berbadan
hukum
perseroan terbatas yang bersifat terbuka
(PT
.
Terbuka
), saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar
modal dan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari
manajemen
perusahaannya.
Pada badan usaha ini
,
pemilik modal
mempercayakan dana mereka kepada
manajemen
perusahaan untuk mengelola
perusahaan dan
manajemen
perusahaan berkewajiban memper
tanggung

3.
Jasa
-
j
asa Lain
Jasa
-
jasa lain merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan
publik
yang di
dalamnya tidak menyertakan pendapat
, keyakinan negati
f
, ringkasan temuan,
atau bentuk lain keyakinan.
Jasa
-
jasa ini tidak dapat diberikan oleh KAP yang
sama dengan yang melaksanakan audit. Hal tersebut dihindari karena alasan
independensi. Sebuah KAP tidak mungkin memeriksa hasil pekerjaann
ya
sendiri. Hal tersebut
dapat
mengurangi keandalan laporan keuangan perusahaan
di mata pemakai laporan keuangan.
Jasa yang diberikan bisa berupa pencatatan (baik dengan
k
omputer maupun
manual) transaksi akuntansi bagi
kliennya sampai dengan penyusu
nan la
poran
keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan
publik
kepada kliennya dalam pengisian surat
pemberitahuan
pajak tahunan (SPT)
pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam
menghadapi masalah perpa
jakan.
selain itu, akuntan
publik
juga memberikan
jasa konsultasi sebagai berikut (Mulyadi, 2001)
.

EKSI4308
/MODUL 1
1.
9
a.
Konsultasi (consultations
)
Untuk
jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau
saran
profe
sional (
professional advice
) yang memerlu
kan
respons
segera,
berdasarkan pada pengetahuan
atas
klien, keadaan, masalah
teknis terkait,
representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak.
Untuk
melaksanakan
jasa
konsultasi
manajemen
, para praktisi mendayagunakan keahlian teknis,
pendidikan
,
dan
pengalaman mereka untuk memberikan nasihat dan bantuan
teknis
kepada
klien.
Contoh jenis jasa ini adalah
review
dan komentar terhadap
rencana bisnis buatan klien dan pemberian
saran tentang perangkat lunak
k
omputer yang cocok digunakan oleh klien (berdasa
rkan investigasi lebih lanjut
oleh klien).
Proses konsultasi meliputi perumusan masalah atau peluang,
mencari fakta, mengevaluasi alternati
f
, merumuskan rencana tindakan,
mengomunikasikan
hasil, menerapkan rencana tindakan, serta tindak

Anda mungkin juga menyukai